Anda di halaman 1dari 18

1.

Aspek Geomorfologi
Menurut Ahmad Imam A.,SSi., M.T (2014 : 1) pada hakekatnya

geomorfologi dapat di definisikan sebagai ilmu tentang roman muka bumi


beserta

aspek-aspek

yang

mempengaruhinya.

Kata

geomorfologi

(geomorphologi) berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari tiga kata
yaitu :Geos(earth/bumi), marphos (shape/bentuk), logos (knowledge atau
ilmu pengetahuan). Berdasarkan dari kata-kata tersebut, maka pengertian
geomorfologi merupakan pengetahuan tentang bentuk-bentuk permukaan
bumi.
Geomorfologi adalah mempelajari bentuk lahan (landfrom), proses-proses
yang menyebabkan pembentukan dan perubahan yang dialami oleh setiap
bentuk lahan yang dijumpai di permukaan bumi termasuk yang terdapat
didasar laut/samudra.Geografi fisik mempelajari tentang bentang lahan
(landscape), yaitu bagian ruang dari permukaan bumi yang dibentuk oleh
adanya

interaksi

dan

interdependansi

bentuk

lahan.

Kajian

utama

geomorfologi untuk analisis landcape dan morfologi (bentuk-bentuk lahan)


yang terdiri dari morfografi (uraian dari bentuk lahan) dan morfometri
(ukuran bentuk lahan) dan morfogenesis (proses pembentukan lahan). Aspek
tersebut juga digunakan dalam mengkaji ilmu-ilmu tanah, khususnya pada
kajian pedologi, klasifikasi tanah, survey dan penilaian lahan. Faktor
geomorfologi yang terdiri atas bentuk lahan, proses, material penyusun, dan
lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pola pembagian
tanah

dari

suatu

daerah

dan

tingkat

perkembangan

tanah.

Faktor

pembentukan tanah seperti batuan induk, iklim, relief, vegetasi, waktu, dan
organisme sebagian merupakan aspek geomorfologi

satuan bentuk lahan

yang menjadi sasaran utama dalam geomorfologi banyak digunakan untuk


satuan pemetaan tanah.
Selain diartikan sebagai bentang lahan, lanskap juga diartikan sebagai
pemandangan, yaitu keadaan alam yang menujukan kenampakan indah dan
suasana

nyaman.Dari

pengertian

tersebut

dapat

diketahui,

bahwa

pemandangan mempunyai empat aspek yang terkandung didalam nya.Yaitu


aspek kondisional (keadaan alam), asppeek visual (kenampakan), aspek
estetika (keindahan), serta aspek sittusional (suasana nyaman). Diketahui
pula bahwa lanskap tersusun atas kompenen-kompenen bentuk lahan, iklim,
batuan, tanah, air, flora, fauna, dan budaya yang kesemuanya saling
interaksi, interdependensasi, membentuk suatu kesatuan yang kondisi nya
dapat dilihat,keindahan nya dapat dinikmati, dan kenyamanan nya dapat
dirasakan oleh segenap manusia.
Bentuk lahan atau Iandform adalah bentukan alam dipermukaan bumi
khususnya didaratan yang terjadi karena proses pembentukan tertentu dan
melalui serangkaian evolusi tertentu pula, menjelaskan bahwa bentuk lahan
merupakan suatu kenampakan medan yang terbentuk oleh proses alami,
memiliki komposisi tertentu dan karakteristik fisikal dan visual dengan jalur
tertentu

yang

terjadi

dimanapun

bentuk

lahan

tersebut

terdapat.

Berdasarkan pengertian bentuk lahan tersebut, jelas bahwa bentuk lahan


yang berada dipermukaan bumi sangat bervariasi .kondisi bentuk lahan yang
bervariasi dapat menampilkan berbagai macam potensi seperti potensi
keindahan, potensi energi, dan lain sebagainya. Dengan demikian, bentang
lahan dan bentuk lahan sebagai suatu permukann bumi yang didalamnya
terkandung berbagai aspek yang dimaksudkan diatas, maka jelaslah bentang
lahan dan bentuk lahan dapat dikatagorikan sebagai sumber daya landskap
yang dapat dimanfaatkan bagi kehidupan manusia.
Menurut Fitriyane.L (2013 : 1) Proses geomorfologi adalah perubahanperubahan baik secara fisik maupun kimiawi yang dialami permukaan bumi.
Penyebab proses tersebut yaitu benda-benda alam yang kita kenal dengan
nama geomorphic agent, berupa air dan angin. Keduanya merupakan ad
penyebab yang dibantu dengan adanya gaya berat, dan keseluruhannya
bekerja bersama-sama dalam melakukan perubahan terhadap permukaan
muka bumi. Tenaga-tenaga perusak ini dapat kita golongkan dalam tenaga
asal luar (eksogen), yaitu yang datang dari luar atau dari permukaan bumi,
sebagai lawan dari tenaga asal dalam (endogen) yang berasal dari dalam

