TERAPI KELUARGA
Disusun untuk memenuhi tugas keperawatan jiwa 2 yang diampu oleh Ibu Eny Hidayati
Disusun oleh :
Trecy Delmi Darose
Bayu Permana
Etika Putri
Zumrotul Mutmainah
Doni Setyawan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terapi keluarga adalah sesungguhya bagian dari cabang ilmu konseling yang relatif
baru. Dia muncul di sekitar tahun 1950-an, sebagai suatu reaksi/koreksi atas psikoanalisa
yang ditemukan oleh Sigmund Freud. Psikoanalisa dianggap sebagai sesuatu yang gagal
oleh para pionir terapi keluarga, sekalipun banyak dari mereka terlatih di bidang
psikoanalisa.Dalam psikoanalisa, klien harus dikonseling sendirian. Kehadiran orang lain
akan mengganggu proses penyembuhan.
Para pionir terapi keluarga melihat ini sebagai suatu kelemahan (terutama juga karena
pengaruh sistem berpikir, yang melihat individu sebagai bagian dari suatu sistem yang
namanya keluarga). Para pionir ini, terutama Virginia Satir, mencoba menghadirkan
anggota keluarga lain dalam proses konseling, dengan keyakinan bahwa klien yang sedang
dikonseling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh anggota keluarga lain. Jadi dalam terapi
keluarga, yang hadir tidak hanya individu yang dianggap bermasalah, tetapi juga anggota
keluarga yang lain (yang mungkin menganggap dirinya tidak punya masalah)
Sekalipun terapi keluarga diawali dengan kesamaan pola pandang tadi, dalam
perkembangannya muncul berbagai aliran dalam terapi keluarga. Berikut ini contoh dari
beberapa model yang ada seperti Family Systems Therapy oleh Murray Bowen. Bowen
percaya bahwa keluarga mempunyai pengaruh sangat besar (lebih dari yang kita ketahui)
terhadap hidup kita. Setiap kali kita masuk dalam suatu hubungan, pola-pola lama yang
ada dalam keluarga kita mempengaruhi kita. Apalagi kalau kita mempunyai unfinished
business dalam hubungan di keluarga kita. Oleh karena itu, salah satu alat terapi Bowen
adalah peta keluarga (genogram) 3 generasi. Structural Family Therapy oleh Salvador
Minuchin. Sesuai dengan namanya, model ini melihat kepada struktur keluarga. Untuk
mengubah masalah, struktur keluarga harus diperbaiki. Model ini sangat populer di tahun
1970-an.
terucap dan rahasia. Keluarga sehat memiliki aturan yang konsisten, jelas, danditegakkan
dari waktu ke waktu tetapi dapat disesuaikan dengan perubahan perkembangan kebutuhan
keluarga. Setiap anggota keluarga memiliki peranan yang jelas terkait dengan posisi sosial
mereka.
Terapi keluarga sering dimulai dengan fokus pada satu anggota keluarga yang
mempunyai masalah. Khususnya, klien yang diidentifikasi adalah remaja laki-laki yang
sulit diatur oleh orang tuanya atau gadis remaja yang mempunyai masalah makan.
Sesegara mungkin, terapis akan berusaha untuk mengidentifikasi masalah keluarga atau
komunikasi
keluarga
yang
salah,
untuk
mendorong
semua
anggota
keluarga
mengintrospeksi diri menyangkut masalah yang muncul. Tujuan umum terapi keluarga
adalah meningkatkan komunikasi karena keluarga bermasalah sering percaya pada
pemahaman tentang arti penting dari komunikasi.
Terapi keluarga mengajarkan penyelesaian tanpa paksaan, mengajarkan orang tua
untuk menetapkan kedisiplinan pada anak-anak mereka, mendorong tiap anggota keluarga
untuk berkomunikasi secara jelas satu sama lain, mendidik anggota keluarga dalam prinsip
perubahan perilaku, tidak menekankan kesalahan pada satu anggota akan tetapi membantu
anggota keluarga apakah hyarapan terhadap anggota yang lain masuk akal.
