Anda di halaman 1dari 57

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Derajat kesehatan anak pada saat ini belum bisa dikatakan baik karena
masih banyak terdapat masalah kesehatan khususnya pada anak sekolah. Menurut
WHO (1948) kesehatan adalah suatu keadaan fisik, mental, dan kesejahteraan
sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Dalam UU No. 23
Tahun 1992 disebutkan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk
meningkatkan pemahaman, kemampuan, peserta didik akan arti hidup sehat.
Apabila lingkungan hidup anak sehat dan kondusif, maka anak dapat belajar
dengan baik, serta tumbuh dan berkembang secara harmonis. Kondisi seperti ini
diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia terutama dibidang kesehatan
yang lebih berkualitas (WHO, 1948).
Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dijaga
kesehatannya, sehingga anak sekolah berpotensi sebagai agen perubahan untuk
mempromosikan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), baik di lingkungan
sekolah, keluarga, maupun di masyarakat. Sekolah juga diharapkan dapat berperan
aktif dalam upaya memberdayakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
Lingkungan sekolah yang sehat akan meningkatkan kualitas siswa-siswi yang akan
menjadi contoh dan panutan belajar hidup sehat bagi masyarakat disekitarnya.
Institusi pendidikan dianggap sebagai tempat yang strategis sebagai tempat untuk
mempromosikan kesehatan sekolah karena munculnya berbagai penyakit yang
menyerang anak usia sekolah umumnya berkaitan dengan rendahnya PHBS yang
dapat menyebabkan angka kejadian penyakit semakin meningkat dari tahun ke
tahun sehingga menjadi kejadian luar biasa (KLB)(Judarwanto, 2008).
Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia Sekolah Dasar biasanya
berkaitan dengan kebersihan perorangan, lingkungan dan munculnya berbagai
penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah, ternyata umumnya berkaitan
dengan PHBS. Masalah kesehatan yang terjadi pada anak usia sekolah semakin
memperjelas bahwa nilai-nilai PHBS di sekolah masih minimal dan belum
mencapai tingkat yang diharapkan. Oleh karena itu diperlukan suatu penelitian
tentang PHBS pada anak sekolah (Judarwanto, 2008).

Program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah upaya


memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,
keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi, dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap serta perilaku hidup bersih sehat, melalui pendekatan pimpinan (advokasi),
bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment).
(Depkes RI, 2008).
Menurut L.Green yang mempengaruhi PHBS di sekolah adalah
pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi (Notoatmodjo, 2007).Berdasarkan
survei pendahuluan pada salah satu sekolah dasar oleh Luthifiatin dkk
(2011)ditemukan bahwasebesar 86,67% siswa tidak melakukan mencuci tangan
dengan air bersih yang mengalirdan dengan sabun. Sebesar 68,89% siswa masih
jajan sembarangan atau tidakmengkonsumsi jajanan di warung atau kantin sekolah.
Sebesar 11,11% siswa tidakmenggunakan jamban yang bersih dan sehat. Sebesar
6,66% siswa tidak melakukanolahraga teratur dan sebesar 15,55% siswa tidak
melakukan pengukuran berat badan dantinggi badan secara teratur serta ditemukan
sebesar 86,67% siswa membuang sampahsembarangan atau tidak pada tempat yang
disediakan di sekolah.Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka peneliti
berkeinginan meneliti tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) pada anak
usia sekolah di SD Negeri 2 Sumampir.
B. Rumusan Masalah
Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa dan merupakan
masa keemasaan untuk menanamkan perilaku hidup bersih sehat, sehingga dalam
hal ini sekolah sebagai tempat belajar mengajar juga merupakan ancaman
penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Selain tidak terjadwalnya
materi PHBS, peran sekolah dalam pengembangan kesehatan sekolah juga belum
optimal. Tidak tersedianya sarana dan prasarana atau fasilitas untuk mendukung
keberhasilan PHBS. Hal inilah yang menyebabkan tingginya angka penyakit pada
anak sekolah terkait dengan rendahnya PHBS.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka, rumusan masalah praktikum ini
adalah Bagaimanakah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat padasiswa siswi SDNegeri
2 Sumampir Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas?.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehatpada siswa-siswi SD
Negeri 2 Sumampir Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin,
kelas.
b. Mendeskripsikan pengetahuan siswa-siswi kelas 5 mengenai

Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan sekolah di SD Negeri 2 Sumampir


Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas.
c. Mendeskripsikan sikap siswa-siswi kelas 5 berkaitan dengan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan sekolah di SD Negeri 2 Sumampir
Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas.
d. Mendeskripsikan sarana prasarana pendukung siswa-siswi kelas 5 berkaitan
dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan sekolah di SD
Negeri 2 Sumampir Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas.
e. Mendeskripsikan peran guru pada siswa-siswi kelas 5 berkaitan dengan
sarana-prasarana yang mendukung Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
tatanan sekolah yang tersedia di SD Negeri 2 Sumampir Kecamatan
Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas.
f. Mendeskripsikan perilaku siswa-siswi berkaitan dengan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan sekolah di SD Negeri 2 Sumampir
Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas.
D. Manfaat
1. Bagi Siswa-Siswi SD Negeri 2 Sumampir
Meningkatkan pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah.
2. Bagi SD Negeri 2 Sumampir
Meningkatkan sarana prasarana yang dapat mendukung Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat di Sekolah.
3. Bagi Jurusan Kesehatan Masyarakat
Memberikan gambaran kondisi instansi pendidikan terkait pengetahuan PHBS
pada tatanan sekolah.

4. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama kuliah di
bidang kesehatan masyarakat dalam bentuk penelitian ilmiah mengenai PHBS
tatanan sekolah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PHBS Tatanan Sekolah


1. Pengertian PHBS
PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga
dapat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif mewujudkan
kesehatan masyarakat. PHBS adalah wujud pemberdayaan masyarakat yang sadar,
mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Program PHBS adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Masyarakat diharapkan dapat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing dan
masyarakat agar dapat menerapkan cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara
dan meningkatkan kesehatannya (Depkes RI, 2006).
2. Indikator PHBS Tatanan Sekolah
Indikator diperlukan untuk menilai apakah aktivitas pokok yang
dijalankan telah sesuai dengan rencana dan menghasilkan dampak yang
diharapkan. Dengan demikian indikator merupakan suatu alat ukur untuk
menunjukkan suatu keadaan atau kecenderungan keadaan dari suatu hal yang
menjadi pokok perhatian (Depkes RI, 2006).
a. Mencuci Tangan dengan Air Mengalir dan Sabun
Mencuci tangan merupakan langkah yang cukup penting untuk
mencegah penyebaran penyakit. Tangan merupakan salah satu jalur penularan
berbagai penyakit menular seperti penyakit gangguan usus dan pencernaan
(diare, muntah) dan berbagai penyakit lainnya yang dapat berpotensi membawa
kepada arah kematian. Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan,
namun hal ini terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan
dengan mencuci tangan dengan sabun. Menggunakan sabun dalam mencuci
tangan sebenarnya menyebabkan seseorang harus mengalokasikan waktunya
lebih banyak saat mencuci tangan, namun penggunaan sabun menjadi efektif
karena lemak dan kotoran yang menempel akan terlepas saat tangan digosok
dan bergesek dalam upaya melepasnya. Didalam lemak dan kotoran yang

menempel inilah kuman penyakit hidup. Efek lainnya adalah tangan menjadi
harum setelah dicuci dengan menggunakan sabun dan dalam beberapa kasus,
tangan yang menjadi wangilah yang membuat mencuci tangan dengan sabun
menjadi menarik untuk dilakukan (Depkes RI, 2006).
Pengertian