bumi.Tenaga asal luar pada umumnya bekerja sebagai perusak, sedangkan


tenaga asal dalam sebagai pembentuk.
Kedua tenaga inipun bekerja bersama-sama dalam mengubah bentuk
permukaan muka bumi ini.
a. Pembentukan
b. Perusakan
c. Pengangkutan
d. Tenaga asal dalam
e. Pembentukan struktur
f. Pembentukan gunung api
g. Tenaga asal
h. Gradasi
i. Pelapukan
j. Tenaga dari luar bumi
k. Adanya jatuhan dari meteor
l. Tenaga asal luar
m. Pengangkutan bahan
n. Erosi
o. Gelombang
Geomorfologi bukan hanya sekedar mempelajari bentuk lahan yang
tampak saja, tetapi juga mentafsirkan bagaimana bentuk-bentuk tersebut
bisa terjadi, proses apa yang mengakibatkan pembentukan dan perubahan
muka bumi. Jadi meliputi bentuklahan (landform), proses-proses yang
menyebabkan pembentukan dan perubahan yang dialami oleh setiap
bentuklahan yang dijumpai di permukaan bumi termasuk yang terdapat di
dasar laut/samudera serta mencari hubungan antara bentuk lahan dengan
proses-proses dalam tatanan keruangan dan kaitannya dengan lingkungan.
Dengan demikian bahwa dalam mempelajari geomorfologi terkait pada
geologi, fisiografi, dan proses geomorfologi yang menjadi faktor yang tidak
dapat diabaikan dalam perubahan bentuk lahan. Konsep dasar Geomorfologi
perlu

dipahami

secara

baik

untuk

mempelajari

Geomorfologi

dalam

membantu mengenal dan menganalisa kenampakan bentuk lahan di


permukaan bumi, sehingga pada akhirnya dapat mengenal peristilahan baik
secara deskriptif maupun secara empiris, terutama nanti dalam melakukan
klasifikasi bentuk lahan. Geomorfologi mempunyai peran dan terapan dalam

survei dan pemetaan, survei geologi, hidrologi, vegetasi, penggunaan lahan


pedesaan, keteknikan, ekplorasi mineral, pengembangan dan perencanaan,
analisis medan, banjir, serta bahaya alam disebabkan oleh gaya endogen.
Kemiringan Lereng adalah kenampakan permukan alam disebabkan
adanya beda tinggi apabila beda tinggi dua tempat tesebut di bandingkan
dengan jarak lurus mendatar sehingga akan diperoleh besarnya kelerengan.
Bentuk lereng bergantung pada proses erosi juga gerakan tanah dan
pelapukan. Leeng merupakan parameter topografi yang terbagi dalam dua
bagian yaitu kemiringan lereng dan beda tinggi relatif, dimana kedua bagian
tersebut besar pengaruhnya terhadap penilaian suatu bahan kritis. Bila
dimana suatu lahan yang lahan dapat merusak lahan secara fisik, kimia dan
biologi, sehingga akan membahayakan hidrologi produksi pertanian dan
pemukiman.
Peta kelas lereng diperoleh melalui interpetasi peta rupa bumi
Indonesia (RBI) dengan metode pembuatan peta lereng yang dikemukakan
oleh Wenthworth dengan rumus sebagai berikut :
S = (n-1)x ki x 100%
a x skala peta
Keterangan :
S = Besar sudut lereng
n = Jumlah kontur yang memotong tiap diagonal jaring
ki = kontur interval
a = panjang diagonal jarng dengan panjang rusuk 1 cm
Kemiringan lereng merupakan ukuran kemiringan lahan relative
terhadap bidang datar yang secara umum dinyatakan dalam persen atau
derajat. Kecuraman lereng,panjang lereng dan bentuk lereng semuanaya
akan mempengaruhi besarnya erosi dan aliran permukaan. Menurut sitanala
Arsyad (1989:225) mengkelaskan lereng menjadi seperti berikut:

Table 1 jenis-jenis lereng


Kemiringan ( % )
03
38

Klasifikasi
Datar
A
Landai
Atau B

Kelas

Berombak
8 15
Agak Miring
C
15 30
Miring
D
30-45
Agak Curam
E
45-65
Curam
F
>65
Sangat Curam
G
Sumber : klasifikasi kemiringan lereng (1989)

2.

