Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TEMPAT PENITIPAN ANAK( TPA )

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Taman Penitipan Anak (child care center) adalah wahana asuhan kesejahteraan
sosial yang berfungsisebagai pengganti keluarga untuk waktu tertentu bagi anak
yang orang tuanya berhalangan atau tidak punya waktu untuk memberikan
pelayanan kebutuhan pada anaknya. Selain itu, Taman Penitipan Anak juga disebut
sebagai wahana pendidikan dan pembinaan kesejahteraan anak yang berfungsi
sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu selama orang tuanya
berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anaknya
karena bekerja atau sebab lainnya. Luluk Asmawati, dkk (2011).
Kebutuhan akan adanya Taman Penitipa Anak dimulai dengan munculnya
kesadaran orang tua akan pentingnya pengasuhan dan pendidikan sejak dini pada
kelas menengah ke bawah. Kebutuhan akan keberadaan lembaga tersebut karena
dapat membantu orang tua membentuk kepribadian, penanaman nilainilai agama,
norma, budi pekerti, karakter, kecerdasan, toleransi, etika, dan estetika dalam diri
anak.
Penyenggaraan TPA memberikan layanan yang terintegrasi dalam bidang gizi,
kesehatan, dan psikososial kepada anak usia dini usia lahir sampai 6 tahun. Hal ini
sesuai dengan UU No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.
TPA Nurusy Syamsi Desa Tanggung Kecamatan Turen Kabupaten Malang
merupakan salah satu TPA yang ada di Kabupaten Malang. Munculnya TPA ini atas
inisiatif para pengelola dan penyelenggara dari yayasan tersebut karena anak
didiknya ada yang tidak mau pulang. Selain itu karena ada orang tua yang bekerja
kebingungan untuk menitipkan anaknya. Sehingga berdirilah TPA Nurusy Syamsi
tersebut.
TPA Nurusy Syamsi memegang peran yang sangat penting untuk mengembangkan
bakat kreatif yang dimiliki anak dan juga dapat menanamkan nilainilai moral agama
secara mendalam. Untuk mengetahui hal tersebut penulis melakukan penelitian
di TPA Nurusy Syamsi yang bertujuan mengumpulkan data untuk mengetahui
masalah yang ada di dalam pendidikan anak usia dini terutama di TPA. Manfaat dari
observasi tersebut untuk meningkatkan kemampuan guru yang lebih profesional
dalam membimbing anak usia dini sehingga menghasilkan pendidikan yang lebih
optimal bagi anak usia dini.
2. Fokus Penelitian
Setelah diadakan observasi di salah satu TPA Nurusy Syamsi, maka penelitian
berfokus pada salah satu kegiatan anak yaitu kegiatan Melipat Bentuk Tisu Dengan
Media Kertas Lipat Yang Dipandu Oleh Pendidik.
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
a. Mengumpulkan data mengenai :
1) Alasan pendidik melakukan kegiatan melipat bentuk tisu dengan media kertas
lipat yang dipandu oleh pendidik.
2) Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebutagar perkembang fisik motorik dan
sosial emosional pada anak berkembang sesuai dengan tahap usianya.

3) Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut buku-buku


mengenai metode pembelajaran yang dikeluarkan oleh Permendiknas 58 & silabus
yang didapat dari hasil pelatihan.
b. Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan tersebut.
4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
a. Memberikan masukan terhadap kegiatan pengembangan di TPA Nurusy Syamsi;
b. Melatih mahasiswa melakukan penelitian kelas;
c. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan
anak di lembaga TPA.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Kemampuan Dasar anak TK.
Menurut ( Widia Pekerti, dkk, 2009 hal. 9.1) bahwa anak yang lahir normal dengan
cepat akan berkembang semua fungsi jasmani dan rohaninya yang memiliki
berbagai aspek perkembangan. Ditinjau dari sudut psikologi perkembangan, masa
anak dapat dibagi menjadi masa bayi, masa anak pra-sekolah, masa anak sekolah,
masa remaja. Adanya perbedaan perkembangan individu sebenarnya disebabkan
oleh faktor bawaan, pengalaman-paengalaman dalam linkungan dan perjalanan
hidup, serta faktor-faktor agama, iklim, sosioligi, ekonomi dan sebagainya.
2. Kemampuan Dasar Anak Usia Dini.
Kemampuan dasar anak usia dini pada perkembangan fisik berhubungan dengan
gerak/motorik halus (fine motor) dan gerak motorik kasar (gross-motor).Gerak
motorik halus adalah berbagai gerakan yang melibatkan fungsi jari jemari, seperti
meremas, melipat, menggunting, menjahit, menari, menganyam, menggambar.
Sedangkan gerak kasar adalah berbagai gerakan yang melibatkan otot-otot besar
dan sendi-sendi, seperti: meloncat, memanjat, melempar, berdiri, jongkok, berlari,
dan sebagainya.
3. Karakteristik Seni Rupa Anak.
Pelajaran kesenian untuk program pendidikan anak usia dini sangatlah penting.
Pelajaran kesenian tidak hanya mendorong ekspresi diri dan imajinasi anak, akan
tetapi juga menyenangkan bagi anak maupun guru. Kegiatan kesenian dapat
memberikan kekuatan terpadu yang membuat anak menghubungkan pengalamanpengalaman mereka. Dari pengalaman-pengalaman kreatifnya, anak akan
memperoleh stimulan yang akan membangkitkan apa yang mereka ketahui dan apa
yang mereka pikirkan. Salah satu kegiatan kesenian di TPA adalah kegiatan 3M dan
melipat.
4. Pengertian Melipat.
Melipat merupakan kegiatan yang berdiri diluar kegiatan 3M. Istilah melipat dapat
berupa kegiatan meremas bahan kertas kemudian disusun kembali menjadi karya
seni rupa tiga dimensi. Melipat sendiri telah dikenal dengan metode origami.
Kegiatan melipat dengan metode origami sangat penting untuk menumbuhkan
kecakapan visual disamping mengembangkan rasa seni tentang bentuk.
5. Manfaat Membentuk.

Lansing menjelaskan bahwa kegiatan membentuk sangat diperlukan bagi


perkemangan anak secara menyeluruh. Kegiatan membentuk dimulai dari
mengamati benda 3 dimensi, mencoba menirukan dan kemudian mengkreasikan.
Pada proses mengamati, kegiatan mengamati bentuk 3 dimensi bukan merupakan
kegiatan yang mudah terutama bagi anak. Membentuk bagi anak mempunyai
beberapa manfaat yaitu:
Mengenal benda di lingkungan sekitar.
Mengembangkan fungsi otak dan rasa.
Mengembangkan ketrampilan teknik kecakapan hidup.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah anak-anak, pendidik dan pimpinan TPA NURUSY
SYAMSI Desa Tanggung Kecematan Turen Kabupaten Malang.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu menginterprestasi kan data
mengenai fenomena/gejala yang diteliti di lapangan.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Observasi, yaitu untuk melihat fenomena yang unik/menarik untuk menjadikan
fokus penelitian.
b. Wawancara, yaitu untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus
penelitian.
c. Dokumentasi, yaitu untuk mengumpulkan bukti-bukti dan penjelasan yang lebih
luas mengenai fokus penelitian.
BAB IV
ANALISIS DATA
1. Tabulasi Data.
Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian di buat tabulasi
sebagai berikut:
Observasi Wawancara
Dengan
Guru Wawancara
Dengan
Pimpinan Dokumentasi
Anak-anak melakukan kegiatan melipat bentuk tisu dengan media kertas lipat
dengan panduan pendidik. - .. di Kelompok TPA, kami sudah mengembangkan
kemampuan seni melalui melipat bentuk tisu sejak dini.
- Tentu saja kami tidak mengajarkan Seni seperti mengajar anak sekolah dasar.
Kami menggunakan cara yaitu mendemons-trasikan mengenai macam-macam seni
terutama dalam kegiatan melipat dan kami melatih motorik halus anak. Itu pun kami
kemas dalam kegiatan yang menyenangkan anak.

