SKENARIO KASUS
Johan, laki-laki, usia 18 bulan, dibawa ke POLI TUMBUH KEMBANG karena belum bisa
berdiri. Johan baru bisa tengkurap pada usia 8 bulan. Riwayat makan dan minum Johan sama seperti anak
yang lain. Johan sudah bisa mengucapkan 3 sampai 4 kata meski belum jelas seperti mam untuk makan,
mum untuk minum.
Johan adalah anak ketiga dari ibu usia 30 tahun. Johan dilahirkan cukup bulan dengan bantuan
ekstraksi vakum setelah persalinan tidak maju karena Ibunya tidak kuat mengedan. Saat lahir berat badan
Johan 2.700 gram. Setelah lahir Johan baru menangis setelah 5 menit. Skor APGAR 1 menit: 5, skor
APGAR 5 menit: 8. Setelah lahir Johan dirawat di RS selama 3 hari untuk diobservasi. Selama hamil ibu
tidak ada keluhan dan periksan kehamilan ke bidan 4 kali.
Pemeriksaan fisik:
Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar, kontak mata baik, tidak mau melihat karena takut.
Menoleh ketika dipanggil nama dengan suara biasa. Tidak terdapat gerakan yang tidak terkontrol.
Johan sudah bisa tengkurap berbalik dan duduk sendiri. Refleks Moro dan refleks menggenggam
sudah hilang. Kekuatan lengan 5 dan kekuatan tungkai 3, lengan normal, namun tungkai kaku dan
sulit ditekuk, refleks tendon meningkat, refleks Babinsky (+). Saat ditegakkan Johan susah
menapak, ujung jari kaki menjinjit, namun Johan dapat langsung duduk kembali. Refleks Stepping
gait (-) dan kedua kaki terlihat lebih kecil dari anak seusianya.
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Johan, laki-laki, usia 18 bulan, dibawa ke POLI TUMBUH KEMBANG karena belum bisa
berdiri.
2. Johan baru bisa tengkurap pada usia 8 bulan. Riwayat makan dan minum Johan sama seperti anak
yang lain. Johan sudah bisa mengucapkan 3 sampai 4 kata meski belum jelas seperti mam untuk
makan, mum untuk minum.
3. Johan adalah anak ketiga dari ibu usia 30 tahun. Johan dilahirkan cukup bulan dengan bantuan
ekstraksi vakum setelah persalinan tidak maju karena Ibunya tidak kuat mengedan. Saat lahir berat
badan Johan 2.700 gram.
4. Setelah lahir Johan baru menangis setelah 5 menit. Skor APGAR 1 menit: 5, skor APGAR 5
menit: 8. Setelah lahir Johan dirawat di RS selama 3 hari untuk diobservasi. Selama hamil ibu
tidak ada keluhan dan periksan kehamilan ke bidan 4 kali.
5. Pemeriksaan fisik:
CEREBRAL PALSY
Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar, kontak mata baik, tidak mau melihat karena takut.
Menoleh ketika dipanggil nama dengan suara biasa. Tidak terdapat gerakan yang tidak
terkontrol.
Johan sudah bisa tengkurap berbalik dan duduk sendiri. Refleks Moro dan refleks
menggenggam sudah hilang. Kekuatan lengan 5 dan kekuatan tungkai 3, lengan normal, namun
tungkai kaku dan sulit ditekuk, refleks tendon meningkat, refleks Babinsky (+). Saat ditegakkan
Johan susah menapak, ujung jari kaki menjinjit, namun Johan dapat langsung duduk kembali.
Refleks Stepping gait (-) dan kedua kaki terlihat lebih kecil dari anak seusianya.
PRIORITAS MASALAH
ANALISIS MASALAH
1. Johan, laki-laki, usia 18 bulan, dibawa ke POLI TUMBUH KEMBANG karena belum bisa
berdiri.