Aspek Geologi
Menurut Whitten dan Brooks (1972) dalam Ir. Soetoto, S.U (2001 : 1)

geologi adalah ilmu pengetahuan bumi, mengenai asal, struktur, komposisi


dan sejarahnya (termasuk perkembangan kehidupan), serta proses-proses
yang telah menyebabkan keadaan bumi seperti sekarang ini.
Menurut Bates dan Jackson (1990) dalam Ir. Soetoto, S.U (2001 : 1)
Geologi adalah ilmu yang mempelajari planet bumi terutama mengenai
materi penyusunnya, proses yang terjadi padanya, hasil proses tersebut,
sejarah planet itu dan bentuk-bentuk kehidupan sejak bumi terbentuk.
Geologi sangat berkaitan dengan :
1. Fisika, yang berkaitan dengan gaya-gaya di bumi,
2. Kimia, yang berkaitan dengan materi penyusun bumi,
3. Biologi, yang berkaitan dengan kehidupan masa lalu, yang kini
dijumpai sebagai fosil.
Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang
komplek, mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga
merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari.
Ilmu ini mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua,
samudra, cekungan dan rangkaian pegunungan. Karena luasnya bidang-

bidang yang dicakup, maka Geologi lazimnya dibagi menjadi 2 (dua)


kelompok,

yaitu

Geologi

Fisik

dan

Geologi

Dinamis.

Geologi

Fisik

atau Physical Geology, adalah suatu studi yang mengkhususkan mempelajari


sifat-sifat fisik dari bumi, seperti susunan dan komposisi dari pada bahanbahan yang membentuk bumi, selaput udara yang mengitari bumi,
khususnya bagian yang melekat dan berinteraksi dengan bumi, kemudian
selaput air atau hidrosfir, serta proses-proses yang bekerja diatas permukaan
bumi yang dipicu oleh energi Matahari dan tarikan gayaberat bumi. Prosesproses yang dimaksud itu, dapat dijabarkan sebagai pelapukan, pengikisan,
pemindahan dan pengendapan.
Menurut Bates dan Jackson (1990) dalam Ir. Soetoto, S.U (2001 : 5) materi
penyusun bumi terdiri dari mineral dan batuan yang kalau lapuk akan
menjadi tanah.
1.

Mineral
Mineral adalah materi penyusun bumi, yang merupakan unsusr atau

senyawa anorganik, terbentuk secara alami, mempunyai sifat dan komposisi


tertentu, mempunyai sifat fisik tertentu, mempunyai struktur dalam yang
teratur dan berbentuk Kristal.Kristal adalah suatu bangun polyeder (bidang
banyak) yang teratur dan dibatasi oleh bidang-bidang rata yang tertentu,
jumlahnya dan mempunyai sumbu-sumbu simetri tertentu.
2.

Batuan
Batuan adalah massa materi mineral, baik yang kompak keras maupun

tidak, yang membentuk bagian kerak bumi. Batuan dapat terdiri dari satu
macam mineral atau kumpulan berbagai macam mineral.
Berdasarkan cara terbentuknya di alam, batuan dapat dibagi menjadi tiga
jenis yaitu :
a. Batuan beku atau batuan magma

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari pembekuan


magma.Magma adalah zat cair-liar-pijar yang merupakan senyawa silikat dan
ada dibawah kondisi tekanan dan suhu tinggi di dalam tubuh bumi (mantle
atau crust).
b. Batuan endapan atau batuan sedimen
Batuan ini terjadi dari pembatuan atau litifikasi hancuran batuan lain
atau litifikasi hasil reaksi atau biokimia. Pembatuan atau litifikasi adalah
proses terubahnya materi pembentuk batuan yang lepas-lepas menjadi
batuan kompak keras.
c. Batuan metamorfik atau batuan metamorf
Batuan

metamorfik

bertambahnya

adalah

tekanan

dan

batuan

yang

telah

temperature.Batuan

berubah

karena

metamorfik

juga

merupakan batu yang telah mengalami perubahan mineralogik, dan struktur


oleh metamorfisme dan trjadi langsung dari fase padat tanpa melalui fase
cair.

