Anda di halaman 1dari 9

REAKSI DAN PERHITUNGANNYA

Setelah saling bertumbukan, reaktan akan mulai bereaksi membentuk produk. Tapi berapa
waktu yang dibutuhkan untuk membentuk produk belum bisa ditentukan, kecuali dengan
memahami kinetikanya. Berarti kita harus belajar tentang kinetika, yaitu ilmu kimia yang
belajar tentang mekanisme dan laju reaksi
A. Laju Reaksi
Secara fisika, definisi dari kecepatan atau laju adalah jarak yang ditempuh benda pada
waktu tertentu. Laju disimbolkan dengan v dan dapat dituliskan rumusnya sebagai
berikut:

dimana v adalah laju (meter detik-1), s adalah jarak meter), dan t adalah waktu (detik).
Sama dengan hal tersebut, dalam kimia juga dikenal istilah laju reaksi.Masih ingat dengan
persamaan reaksi yang pernah kita pelajari?Persamaan reaksi terdiri atas reaktan dan
produk.Reaksi berjalan mulai dari reaktan menuju produk.Reaktan terletak di sebelah kiri
anak panah, sedangkan produk terletak di sebelah kanan.
Dalam hal ini jika diandaikan reaksi berjalan terus, maka secara logika konsentrasi
reaktan akan semakin berkurang, sedangkan konsentrasi produk akan semakin bertambah.
Karena dalam reaksi tidak ada jarak yang harus ditempuh, maka konsentrasi reaktan
berkurang setiap saat atau konsentrasi produk bertambah setiap saat.Hal ini dapat
dianalogikan sebagai jarak yang ditempuh.Dengan analogi tersebut, maka laju reaksi
dapat didefinisikan sebagai laju berkurangnya konsentrasi reaktan tiap satuan
waktu.Atau jika ditinjau dari produk, laju reaksi dapat didefinisikan sebagai laju
bertambahnya konsentrasi produk tiap satuan waktu. Analoginya dapat dilihat pada
gambar 1 dan 2 untuk reaksi A B. Seiring dengan bertambahnya waktu, molekul A
(yang berwarna hitam) akan berkurang sebagai reaktan, sementara molekul B (yang
berwarna merah) akan bertambah sebagai produk.
Secara matematika laju reaksi A B dapat dituliskan sebagai berikut:

Jika reaksinya lebih kompleks, misalnya persamaan reaksi:

aA bB
maka koefisien reaksi harus diperhitungkan dalam persamaan lajunya. Persamaan laju
reaksi untuk reaksi di atas adalah:

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


Reaksi kimia dapat dipercepat atau diperlambat dengan cara memberi perlakuan tertentu.
Perlakuan tersebut berkaitan dengan ukuran partikel reaktan, suhu, pengadukan, tekanan
gas, molaritas, katalisator, inhibitor, dan sebagainya.
1. Ukuran partikel
Jika ukuran partikel semakin kecil, maka reaksi akan berjalan semakin cepat akibat
bertambahnya permukaan materi tersebut. Jika kalian mempunyai benda berbentuk kubus
dengan ukuran rusuk panjang, lebar, dan tinggi sama, yaitu 1 cm. Berapa luas permukaan
kubus tersebut? Secara matematika dapat dihitung bahwa luas permukaan kubus sebesar 6
kali luas sisinya. Karena kubus mempunyai 6 sisi yang sama, maka jumlah luas
permukaannya adalah 6 1 cm 1 cm = 6 cm2. Sekarang jika kubus tersebut dipotong
sehingga menjadi 8 buah kubus yang sama besar, maka keempat kubus akan mempunyai
panjang,lebar, dan tinggi masing-masing 0,5 cm. Luas permukaan untuksebuah kubus
menjadi 6 0,5 cm 0,5 cm = 1,5 cm2. Jumlah luaspermukaan kubus menjadi 8 1,5
cm2 = 12 cm2. Jadi, dengan memperkecil ukuran kubus, maka luas permukaan total
menjadisemakin banyak.

Gambar 2.1 Luas permuakaan partikel kecil lebih besar.


Jika ukuran partikel suatu benda semakin kecil, maka akan semakin banyak jumlah total
permukaan benda tersebut. Oleh karena itu, luas permukaan semakin banyak maka
kemungkinan terjadinya tumbukan antarpermukaan partikel akan semakin sering. Hal ini
dapat mempercepat terjadinya reaksi.
2. Suhu

Kenaikkan suhu mempercepat reaksi karena dengan kenaikkan suhu gerakan partikel
semakin cepat.Energi kinetik partikel-partikel semakin bertambah sehingga makin banyak
terjadi tumbukan yang efektif.Dengan demikian, makin banyak partikel-partikel yang
bereaksi.

