Anda di halaman 1dari 9

MASYARAKAT MADANI (Civil Society)

Pengertian Masyarakat madani :


1. Patrick, civil society atau masyarakat madani, adalah jaringan kerja yang
komplek dan organisasi-organisasi yang dibentuk secara sukarela, yang
berbeda dari lembaga-lembaga negara yang resmi, bertindak secara
mandiri atau dalam bekerjasama dengan lembaga-lembaga negara.
2. Mohammad A.S. Hikam, Civil Society, adalah wilayah kehidupan sosial
yang
terorganisasi
dan
bercirikan
sukarela,
keswasembadaan,
keswadayaan, kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara, dan
terikat dengan norma atau hukum yang berlaku.
3. Lary Diamond, Civil Society, adalah kehidupan sisial terorganisasi yang
terbuka, sukarela, lahir secara mandiri, berswadaya, otonom dari negara,
terikat pada hukum. Contoh menurutnya adalah :
a. Perkumpulan/jaringan perdagangan.
b. Perkumpulan keagamaan, suku, budaya yang membela hak
kolektif, kepercayaan.
c. Yayasan penyelenggara pendidikan, asosiasi penerbitan
d. Gerakanperlindungan konsumen, seperti perlindungan
perempuan, perlindungan etnis minoritas, perlindungan kaum cacat,
korban diskriminasi.

CIRI-CIRI MASYARAKAT MADANI / CIVIL SOCIETY :

1. Lahir secara mandiri, dibentuk oleh masyarakat sendiri tanpa campur


tangan negara.
2. Keanggotaan bersifat sukarela, atas kesadaran masing-masing anggota.
3. Mencukupi kebutuhannya sendiri (swadaya) tidak bergantung bantuan
pemerintah.
4. Bebas dan mandiri dari kekuasaan negara sehingga berani mengontrol
kebijakan negara.
5. Tunduk pada hukum yang berlaku atau norma yang disepakati bersama.

Karakteristik Mayarakat Madani

Adapun karakteristiknya pertama, Free Public Sphere adalah adanya ruang


publik yang bebas sebagai sarana dalam mengemukakan pendapat. Pada ruang
publik yang bebaslah individu dalam posisinya yang setara mampu melakukan
transaksi transaksi wacana dan praksis politik tanpa mengalami distorsi dan
kehawatiran. Persyarat ini dikemukakan oleh Arendit dan Habermal lebih lanjut
dikatakan bahwa ruang publik secara teoritis bisa diartikan sebagai wilayah
dimana masyarakat sebagai warga negara memiliki akses penuh terhadap
setiap kegiatan publik. Warga negara berhak melakukan kegiatan secara
merdeka dalam menyampaikan pendapat berserikat, berkumpul serta
mempublikasikan informasi kepada publik.
Kedua, Demokrasi merupakan satu entitas yang menajdi penegak wacana
masyarakat madani, diaman dalam menjalani kehidupan, warga negara
memiliki kebebasan penuh untuk meyakinkan aktifitas kesehariannya, termasuk
berinteraksi dengan lingkungannya. Demokrasi berarti masyarakat dapat