3.

Hidrologi
Menurut Hefni Effendi(2003) dalam Erwidya Rasyid dkk, (2013 :

didefinisikan

sebagai

ilmu

yang

mempelajari

tentang

perairan

6)

darat

(misalnya danau, situ, waduk, danau, rawa dan lahan basah), terdiri atas
kompoenen biotik dan abiotik, serta pengungkapan proses-proses interaksi
diantara komponen-komponen itu . Debit air adalah jumlah air yang mengalir
dari suatu penampang tertentu (sungai, saluran, mata air) persatuan waktu
(ltr/dtk, m3/dtk, dm3/dtk). Ada beberapa cara mengukur debit air yaitu
dengan Emboys Float Method dan metode Weir yang menggunakan papan
bercelah.Air merupakan pokok bagi kehidupan dan secara keseluruhan
mendominasi komposisi kimia dari semua organisme. Terdapatnya dimana-

mana dalam biota sebagai tumbuhan metabolisme biokimia dan mempunyai


sifat kimia serta fisika yang unik
Air merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat dialam secara
berlimpah limpah.Namun, ketersediaan air yang memenuhi syarat bagi
keperluan manusia relatif sedikit karena dibatasi oleh berbagai faktor.
Air tawar yang tersedia selalu mengalami siklus hidrologi. Pergantian total
(replacement) air sungai berlangsung sekitar 18 20 tahun; sedangkan
pergantian uap air yang terdapat di atmosfer berlangsung sekitar dua belas
hari dari pergantian air tanah dalam (deep groundwater )membutuhkan
waktu ratusan tahun.
Air tawar yang dapat dikonsumsi tersebar secara tidak merata karena
adanya perbedaan curah hujan ( presipitasi ) tahunan.Wilayah yang kaya
akan air terdapat di daerah tropis dan daerah yang memiliki empat musim
atau ugahari ( temperate ), sedangkan wilayah yang miskin air terdapat di
daerah kering ( arid dan semi-arid ).
Siklus hidrologi air tergantung pada proses evaporasi dan presipitasi. Air
yang terdapat di permukaan bumi berubah menjadi uap air di lapisan
atmosfer melalui proses evaporasi ( penguapan ) air sungai,danau,dan laut;
serta proses evapotranspirasi atau penguapan air oleh tanaman.Uap air
bergerak ke atas hingga membentuk awan yang dapat berpindah karena
tiupan angin. Ruang udara yang mendapat akumulasi uap air secara kontinu
akan menjadi jenuh. Oleh pengaruh udara dingin pada lapisan atmosfer, uap
air tesebut mengalami sublimasi sehingga butiran-butiran uap air membesar
dan akhirnya jatuh sebagai hujan. Zat yang bersifat higroskopis ( menyerap
air ) dapat mempercepat integrasi pengikatan molekul uap air menjadi air.
Sehingga, pada pembuatan hujan buatan, dilakukan penambahan zat yang
bersifat higroskopis terhadap awan ( NaCI atau urea ).
Beberapa parameter hidrologi suatu badan air yang perlu diketahui dalah
sebagai berikut :
a) Kecepat arus (Velocity )

Kecepatan arus (velocity/flow rate) suatu badan air sangat berpengaruh


terhadap

kemampuan

badan

air

tersebut

untuk

mengasimilasi

dan

mengangkut bahan pencemar. Pengetahuan akan kecepatan arus digunakan


untuk memperkirakan kapan bahan pencemar akan mencapai suatu lokasi
tertentu, apabila bagian hulu suatu badan air mengalami pencemaran.
Kecepatan arus dinyatakan dalam satuan m/detik.
b) Debit
Menurut

Jeffries dan Mills, (1996) dalam Erwidya Rasyid dkk, (2013 :8)