Saya berkeyakinan dengan meletakkan dasar yang kuat untuk kemampuan berseni
kepada anak usia dini dengan cara mendemonstrasikannya akan lebih cepat dapat
menguasai kemampuan tersebut nantinya. Dengan demikian anak akan lebih cepat
belajar yang lainnya juga karena kalau anak sudah mampu berseni, akan semakin
cepat anak belajar yang lain dan berpikir kritis. - Dalam rencana kegiatan tertulis
bahwa anak anak melakukan kegiatan seni yaitu melipat bentuk tisu dengan media
kertas lipat.
- Dalam dokumen pendirian lembaga tercantum bahwa salah satu tujuan pendirian
TPA adalah mengembangkan kecerdasan majemuk anak. Salah satunya adalah
kecerdasan kinestetik.
Guru mendemons-trasikan cara melipat bentuk tisu dengan media kertas lipat
sebagai alat peraga edukatif Melipat bagi seorang anak mempunyai arti penting.
Apalagi melipat merupakan salah satu konsep yang dibutuhkan dalam
perkembangan seni. Anak usia dini harus diajarkan mengenal kegiatan seni dengan
cara melipat bukan hanya menggambar dan mewarna saja. Sebagai guru dalam
taman kanak-kanak harus mengetahui cara memperkenalkan kegiatan melipat
kepada anak-anak yaitu dengan cara mendemonstrasikannya.
. Kami lebih menekankan pada pengembangan potensi anak sejak dini yang kami
rancang sedemikian rupa sehingga anak bukan hanya sekedar bermain tetapi
terarah pada suatu pencapaian perkembangan yang optimal. Dalam rencana
kegiatan tertulis bahwa salah satu alat peraga edukatif yang digunakan adalah
kertas lipat.
Guru meminta anak melakukan kegiatan melipat bentuk tisu dengan media kertas
lipat. Kertas lipat bagi seorang anak mempunyai arti penting. Apalagi kertas lipat,
bagi seorang anak merupakan benda yang mempunyai banyak warna sehingga
anak akan tertarik untuk memegangnya. Kami berkeinginan agar anak-anak
mendapat pendidikan yang benar sejak dini sehingga anak-anak akan lebih mandiri
dan berkembang sesuai dengan usia perkembangannya. Hasil kegiatan anak yang
kami bukukan setiap hari.
Dinding kelas ditempel jadwal kegiatan anak. - Banyak cara lain yang kami lakukan,
misal untuk melatih motorik halusnya anak kami ajak menggaambar, mewarna,
menggunting, menempel, mencocok, dan sebagainya.
- Ya... agar pendidik mengetahui jadwal kegiatan anak dengan mudah setiap
harinya.
1. Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan melipat bentuk tisu dengan
media kertas lipat yang dipandu oleh pendidik merupakan suatu kegiatan yang
bermaksud mengembangkan kemampuan berkarya seni pada anak.
Pengembangan kemampuan berkarya seni pada anak di TPA NURUSY SYAMSY
merupakan prioritas program yang dicantumkan dalam dokumen pendirian
lembaga. Pelaksanaan pengembangan kemampuan berkarya seni di TPA NURUSY
SYAMSY tidak seperti di sekolah dasar, tetapi hanya menanamkan dasar-dasar
kemampuan berseni karya yaitu menggambar, mencetak, mewarna, dan melipat.
Apa yang dilakukan di TPA NURUSY SYAMSY yaitu menanamkan dasar-dasar
kemampuan berkarya seni melalui kegiatan melipat. Kegitan melipat yang
dikembangkan oleh para pendidik di PA NURUSY SYAMSY, akan meningkatkan
kemampuan berkarya seni pada anak.