berlaku santun dalam pola hubungan berinteraksi dengan masyarakat


sekitarnya dengan tidak mempertimbangkan suku, ras, dan agama. Prasarat
demokratis ini banyak di kemukakan oleh para pakar yang mengkaji fenomena
masyarakat madani. Bahkan demokrasi merupakan salah satu syarat mutlak
bagi penegakan masyarakat madani.
Ketiga, toleransi meupakan sikap yang dikembangkan dalam masyarakat
madani untuk menunjukkan sikap saling menghargai dan menghormati aktivitas
yang dikemukakan orang lain. Toleransi ini memungkinkan akan adanya
kesadaran masing masing individu untuk menghargai dan menghormati
pendapat serta aktifitas yang dilakukan oleh kelompok masyarakat yang lain
berbeda. Toleransi menurut Nurcholish Madjid merupakan persoalan ajaran dan
kewajiban melaksanakan ajaran itu. Jika toleransi menghasilkan adanya tata
cara pergaulan yang enak anatra berbagai kelompok yang berbeda beda,
maka hasil itu harus dipahami sebagai hikmah atau manfaat dari
pelaksanaan ajaran yang benar.
Azyumardi Azra pun menyebutkan bahwa masyarakat madani (civil society)
lebih dari sekedar gerakan gerakan pro demokrasi. Masyarakat madani juga
mengacu ke hidupan yang berkualitas dan tamaadun (civil). Civilitas
meniscayakan ideransi, yakni kesediaan individu individu untuk menerasi
pandangan pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda.
Empat, Pluralisme merupakan satuan prasarat penegakan masyarakat madani,
maka pluralisme harus dipahami secara mengakar dengan menciptakan sebuah
tatacara kehidupan yang menghargai dan menerima kemajemukan dalam
konteks kehidupan sehari hari pluralisme tidak bisa dipahami hanya dengan
sikap mengakui dan menerima kenyataan masyarakat yang majemuk, tetapi
harus disertai dengan sikap yang tulus untuk menerima kenyataan pluralisme
itu sebagai bernilai positifdan merupakan rahmat Tuhan.
Menurut Nurcholis Madjid, konsep pluralisme ini merupakan prasyarat bagi
tegaknya masyarakat madani. Pluralisme menurutnya adalah pertalian sejati
kebhinekaan dalam ikatan ikatan keadaan. Bahkan pluralisme adalah juga
suatu keharusan bagi keselamatan umat manusia antara lain melalui
mekanisme pengawasan dan pengembangan.
Lebih lanjut Nurcholish mengatakan bahwa sikap penuh pengertian kepada
orang lain itu diperlukan dalam masyarakat yang majemuk, yakni masyarakat
yang tidak menolitik.
Kelima, keadilan sosial merupakan keadilan yang menyebutkan kesimbangan
dan pembagian yang proposional terhadap hak dan kewajiban setiap warga
negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan.
Dalam pemikiran mengenai format bernegara menuju Indonesia Baru Pasca
Orde Baru (era reformasi ) teridentifikasi konsep masyarakat madani yang telah
berkembang sebagai alternatif pendekatan, karena masyarakat madani
berisikan nilai nilai dan konsep konsep dasar tetentu yang berguna dalam
rangka pemberdayaan masyarakat atau lebih menyeimbangkan posisi dan
peran penentuan yang tetap terasa pada perwujudan cita cita berbangsa dan
bernegara sebagaimana di amanatkan UUD 1945.

Adapun nilai nilai dasar masyarakat madani antara lain adalah kebutuhan,
kemerdekaan, hak asasi dan martabat manusia, kebangsaan, demokrasi,
kemajemukan, kebersamaan, persatuan dan kesatuan, kesejahteraan,
keadilan dan supermasi hukum, dan sebagainya.
Menciptakan masyarakat madani merupakan peluang bagi agama. Menurut
Ayatullah Khomuni, ada keterkaitan erat antara agama dan politik.
Masyarakat madani dapat juga dikatakan sebagai sebuah revolusi.
Dalam rangka memberdayakan masyarakat untuk memikul tanggung jawab
pembangunan, peran pemerintah dapat ditingkatkan antara melalui :
1. Pengurangan hambatan dan landasan landasan bagi kreatifikasi dan
partisipasi masyarakat.
2. Perluasan akses, pelayanan untuk menunjang berbagai kegiatan
sosial dan ekonomi masyarakat.
3. Penghargaan program untuk lebih meningkatkan kemampuan dan
memberikan kesempatan kepada masyarakat berperan aktif dalam
memanfaatkan dan mendayagunakan sumber daya produktif yang
tersedia sehingga memiliki nilai tambah tinggi, guna meningkatkan
kesejahteraan mereka.

Masyarakat Madani Dan Demokrasi

Nurcholis mengatakan bahwa tantangan masa depan demokrasi di negera


Indonesia ini adalah bagaimana mendorong berlangsungnya proses proses
yang diperlukan untuk mewujudkan nilai nilai madani. Dalam kaitan ini
dengan mengutip beberapa sumber kontemporer Nurcholis mewujudkan
beberapa titik penting pandangan demokratis yang harus menjadi
pandangan hidup bagi masyarakat yang ingin mewujudkan cita cita
demokrasi dalam wadah yang disebut masyarakat madani, civil society.
Pandangan pandangan tersebut diringkas sebagai berikut :
1. Pentingnya Kesadaran kemajuan atau pluralisme
2. Berpegang teguh pada prinsip musawarah.
3. Menghindari
kekuasaan.

bentuk

bentuk

4. Cara harus sesuai dengan


mengahalalkan segala cara.