Debit (discharge) dinyatakan sebagai volume yang mengalir pada selang


waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam satuan m 3/detik. Perhitungan
debit ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
D=VxA
Keterangan :
D
= debit air (m3/detik)
V
= kecepatan arus (m/detik)
A
= luas penampang saluran air (m2)
Dengan meningkatnya debit, kadar bahan bahan alam yang terlarut
kesuatu badan air akibat erosi meningkat secara eksponensial. Namun,
konsentrasi bahan bahan antropogenik yang memasuki badan air tersebut
mengalami penurun karena terjadi proses pengenceran. Jika suatu bahan
pencemar

masuk kebadan air dengan kecepatan konstan, kadar bahan

pencemar dapat ditentukan dengan membagi jumlah bahan pencemar yang


masuk dengan debit badan air.
c) Tinggi permukaan air
Air dapat mengalir ke dan dari suatu saluran air bawah tanah (akifer) ke
sungai, bergantung pada perbandingan relatif tinggi permukaan air pada
akifer dan sungai.
d) Erosi dan sedimentasi
peristiwa erosi mengangkut tanah pucuk atau tanah lapisan atas yang
subur (top soil) dan memindahkannya ke tempat lain yang lebih rendah.
Bersama dengan lapisan tanah pucuk tersebut, terangkut pula unsur

hara.Tanah yang terbentuk akibat pengendapan tanah pucuk dikenal sebagai


tanah alufial.
Tanah

yang

terlarut

akibat

erosi

pada

akhirnya

akan

mengalami

sedimentasi (pengendapan) dibagian hilir badan air sehingga mengakibatkan


pendangkalan. Proses erosi dan sedimentasi ini perlu diperhitungkan dengan
saksama, terutama

pada pembuatan waduk yang diperuntukkan bagi

pembangkit tenaga listrik (PLTA), pelabuhan, dan saluran saluran air


pembuang untuk mencegah terjadinya banjir (banjir kanal).
Air tawar berasal dari dua sumber yaitu air permukaan ( surface water )
dan air tanah (ground water). Air permukaan adalah air yang berbeda di
sungai,danau,waduk,rawa, dan badan air lain, yang tidak mengalami
infiltrasi ke bawah tanah.Areal tanah yang mengalirkan air ke suatu badan
air disebut Watersheds atau drainage basins.
Perairan tegenang mengikuti air danau,kolam,waduk (reservoir), rawa
(wetland), dan sebagainya. Perairan tergenang (lentik), khususnya danau,
biasanya mengalami stratifikasi secara vertikal akibat perbedaan intensitas
cahaya dan perbedaan suhu pad akolom air yang terjadi secara vertikal.
Danau dicirikan dengana arus yang sangat lambat (0,001-0,01 m/detik) atau
tidak ada arus sama sekali. Oleh karena itu, waktu tinggal (residence time)
air dapat berlangsung lama.Arus air di danau dapat bergerak ke berbagai
arah. Perairan danau biasanya memiliki stratifikasi kualitas air secara
vertikal.Stratifikasi ini tergantung pada kedalaman dan musim.Zonase
(perwilayahan) perairan tergenang (danau) dibagi menjadi dua, yaitu zonase
bentos dan zonase kolom air.Zonase bentos juga disebut zonase dasar,
terdiri atas supra-litoral, sub-litoral, dan fropundal.Zonase kolom air atau
open water zone terdiri atas zonase limnetik,tropogeni,kompensasi, dan
tropolitik.
Berdasarkan tingkat kesuburannya,(trophic status) perairan tergenang,
khususnya danau, dapat diklasifikasikan menjadi lima sebagai berikut :

a) Oligotrofik (kekurangan unsur hara dan produktivitas rendah), yaitu


perairan dengan produktivitas primer dan biomassa yang rendah.
Perairan

ini

memiliki

kadar

unsur

hara

nitrogen

dan

fosfor

rendah,namun cenderung jenuh dengan oksigen.


b) Mesotrofik (unsur hara dan produktivitas sedang), yaitu perairan
dengan

produktifitas

primer

dan

bimassa

sedang.

Perairan

ini

merupakan peralihan antara oligotrofik dan eutrofik.


c) Eutrofik (kaya unsur hara dan produktifitas tinggi), yaitu perairan
dengan kadar unsur dan tingkat produktivitas primer tinggi.aliran ini
memiliki tingkat kecerahan yang rendah dan kadar oksigen pada
lapisan hipolomnion dapat lebih kecil dari 1 mg/liter.
d) Hiper-eutrofik, yaitu perairan dengan kadar unsur

hara

dan

produktivitas primer sanagt tinggi.


Menurut Hefni Effendi(2003) dalam Erwidya Rasyid dkk,

(2013 : 10)

Distrofik, yaitu jenis perairan yang banyak mengandug bahan organik


(misalnya asam humus dan fulvic).
4.

Aspek Iklim

a.