Salah satu pelaksanaan dari pengembangan berkarya seni di TPA NURUSY


SYAMSY adalah melipat bentuk tisu dengan media kertas lipat yang dipandu oleh
pendidik. Melalui kegiatan melipat anak dapat meningkatkan kemampuan berkarya
seni dengan lebih telaten dan tidak tergesa-gesa dalam melakukan segala hal.
Di dinding kelas TPA NURUSY SYAMSY terdapat gambar dan jadwal kegiatan anak.
Hal ini membuat anak menjadi senang dan pendidik mudah melaksanakan kegiatan
sehari-harinya karena di dinding kelas terdapat jadwal kegiatan anak.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut
:
a. TPA NURUSY SYMSY mempunyai program pengembangan kemampuan
berkarya seni sejak dini yaitu meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi kemampuan
berkarya seni anak. Alasan dari pengembangan kemampuan berkarya seni ini
adalah agar di Taman Kanak-Kanak kemampuan mereka cepat berkembang.
Dengan demikian anak akan lebih cepat belajar hal-hal lainnya karena dengan
kemampuan berkarya sejak dini, akan semakin cepat belajar hal-hal lain dan akan
mampu berpikir kritis.
b. Pengembangan kemampuan berkarya seni melalui kemampuan melipat, sehingga
dalam rangka meletakkan dasar yang kuat bagi kemampuan anak berkarya,
kegiatan-kegiatan di TPA NURUSY SYAMSY mengarah pada kegiatan berkarya
seni.
c. Lingkungan kelas di TPA NURUSY SYAMSY juga disiapkan sedemikian rupa
sehingga dapat mendukung pencapaian kemampuan dasar-dasar berkarya seni.
2. Saran
a. Dalam mengembangkan kemampuan berkarya seni, sebaiknya di TPA NURUSY
SYAMSY banyak melibatkan anak dengan cara mendemonstrasikan langsung
dengan dipandu oleh pendidik.
b. Pengembangan kemampuan berkarya seni di TPA harus benar-benar disesuaikan
dengan tingkat perkembangan anak dan dilakukan secara terpadu dengan kegiatankegiatan pengembangan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan Denny, dkk 2012. Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia
Dini . Jakarta: Universitas Terbuka
Pekerti Widia, dkk. 2009. Metode Pengembangan Seni. Jakarta: Universitas Terbuka
Pamadhi Hajar, Evan Sukardi. S, dkk. 2011. Seni Ketrampilan Anak. Jakarta:
Universitas Terbuka

LAMPIRAN-LAMPIRAN
OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN
DI TEMPAT PENITIPAN ANAK
TPA : NURUSY SYAMSY
HARI/TANGGAL : SELASA/28 OKTOBER 2013
USIA : 1,5 5 TAHUN
No. Hal-hal Unik yang
Ditemukan Dalam Ada Keterangan/Uraian/Pertanyaan
Ya Tidak
1. Model pengembanangan kegiatan Model pengembangan yang digunakan yaitu
model BCCT.
2. Penatan ruang Dinding kelas di tempal gambar dan jadwal kegiatan anak.
3. Kegiatan yang dilakukan Anak melipat bentuk tisu dengan media kertas lipat
yang di pandu oleh pendidik.
4. Alat Peraga Edukatif yang digunakan Kertas lipat
5. Pengaturan/Pengelompokan anak Anak-anak dibagi dua kelompok yang terdiri
dari kelompok kelompok putra dan putri.
6. Cara pemimpin memimpin kegiatan. Pendidik mendemonstrasikan mengenai
cara melipat kertas sehingga menjadi bentuk tisu.
7. Jenis permainan di dalam dan di luar ruangan. Bermain peran yang ada di
sentra peran.
8. Metode pembelajaran Metode yang digunakan pada kegiatan tersebut adalah
metode demonstrasi.
9. Alat penilaian. Penilaian yang digunakan yaitu dengan melihat hasil karya anak.
10. Respon anak terhadap kegiatan. Anak merasa senang karena dapat
membentuk tisu dari kertas lipat.
Catatan secara umum:
Kegiatan anak-anak melipat bentuk tisu dari kertas lipat merupakan fenomena yang
unik, karena dengan melipat bentuk tisu dengan menggunakan media kertas lipat
dapat memberikan belajar yang sehat dan memungkinkan anak memahami konsepkonsep yang dibutuhkan dalam berkarya seni, selain itu juga dapat mengembangkan
aspek sosial, emosional, serta keindahan pada anak. Lebih unik lagi anak berhasil
mengolah kertas lipat tersebut menjadi bentuk tisu.
INSTRUMEN WAWANCARA
DILAKUKAN TERHADAP PENDIDIK TPA NURUSY SYAMSY
DESA TANGGUNG KECAMATAN TUREN
KABUPATEN MALANG
Risma :Selamat siang Bu.
Pendidik :Selamat siang.
Risma :Usia berapa saja anak-anak yang berada dalam TPA yang Ibu
Pendidik :Di TPA ini mengasuh anak yang berusia 1,5 - 5 tahun.

asuh?