akan

pentingnya

kebiasaan

mencuci

tangan

oleh

siapapunmenjadi hal dasar yang dibutuhkan untuk mengatasi kuman. Bukan


hanya sekedar mencuci tangan saja melainkan juga menggunakan sabun dan
dilakukan di bawah air yang mengalir karena sabun bisa mengurangi atau
melemahkan kuman yang ada di tangan. Mencuci tangan dengan air mengalir
dan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan
dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih
dan memutuskan mata rantai kuman. PBB telah mencanangkan tanggal 15
Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan Sabun Sedunia. Ada 20 negara
di dunia yang akan berpartisipasi aktif dalam hal ini, salah satu diantaranya
adalah Indonesia. Cuci tangan pakai sabun penting dilakukan, khususnya:
1) Sebelum menyiapkan makanan dan sebelum makan
2) Sebelum menyuapi anak
3) Sesudah buang air besar dan kecil
4) Setelah menceboki bayi
5) Setelah bersin, batuk, membuang ingus, setelah pulang dari bepergian
6) Sehabis bermain/memberi makan/memegang hewan peliharaan.
(Depkes RI, 2006).
b. Mengkonsumsi Jajanan Sehat di Kantin Sekolah
Jajan bagi anak merupakan hal yang paling sering dilakukan dan hal ini
dapat membahayakan apabila jajanan yang mereka konsumsi tidak sehat. Hal
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dianita (2011)di Depok
dimana telah ditemukan Salmonella paratyphi A di 25% - 50% sampel
minuman yang dijual di kaki lima. Bakteri ini mungkin berasal dari es batu
yang tidak dimasak terlebih dahulu. Selain cemaran mikrobiologis, cemaran
kimiawi yang umum ditemukan pada makanan jajanan kaki lima adalah
penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) ilegal seperti borax (pengempal
yang mengandung logam berat Boron), formalin (pengawet yang digunakan

untuk mayat), rhodamin B (pewarna merah pada tekstil) dan methanol yellow
(pewarna kuning pada tekstil) (Judarwanto, 2008).
Makanan jajanan dapat menyumbang asupan energi bagi anak sekolah
sebanyak 36%, protein 29% dan zat besi 52%. Oleh karena itu, makanan
jajanan memiliki peranan penting pada pertumbuhan dan prestasi belajar anak
sekolah. Jadi, untuk mengurangi paparan anak sekolah terhadap makanan
jajanan yang tidak sehat dan tidak aman, perlu dilakukan usaha promosi
keamanan pangan baik kepada pihak sekolah, guru, orang tua, murid, serta
pedagang (Judarwanto, 2008).
Anak-anak sekolah umumnya setiap hari menghabiskan waktunya di
sekolah, demikian halnya berpengaruh pada pola makan anak. Sebagai orang
tua mungkin perlu kita sadari bahwa makanan dari luar rumah (di sekolah)
memberikan konstribusi terhadap pemenuhan kebutuhan energi sebesar 3l,l%
dan protein sebesar 27,4%. Hasil survei juga menunjukkan bahwa sejumlah
78% anak sekolah jajan di lingkungan sekolah, baik di kantin maupun dari
penjaja sekitar sekolah (Badan POM, 2008).
Karena itu dapat difahami peran penting makanan jajanan pada
pertumbuhan dan prestasi belajar anak sekolah. Makanan jajanan yang tidak
sehat dan tidak bermutu mengakibatkan timbulnya risiko bagi kesehatan dan
memiliki dampak negatif jangka panjang terhadap pembentukan generasi
bangsa. Sungguh ironis, jika kita menganggap makanan jajanan anak sekolah
hanya sebagai masalah kecil karena dampaknya yang begitu besar terhadap
kelangsungan bangsa di masa depan. Peningkatan perhatian kesehatan anak
usia sekolah melalui makanan jajanan yang sehat ini diharapkan dapat
menciptakan peserta didik yang sehat, cerdas dan berprestasi yang merupakan
aset bangsa di masa mendatang.
c. Menggunakan Jamban yang Bersih dan Sehat
Tindakan yang paling penting dan dapat dilakukan oleh sekolah untuk
mencegah penyebarluasan penyakit menular seperti diare adalah membuang
kotoran manusia secara aman yaitu dengan menggunakan jamban. Letak
jamban sebaiknya tidak terlalu dekat dengan ruangan kelas. Jamban antara
siswa laki-laki dan siswa perempuan harus dipisahkan agar kebersihan jamban
dapat terjaga dan jamban dilakukan pemeriksaan kebersihan setiap hari.

Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap


masayarakat. Pentingnya buang air kecil dan besar di jamban yang bersih
adalah untuk menghindari dari berbagai jenis penyakit yang timbul karena
sanitasi yang buruk (Depkes RI, 2010).
Oleh karena itu jamban harus mengikuti standar pembuatan jamban
yang sehat dimana harus terletak minimal 10 meter dari sumber air dan
mempunyai saluran pembuangan udara agar tidak mencemari lingkungan
sekitar. Syarat jamban sehat meliputi :
1) Tidak mencemari sumber air bersih, untuk ini letak lubang penampungan
kotoran paling sedikit berjarak 10 m dari sumber air minum. Tetapi jika
keadaan tanahnya berkapur atau tanah liat yang retak-retak pada musim
kemarau, demikian juga bila letak jamban disebelah atas dari sumber air
minum pada tanah yang miring, maka jarak tersebut hendaknya lebih dari
15m.
2) Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, untuk
ini tinja harus tertutup rapat, misalnya dengan menggunakan leher
angsa/penutup yang rapat.
3) Mudah dibersihkan, aman digunakan, untuk ini maka harus dibuat dari
bahan-bahan yang kuat dan tahan lama dan agar lebih irit hendaknya dibuat
dari bahan-bahan yang ada di daerah setempat.
4) Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna
terang.
5) Cukup penerangan.
6) Lantai kedap air.
7) Luas ruangan cukup, atap tidak terlalu rendah.
8) Ventilasi cukup baik.
9) Tersedia air dan alat pembersih.
(Depkes RI, 2010).
d. Olahraga Yang Teratur dan Terukur
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana
untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan
kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup). Olahraga adalah suatu
bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan

tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani


(Depkes RI, 2002).
Kebugaran jasmani sangat penting dalam menunjang aktivitas
kehidupan sehari-hari, akan tetapi nilai kebugaran jasmani setiap orang
berbeda-beda sesuai dengan tugas dan profesi masing-masing. Kebugaran
jasmani terdiri dari komponen - komponen yang dikelompokkan menjadi
kelompok yang berhubungan dengan kesehatan (Health Related Physical
Fitness) dan kelompok yang berhubungan dengan keterampilan (Skill Related
Physical Fitness) (Depkes RI, 2002). Manfaat olahraga :
1) Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembuluh darah yang
ditandai dengan :
a) Denyut nadi istirahat menurun.
b) Isi sekuncup bertambah.
c) Kapasitas bertambah.
d) Penumpukan asam laktat berkurang.
e) Meningkatkan pembuluh darah kolateral.
f) Meningkatkan HDL Kolesterol.
g) Mengurangi aterosklerosis.
2) Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang yang ditandai pada:
a) Pada anak : mengoptimalkan pertumbuhan.
b) Pada orang dewasa : memperkuat masa tulang, menurunkan nyeri sendi
kronis pada pinggang, punggung dan lutut.
3) Meningkatkan kelenturan (fleksibilitas) pada tubuh sehingga dapat
mengurangi cedera.
4) Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan dan
mempertahankan berat badan ideal.
5) Mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit seperti :
a) Tekanan darah tinggi : mengurangi tekanan sistolik dan diastolik.
b) Penyakit jantung koroner : menambah HDL-kolesterol dan mengurangi
lemak tubuh.
c) Kencing manis : menambah sensitifitas insulin.
d) Infeksi : meningkatkan sistem imunitas.
6) Meningkatkan sistem hormonal melalui peningkatan sensitivitas hormon
terhadap jaringan tubuh.