Gambar 2.2 Gerakan partikel-partikel dalam reaksi kimia pada suhu T1 dan T2
Beberapa hasil eksprimen menunjukkan bahwa kenaikan suhu 100C, akan menambah laju
reaksi 2 kali lipat.
3. Konsentrasi
Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi tentu mengandung molekul-molekul yang lebih
rapat dibandingkan dengan konsentrasi larutan rendah.Larutan dengan konsentrasi tinggi
merupakan larutan pekat dan larutan dengan konsentrasi rendah merupakan larutan
encer.Pada larutan pekat, letak molekulnya rapat sehingga sering terjadi tumbukan
dibandingkan dengan larutan encer.Itulah sebabnya, jika konsentrasi larutan yang
direaksikan semakin besar, maka laju reaksinya juga semakin besar.

Gambar 2.3 Partikel reaktan dalam (a) konsentrasi rendah, (b) konsentrasi tinggi.
4. Katalis
Katalisator merupakan zat yang mampu mempengaruhi laju reaksi. Dalam kerjanya
katalisator akan ikut bereaksi dengan zat-zat reaktan, tetapi diakhir proses reaksi
katalisator tersebut akan memisah kembali. Katalis ada dua macam, yaitu katalis yang
bersifat positif dan katalis negatif.Katalis bersifat positif dapat mempercepat laju
reaksi.Katalis bersifat negatif merupakan katalisator yang memperlambat laju reaksi,
katalisator ini dinamakan inhibitor.Adanya katalis positif dalam reaksi kimia
mengakibatkan energi aktivasi reaksi semakin kecil.Dengan demikian, kemungkinan
terjadinya reaksi semakin besar.Bayangkan jika kalian ingin menuju suatu tempat yang
dihalangi sebuah gunung. Jalan yang satu harus mendaki gunung, sedangkan jalan yang
lain melewati terowongan yang menembus gunung, mana yang lebih cepat? Jalan
yangharus mendaki gunung digambarkan sebagai jalan tanpa katalis, sedangkan jalan

melalui terowongan adalah jalan dengan katalis.Dalam hal ini terowongan merupakan
suatu katalis.

Gambar 2.4 Diagram energi aktivasi dengan atau tanpa katalis.


Apa yang dapat disimpulkan dari gambar di atas. Pada gambar terlihat bahwa pada:
Jalur I
A + B AB C
Jalur ini merupakan jalur reaksi yang berjalan tanpa katalisator sehingga memerlukan
energi aktivasi yang tinggi.Akibatnya reaksi berjalan lambat.
Jalur II
A + B XAB C
Jalur ini dengan katalisator, yaitu X. Adanya katalisator mengakibatkan energi aktivasi
rendah, sehingga reaksi berjalan cepat.
Contohnya adalah reaksi penguraian H2O2. Larutan hidrogen peroksida (H2O2) dapat
terurai menurut persamaan reaksi berikut:
2H2O2(aq) 2H2O(l) + O2(g)
Pada suhu kamar, reaksi penguraian berjalan lambat. Akan tetapi, jika ditambah
mangan(IV) oksida, reaksi dapat berjalan lebih cepat.
C. Konstanta Laju Reaksi
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa pada suhu tertentu konsentrasi reaktan berbanding
lurus dengan laju reaksi, semakin banyak zat yang bereaksi, maka semakin cepat reaksi
tersebut berlangsung.Perhatikan tabel berikut yang menggambarkan laju reaksi
penguraian Br2.

Table 2.1 Tabel di atas memperlihatkan seiring dengan berkurangnya konsentrasi Br2,
maka laju reaksinya juga akan berkurang. Jika digambarkan dengan grafik akan diperoleh
persamaan garis lurus.

Gambar 2.5 Laju reaksi dan konsentrasi berbanding lurus.


Berdasarkan grafik tersebut kita bisa menuliskan hubungan antara laju dan konsentasi
analog dengan persamaan garis lurus y = mx, dimana y adalah laju reaksi, x adalah
konsentrasi dan m adalah sebuah konstanta. Kita peroleh:
r =k [Br2
Jika reaksinya lebih kompleks lagi, misal:
A + B C Kita tuliskan persamaan lajunya:
r kAB
Harga k bergantung pada jenis reaksi dan suhu.Setiap jenis reaksi mempunyai harga k
tertentu.Jika reaksi berlangsung cepat, maka harga k besar.Begitu pula sebaliknya.Jika
reaksi berlangsung lambat, maka harga k kecil.