Risma :Apa perbedaan/ keistimewaan program di TPA yang Ibu asuh dibanding TPA
lainnya?
Pendidik :Wah..apa ya? Mungkin di TPA kami, kami lebih memfokuskan
perkembangan akhlak, sosial, agama, dan kemandirian
Risma :Bagaimana cara menyusun rencana kegiatan untuk Anak di TPA yang Ibu
asuh?
Pendidik :Kami menggunakan rencana pengembangan kegiatan anak dengan dasar
pedoman Permendiknas 58, yang kami olah dengan kondisi yang sedang terjadi.
Risma :Reperensi apa yang Ibu pergunakan untuk menyusun rencana kegiatan
anak?
Pendidik :Kami menggunakan referensi mengenai buku-buku tentang panduan
metode pembelajaran yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan kami juga
menggunakan rencana pengembangan yang kami dapat dari pelatihan-pelatihan
yaitu tentang perencanaan silabus.
Risma :Apa saja yang Ibu manfaatkan dari referensi tersebut?
Pendidik :Dari referensi yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan dari
hasil pelatihan pembuatan perencanaan silabus kami lebih mudah untuk merancang
RKH setiap harinya.
Risma :Tadi saya melihat kegiatan Ibu melipat bentuk tisu dengan media kertas lipat.
Mengapa Ibu melakukan kegiatan tersebut?
Pendidik :Karena dengan belajar melipat kertas kami dapat mengembangkan
kecerdasan kinestetik pada anak usia 0 5 tahun
Risma :Apa dasar pemikirannya sehingga Ibu melakukan kegiatan seperti itu?
Pendidik :Anak-anak agar bisa mempelajari mengenai apa itu keindahan dalam
kegiatan berkaya seni.
Risma :Kesulitan apa yang Ibu alami dalam melaksanakan kegiatan tersebut?
Pendidik :Biasanya anak saat kegiatan melipat banyak yang tidak bisa
mengerjakannya sendiri.
Risma :Bagaimana cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang Ibu hadapi tersebut?
Pendidik :Saya mempunyai alternatif yaitu saat kegiatan melipat saya
mendemonstrasikan cara melipatnya secara bertahap, kemudian saya memberika
garis mana saja yang akan dilipat, sehingga anak akan bisa mengerjakannya sendiri
meski hasilnya masih kurang.
Risma :Bagaimana respon anak terhadap kegiatan-kegiatan yang telah
dilaksanakan?
Pendidik :Anak meresponnya dengan senang, karena meski hasil lipatan mereka
kurang memuaskan tapi mereka bisa mengerjakannya sendiri, sehingga dapat
menumbuhkan anak untuk membentuk sesuatu.
Risma :Wah.tanpa terasa kita sudah banyak mengobrol.Saya sangat berterima
kasih telah diberi penjelasan oleh Ibu mengenai kegiatan belajar di TPA ini.
Pendidik :Sama-sama saya juga senang berdiskusi tentang kegiatan belajar di
dalam kelas.
HASIL WAWANCARA
DENGAN PIMPINAN TPA NURUSY SYAMSY
DESA TANGGUNG KECAMATAN TUREN KABUPATEN MALANG
Risma :Selamat siang Bu.
Pimpinan TPA :Selamat siang.

