Margaretha Himawan
102013003
margaretha.2013fk003@civitas.ukrida.ac.id
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara, No 6, Jakarta 11510
Pendahuluan
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah sekumpulan gejala yang
timbul, karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium terus menerus dalam jangka waktu
cukup lama, hingga sekarang masih merupakan masalah gizi di Indonesia. GAKY dapat
terjadi baik perempuan, pria, anak-anak, dewasa maupun orangtua yang tinggal di daerah
kekurangan yodium. Secara epidemiologi kebutuhan yodium per orang per hari hanya 1-2
mikrogram per kilogram berat badan. Apabila tidak terpenuhi secara kontinyu dan
berlangsung lama akan menimbulkan gondok. Gondok dikatakan endemik apabila lebih dari
5% penduduk atau anak sekolah berusia 6-12 tahun menderita gondok.
Selain karena kurang yodium, masalah GAKY juga disebabkan oleh beberapa faktor
seperti faktor geografi faktor lingkungan : goitrogen, cemaran limbah pabrik seperti Pb dan
Hg, faktor unsur kelumit (trace element) dan faktor Gizi (Kekurangan Energi Protein dan
Kurang Vitamin A).
Anamnesis
Pada pasien dengan pasien dengan GAKY dilakukan anamnesis seperti biasa yakni
diawali dengan menanyakan keluhan utama lalu ditanyakan di mana lokasi benjolan, sejak
kapan mengalami kejadian seperti ini, sudah berapa lama, keluhan sakitnya ringan, berat,
kualitas sakitnya seperti apa, apakah menganggu jalan napas, menganggu menelan, bila
ditekan benjolan bisa bergerak dan lunak, atau apakah keras dan tidak bisa digerakkan.
Apakah keluhan utama disertai dengan keluhan lainnya seperti banyak berkeringat,
mudah mengalami kelelahan, jantung berdebar, konsentrasi menurun, jika pada wanita
biasanya terdapat menstruasi yang lebih sering, tidak tahan terhadap suhu dingin, kenaikan
berat badan yang tidak diketahui penyebabnya, sembelit, otot mudah keram, pada wanita
hamil sering mengalami keguguran. Pada riwayat penyakit dahulu dapat ditanyakan apakah
pasien pada waktu bayi lahir pernah dilakukan tes hipotiroid, lahir dengan prematur atau
tidak, pasien pernah ada riwayat tindakan bedah di leher. Pada wanita hamil ditanyakan
apakah ada riwayat bayi yang lahir beberapa saat kemudian meninggal ataupun riwayat
keguguran. Pada riwayat penyakit keluarga ditanyakan apakah ada salah satu anggota
keluarga yang bertubuh cebol, mengalami hipotiroid, lahir dengan retardasi mental, tuli, bisu
atau cacat bawaan lainnya, atau kah pernah mengalami keguguran saat hamil.
Pada riwayat obat-obatan, apakah sebelumnya pernah mendapat penyinaran dengan
Yodium, atau pernah mendapat obat-obatan yang mengandung hormon tiroid ataupun obat
anti tiroid (karbimazol,metimazol,propiltiourasil).
Pada riwayat ekonomi dan sosial, ditanyakan apakah pasien tinggal di daerah
pegunungan yang di mana terjadi pengikisan yodium di tanah oleh air, tanyakan apakah
pasien suka mengkonsumsi umbi-umbian, penggunaan garam tidak beryodium, pada dataran
rendah apakah terpapar pestisida misalnya adanya logam berat, menjadi blocking agent,
menghambat pemanfaatan yodium oleh kelenjar tiroid)
Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi posisikan kepala pasien agak kebelakang, dan dengan menggunakan
pencahayaan tangensial yang ditujukan langsung ke arah dagu pasien, pasien diminta
menekuk kepala ke belakang sedikit, periksa daerah bawah kartilago krikoid untuk melihat
kelenjar tiroid, kemudian pasien diminta untuk menelan (misalnya dengan memberi air
minum). Kemudian perhatikan dengan seksama gerakan ke atas dari kelenjar tiroid saat
menelan tadi, serta perhatikan bentuk dan simetris atau tidaknya kelenjar tiroid tadi. Pada saat
menelan tadi, kartilago tiroid, kartilago krikoid dan kelenjar tiroid akan terlihat naik,
kemudaian kembali turun ke tempat asalnya.1
Palpasi, pasien diminta untuk menundukan kepalanya sedikit dengan tujuan untuk
merelaksasi otot sternomastoid. Jari kedua tangan pemeriksa diletakkan tepat di bawah
kartilago krikoid, pasien diminta untuk meneguk air dan menelannya seperti pada
pemeriksaan inspeksi, lalu pemeriksa merasakan ismus tiroid naik pada telapak jari-jari.