10

7) Meningkatkan aktivitas sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui


peningkatan pengaturan kekebalan tubuh.
(Depkes RI, 2002).
e. Tidak Merokok
Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen dan setidaknya
200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada
rokok adalah tar, nikotin dan karbon monoksida. Menurut data Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas), bahwa pada tahun 2004 sekitar 3% anak-anak
mulai merokok sejak kurang dari usia 10 tahun. Presentase merokok tertinggi
sebesar 64% berada pada kelompok usia remaja (15-19 tahun). Hal ini berarti
bahaya rokok pada masyarakat yang rentan yakni anak - anak dan akan
berdampak pada masa remaja. Oleh karena itu kebiasaan merokok harus
dihindarkan sejak dini mulai dari tingkat sekolah dasar (Depkes RI, 2010).
f. Menimbang Berat Badan dan Mengukur Tinggi Badan
Mengukur berat dan tinggi badan merupakan salah satu upaya untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan diketahuinya
tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak dapat memberikan masukan
untuk peningkatan konsumsi makanan yang bergizi bagi pertumbuhan anak.
Sedangkan untuk mengetahui pertumbuhan seorang anak normal atau tidak
bisa diketahui melalui cara membandingkan ukuran tubuh anak yang
bersangkutan dengan ukuran tubuh anak seusia pada umumnya. Apabila anak
memiliki ukuran tubuh melebihi ukuran rata-rata anak yang seusia pada
umumnya, maka pertumbuhannya bisa dikatakan maju. Sebaliknya bila
ukurannya lebih kecil berarti pertumbuhannya lambat. Pertumbuhan dikatakan
normal apabila ukuran tubuhnya sama dengan ukuran rata-rata anak-anak lain
seusiannya (Depkes RI, 2010).
Pencatatan hasil penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan siswa di Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah (KMS-AS) secara teratur
setiap 6 bulan yang akan memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan
siswa (kekurangan gizi, kegemukan atau gizi baik) dilakukan untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan siswa. Anak dengan status gizi
baik akan tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai usia. Tanda-tanda
siswa dengan gizi kurang :

11

1) Siswa tampak kurus.


2) Tidak segar, tidak ceria.
3) Tidak bergairah/ malas melakukan aktivitas
4) Cenderung sering sakit.
Tanda-tanda siswa dengan gizi lebih :
1) Siswa tampak gemuk.
2) Bentuk tubuh terlihat tidak seimbang.
3) Tidak dapat bergerak bebas.
4) Nafas mudah tersengal-sengal jika melakukan kegiatan.
5) Mudah lelah.
6) Malas melakukan kegiatan.
Tanda-tanda siswa dengan gizi baik :
1) Tumbuh normal.
2) Segar, kuat, giat dan ceria.
3) Mata bersih dan bersinar.
4) Nafsu makan baik.
(Asim, 1992).
g. Membuang Sampah pada Tempatnya
Sampah adalah termasuk yang mempengaruhi kelestarian lingkungan
hidup, karena sampah mempengaruhi lingkungan alam dan lingkungan sosial,
apabila ada kesalahan dalam pembuangan sampah maka akan berakibat fatal
bagi lingkungan hidup di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Seperti
membuang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yang tanpa ada
pengolahan lebih lanjut, yang pada akhirnya mengakibatkan penumpukan.
Ketika sampah menumpuk akan mengakibatkan bencana yang membuat
kerusakan lingkungan, contohnya seperti mengakibatkan banjir, longsor dan
bencana lainnya. Membuang sampah pada tempatnya merupakan cara
sederhana yang sangat besar manfaatnya untuk menjaga kebersihan lingkungan
namun sangat susah untuk diterapkan. Hasil peneltian ini sesuai dengan
pernyataan oleh Andang Binawanyang menyebutkan bahwa kebiasaan
membuang sampah sembarangan dilakukan hamper di semua kalangan
masyarakat, tidak hanya warga miskin, bahkan mereka yang berpendidikan
tinggi pun melakukannya (Kartiadi, 2009).