D. Orde Reaksi
Pengaruh konsentasi terhadap laju reaksi tergantung pada jenis reaksinya. Ada jenis reaksi
yang ketika konsentrasi reaktannya ditambah 2 kali lipat maka lajunya akan bertambah 2
kali lipat juga. Ada pula reaksi yang ketikakonsentrasi reaktannya ditambah 2 kali lipat
maka lajunya akan bertambah 4 kali lipat. Bahkan ada jenis reaksi yang jika
konsentrasinya ditambah berkali-kali lipat, ternyata lajunya tetap, tidak bertambah apalagi
berkurang. Untuk memahaminya, perhatikan ilustrasi pada gambar 2.6

Gambar 2.6 Pengaruh konsentrasi terhadap laju


Persamaan laju dari reaksi A B, dapat dituliskan:
r = k[A]
Dari eksperimen diperoleh data sebagai berikut:

Table 2.2
Perhatikan tabel di atas, jika konsentrasi dinaikkan dari 0,05 ke 0,1 (2 kali lipat), ternyata
lajunya naik dari 3.10-4 menjadi 14.10-4 (4 kali lipat). Untuk menggambarkan kondisi
tersebut, maka dalam kinetika kimia diperkenalkan istilah baru, yaitu orde reaksi atau
tingkat reaksi. Untuk ilustrasi di atas kita menuliskan persamaan lajunya menjadi: r =
k[A]2 dan disebut reaksi orde 2 terhadap A.
untuk reaksi orde 1, kita tuliskan:
r = k[A]1 = k[A]
untuk reaksi orde nol, kita tuliskan:
r = k[A]0 = k

Jika reaksinya lebih kompleks, misal aA + bB cC, maka kita tuliskan persamaan
lajunya:
r= k [A]m[B]n
dimana m adalah orde reaksi terhadap A dan n adalah orde reaksi terhadap B. dengan
demikian orde reaksi totalnya adalah:
orde reaksi total m n
Orde reaksi biasanya adalah bilangan bulat positif sederhana (1, 2, 3, atau lebih), tetapi
ada yang berorde 0, , atau bilangan negatif. Orde-orde reaksi ini tidak dapat dituliskan
dari persamaan reaksinya, melainkan harus dari data eksperimen.
Pada reaksi A + B C, orde reaksi terhadap A dapat ditentukan dengan cara melakukan
eksperimen. Molaritas A dibuat tetap, sedangkan molaritas B diubah-ubah, kemudian
waktu atau laju reaksi diukur dengan cara tertentu. Demikian pula sebaliknya, untuk
menentukan laju reaksi terhadap B, maka molaritas B dibuat tetap molaritas A diubahubah.
E. Gabungan Rumus
Setelah memahami orde reaksi, sekarang kita akan menggabungkan konsep orde reaksi
tersebut dengan laju reaksi secara definisi dan secara matematis.
1. Orde 0
Jika kita memiliki reaksi A B, maka secara definisi laju reaksinya dapat dituliskan:
r= - d [A]
dt
Jika reaksinya adalah reaksi orde 0, maka secara matematika persamaan laju reaksinya
menjadi:
r= k [A]0
r= k
Gabungan 2 persamaan tersebut adalah:
-d [A]= k
dt
-d [A] = k dt
Jika diintegralkan akan diperoleh persamaan:

Jika persamaan di atas digambarkan dalam bentuk grafik, maka grafiknya adalah gambar
2.7

Gambar 2.7 . Grafik orde reaksi 0

2. Orde 1
Jika reaksi di atas adalah reaksi orde 1, maka secara matematika persamaan laju
reaksinya menjadi:
Gabungan 2 persamaan tersebut adalah:

Jika diintegralkan akan diperoleh persamaan:

Jika persamaan di atas digambarkan dalam bentuk grafik, maka grafiknya adalah gambar
2.8

Gambar 2.8 Grafik orde reaksi 1


3. Orde 2
Jika reaksi di atas adalah reaksi orde 2, maka secara matematika persamaan laju reaksinya
menjadi:

Gabungan 2 persamaan tersebut adalah:

Jika diintegralkan akan diperoleh persamaan:

Jika persamaan di atas digambarkan dalam bentuk grafik, maka grafiknya adalah gambar
2.9

Gambar 2.9.Grafik reaksi orde 2


F. Waktu Paruh
( t ) Waktu paruh merupakan waktu yang diperlukan agar molaritas zat sisa menjadi
setengah molaritas zat awal. Misal mula-mula molaritas zat A adalah a mol, setelah waktu
t, maka molaritas zat A sisa sebesar a mol. Waktu paruh sering digunakan untuk
perhitungan dalam reaksi peluruhan radioaktif. Selain itu dengan mengetahui waktu paruh
laju reaksi dapat dicari dengan lebih cepat.0 1 1 A kt A t Kimia Dasar untuk Fisika |
131 Untuk reaksi orde 1, waktu paruh.

Anda mungkin juga menyukai