Suhu
Menurut Hefni Effendi(2003) dalam Erwidya Rasyid dkk,

(2013 : 10)

Suhu merupakan parameter oseanografi yang mempunyai pengaruh sangat


dominan terhadap kehidupan ikan khususnya dan sumber daya hayati laut
pada umumnya.
Hampir semua populasi ikan yang hidup di laut mempunyai suhu
optimum untuk kehidupannya, maka dengan mengetahui suhu optimum dari
suatu spesies ikan, kita dapat menduga keberadaan kelompok ikan, yang
kemudian dapat digunakan untuk tujuan perikanan.
Sebagian besar biota laut bersifat poikilometrik (suhu tubuh dipengaruhi
lingkungan) sehingga suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme. Sebagian

besar organisme laut bersifat poikilotermik (suhu tubuh sangat dipengaruhi


suhu massa air sekitarnya), oleh karenanya pola penyebaran organisme laut
sangat mengikuti perbedaan suhu laut secara geografik.
Berdasarkan penyebaran suhu permukaan laut dan penyebaran organisme
secara keseluruhan maka dapat dibedakan menjadi 4 zona biogeografik
utama yaitu :
a. Kutub
b. Tropik
c. Beriklim sedang panas
d. Beriklim sedang dingin.
Terdapat pula zona peralihan antara daerah-daerah ini, tetapi tidak mutlak
karena

pembatasannya

dapat

agak

berubah

sesuai

dengan

musim.Organisme perairan seperti ikan maupun udang mampu hidup baik


pada kisaran suhu 20-30C. Perubahan suhu di bawah 20C atau di atas
30C menyebabkan ikan mengalami stres yang biasanya diikuti oleh
menurunnya daya cerna.
Pada abad 17 terdapat 30 jenis skala yang membuat para ilmuan
kebingungan.Hal ini memberikan inspirasi pada Anders Celcius (1701 1744)
sehingga pada tahun 1742 dia memperkenalkan skala yang digunakan
sebagai pedoman pengukuran suhu.Skala ini diberinama sesuai dengan
namanya yaitu Skala Celcius. Apabila benda didinginkan terus maka suhunya
akan semakin dingin dan partikelnya akan berhenti bergerak, kondisi ini
disebut kondisi nol mutlak. Skala Celcius tidak bisa menjawab masalah ini
maka Lord Kelvin (1842 1907) menawarkan skala baru yang diberi nama
Kelvin. Skala kelvin dimulai dari 273 K ketika air membeku dan 373 K ketika
air mendidih. Sehingga nol mutlak sama dengan 0 K atau -273C. Selain
skala tersebut ada juga skala Reamur dan Fahrenheit. Untuk skala Reamur
air membeku pada suhu 0R dan mendidih pada suhu 80R sedangkan pada
skala Fahrenheit air membuka pada suhu 32F dan mendidih pada suhu
212F. Suhu menunjukkan derajat panas benda.Mudahnya, semakin tinggi

suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut.Secara mikroskopis, suhu


menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda.Setiap atom dalam suatu
benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun
gerakan di tempat getaran.Makin tingginya energi atom-atom penyusun
benda, makin tinggi suhu benda tersebut.
Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer.Empat
macam termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur, Fahrenheit
dan Kelvin.
b.

Kelembaban Udara
Menurut Lakitan, (1994) mendefinisikan kelembaban udara dalam ruang

tertutup dapat diatur sesuai dengan keinginan. Pengaturan kelembaban


udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan potensiair antara udara dengan
larutan atau dengan bahan padat tertentu. Jika ke dalam suatu ruang
tertutup dimasukkan larutan, maka air dari larutan tersebut akan menguap
sampai terjadi keseimbangan antara potensi air pada udara dengan potensi
air larutan. Demikian pula halnya jika hidrat kristal garam-garam (salt cristal
bydrate) tertentu dimasukkan dalam ruang tertutup makaair dari hidrat
kristal garam akan menguap sampai terjadi keseimbangan potensi air.
Menurut

Handoko,

(1994)

mendefinisikan

kelembaban

udara

menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Jumlah uap air dalam udara ini
sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer uap
air ini merupakan komponen udara yang sangat penting ditinjau dari segi
cuaca.Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang
dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif)
maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap
air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) persatuan
volume. Kelembaban nisbi membandingkan antara kandungan/tekanan uap
air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk
menampung uap air.Kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut
(pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu udara.Sedangkan defisit tekanan

uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap
aktual.Masing-masing pernyataan kelembaban udara tersebut mempunyai
arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah.
5.