monolitisme

tujuan

sebagai

dan
lewan

absolutisme
dan

tujuan

5. Meyakini dengan tulus bahwa kemufakatan merupakan hasil akhir


musyawarah.
6. Memiliki perencanaan yang matang dalam
needs yang sesuai dengan cara cara demokratis.

memenuhi basic

7. Kerjasama dan sikap antar warga masyarakat


mempercayai iikad baik masing masing.

yang

saling

8. Pendidikan demokrasi yang lived ini dalam sistem pendidikan..


9. Demokrasi
merupakan
proses trial and error yang
menghantarkanh pada kedewasaan dan kematangan.

akan

Dengan demikian, untuk menata kembali kehidupan berbangsa dan


bernegara menuju peradaban baru Indonesia, negeri adil terbuka, maka
demokrasi tersebut harus dibangun dengan seefektif mungkin.
Dalam masyarakat madani, warga negara bekerja sama membangun ikatan
sosial, jaringan produkstif dan solidaritas kemanusiaan yang bersifat nongover mentaluntuk mencapai kebaikan bersama (public good) karena pada
indepensinya terhadap negara (vis a vis the state). Dari sinilah kemudian
masyarakat madani dipahami sebagai akar dan awal keterkaitannya dengan
demokrasi dan demokratisasi masyarakat madani juga dipahami sebagai
sebuah tatanan kehidupan yang menginginkan kesejahteraan hubungan
antara warga negara dengan negara atas prinsip saling menghormati.
Masyarakat madani berkeinginan membangun hubungan yang konsultatif
bukan konfrontatif antara warga negara dan negara.
Hubungan antara masyarakat madani dengan demokrasi, menurut Dawam
Bagaikar dua sisi mata uang, keduanya bersifat ko eksistensi. Hanya
dalam masyarakat madani yang kuatlah demokrasi dapat ditegakkan
dengan baik dan hanya dalam suasana suasana demokratislah civil
society dapat berkembang dengan wajar.
Menyikapi keterkaitan masyarakat madani dengan demokratisasi ini, larry
Diamond secara sistematis mneyebutkan ada 6 ( enam ) konstitusi
masyarakat madani terhadap proses demokrasi. Pertama, ia menyediakan
wacana sumber daya politik, ekonomi, kebudayaan dan moral untuk
mengawasi dan menjaga keseimbangan pejabat negara. Kedua, Pluralisme
dalam masyrakat madani, bila di organisir akan menjadi dasar yang penting
bagi persaingan demokratis. Ketiga, memperkaya partisipasi politik dan
meningkatkan kesadaran kewarganegaraan. Keempat, ikut menjaga
stabilitas negara. Kelima, tempat menggembleng pimpinan politik. Keenam,
menghalangi dominasi rezim.
Dalam masyarakat madani terdapat nilai nilai yang universal tentang
pluralisme yang kemudian menghilangkan segala bentuk kecendrungan
partikularisme dan sektrarianisme. Hal ini dalam proses demokrasi menjadi
elemen yang sangat signifikan yang mana masing masing individu, etnis
dan golongan mampu mengahrgai kebhinekaan dan menghormati setiap
kebutuhan yang diambil satu golongan atau individu.
Selain itu, sebagai bagian dari strategi demokratisasi , masyarakat madani
memiliki perspektif sendiri dalam perjuangan demokrasi dan memiliki
spekttrum yang luas dan berjangka panjang. Dalam perspektif masyarakat

madani demokratisasi tidak hanya dimaknai sebagai posisi diametral dan


antitesa negara, melainkan bergantung pada situasi dan kondisinya. Ada
saatnya demokratisasi melalui masyarakat madani harus garang dan keras
terhadap pemerintah, namun ada saatnya juga masyarakat madani juga
harus ramah dan lunak.