Pendekatan berpengaruh yang lain disebut strategi atau terapi keluarga terstruktur. Disini,
terapis berusaha menemukan problem utama dari masalah klien dalam konteks keluarga,
bukan sebagai masalah individual. Tujuannya adalah untuk mengurangi sikap
menyalahkan yang mengarah pada satu orang. Contohnya, terapis menyampaikan bahwa
perilaku menentang dan agresif dari remaja mungkin adalah tanda dari ketidakamanan
remaja atau alasan untuk mendapatkan perhatian yang lebih dari ayahnya. Pada banyak
keluarga yang mengalami stress, pesan emosional begitu tersembunyi sehingga anggota
keluarga lebih sering berbicara tanpa berbuat. Mereka sering mengasumsikan bahwa
mereka dapat saling membaca pikiran masing-masing.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mendemonstrasikan Terapi keluarga dalam
asuhan Keperawatan Keluarga
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian terapi keluarga
b. Mahasiswa dapat menjelaskan Model dalam terapi Keluarga
c. Mahasiswa dapat menjelaskan Tahap-tahap terapi keluarga
d. Mahasiswa dapat menjelaskan proses terapi keluarga
e. Mahasiswa dapat menjelaskan peran konselor dalam terapi keluarga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Family (keluarga) adalah suatu kelompok individu yang terkait oleh ikatan
perkawinan atau darah. Secara khusus mencakup seorang ayah, ibu dan anak.
Sedangkan Therapy (terapi) adalah suatu perlakuan atau pengobatan yang ditujukan
pada penyembuhan suatu kondisi patologis. ( Kartini,Kartono. 1985)
Menurut Kartini Kartono dan Gulo ( 1987) dalam kamus psikologi, family therapy
(terapi keluarga) adalah :
Suatu bentuk terapi kelompok dimana masalah pokoknya adalah hubungan antara
pasien dengan anggota- anggota keluarganya. Oleh sebab itu
seluruh
anggota
keluarga dilibatkan
dalam usaha penyembuhan.
Terapi Keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi
keluarga
sehingga
bisa
membenahi
masalah-
keluarga muncul dari observasi bahwa masalah-masalah yang ada pada terapi
individual mempunyai konsekuensi dan selama menjalani terapi individual, bisa
terganggu lagi setelah kembali pada
keluarganya.
Menurut
teori
awal
dari
psikopatologi, lingkungan keluarga dan interaksi orang tua dan anak adalah penyebab
dari perilaku maladaptive.
B. Tujuan Family Therapy
Tujuan terapi keluarga oleh para ahli di rumuskan secara berbeda. Bowen
menegaskan
bahwa tujuan
terapi
keluarga) untuk mencapai individualis, membuat dirinya menjadi hal yang berbeda dari
sistem keluarga.
Sedangkan Minuchin
mengemukakan
bahwa
tujuan
terapi keluarga
adalah
mengubah struktur dalam keluarga dengan cara menyusun kembali kesatuan dan
menyembuhkan perpecahan yang terjadi dalam suatu keluarga. Diharapkan keluarga
dapat menantang persepsi untuk
melihat
realitas,
mempertimbangkan alternatif
struktur keluarga dengan cara menyusun kembali kerukunan dan kesatuan. Sehingga
dapat menyelesaikan perpecahan yang terjadi dalam keluarga dan juga mewadahi
atau memfasilitasi komunikasi, pikiran dan perasaan antara anggota keluarga.
C. Dinamika Keluarga
Untuk menjelaskan menganai dinamika keluarga terdapat tiga teori yang menjelaskan
dinamika keluarga yaitu: teori peran, teori perkembangan dan teori system.
1. Teori Peran
Peran pokok dalam perkawinan menurut Parsons dan Baless (1955)
menyatakan adanya dua peran pokok dalam perkawinan, yaitu eksperimental dan
ekspresif. Peran instrumental adalah melakukan segala hal yang perlu dilakukan yaitu
mencari uang dan menjaga hubungan luar yang memuaskan dengan system ekonomi
dan system sekolah. Peran ekspresif terutama memperhatikan hubungan yang
memuaskan di dalam keluarga dan ekspresi perasaan yang berhubungan dengan
hubungan yang intim. Pada keluarga modern peran-peran tersebut tidak dibagi secara
eksak antara suami dan isteri.