Tanah
Menurut Hanafiah, (2005) dalam Frisca Panjaitan, dkk, (2015 : 1447)

Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan


yang

telah mengalami serangkaian pelapukan oleh

sehingga

membentuk

lapisan berpartikel

halus

gaya-gaya

atau

yang

alam,
disebut

regolit. Pada prinsipnya masing-masing jenis tanah mempunyai morfologi


yang khas sebagai konsekuensi keterpaduan pengaruh spesifikdari iklim,
jasad hidup, bahan induk, topografi dan umur tanah.
Menurut Hardjowigeno,
1448), Klasifikasi

tanah

(2003) dalam Frisca Panjaitan, dkk, (2015 :


adalah

ilmu

yang mempelajari cara-cara

membedakan sifat-sifat tanah satu sama lain, dan mengelompokkan tanah


kedalam

kelas-kelas

tertentu berdasarkan

atas

kesamaan

sifat

yang

dimiliki.
Menurut Darmawijaya, (1997) dalam Frisca Panjaitan, dkk, (2015 : 1448),
Tujuan umum klasifikasi tanah adalah menyediakan suatu susunan yang
teratur (sistematik) bagi pengetahuan mengenai tanah dan hubungannya
dengan

tanaman,

baik

mengenai

produksi

maupun

perlindungan

kesuburan tanah. Tujuan ini meliputi berbagai segi, antara lain peramalan
pertanian di masa yang akan datang.
Menurut Kemas Ali Hanafiah (2005), dalam Erwidya Rasyid dkk, (2013 :
15) Sifat dan karakteristik fisik, kimia, dan biologi tanah merupakan hasil dari
proses pembentukan tanah yang bekerja pada bahan induk tanah. Proses
pembentukan tanah merupakan hal yang mendasar dalam kajian geografi
tanah. Pemahaman atas faktor faktor tanah yang saling berinteraksi secara
kompleks

dibawah

kondisi

lingkungan

alami

adalah

penting

dalam

membentuk pola pikir geografis. Sifat dan karakteristik tanah secara fisik,
kimia, biologi, dan morfologi adalah yang khas pada tubuh tanah yang
diidentifikasi atas perbedaan perbedaan dalam hal sifat dan karakteristik
fisik, kimia, dan biologi.
Profil tanah adalah penampang vertikal tanah yang dimulai dari
permukaan tanah sampai lapisan induk dalam tanah. Tanah yang terbentuk
di permukaan bumi berkembang dari bahan mineral yang berasal dari batubatuan melalui proses pelapukan, baik secara fisik maupun kimia yang
dibantu oleh pengaruh dari atmosfer, sehingga di dalam tanah terdapat
empat komponen utama yaitu bahan mineral, bahan organik, udara, dan air
tanah. Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang
dibuat dengan cara menggali lubang dengan ukuran tertentu dan kedalaman
yang tertentu pula sesuai dengan keadaan-keadaan tanah dan keperluan
penelitian.
Menurut Kemas Ali Hanafiah (2005), dalam Erwidya Rasyid dkk, (2013 :
15) Profil tanah terdiri dari horizon-horison O-A-E-B-C-R. Empat lapisan
teratas yang masih dipengaruhi cuaca disebut solum tanah, horison O-A
disebut lapisan tanah atas dan horison E-B disebut lapisan tanah bawah.
Huruf kapital O, A, E, B, C, R merupakan simbol-simbol untuk horizon
utama dan lapisan utama tanah.Huruf-huruf kapital ini merupakan simbol
dasar, yang dapat diberi tambahan karakter-karakter lain untuk melengkapi
penamaan horizon dan lapisan. Sifat Fisik Tanah yaitu :
a) Warna tanah
Warna tanah merupakan salah satu sifat yang mudah dilihat dan
menunjukkan sifat dari tanah tersebut. Warna tanah merupakan campuran
komponen lain yang terjadi karena mempengaruhi berbagai faktor atau
persenyawaan tunggal. Urutan warna tanah adalah hitam,coklat, karat, abuabu, kuning dan putih.