Masyarakat Madani dan Penegakan Hak Hak Sipil Keagamaan di


Indonesia

Menuju masyarakat madani melalui penegakan hak hak sipil keagamaan


dimana negara Indonesia adalah negara hukum yang diartikan sebagai
negara dimana tindakan pemerintah maupun rakyatnya didasarkan atas
hukum untuk mencegah adanya tindakan kesewenang wenangan dari
pihak penguasa dan tindakan rakyat menurut kehendak sendiri.
Sebagai unsur unsur yang klasik yang dipakai dalam negara yaitu
diakuinya adanya hak hak asasi yang harus dilindungi oleh pihak
penguasa dan sebagai jaminannya ialah diadakan pembagian kekuasaan.
Negara hukum mempunyai 4 unsur :
1. Hak hak asasi
2. Pembagian kekuasaan.
3. Adanya undang undang bagi tindakan pemerintah.
4. Peradilan administrasi yang berdiri sendiri.
Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan bentrokan
dalam masyarakat negara harus melaksanakan penertiban. Dapat dikatakan
bahwa negara bertindak sebagai stabilisator.
Negara adalah alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk
mengatur hubungan hubungan manusia dalam masyarakat dan
mentertibkan gejala gejala kekusaan manusia dalam masyarakat dan
gejala gejala kekuasaan dalam masyrakat. Negara menetapkan cara- cara
dan batas batas sampai dimana kekuasaan dapat digunakan dalma
kehidupan. Pengendalian ini berdasarkan sistem hukum dan dengan
peraturan pemerintah serta segala alat alat perlengkapan.
Untuk menegaskan kedudukan agama ini maka telah disebutkan bahwa
neagara Republik Indonesia berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan
kepada Ketuhaan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab,
Persatuan Indonesia dan Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan, serta dengan
mewujudkan Suatu Keadilan Sosial Bagi Sleuruh Rakyat Indonesia.
Prinsip Ketuhanan ini menegaskan bahwa masing masing orang Indonesia
hendaknya bertuhan . Mereka yang beragama Kristen menyembah Tuhan

menurut petunjuk Isa Al Masih, yang beragama Islam menjalankan


ibadahnya menurut petunjuk Nabi Muhammad SAW, umat Hindu
menjalankan ibadahnya menurut kitab kitab yang ada padanya, begitu
pula umat Budha.
Nilai nilai ketuhanan menuntut tumbuhnya sikap dan perbuatan yang
sesuai dengan norma norma dan moral yang diajarkan oleh agama
agama yang bersumber dari Tuhan. Hal ini mengingat bahwa agama adalah
dasar dan asas moral bangsa dan masyarakat yang berfilsafah pancasila.
Untuk itu maka nilai nilai agama mendapat tempat interprestasi dan
implementasi dalam pancasila sebagai dasar filsafah dan ideologi ngara.
Bangsa Indonesia diakui sebagai bangsa yang beragama.
Indonesia adalah negara serba ganda (plural stabe). Bangsa Indonesia telah
hidup dengan keserbagandan ini sejak zaman leluhur. Dari bisa di telusuri
kembali sejarah bangsa Indonesia sejak zaman leluhur itu, tidak terdapat
fakta tentang adanya usaha usaha untuk mempermasalahkan
keserbagandaan ini.
Dalam membangun dan membina masyarakat dan bangsa dengan
totalitasnya, perlu dipikirkan terutama terhadap generasi penerus, agar
keberagaman yang telah interen dengan alam dan kondisi Indonesia ini
dipahami dan diterima oleh mereka. Dengan pengertian tidak menjadikan
keberagaman ini sebagai topik permasalahan terutama yang sifatnya
sensitif sekali, yaitu agama.
Indonesia sebagai negara pancasila, dalam penganutan agama prinsip
kebebasan di junjung tinggi, termasuk untuk menyiarkan agama itu sendiri.
Negara dan pemerintah tidak menghalangi setiap golongan agama untuk
menyiarkan dan menyebarkan agamanya. Namun kebebasan disini tidak
dapat ditafsirkan dengan kebebasan tanpa batas dan harus didasarkan
kepada prinsip pancasila dan UUD 1945 dengan berorientasi kepada
pemeliharaan persatuan dan rasa kebangsaan. Pluralitas agama atau
masalah agama, artinya bila masalah agama tidak menjadi perhatian yang
layak sehingga tidak terciptanya kerukunan umat beragama maka integritas
bangsa dan negara akan tergoyahkan, bila dimana bentuk ekstrim bahkan
dapat berbahaya, masalah suku tumbuh lagi.
Hak hak atau hak asasi dalam masyarakat dan bangsa meliputi,
kemerdekaan beragama, mendapatkan pendidikan dan pengajaran,
kebebasan mengeluarkan pikiran baik denganh lisan atau tulisan,
mendapatkan tempat atau rumah dan sebagainya.
Dalam masyarakat madani, setiap manusia mempunyai hak sama dan
dipandang sebagai kenyataan, baik secara pribadi ataupun secara
bergolongan. Setiap anggota masyarakat menyadari posisi masing masing
baik ia sebagai anggota masyarakat biasa, karyawan, pejabat ataupun
sebagai penguasa, bahwa ia mempunyai hak dan kewajiban yang sama.