A. Bagaimana perkembangan anak usia 18 bulan?
Jawab :
Berdasarkan milestone, perkembangan anak usia 18 bulan :
1) Berdiri sendiri tanpa berpegangan
2) Membungkuk untuk memungut mainan kemudian berdiri kembali
3) Berjalan mundur 3 langkah
B. Apa makna belum bisa berdiri pada usia 18 bulan?
Jawab :
Makna
belum
bisa
berdiri
pada
usia
18
bulan
adalah
bahwa
telah
terjadi
CEREBRAL PALSY
a. Faktor lingkungan prenatal:
- Gizi ibu saat hamil
- Trauma persalinan
- Toksin/ zat kimia
- Endokrin somatotropin dan tiroksin
- Radiasi sinar rontgen
- Infeksi bakteri (toxoplasma)
- Stress
- Imunitas rhesus inkompatibility
- Anoksia embrio
b. Faktor lingkungan postnatal:
- Lingkungan biologis (Ras : mongoloid, kulit putih. jenis kelamin, umur balita, gizi
pada bayi buruk)
c. Faktor riwayat persalinan
- Kelahiran dengan ektraksi vakum atau forsep.
3. Kurangnya stimulasi pada anak
Pada kasus : kemungkinan keterlambatan perkembangan Johan diakibatkan oleh
penggunaan ekstraksi vakum saat kelahirannya sehingga terjadinya trauma lahir di
kepala. Trauma ini bisa menyebabkan gangguan mielinisasi pada traktus kortikospinal,
pyramidal, dan kortikobulbar dan kerusakan jaringan otak (di area presentralis
(korteks motorik)) perlambatan maturasi area motorik dan gangguan implus di area
motorik perkembangan respon postural melambat perlambatan motorik kasar
2. Johan baru bisa tengkurap pada usia 8 bulan. Riwayat makan dan minum Johan sama seperti anak
yang lain. Johan sudah bisa mengucapkan 3 sampai 4 kata meski belum jelas seperti mam untuk
makan, mum untuk minum.
A. Bagaimana perkembangan normal anak usia 8 bulan?
Berdasarkan milestone, perkembangan anak usia 8 bulan (6-9 bulan) :
1) Duduk sendiri (dalam sikap bersila)
2) Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan
3) Merangkak, meraih mainan atau mendekati seseorang
B. Apa makna Johan baru bisa tengkurap pada usia 8 bulan?
Jawab :
Makna
belum
bisa
berdiri
pada
usia
bulan
adalah
bahwa
telah
terjadi
CEREBRAL PALSY
Berdasarkan milestone dan red flag perkembangan bahasa, pada usia 18 bulan sudah
memahami kalimat sederhana. Pada kasus ini Johan baru bisa mengucapkan 3 sampai 4 kata
meski belum jelas seperti mam untuk makan, mum untuk minum kemungkinan
disebabkan karena kurangnya stimulasi bahasa pada anak.
3. Johan adalah anak ketiga dari ibu usia 30 tahun. Johan dilahirkan cukup bulan dengan bantuan
ekstraksi vakum setelah persalinan tidak maju karena Ibunya tidak kuat mengedan. Saat lahir berat
badan Johan 2.700 gram.
A. Apa hubungan Johan dilahirkan dengan bantuan ekstraksi vakum dengan kasus ini?
Jawab :
Persalinan dengan Estraksi vakum adalah persalinan yang menggunakan alat vakum yang di
tempatkan di kepala bayi. Penggunaan Ekstraksi vakum ini berisiko terjadi trauma lahir
(trauma kepala). Trauma lahir ini merupakan FR terjadi cerebral palsy (Trauma ini bisa
menyebabkan gangguan mielinisasi pada traktus kortikospinal, pyramidal, dan
kortikobulbar dan kerusakan jaringan otak (di area presentralis (korteks motorik))
perlambatan maturasi area motorik dan gangguan implus di area motorik
perkembangan respon postural melambat perlambatan motorik kasar)
B. Apa saja komplikasi lain dari trauma lahir?
Jawab :
1) Salah satu dampak dari ekstraksi vakum adalah terjadi trauma saat persalinan yang
dapat mengakibatkan pendarahn otak. Pendarahan di ruang subdural dapat menekan
korteks serebri sehngga timbul kelumpuhan spastis.