Risma :Setelah tadi saya mengobservasi dan mewawancarai salah seorang


pendidik di TPA yang Ibu pimpin, ada beberapa pertanyaan yang ingin saya ajukan.
Ibu tidak keberatan bukan?
Pimpinan TPA :Oh...silahkan, akan saya jawab sebisa saya.
Risma :Begini Bu, kalau boleh saya tahu, apa visi atau misi mungkin tujan dari
Kelompok bermain yang Ibu pimpin dalam kaitannya dengan pendidikan anak?
Pimpinan TPA :Visi kami yaitu Mewujudkan lembaga pendidikan islam yang unggul
dan kompetitif bertaqwa pada Allah serta berperilaku luhur, santu, dan berbakti pada
orang tua.
Sedangkan misinya yaitu menciptakan lingkungan yang sehat dan kondusif dengan
sistem integral meliputi IQ, EQ, SQ serta life skill, melahirkan generasi muslin yang
bertakwa, cerdas, ceria dan mandiri.
Risma :Untuk mencapai tujuan tersebut, program apa yang diadakan di TPA yang
Ibu pimpin?
Pimpinan TPA :Programnya lebih menekankan pada pengembangan potensi anak
sejak usia dini yang kami rancang sedemikian rupa sehingga anak bukan hanya
sekedar bermain, tetapi terarah pada suatu pencapaian perkembangan secara
optimal.
Risma :Siapakah yang merancang program tersebut, Bu?
Pimpinan TPA :Secara garis besar kami yaitu saya dan para pendidik di tersebut
saya serahkan pada para pendidik yang lebih mengerti anak TPA ini yang
merancangnya. Tetapi untuk lebih rincinya tugas -anak yang diasuhnya.
Risma :Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah anak yang ada di TPA ini?
Pimpinan TPA :Jumlah pendidik di TPA ini yaitu 13 pendidik. Lulusan S1 berjumlah 4
yang lainnya masih menempuh kuliah.
Sedangkan jumlah anak yang TPA di sini ada 16 anak namun yang aktif hanya 12
anak .
Risma :Model pengembangan kegiatan apa yang diterapkan di TPA ini, Bu? (misal:
model sentra, model area, dan model kelompok)?
Pimpinan TPA :Model kegiatan yang digunakan di TPA kami yaitu model BCCT,
model sentra, dan model kelompok yang kami sesuaikan dengan kegiatan yang
sedang dilaksanakan.
Risma :Tadi saya telah berbicara dengan salah seorang pendidik di TPA ini, dan
menurutnya TPA ini utamanya menerapkan model pembelajaran BCCT yang utama
menggunakan media bercerita. Alasan apa lembaga ini memprioritaskan hal
tersebut?
Pimpinan TPA :Saya berkeyakinan dengan penerapan model tersebut anak-anak
usia dini bisa menjadi senang saat kegiatan tersebut. Karena dengan adanya model
BCCT anak bisa belajar secara bersama-sama. Sedangkan media yang kami
gunakan disini utamanya menggunakan media bercerita. Karena dengan kegiatan
bercerita biasanya anak dalam kegiata-kegiatan selanjutnya akan lebih
bersemangat.
Risma :Kalau boleh saya tahu, apa kendala-kendala yang Ibu hadapi selama
menjadi Kepala Sekolah?
Pimpinan TPA :Mungkin kendala yang saya hadapi selama menjadi Kepala Sekolah
yaitu masalah tingkat wali murid yang berbeda sehingga bingung untuk
mendatangkan nara sumber yang sesuai dengan tingkat pemahamannya.
Risma :Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala yang Ibu hadapi tersebut?

Pimpinan TPA :Saya menghadapi kendala tersebut dengan memberikan konsep


yang jelas kepada wali murid mengenai pemahaman tentang anak usia dini secara
wajar.
Risma :Apakah di TPA ini ada keterlibatan masyarakat/keterlibatan walimurid dalam
kegiatan?
Pimpinan TPA :Di sini keterlibatan wali murid kita adakan parenting setiap bulan
untuk memberikan ilmu pada wali murid tentang perkembangan dan kebutuhan
anak.
Risma :Oh begitu. Baiklah Bu, saya kira cukup untuk sementara. Nanti kalau saya
merasa masih butuh informasi lainnya, Ibu masih maukan membantu saya?
Pimpinan TPA :Tentu saja. Mudah-mudahan saya bisa membantu.
Risma :Terima kasih, Bu....
Pimpinan TPA :Sama-sama.

Anda mungkin juga menyukai