Geser trakea ke arah kanan dengan jari-jari tangan kiri, lalu dengan jari-jari tangan
kanan pemeriksa meraba bagian lateral untuk menemukan lobus kanan kelenjar tiroid pada
celah/ruang antara trakea yang tergeser tadi dengan otot sternomastoid, dan temukan
lateralnya (lateral margin). Pemeriksaan melakukan hal yang sama untuk menemukan lobus
kiri, perhatikan ukuruan, bentuk dan konsistensi dari kelenjar tiroid dan temukan adanay
nodus atau nyeri.
Auskultasi, bila kelenjar tiroid membesar, dengan stetoskop yang diletakkan diatas
lokasi kelenjar tiroid dapat terdengar adanya bruit, yaitu bunyi sejenis yang terdengar pada
murmur jantung. Bruit dapat sinkron dengan sistolik atau diastolik atau terus-menerus
(continous) mungkin dapat terdengar pada penyakit hipertiroidisme. Bayi hipotiroid
kongenital dapat menunjukkan gejala letargi, ikterus, konstipasi, sering tersedak, kulit teraba
dingin, tangisan serak, kulit kering, perut buncit, hernia umbilikalis, hipotonia, fontanel
posterior melebar, lidah besar, edema, refleks lambat, dan goiter.
Gejala dan Tanda
Survei epidemiologis untuk gondok endemik biasanya didasarkan atas besarnya
kelenjar tiroid dengan metoda palpasi; grade 0 tidak terlihat atau teraba gondok; grade 1
gondok teraba tetapi tidak terlihat apabila dalam posisi normal (tiroid tak terlihat membesar).
Apabila ada nodul tetap masuk dalam grade ini, meskipun secara keseluruhan tidak
membesar; grade 2 pembengkakan di leher yang jelas terlihat dalam posisi normal, dalam
palpasi trioid memang membesar (membesar bila ukurannya lebih dari volum falangs
terminal terakhir ibu jari yang diperiksa).
Defisiensi Yodium ditandai oleh berbagai gambaran klinik, yang semuanya disebut
Iodium Deficiency Desease (IDD) atau Gangguan Akibat Kuran Iodium, ialah; gondok
endemik, dan kretin yang terdiri atas kretin neurologik dan kretin myxoedema.
Gondok endemik ditandai oleh pembesaran kelenjar gondok. Di daerah Gondok
Endemik terdapat sejumlah anggota masyarakat yang memperlihatkan pembesaran kelenjar
gondok pada berbagai tingkat.Kretin Myxoedema ditandai oleh kondisi oedema yang tidak
mencekung pada tekanan dengan jari seperti halnya oedema biasa.2
Kretin Neurologik menunjukkan gejala menonjol, tinggi badan dibawah orang normal
(cebol). Kondisi ini disertai berbagai tingkat keterlambatan perkembangan jiwa dan
kecerdesan, dari hambatan jiwa yang ringan sampai yang sangat berat yang disebut debilitas.
Ekspresi muka seorang Kretin memberikan kesan orang bodoh, dan pada pemeriksaan tingkat
kecerdasan (IQ) ternyata tertinggal. Mulut penderita ternganga dan memperlihatkan lidahnya
seperti yang terlalu besar untuk rongga mulutnya. 2
Terjadinya kretin endemik disebabkan oleh karena kekurangan yodium selama
kehamilan dan pada saat setelah kelahiran 2 type kretin: type nervosa, type ini terjadi akibat
hypothyroid pada ibu selama kehamilan. Kerusakan pada susunan saraf pusat : retadasi
mental, gangguan pendengaran, kerusakan batang otak, retardasi neuromotorik, tidak ditemui
tanda-tanda goiter dan hipotiroid pada anak
Type Myxodematosa, terjadi akibat defisiensi yodium dan disertai hipotiroid fetus
selama dalam kandungan atau pada masa neonatus, dan ditemukan goiter pada anak. Tampak
tanda-tanda hipotiroid: gangguan pertumbuhan, myxodematosa, rambut kering dan kasar,
tonus otot lembek, penimbunan lemak di pangkal leher, perut buncit, dapat terjadi hernia
umbilicalis.