Dalam kebebasan atau kemerdekaan terkandung kebebasan beragama dan


kebebasan mengeluarkan pendapat. Kebabasan beragama, tiap penganut
atau tiap golongan agama mempunyai kebebasan dan perlindungan yang
sama dalam menganut agama dan melaksanakan ibadat agamanya. Tiap
Undang Undang atau peraturan yang dibuat pemerintah atau oleh
lembaga negara tidak bertentangan dengan agama yang dianut oleh
warganya.

Masyarakat Madani Indonesia

Masyarakat madani jika dipahami secara sepintas merupakan format


kehidupan alternatif yang mengedepankan semangat demokrasi dan
menjunjung tinggi nilai nilai hak asasi manusia. Hal ini diberlakukan ketika
negara sebagai penguasa dan pemerintah tidak bisa menegakkan
demokrasi
dan
hak
asasi
mansusia
dalam
menjalankan
roda
pemerintahannya. Disinilah kemudian, konsep masyarakat madani menjadi
alternatif pemecahan, dengan pemberdayaan dan pengembangan daya
kontak masyarakat terhadap kebijakan kebijakan pemerintah yang pada
dasarnya nanti terwujud kekuatan masyrakat sipil yang mampu
merealisasikan dan menegakkan konsep hidup yang demokratis dan
menghargai hak hak asasi manusia.
Sosok masyarakat madani bagaikan barang antik yang memiliki daya tarik
amat mempesona. Kehadirannya yang mampu menyemarakkan wacana
politik kontemporer dan meniupkan arah baru pemikiran politik, bukan
dikarenakan kondisi barangnya yang sama sekali baru, melainkan
disebabkan tersedianya momentum kondusif bagi pengembangan
masyarakat yang lebih baik.
Berbicara mengenai kemungkinan berlembaganya masyarakat madani di
Indonesia diawali dengan kasus kasus pelenggaraan HAM dan
pengecangan kebebasan berpendapat, berserikat dan kebebasan untuk
mengemukakan pendapat dimuka umum kemudian dilanjutkan dengan
munculnya berbagai lembaga lembaga non pemerintah yang mempunyai
kekuatan dan bagian dari social control. Sejak zaman orde lama dengan
rezim demokrasi terpimpinnya Soekarno, sudah terjadi manipulasi peran
serta masyarakat untuk kepentingan politisi dan terhegemoni sebagai alat
legitimasi politik. Hal ini pada akhirnya mengelibatkan kegiatan dan usaha
yang dilakukan oleh anggota masyarakat diwarnai sebagai kontra revolusi.
Fenomena tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa di Indonesia pada
masa Soekarno pun mengalami kecendrungan untuk membatasi gerak dan
kebebasan publik dalam mengeluarkan pendapat.
Sampai pada masa Orde Baru pun tekanan demokrasi dan penindasan hak
asasi manusia tersebut luas bahkan seakan menjadi tontonan gratis yang
bisa dinikmati oleh siapapun bahkan untuk segala usia. Hal ini dapat dilihat
dari berabgai contoh kasus pada masa orde baru berkembang. Misalnya
kasus pemberedakan lembaga pers, seperti AJI, DETIK dan TEMPO.
Fenomena ini meruapkan sebuah fragmentasi kehidupan yang mengekang
kebebasan warga negara dalam menyalurkan aspirasinya di muka umum,

