Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah hasil kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. Dengan demikian
sampah mengandung prinsip sebagai berikut :
1.
2.
3.
Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih
kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti
daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat
oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif
seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari
pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya
anorganik.
Prinsip Pengolahan Sampah
prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah. Prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:
1.
Mengurangi (bahasa Inggris: reduce).Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita
pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
2.
Menggunakan kembali (bahasa Inggris: reuse).Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai
kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable).
3.
Mendaur ulang (bahasa Inggris: recycle). Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna
didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi
(bahasa Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
4.
Mengganti (bahasa Inggris: replace).Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang
yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
Saat ini, banyak dilakukan penelitian untuk menemukan sumber alternatif mengingat sumber energi yang tidak dapat
diperbaharui seperti minyak bumi, gas, dan batu bara kian menipis. Sumber energi altrnatif yang dapat digunakan sebagai
sumber energi alternatif yaitu biogas dan biomas. Pembuatan biogas dapat menggunakan limbah organik seperti
sampah, kotoran hewan yang diproses secara anaerob diggestion, sedangkan pembuatan biomas dibuat dengan
menggunakan sampah organik seperti limbah kayu, daun, ranting, sekam padi, jerami, ampas tebu, cangkang sawit dan
sampah kota.
Pembuatan biogas dari kotoran hewan, khususnya kotoran sapi berpotensi sebagai sumber alternatif yang ramah
lingkungan karena selain limbah yang dimanfaatkan, sisa pembuatan biogas yang berupa slurry tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Dimana dalam kotoran sapi tersebut terdapat kandungan selullosa, walaupun
kandungan selullosa hanya sedikit, kotoran sapi yang dicampur dengan air akan tetap menghasilkan gas metana yang
cukup banyak sehingga bisa digunakan sebagai sumber energi alternatif.
Sedangkan pembuatan biomas dari sampah tumbuhan apabila diolah dengan zat pengikat polutan akan menjadi suatu
bahan bakar padat buatan sebagai bahan bakar alternatif yang disebut briket. Dengan adanya briket dari sampah dan
membun dan ranting dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah dan kayu bakar. Saat ini briket yang
ada masih menggunakan bahan baku seperti jagung, sekam padi, dan sabut kelapa.Penangganan masalah sampah dengan
tehnik di atas cenderung tidak ramah lingkungan dan kurang bernilai ekonomis. Pengelolaan dengan sistem open dumping
sering menimbulkan masalah baru yaitu menghasilkan gas polutan seperti gas H2S dan NH3. Pengelolaan sampah menjadi
kompos cenderung kurang bernilai ekonomis dan penangganan dengan cara di bakar akan menimbulkan pencemaran
lingkungan dan ganguan pernafasan bagi manusia. Sedangkan penangganan sampah dengan cara di buang ke sungai
akaerikan dampak langsung berupa sumber penyakit bagi manusia seperti penyakit kulit dan penyakit menular sedang
dampak tidak langsungnya adalah sebagai penyebab terjadinya banjir.
Melihat pada berbagai kelemahan tehnik diatas, maka diperlukan suatu tehnik pengelolaan baru yang lebih ramah
lingkungan dan mampu menghasilkan produk yang bernilai ekonomis tinggi. Untuk tujuan ini, pengelolaan sampah pasar
tradisional sebagai sumber energi alternatif patut diterapkan. Cara yang potensial adalah dengan menerapkan teknologi
anaerobik untuk menghasilkan biogas.
Teknologi Anaerobik
Pada prinsipnya teknologi anaerobik adalah proses dekomposisi (penguraian) biomassa (residu/sampah) secara
mikrobiologis dalam kondisi anaerobik (tanpa oksigen). Secara garis besar bahan baku yang diperlukan untuk teknologi
anaerobik adalah berupa sampah pasar tradisional (berjenis sampah basah), mikroorganisme, dan air. Sedangkan
perangkat yang diperlukan dalam teknologi anaerobik ini terdiri dari digester sebagai tempat berlangsungnya proses
anaerobik, penampung biogas, dan perangkat pemanfaatan biogas yang dihasilkan, serta beberapa komponen pendukung
seperti stop kran, pipa, dan perangkat pengaman. Hal ini dengan jelas mencerminkan bahwa teknologi anaerobik adalah
teknologi yang murah, karena semua bahan baku tersebut dapat diperoleh dengan cara mudah dan dalam jumlah yang
besar. Sedangkan untuk digester dan penampung gas dapat dibuat dari bahan-bahan bangunan seperti semen dan pasir,
sehingga biaya pembuatannya relatif murah.