2) Menghambat tumbuh kembang anak
3) Kematian neonatus
C. Apa saja faktor risiko terjadinya Cerebral Palsy?
1. Faktor ibu
a. Siklus menstruasi yang panjang
b. Riwayat keguguran sebelumnya
c. Riwayat bayi lahir mati
d. Ibu dengan retradasi mental
e. Ibu dengan penyakit tiroid, terutama defisiensi yodium
f. Kejang pada ibu
g. Riwayat melahirkan anak dengan berat badan kurang 2000 gram
h. Riwayat melahirkan anak dengan deficit motoric, retradasi mental atau
deficit sensori
2. Faktor prenatal
a. Polihidramnion
4
CEREBRAL PALSY
b. Ibu dalam pengobatan hormone tiroid, estrogen atau progresteron
c. Ibu dengan proteinuria berat atau hipertensi
d. Ibu terpapar merkuri
e. Multiple/malformai kongenital mayor pada bayi /kelainan genetic
f. Bayi laki-laki /kehamilan kembar
g. Perdarahan pada trimester ketiga kehamilan
h. Bayi dengan retradasi pertumbuhan intrauterine (IUGR)
i. Infeksi virus kongenital (HIV, TORCH)
j. Radiasi
k. Asfisksia intrauterine (absorbs plasenta, plasenta previa, masalah lain pada plasenta,
anoksia maternal, kelainan umbilicus, ibu hipertensi, toksemia gravidarum)
l. DIC oleh karena kematian prenatal pada salah satu bayi kembar
3. Faktor perinatal
a. Bayi premature, umur kehamilan kurang dari 30 minggu
b. Berat badan lahir kurang dari 1500 g
c. Korioamnionitis
d. Bayi bukan letak kepala
e. Asfiksia perinatal berat
f. Keadaan hipoglikemia lama atau menetap
g. Kelainan jantung bawaan sianosis
4. Faktor pascanatal
a. Infeksi (meningitis, ensefalitis yang terjadi pada umur 6 bulan pertama kehidupan)
b. Perdarahan intracranial (pada bayi premature, malformasi pembuluh darah atau trauma
kepala)
c. Leukomalasi periventricular
d. Hipoksik-iskemik (pada aspirasi mekoium), HIE (hipoksik-iskemik ensefalopati)
e. Kern-ikterus
f. Persisten-fetal circulation atau persisten pulmonary hypertension of the newborn
g. Penyakit metabolic
h. Racun, logam
4. Setelah lahir Johan baru menangis setelah 5 menit. Skor APGAR 1 menit: 5, skor APGAR 5
menit: 8. Setelah lahir Johan dirawat di RS selama 3 hari untuk diobservasi. Selama hamil ibu
tidak ada keluhan dan periksan kehamilan ke bidan 4 kali.
A. Apa interpretasi dari APGAR score?
Jawab :
APGAR score menit ke-1 = 5 Asfiksia ringan
APGAR score menit ke-5 = 8 upaya resusitasi berhasil tidak asfiksia
Komponen
Appearance
0
Seluruh tubuh
Score
1
Tubuh kemerahan,
(warna kulit)
Pulse (denyut
biru/pucat
Tidak ada/ < 60
ekstremitas biru
60-100
kemerahan
100
jantung)
Grimace
Tidak bereaksi
Gerakan sedikit
Reaksi melawan
(respon
5
2
Seluruh tubuh
CEREBRAL PALSY
refleks)
Activity(tonus
Tidak
Ekstremitas fleksi
Gerakan aktif
otot)
Respiration
ada/lumpuh
Tidak ada
sedikit
Lambat /tidak teratur
Menangis kuat
(pernapasan)
Interpretasi:
Tidak Asfiksia
Asfiksia ringan
Asfiksia sedang
Asfiksia berat
= 8-10
= 5-7
= 3-4
= 0-2
Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar, kontak mata baik, tidak mau melihat karena takut.