apalagi pada lembaga pers yangnota bene memiliki fungsi sebagai bagian
dari social control dalam menganalisa dan, mensosialisasikan berbagai
kebijakan yang betul betul merugikan masyarakat.
Selain itu banyak terjadi pengambilan hak hak tanah rakyat oleh penguasa
dengan alasan pembangunan, juga merupakan bagian dari penyelewengan
dan penindasan hak asasi manusia karena hak atas nama yang secara sah
memang dimiliki oleh rakyat. Dipaksa dan diambil alih oleh penguasa
haknya karena alasan pembanguan yang sebenarnya bersifat semu. Disisi
lain, pada era orde baru banyak terjadi tindakan tindakan anarkisme yang
dilakukan oleh masyarakat sendiri. hal ini salah satu indikasi bahwa di
Indonesia pada saat itu tidak dan belum menyadari pentingnya toleransi
dan semangat Pluralisme.
Melihat itu semua, maka secara esensial Indonesia memang membutuhkan
pemberdayaan dan penguatan masyarakat, secara komprehensif agar
memiliki wawasan dan kesadaran demokrasi yang baik serta mampu
menjunjung tinggi nilai nilai Hak Asasi Manusia. Untuk itu, maka diperlukan
pengembangan masyarakat madani dengan menerapkan strategi
pemberdayaan sekaligus agar proses pembinaan dan pemberdayaan itu
mencapai hasilnya secara optimal.
Dalam hal ini menurut Dewan ada 3 (tiga) strategi yang salah satunya dapat
digunakan sebagai strategi dalam meberdayakan masyarakat madani di
Indonesia.
1. Strategi yang lebih mementingkan integrasi nasional dan politik.
Strategi ini berpandangan bahwa sistem demokrasi tidak mungkin
berlangsung dalam masyarakat yang belum memiliki kesadaran
bangsa dan bernegara yang kuat. Bagi penganut paham ini
pelaksanaan demokrasi liberal hanya akan menimbulkan konflik, dan
karena itu menjadi sumber instabilitas politik. Saat ini yang
diperlukan adalah stablitas politik sebagai landasan pembangunan
karena pembangunan lebih lebih yang terbuka terhadap
perekonomian global membutuhkan resiko politik yang minim.
Dengan
demikian
persatuan
dan
kesatuan
bangsa
lebih
diutamanakan dari demokrasi.
2. Strategi yang lebih mengutamakan reformasi sistem politik demokrasi
strategi ini berpandangan bahwa untuk membangun demokrasi tidak
usah menunggu rampungnya tahap pembangunan ekonomi. Sejak
awal dan secara bersama sama diperlukan proses demokratis yang
pada esensinya adalah memperkuat partisipasi politik. Jika kerangka
kelembagaan ini diciptakan , maka akan dengan sendirinya timbul
masyarakat madani yang mampu mengontrol terhadap negara.
3. Strategi yang memilih membangun masyarakat madani sebagai basis
yang kuat ke arah demokratisasi. Strategi ini muncul akibat
kekecewaan terhadap realisasi dari strategi pertama dan kedua.
Dengan begitu strategi ini lebih mengutamakan pendidikan dan

penyadaran politik, terutama pada golongan menengah yang makin


luas.
Ketiga model strategi pemberdayaan masyarakat madani tersebut
dipertegas oleh hikmah bahwa di era tradisi ini harus dipikirkan prioritas
prioritas pemberdayaan dengan cara memahami target target grup yang
paling strategis serta penciptaan pendekatan pendekatan yang tepat di
dalam proses tersebut. Untuk keperluan itu, maka keterlibatan kaum
cendikiawan, LSM, ormas sosial, keagamaan dan Mahasiswa adalah mutlak
adanya karena merekalah yang memiliki kemampuan dan sekaligus aktor
pemberdayaan tersebut.
Agama di Indonesia mengambil peranan penting dalam pembentukan
masyarakat sipil. Khusunya sebagai masyarakat politik. Perkembangan
masyarakat sipil ini ternyata lebih cepat dari pada perkembangan
masyarakat ekonomi. Sebagai dampaknya, peranan negara lain menonjol
dan justru mengambil peran sebagai agen perubahan sosial yang
berdampak terbentunya masyarakat sipil, dari arti mencakup masyarakat
politik maupun ekonomi.
Kecendrungan yang dominan di Indonesia adalah idealisasi negara, sebagai
wadah nilai nilai tertinggi. Perjuangan organisasi organisasi keagamaan
ikut mendorong terbentunya negara ideal, atau negara intergralistik sebagai
kompromi dari konflik antara sekularisme dan teokrasi. Karena itu nilai
nilai keagamaan perlu dikembangkan dengan memperkuat masyarakat sipil,
sebagai benteng (bastion) kepentingan kepentingan dan aspirasi
masyarakat dimana agama kedudukannya cukup dominan dalam
masyarakat indonesia
Peranan agama yang kuat di Indonesia, sangat mendukung terwujudnya
masyarakat Indonesia baru yang populer diistilahkan Prof. Nurcholis Majid
sebagai masyarakat madani. Disini, negara dipandang sebagai wadah dan
sekaligus perwujudan nilai nilai luhur yang bersumber pada agama. Itulah
yang menjelaskan mengapa di Indonesia, demokrasi di beri predikat
pancasila. Karena demokrasi yang dikehendaki berlaku di Indonesia adalah
demokrasi untuk merealisasikan nilai nilai luhur tujuannya seluruh agama
melalui pancasila.

Anda mungkin juga menyukai