Selain gas metana, produk bermutu lainnya dari teknologi anaerobik adalah pupuk organik yang siap pakai dengan
kandungan unsur hara yang jauh lebih tinggi dibanding bahan baku awalnya. Hal ini dikarenakan telah terjadi pemekatan
berbagai unsur hara dalam residu proses anaerobik karena lepasnya senyawa kimia karbon dan hidrogen dalam proses
pembentukan gas metana. Disamping dua produk diatas, teknologi anaerobik juga mempunyai nilai tambah yaitu :
1.
Biogas diharapkan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan minyak yang
jumlahnya terbatas dan harganya yang cukup mahal.
2.
Teknologi ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan menciptakan kondisi pasar tradisional yang
bersih, sehat, dan nyaman.
3.
Jadi, dengan adanya sumber energi alternatif seperti biogas dan biomas memiliki banyak keuntungan diantaranya dapat
mengurangi timbunan sampah yang semakin bertambah, dapat menghemat pemakaian sumber energi yang tidak dapat
diperbaharui seperti minyak bumi, gas, dan batu bara, dan dapat mengurangi efek rumah kaca.
Proses Kerja PLTsa terdapat dua macam yaitu: Proses pembakaran dan proses
teknologi fermentasi metana
1. Proses pembakaran
PLTSa dengan proses pembakaran menggunakan proses konversi Thermal dalam
mengolah sampah menjadi energi. Proses kerja tersebut dilakukan dalam beberapa tahap
yaitu:
a. Pemilahan dan Penyimpanan Sampah
1) Limbah sampah kota yang berjumlah 500-700 ton akan dikumpulkan pada suatu tempat
yang dinamakan Tempat Pengolahan Akhir (TPA).
2) Pemilahan sampah sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan PLTSa.
3) Sampah ini kemudian disimpan didalam bunker yang menggunakan teknologi RDF
(Refused Derived Fuel).Teknologi RDF ini berguna dalam mengubah limbah sampah
kota menjadi limbah padatan sehingga mempunyai nilai kalor yang tinggi.
4) Penyimpanan dilakukan selama lima hari hingga kadar air tinggal 45 % yang kemudian
dilanjutkan dengan pembakaran.
b. Pembakaran Sampah
1) Tungku PLTSa pada awal pengoperasiannya akan digunakan bahan bakar minyak.
2) Setelah suhu mencapai 850oC 900oC, sampah akan dimasukkan dalam tungku
pembakaran (insenerator) yang berjalan 7800 jam.
3) Hasil pembakaran limbah sampah akan menghasilkan gas buangan yang mengandung
CO, CO2, O2, NOx, dan Sox. Hanya saja, dalam proses tersebut juga terjadi penurunan
kadar O2. Penurunan kadar O2 pada keluaran tungku bakar menyebabkan panas yang
terbawa keluar menjadi berkurang dan hal tersebut sangat berpengaruh pada efisiensi
pembangkit listrik.
c. Pemanasan Boiler
Panas yang dipakai dalam memanaskan boiler berasal dari pembakaran sampah. Panas ini
akan memanaskan boiler dan mengubah air didalam boiler menjadi uap.
d. Penggerakan Turbin dan Generator Serta Hasil.
Uap yang tercipta akan disalurkan ke turbin uap sehingga turbin akan berputar. Karena
turbin dihubungkan dengan generator maka ketika turbin berputar generator juga akan
berputar. Generator yang berputar akan mengahsilkan tenaga listrik yang kan disalurkan
ke jaringan listrik milik PLN. Dari proses diatas dengan jumlah sampah yang berkisar
500-700 ton tiap harinya dapat diolah menjadi sumber energi berupa listrik sebesar 7
Megawatt
2. Teknologi Fermentasi Metana
Pada tauhn 2002, di Jepang, telah dicanangkan biomass- strategi totalJepang
sebagai kebijakan negara. Sebagai salah satu teknologi pemanfaatanbiomass sumber
daya alam dapat diperbaharui yang dikembangkan di bawahmoto bendera ini, dikenal
teknologi fermentasi gas metana. Sampah dapurserta air seni, serta isi septic tank diol
ah dengan fermentasi gas metana dandiambil biomassnya untuk menghasilkan listrik, l