Diagnosis dan Klasifikasi
Berat ringannya endemik disamping dengan prevalensi dapat juga dengan memeriksa
ekskresi yodium urin (EYU) atau Urinary Excretion of Yodium (UEI). Dalam keadaan
seimbang yodium yang masuk tubuh dianggap sama dengan yang dieksresikan lewat urin.
Jadi pemeriksaan urin dianggap menggambarkan asupan yodium.
Data yang dimaksudkan dinyatakan dalam; jumlah mikrogram ekskresi yodium dalam
sehari (mikrogram yodium/24 jam urin) atau karena sulit mengumpulkan sampel urin 24 jam
di pelaksaannya maka dinyatakan dalam mikrogram yodium per gram kreatinin urin sewaktu
(mikrogram yodium/gram Kreatinin urin) atau mikrogram/dL urin sewaktu.
Menurut Djokomoejanto gondok endemik terbagi dalam 3 grade; Endemik Grade I
(ringan) dengan nilai median eksresi yodium urin > 50 mikrogram yodium/ gram kreatinin,
atau median urin antara 5,0-9,9 mikrogram/dl. Dalam keadaan ini kebutuhan hormon tiroid
untuk pertumbuhan fisik maupun mental terpenuhi. Prevalensi gondok pada anak sekolah 520%.3
Endemik Grade II (sedang) endemik dimana nilai median ekskresi yodium urin antara
25-50 mikrogram yodium/g kretinin, atau median antara 2,0-4,9 mikrogram/dL. Hormon
tiroid mungkin tidak mencukupi. Ada risiko hipotiroidisme tetapi tidak terlihat kretin
endemik yang jelas. Prevalensi gondok anak sekolah sampai 30%.3
Endemik Grade III (berat) endemik dengan nilai median ekskresi yodium urin<25
mikrogram yodium/g kreatinin atau < 2 mikrogram/dL. Terjadi resiko sangat tinggi untuk
lahirnya kretin endemik dengan segala akibatnya. Prevalensi gondok anak sekolah >30%,
prevalensi kretin endemik dapat mencapai 1-10%.3
Status nutrisi yodium (berdasarkan UEI anak usia sekolah) memberikan indikasi
untuk berbagai kelainan dan diharapkan mampu memberi ramalan dan interpretasinya.
Tabel 1. Nutrisi Yodium Berdasarkan UEI (sumber WHO 2007).3
Median UEI
g/L
<20
20-49
50-99
100-199
200-299
Asupan Yodium
Status
Tak mencukupi
Tak mencukupi
Tak mencukupi
Cukup
Lebih dari cukup
>300
berlebihan
setempat. Kadar yodium pada makanan akan rendah bila kandungan yodium dalam tanah dan
air di lingkungan tersebut juga rendah. Bila kadar yodium dalam tanah dan air tidak cukup
makan kadar yodium dalam makanan lokal juga tidak cukup, sehingga timbul banyak gondok
endemik akibat kekurangan yodium. Dengan perkecualian masyarakat yang cukup makan
hasil laut (seafood) yang kaya akan yodium. Tanah yang sedikit kandungan yodium ada di
daerah pegunungan yang jauh dari laut dan juga berisiko terjadinya erosi terutama yang
berdekatan dengan sungai. Faktor yang menyebabkan erosi lapisan tanah yang mengandung
yodium, seperti penggundulan hutan, terkikisnya tanah di daerah aliran sungai (DAS), daerah
pegunungan kapur dimana tanahnya porous padahal yodium larut dalam air. Sekali daerah
kekurangan yodium makan akan terus kekurangan yodium sehingga penanganan masalah ini
akan terus berlanjut.