Dalam teori peran ada empat konsep dasar yang merupakan dasar untuk
mengerti kesehatan mental dan keluarga, yaitu:
a. Komplimentaris peran, yaitu anggota keluarga melakukan peran yang berbeda,
yang melengkapi satu sama lain dalam menyelesaikan fungsi keluarga. Dengan ini
kebutuhan keluarga dapat dipenuhi dengan cara yang efisien, misalnya ayah
merupakan
cirri
Dalam refrensi lain menyebutkan juga bahwa sebuah konsep model untuk mengukur
atau menilai dari pasangan dan keluarga. Adapun tujuan dari model penilaian dari
pasangan dan famili tercantumkan dalam lima konsep domain yang serupa yang
teridentivikasi didalam sebuah penilaian model yaitu:
1. Konsep kognitif
2. Afektif
3. Komunikasi dan hubungannya degan orang lain (interpersonal)
4. Struktur dan perkembangannya.
5. Kemudian kontrol situasi, dan hubungan perilaku
didalam
domain.
(Howard.A.L&dkk2001)
Sedangkan disebutkan lagi bahwa adapun model-model komunikasi dalam lingkungan
keluarga atau luasnya lingkungan masyarakat adalah:
1. Komunikasi pasif
Karakteristik dari komunikasi pasif ini adalah tidak adanya sebuah kebahagiaan
dan dan kejujuran dalam berbagi, yang mencakup perasaan dan sebuah keinginan.
Mungkin hal tersebut akan mengakibatkan seseorang menjadi harga dirinya lemah, dan
tipe seperti ini oarng lain akan membencinya dan membuat orang tersebut menjadi
sakit hati.
2. Komunikasi yang agresif
Adapun karakteristik komunikasi yang agresif adalah seorang individu yang yang
menyampaikan sebuah keinginannya menudian disampaikan dengan tepaat dan di ikuti
dengan kata-kata yang memaksakan diri untuk harus bisa untuk melakukannya atau
dengan kata-kata tidak pernah. Artinya bahwa dalam komunikasi agresif seseorang
berbicara dengan tepat apabila dia mau melakukan sebuah perkerjaan maka dia
langsung berkata ya, sedangkan kalau tidak pernah melakukannya langsung saja bilang
tidak.
3. Komunikasi yang assertif
Komunikasi asertif mengijinkan seseorang untuk mengungkapkan diri mereka, baik
didalam sebuah komunikasi kesehatan, baik ketidaktergantungannya dan lain-lain.
Secara langsung hal ini menjelaskan apa yang di inginkanorang lain, dan hal ini sangat
dihargai didalam sebuah komunikasi dengan orang lain. Maksud dari komunikasi
asertif ini adalah seseorang diberikan kebebasan untuk mengungkapkan perasaan atau
keinginannya di dalam bertindak atau dalam melakukan sesuatu.
E. Model Terapi dalam Keluarga
1. Experiential/Humanistic
Tujuan dari terapi ini adalah insight, kematangan psikoseksual, penguatan
fungsi ego, pengurangan gejala patologis, dan memuaskan lebih banyak relasi obyek.
Kerangka umumnya adalah sejadian saat ini yaitu data terkini dan dari
pengalamanyang diobservasi secara langsung. Aturan dari proses ketidaksadaran
adalah pilihan bebas dan kesadaran akan kemampuan diri lebih penting daripada
motivasi yang tidak disadari. Fungsi utama dari terapis adalah sebagai fasilitaor aktif
pada potensi-potensi untuk pertumbuhan dan menyediakan keluarga pada pengalaman
baru. Jenis-tenis terapi yang digunakan dalam pendekatan experiential/ humanistic
adalah sebagai berikut:
a. Terapi pengalaman (Experiential or symbolic family therapy) Menggunakan
pendekatan non-teoritis dalam terapi tetapi lebih menekankan pada proses, yaitu
sesuatu yang terjadi selama tahapan terapi keluarga dan bagaimana setiap orang
mengalami perasaan-perasaan dan perubahan pada perilakunya.
b. Gestalt family therapy Menekankan pada pengorganisasian diri secara menyeluruh.