Warna tanah dengan akurat dapat diukur dengan tiga sifat-sifat prinsip
warnanya.Dalam menentukan warna cahaya dapat juga menggunakan
Munsell Soil Colour Chart sebagai pembeda warna tersebut.Penentuan ini
meliputi penentuan warna dasar atau matrik, warna karatan atau kohesi dan
humus.Warna tanah penting untuk diketahui karena berhubungan dengan
kandungan bahan organik yang terdapat di dalam tanah tersebut, iklim,
drainase tanah dan juga mineralogi tanah.
Mineral-mineral

yang

terdapat

dalam

jumlah

tertentu

dalam

tanah

kebanyakan berwarna agak terang (light).Sebagai akibatnya, tanah-tanah itu


berwarna agak kelabu terang, jika terdiri dari mineral-mineral serupa itu
yang sedikit mengalami perubahan kimiawi.
Warna gelap pada tanah umumnya disebabkan oleh kandungan tinggi dari
bahan organik yang terdekomposisi, jadi, dengan cara praktis persentase
bahan organik di dala m tanah diestimasi berdasarkan warnanya. Bahan
organik di dalam tanah akan mengahsilkan warna kelabu gelap, coklat gelap,
kecuali terdapat pengaruh mineral seperti besi oksida ataupun akumulasi
garam-garam sehingga sering terjadi modifikasi dari warna-warna di atas.
b) Tekstur
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dalam persen (%) antara
fraksi-fraksi

pasir,

plastisitas,

permeabilitas,

produktivitas

tanah

debu

dan

pada

liat.Tekstur

keras
daerah

dan

erat

hubungannya

kemudahan,

geografis

dengan

kesuburan

tertentu.Tekstur

dan
dapat

menentukan tata air dalam tanah berupa kecepatanm infiltrasinya, penetrasi


serta kemampuan mengikat air.
Jika beberapa contoh tanah ditetapkan atau dianalisa di laboratorium,
maka hasilnya selalu memperlihatkan bahwa tanah itu mengandung partikelpartikel yang beraneka ragam ukurannya, ada yang berukuran koloi, sangat
halus, halus, kasar dan sangat kasar.
Tanah disusun dari butir-butir tanah dengan berbagai ukuran.Bagian
butir tanah yang berukuran lebih dari 2 mm disebut bahan kasar tanah
seperti kerikil, koral sampai batu.Bagian butir tanah yang berukuran kurang

dari 2 mm disebut bahan halus tanah. Bahan halus tanah dibedakan menjadi
:
1) Pasir : butir tanah yang berukuran antara 0,050 mm sampai dengan 2
mm.
2) Debu : butir tanah yang berukuran antara 0,002 mm sampai dengan
0,050 mm.
3) Liat : butir tanah yang berukuran kurang dari 0,002 mm.
Tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya serap air,
ketersediaan air di dalama tanah, besar aerasi, infiltrasi dan laju pergerakan
air (perkolasi).Dengan demikian maka secara tidak langsung tekstur tanah
juga dapat mempengaruhi perkembangan perakaran dan pertumbuhan
tanaman serta efisien dalam pemupukan.Tekstur dapat ditentukan dengan
metode, yaitu dengan metode pipet dan metode hydrometer, kedua metode
tersebut ditentukan berdasarkan perbedaan kecepatan air partikel di dalam
air.
Struktur tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel-partikel
tanah seperti pasir , debu dan liat yang membentuk agregat satu dengan
yang lainnya yang dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat
yang terbentuk secara alami disebut dengan ped.Struktur yang daapat
memodifikasi pengaruh terkstur dalam hubungannya dengan kelembaban
porositas,

tersedia

unsur

hara,

kegiatan

jasad

hidup

dan

pengaruh

permukaan akar.
Tipe struktur terdapat empat bentuk utamanya yaitu :
1)
2)
3)
4)

bentuk
bentuk
bentuk
bentuk

lempung
prisma
gumpal
spheroidel atau bulat

Struktur
hubungannya
kegiatan

tanah
dalam

jasad

dapat

memodifikasi

kelembaban,

hidup

dan

pengaruh

porositas,

pertumbuhan

tekstur

tersedianya

akar.

Struktur

dalam

unsur

hara,

lapisan

olah

dipengaruhi oleh praktis dan di mana aerasi dan drainase membatasi


pertumbuhan

tanaman,

sistem

pertanaman

yang

mampu

menjaga

kemantapan agregat tanah akan memberikan hasil yang tinggi bagi produksi
pertanian.
Metode umum yang biasa dipakai untuk menentukan jumlah air yang
dikandung oleh tanah adalah persentase terhadap tanah kering. Bobot tanah
yang lembab dalam hal ini dipakai karena kedaaan lembab sering bergejolak
dengan keadaan air.

Anda mungkin juga menyukai