Dalam beberapa dekade terakhir prevalensi gondok endemik sangat tinggi. Gondok
endemik diperkirakan terdapat pada 200 juta orang didunia dan merupakan problem
kesehatan yang besar. Timbul di Amerika Utara dan Amerika Tenggara, beberapa daerah
Amerika Selatan, pegunungan Andez, Brazil, Eropa Tengah, Pegununangan Selatan Jawa,
Maluku, Papua.
Total Goiter Rate (TGR) adalah angka prevalensi gondok yang dihitung berdasarkan
semua stadium pembesaran kelenjar gondok, baik yang teraba (palpable) maupun yang
terlihat (visible). TGR digunakan untuk menentukan tingkat endemisitas GAKY. Adapun
kriteria daerah endemik yakni, berat TGR > 30%, sedang TGR 20%-29,9%, ringan 5%19,9%.3
Spektrum masalah GAKY, kelompok rentan yakni; Ibu dampaknya berupa keguguran;
kelompok Janin berupa lahir mati, cacat bawaan, peningkatan mortalitas perinatal, kematian
bayi, kretin neurolgi (keterbelakangan mental, tuli, mata juling, lumpuh spatis), kretin
myxedermatosa, cebol, kelainan fungsi psikomotor; kelompok neonates, rentan terhadap
gondok neonates dan hipotiroid neonates; kelompok anak dan remaja rentan terhadap
gondok, gangguan pertumbuhan fungsi fisik dan mental, dan hipotiroid juvenile.
Definisi Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) adalah rangkaian efek kekurangan
yodium pada tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya terdiri dari gondok dalam
berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental, gangguan
pendengaran, gangguan pertumbuhan pada anak dan orang dewasa.5
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) juga merupakan defisiensi yodium
yang berlangsung lama akibat dari pola konsumsi pangan yang kurang mengkonsumsi
yodium sehingga akan mengganggu fungsi kelenjar tiroid, yang secara perlahan
menyebabkan kelenjar membesar sehingga menyebabkan gondok.
Yodium sendiri adalah adalah sejenis mineral yang terdapat di alam, baik di tanah
maupun di air, merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan mahluk hidup. Dalam tubuh manusia yodium diperlukan untuk membentuk
hormon tiroksin yang berfungsi untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan termasuk
kecerdasan mulai dari janin sampai dewasa.
Defisiensi yodium akan menguras cadangan yodium serta mengurangi produksi
tetraiodotironin/T4. Penurunan kadar T4 dalam darah memicu sekresi Thyroid Stimulating
Hormon (TSH) yang selanjutnya menyebabkan kelenjar tiroid bekerja lebih giat sehingga
fisiknya kemudian membesar (hiperplasi). Pada saat ini efisiensi pemompaan yodium
bertambah yang dibarengi dengan percepatan pemecahan yodium dalam kelenjar.
Adapun pengertian dari gondok, endemikdan kretin adalah: Gondok, adalah suatu
istilah yang digunakan untuk menyatakan pembesaran kelenjar thyroid; Gondok endemik,
bukan penyakit melainkan suatu istilah kesehatan dalam konsep kesehatan masyarakat yaitu
apabila dalam masyarakat terdapat prevalensi gondok / atau penderita gondok di masyarakat
itu lebih dari 10 % dari jumlah penduduk setempat, maka daerah tersebut disebut daerah
gondok endemik;Kretin endemik, seseorang disebut kretin endemik apabila lahir di daerah
gondok endemik. Kretin endemik merupakan akibat defisiensi yodium berat pada masa fetal,
merupakan indikator klinik yang penting bagi GAKY. Umumnya terjadi pada daerah dengan
defisiensi yodium berat dengan UIE < 25 ug/L. Prevalensi pada daerah endemik berat 1-15%.