Menoleh ketika dipanggil nama dengan suara biasa. Tidak terdapat gerakan yang tidak
terkontrol.
Johan sudah bisa tengkurap berbalik dan duduk sendiri. Refleks Moro dan refleks
menggenggam sudah hilang. Kekuatan lengan 5 dan kekuatan tungkai 3, lengan normal, namun
tungkai kaku dan sulit ditekuk, refleks tendon meningkat, refleks Babinsky (+). Saat ditegakkan
Johan susah menapak, ujung jari kaki menjinjit, namun Johan dapat langsung duduk kembali.
Refleks Stepping gait (-) dan kedua kaki terlihat lebih kecil dari anak seusianya.
A. Apa interpretasi dari pemeriksaan fisik ?
Jawab :
Tanda ditemukan
Keadaan Umum:
Normal
Compos mentis
-Kesadaran baik
-kontak mata baik,
-tidak mau melihat karena takut
6
Interpretasi
Normal
CEREBRAL PALSY
Menoleh ketika dipanggil namanya
Menoleh ketika
Normal
Sosialisasi
dan
dipanggil namanya
baik
+ DD gangguan pendengaran
krn baru menoleh jika
Tidak terdapat
terkontrol
gerakan tidak
terkontrol
dipanggil keras.
Normal,
Hilangkan DD CP dikinetik
Hilangkan DD autism
Normal
menghilang(usia sekarang 18
4 bln
bulan)
Reflex menggenggam sudah
2-3 bulan
bulan)
Kekuatan kedua lengan 5 dan
Kekuatan lengan 5,
tungkai 3
kedua tungkai kaku dan susah
tungkai 5
Tidak kaku dan
(paraparese)
Parese inferior/ Paraparese
untuk ditekuk
dapat ditekuk
Normal
Normal
Tidak meningkat
scale/3)
Terjadinya Hiperreflexia
menunjukkan adanya lesi di
Upper Motor Neuron (UMN)
Menunjukkan gejala spastic
sentral jenis CP yang terjadi
yaitu CP paraparese tipe
spastic
Saat
ditegakkan
Johan
susah Normal
CEREBRAL PALSY
dan kedua kaki terlihat lebih kecil
dari anak seusianya.
B. Bagaimana pertumbuhan anak usia 18 bulan?
Jawab :
CEREBRAL PALSY
-
protopatik musnah atau penghantaran perifer dan sentralnya terhalang atau terputus.
Hiperestesia perasaan berlebihan bila di rangsang atau perasaan tidak enak dan
tidak menyenangkan pada suatu daerah tubuh bila terangsang secara wajar. Reseptor
protopatik atau serabut saraf perifer atau lintasan spinotalamiknya mengalami
gangguan sehingga ambang rangsngannya menurun, oleh karena itu dengan
CARA MENDIAGNOSIS
1) Anamnesis :
keterlambatan perkembangan motorik
Faktor risiko : trauma lahir (menggunakan ekstraksi vakum)
2) Pemeriksaan fisik :deficit neurologis
DD
1) Cerebral palsy tipe paraparase spastic
2) Duchene muscular distropi
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
1) Tes fungsi pendengaran
2) Pemeriksaan ENMG
3) Pemeriksaan CT Scan kepala
WD
Cerebral palsy tipe paraparase spastic
TATALAKSANA
Tatalaksana jangka pendek dan jangka panjang
Fisioterapi
Terapi okupasi
Terapi konseling
KOMPLIKASI
Kelumpuhan permanen atau paraplegi
PROGNOSIS
Dubia
9
CEREBRAL PALSY
KDU
Kesimpulan
Johan, anak laki-laki 18 bulan mengalami gangguan keterlambatan fungsi motorik e.c Cerebral
Palsy Paraparese tipe Spastik
KERANGKA KONSEP
FR (Trauma lahir) CP
10
CEREBRAL PALSY
11