Focus utamanya adalah membantu individu melalui transisinya dari keadaan yang
selalu dibantu oleh lingkungan ke keadaan mandiri (self support).
c. Humanistik Terapis berperan dalam memperkaya pengalaman keluarga dan
memperbesar kemungkinan setiap anggota keluarga untuk menyadari keunikan dan
potensi mereka yang luar biasa.
d. Pendekatan proses/komunikasi
Terapis
dan
keluarga
bekerjasama
untuk
dan tetap memperhatikan latar belakang keluarga. Atauran dari ketidak sadaran adalah
konsep terkini yang menyatakan konflik yang tidak disadari meskipun saat ini tampak
pada masa interaktif. Fungsi utama dari terapis adalah langsung tapi tidak konfrontasi
dan dilihat melalui penyatuan keluarga.
Bowen mencoba menjembatani antara pendekatan yang berorientasi pada
psikodinamika yang menekankan pada perkembangan diri, isu-isu antar generasi dan
peran-peran masa laludengan pendekatan yang membatasi perhatian pada unit keluarga
dan pengaruhnya dimasa kini.
Bowen menggunakan 8 konsep dalam dalam sistem hubungan emosional
dalam keluarga yang digunakan Bowen untuk menganalisis kasus adalah sebagai
berikut:
a. Pebedaan individu
b. Triangulasi
c. Sistem emosional keluarga
d. Proses proyeksi keluarga
e. Pemutusan emosional
f. Proses penularan multigenerasi
g. Posisi saudara kandung
h. Regenerasi masyarakat
3. Psikodinamika
Tujuan dari terapi psikodinamika ini adalah pertumbuhan, pemenuhan lebih
banyak pada pola interaksi yang lebih. Psikodinamikan memandang keluarga sebagai
system dari interaksi kepribadian, duimana setiap individu mempunyai usb-sistem
yang penting dalam keluarga, sebagaimana keluarga sebagai sebuah sub-sistem dalam
sebuah komunitas. Terapis menjadi fasilitator yang menolong keluarga untuk
menentukan tujuannya sendiri dan bergerak kearah mereka sebagaimana sebuah
kelompok.
Kerangka umum adalah masa lalu, sejarah dari pengalaman terdekat yang perlu
diungkap. Aturan dari ketidaksadaran adalah konflik dari masa lalu yang tidak
terselesaikan akan Nampak pada perilaku sadar seseorang secara kontineu untuk
mrnghadapi situasi dan obyek yang ada sekarang. Fungsi utama dari terapis bersikap
netral artinya membuat intepretasi tehadap pola perilaku individu dan keluarga.
4. Behavioral
bisa
disebut
penting.
2. Homework: yaitu dengan cara mengumpulkan seluruh anggota keluarga agar
saling berkomunikasi diantaranya.
3. Family sculpting: cara untuk mendekatkan diri dengan anggota keluarga yang
lain dengan cara nonverbal.
4. Genograms:
adalah
mengumpulkan
dan
sebuah
mengorganisasi
cara
yang
informasi
bermanfaat
tentang
untuk
keluarga. Genogram
adalah sebuah diagram terstruktur dari sistem hubungan tiga generasi keluarga.
Diagram ini sebagai roadmap dari sistem hubungan keluarga.
dan
pendekatan
strategic,kemudian
Gregory
Bateson
masalah
dapat
konseli
dalam
konseli
8. Konselor tidak boleh menjadi pribadi yang trereotip terhadap urutan kelahiran. Pada
saat
yang
perkembangan
sama,
menjelajahi
kepribadian
urutan
seseorang
kelahiran
dan
pengaruhnya
pada
anggota
keluarga
yang
tadinya
memahami
dan
memecahkan
masalah dan
kelemahan
yang
tadinya
terhambat oleh emosi- emosi tertentu, dan mampu membantu konseli agar
dapat menurunkan tingkat hambatan emosional dan kecemasan serta menemukan,
memahami dan memecahkan masalah dan kelemahan yang dialaminya dengan
bantuan anggota keluarga lainnya.