Syarat pokok dalam definisi kretin endemik secara epidemiologi; berhubungan dengan
gondok endemik dan defisiensi yodium berat. Kelainan kretin terjadi pada waktu bayi dalam
usia kandungan atau tidak lama setelah dilahirkan dan terdiri atas kerusakan pada saraf pusat
dan hipotiroidisme. 5
Secara klinis kerusakan saraf pusat bermanifestasi dengan : retardasi mental,gangguan
pendengaran sampai bisu tuli, gangguan neuromotor seperti gangguan bicara, cara berjalan
yang aneh. Hipotiroidi dengan gejala : miksedema pada hipotisodisme berat; tinggi badan
yang kurang, cebol (Stunted Growth) dan osifikasi yang terlambat, pada pemeriksaan darah
ditemukan kadar hormon tiroid yang rendah
GAKY tidak hanya menyebabkan pembesaran kelenjar gondok tetapi juga berbagai
macam gangguan lain. Kekurangan yodium pada ibu yang sedang hamil dapat menyebabkan
abortus, lahir mati, kelainan bawaan pada bayi, meningkatakan angka kematian prenatal,
melahirkan bayi keratin. Kekurangan yodium yang diderita anak-anak menyebabkan
pembesaran kelenjar gondok, gangguan fungsi mental, dan perkembangan fisik.
Pada orang dewasa berakibat pada pembesaran kelenjar gondok, hipotiroid, dan
gangguan mental. Kekurangan yodium pada tingkat berat dapat mengakibatkan cacat fisik
dan mental, seperti tuli, bisu tuli, pertumbuhan badan terganggu, badan lemah, kecerdasan
dan perkembangan mental terganggu. Akibat yang sangat merugikan adalah lahirnya anak
kretin. Kretin adalah keadaan seseorang yang lahir di daerah endemik dan memiliki dua atau
lebih kelainan-kelainan berikut: perkembangan mental terhambat; pendengaran terganggu
dan dapat menjadi tuli; perkembangan saraf penggerak terhambat, bila berjalan langkahnya
khas, mata juling, gangguan bicara sampai bisu dan refleks fisiologi yang meninggi.3,4
Pangan goitrogenik, zat goitrogenik adalah senyawa yang dapat mengganggu struktur
dan fungsi hormon tiroid secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung zat
goitrogenik menghambat uptake iodide anorganik oleh kelenjar tiroid. Seperti tiosianat dan
isotiosianat menghambat proses tersebut karena berkompetisi dengan yodium, ada dua jenis
zat goitrogenik yang berasal dari bahan pangan yaitu: Tiosianat tedapat dalam sayuran kubis,
kembang kol, sawi, rebung, ketela rambat dan jewawut, isotiosianat terdapat pada kubis.
Genetik, faktor genetik dalam hal ini merupakan variasi individual terhadap kejadian
GAKY dan mempunyai kecenderungan untuk mengalami gangguan kelenjar tiroid. Faktor
genetik banyak disebabkan karena keabnormalan fungsi faal kelenjar tiroid.
sebesar 30 80 ppm. Konsumsi garam yang dianjurkan untuk setiap orang sekitar 6 gram
atau satu sendok teh setiap hari. Dalam kondisi tertentu, dimana keringat keluar berlebihan
dianjurkan untuk mengkonsumsi garam beryodium dua sendok teh sehari. Cara
mengkonsumi garam biasanya digunakan sebagai garam meja dan penambahan dalam
pemasakan, pengaruh pemasakan terhadap penurunan KIO3 membuktikan bahwa sayuran
yang dimasak dengan cara dikukus, pembubuhan garam dilakukan saat sayuran matang dan
wadah ditutup setelah diberi garam, maka kehilangan iodin dengan cara tersebut disebabkan
oleh panas mengingat salah satu sifat iodin mudah rusak oleh panas.
Garam beryodium yang baik dapat diketahui dengan cara membaca pada label
kemasan garam beryodium. Garam beryodium dikemas dalam plastik, tertutup rapat, tidak
bocor dan pada kemasan harus tertera tulisan garam beryodium. Cara penyimpanan garam
beryodium dalam wadah yang tertutup rapat dan kering, diletakkan di tempat yang sejuk,
jauh dari panas api dan sinar matahari langsung.
Strategi jangka panjang lainnya adalah Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE),
merupakan sebuah strategi pemberdayakan masyarakat dan komponen terkait agar
mempunyai visi dan misi yang sama untuk menanggulangi GAKY melalui kegiatan
pemasyarakatan informasi, advokasi,pendidikan/penyuluhan tentang ancaman GAKY bagi
kualitas sumber daya manusia. Juga terkait pentingnya mengkonsumsi garam beryodium, law
enforcement dan social enforcement, hak memperoleh kapsul beryodium bagi daerah
endemik dan penganekaragaman konsumsi pangan.3
Surveillans,
merupakan
kegiatan
pemantauan
yang
dilakukan
secara
berkesinambungan terhadap beberapa indikator untuk dapat melakukan deteksi dini adanya
masalah yang mungkin timbul agar dapat dilakukan tindakan/intervensi sehingga keadaan
lebih buruk dapat dicegah. Kegunaan surveillans yaitu mengetahui luas dan beratnya masalah
pada situasi terakhir, mengetahui daerah yang harus mendapat prioritas, memperkirakan
kebutuhan sumber daya yang diperlukan untuk intervensi, mengetahui sasaran yang paling
tepat dan mengevaluasi keberhasilan program.5
Target yang harus dicapai dalam program penanggulangan GAKY adalah :90 %
rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium cukup (> 30 ppm ). Median Yodium Urine
secara rata-rata provinsi, kabupaten/kota adalah 100-299 ug/l.
Upaya Promotif dan Preventif GAKY
4,5
memudahkan pemberian yodium pada masyarakat yang memerlukan pemberian yodium pada
masyarakat yang memerlukan peningkatan spontan asupan yodium sebaiknya meliputi
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berupa pertumbuhan ekonomi berbagai masyarakat
bisa membeli makanan yang lebih baik tapi juga yang mengandung kaya yodium; komunikasi
dan transportasi yang lebih baik sehingga daerah kekurangan yodium yang sebelumnya
terisolasi bisa mendapatkan makanan dari daerah yang bahan makannanya mengandung
cukup yodium; industrialisasi produksi makanan yang mengandung cukup yodium.3
Keberhasilan dari profilaksis gondok endemik karena kekurangan yodium harus
selalu dimonitor. Pemeriksaan klinis dari kelenjar tiroid sangat penting, tetapi bila kelenjar
tiroid sudah terlihat membesar biasanya tidak bisa mengecil lagi, lebih baik dengan
memonitor IEU.5
Memberikan dosis yodium dalam bentuk kapsul minyak pada ibu yang sedang hamil
dapat juga dilakukan dnengan penyediaan garam dapur yang diperkaya dengan yodium dalam
bentuk KIO3
Kesimpulan
Untuk mengatasi masalah endemik kretin akibat gangguan kekurangan yodium,
diperlukan upaya berbagai pihak tidak hanya dokter tetapi semua berperan seperti pemangku
kebijakan di wilayah setempat. Penangangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium GAKY,
harus dilakukan sedini mungkin sehingga tidak terdapat daerah gondok endemik yang akan
mempunyai efek samping seperti kretin endemik.Selain itu diperlukan upaya pencegahan
yang akan tercapai jika masyarakat menyadari betul akan pentingnya kebutuhan yodium.
Daftar Pustaka
1. Kurnia Y, Santoso M, Rumawas JSP, Sumadikarya IK, Hidayat D, Sutandar W,
Kamadinata G. Buku panduan keterampilan klinis. Jakarta : Biro publikasi fakultas
kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, 2008.h.38-42.
2. Sediaotema AD. Ilmu gizi. Jakarta: PT Dian Rakyat, 2012.h.177-8.
3. Pramono B, Purnomo LB, Sinorita H. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta :
Interna Publishing, 2014.h.2464-70
4. Kebutuhan
yodium.
http://www.who.int/nutrition/publications/micronutrients/iodine_deficiency/54015_m
dis_workingpaper1/en/. Diunduh pada 11 Agustus 2015.
5. Definisi
GAKY.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdlnuningrahm-5252-3-bab2.pdf. Diunduh pada 10 Agustus2015.
6. Pedoman Skrining Hipotiroid Kongenital. Kementerian Kesehatan RI Indonesia;
2012.
7. Rose SR, Brown RS. Update of newborn screening and therapy for congenital
hypothyroidism. Pediatrics 2006;117:2290-303.