H. Proses dan Tahapan Family Therapy
Terapi keluarga pada dasarnya adalah sebuah cara unik untuk melihat patologi
dalam sistem keluarga. Historisnya yaitu dimulai pada diri individu yang menekankan
pada
keluarga
mereka. Terapi
keluarga
berfokus
pada
cara
suatu
sistem
keluarga
yang
konseling
datang
dengan
konselor
untuk
Dalam
pelaksanaannya,
sekalipun
dalam
konseling
individual
saling percaya,
sehingga
akrab,
Upaya pengembangan rapport ini ditentukan oleh aspek aspek diri konselor
yakni kontak mata, perilaku non verbal (perilaku attanding, bersahabat/ akrab,
hangat, luwes, ramah, jujur, penuh perhatian). Dan bahasa lisan/ verbal yang baik
2. Pengembangan apresiasi emosional, dimana munculnyakemampuan untuk
menghargai perasaan masing- masing anggota keluarga, dan keinginan mereka agar
masalah yang mereka hadapi dapat terselesaikan semakin besar.
3. Pengembangan alternatif modus perilaku.
Dalam tahap ini, baik konseling maupun anggota keluarga mengembangkan
dan melatihkan perilaku- perilaku baru yang disepakati berdasarkan hasil diskusi
dlam konseling. Pada tahap ini muncul home assignment, yaitu mencobakan/
mempraktikkan perilaku baru selama masa satu minggu (misalnya) dirumah,
kemudian akan dilaporkan pada sesi berikutnya
dilakukan tindakan selanjutnya.
untuk
dibahas,
evaluasi
dan
4. Fase membina
acceptance,Unconditional
eksplorasi,
perencanaan
atau
conjoint
family
therapy,
langkah/
proses
kesuksesan
dan
kegagalan
kekuatan
dan
kelemahan,
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dalam keterikatan
aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan
bagian dari keluarga. ( friedman, 1998). Terapi keluarga adalah suatu cara untuk menata
kembali masalah hubungan antar manusia (Stuart & Sudden).
Tujuan terapi keluarga : Menurunkan konflik kecemasan keluarga. Meningkatkan
kesadaran keluarga thd kebutuhan masing - masing anggota keluarga. Meningkatkan
kemampuan penanganan thd krisis. Mengembangkan hubungan peran yg sesuai.
Membantu keluarga menghadapi tekanan dari dlm maupun dari luar anggota keluarga.
Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dg tingkat perkembangan anggota keluarga.
Manfaat terapi keluarga
1. Bagi klien : Mempercepat proses penyembuhan, memperbaiki hubungan interpersonal,
menurunkan angka kekambuhan.
2. Keluarga : Memperbaiki fungsi & struktur keluarga, Keluarga mampu meningkatkan
pengertian thd klien shg lebih dpt menerima, toleran & menghargai klien sbg manusia.
keluarga dpt meningkatkan kemampuan dlm membantu klien dlm proses rehabilitasi
B. Saran
Untuk menjaga agar sebuah keluarga tetap utuh seutuhnya dibutuhkan sikap saling
menghormati dan menghargai antara satu dengan yang lain, menjaga komunikasi antar
anggota keluarga, saling mendukung antar anggota keluarga dalam hal-hal yang positif.
Dan jika semua hal yang mendukung untuk menjaga keutuhan keluarga sudah
dilaksanakan tetapi masih saja terjadi perpecahan dalam keluarga, maka sebaiknya kita
menganggap hal tersebut sebagai ujian dari Tuhan dan berdoa saja semoga masalah cepat
selesai.
DAFTAR PUSTAKA
David, H Olson, dkk, 2000 Empowering Couples; Buliding or your strengths
Hershenson, David B, Power, Paul W, Waldo Michael. 1996. Community Conseling, Boston: Allyn
and Bacon.
Howard, A.L, dkk, 2001. Family Psychology. Sciencebased intervention, APA; Woshington DC.
Kartini Kartono, 1985, Bimbingan Konseling dan Dasar-dasar Pelaksanaan Tehnik Bimbingn Praktik ,
Jakarta, CV Rajawali
Katryn G, 2011, Konseling Keluarga ,Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Latipun, 2011, Psikologi Konseling, Pers Universitas Muhammadiyah Malang
Sofyan S. Willis ,2009, Konseling Keluarga, Bandung: Alfabeta