12

h. Memberantas Jentik Nyamuk


1) Alasan Memberantas Jentik Nyamuk di Sekolah
Agar sekolah bebas dari jentik nyamuk, peserta didik dan masyarakat
lingkungan sekolah harus memberantas jentik nyamuk di sekolah. Selain
itu, alasan kedua untuk memberantas jentik nyamuk di sekolah adalah agar
peserta didik dan masyarakat lingkungan sekolah terhindar dari berbagai
penyakit yang ditularkan melalui nyamuk.
2) Pengertian Memberantas Jentik Nyamuk
Memberantas jentik nyamuk di sekolah adalah kegiatan memeriksa tempat tempat penampungan air bersih yang ada di sekolah (bak mandi,kolam, dll),
apakah bebas dari jentik nyamuk atau tidak.
3) Kegiatan memberantas jentik nyamuk
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus (Menguras,
Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk). PSN merupakan
kegiatan memberantas telur, jentik dan kepompong nyamuk menular
sebagai penyakit seperti Demam Berdarah, Demam Dengue, Chikungunya,
Malaria, Filariasis (Kaki Gajah) di tempat-tempat perkembangbiakannya.
3M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN seperti :
a) Menguras dan menyikat tempat-tempat penempungan air seperti bak
mandi, kolam, tatakan pot kembang, dll.
b) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak
kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampuang air
hujan.
c) Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang
dibuang sembarangan ( bekas botol/gelas air mineral,plastik , dll ).
d) Plus Menghindari gigitan nyamuk seperti :
1) Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya
memakai obat nyamuk oles / diusap ke kulit, dll.
2) Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai.
3) Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak.
4) Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) ditempat-tempat
yang sulit dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit air.
5) Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air,
misalnya ikan cupang, ikan nila,dll.
6) Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, zodia,lavender,
rosemary, dll.

13

(Depkes RI, 2010).


3. Tujuan dan Manfaat PHBS di Sekolah
PHBS di sekolah bertujuan untuk memberdayakan siswa, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan
PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.
Manfaat PHBS di Sekolah :
a. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan
ancaman penyakit.
b. Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada
prestasi belajar peserta didik.
c. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu
menarik minat orang tua (masyarakat).
d. Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan.
e. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi sekolah atau daerah lain.
(Depkes RI, 2010).
B. Perilaku Kesehatan
1. Definisi
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus
atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan (Notoatmodjo, 2003).
2. Jenis Perilaku Kesehatan
Jenis perilakudilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku
dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :
a. Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini
masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat
diamati secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka (overt behavior)

14

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau


terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh
orang lain (Notoatmodjo, 2003).
Menurut

teori

Lawrence

Green

dan

kawan-kawan

(1980)

menyatakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua factor pokok,


yaitu factor perilaku (behavior causes) dan factor diluar perilaku (non
behavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk
dari 3 faktor yaitu:
1) Factor

predisposisi

(predisposing

factors),

yang

mencakup

pengetahuan, sikap, dan sebagainya.


2) Factor pemungkin (enabling factor), yaitu mencakup lingkungan fisik,
tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
keselamatan kerja, misalnya ketersediannya APD, pelatihan dan
sebagainya.
3) Factor penguat (reinforcement factor), factor-faktor ini meliputi
undang-unfang, pengawasan, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
3. Domain Perilaku
Perilaku terbagi menjadi beberapa domain, yaitu :
a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
seseorangmelakukan

penginderaan

terhadap

suatu

obyek

tertentu.

Penginderaan ini terjadimelalui panca indera manusia, yaitu indera


penglihatan, pendengaran, penciuman,rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dantelinga. Pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknyaperilaku
seseorang. Cara mengukurpengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan
seperangkat alat tes/kuesioner tentang obyek pengetahuan yang mau
diukur.Selanjutnya dilakukan penilaian dimana setiap jawaban yang benar
dari masing-masing pertanyaan diberi nilai 1 jika salah diberi nilai 0
(Notoatmodjo, 2003). Selanjutnya pengetahuan seseorang dapat diketahui dan
diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :
1) Baik : hasil presentasi 76%-100%
2) Cukup : hasil presentasi 56-75%

15

3) Hasil presentasi : hasil presentasi > 56%


(Notoatmodjo, 2005)
Tingkat pengetahuaTingkat PengetahuanPengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untukterbentuknya tindakan
seseorang, sebab dari pengalaman dan hasil penelitianternyata perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih baik dari pada tidakdidasari oleh
pengetahuan

.Pengetahuan

yang

dicakup

didalam

domain

kognitif

mempunyai enamtingkatan yaitu :


1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumya. Termasuk kedalam tingkatan ini adalah mengingat kembali
terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara

benar

tentang

objek

yang

diketahui,

yang

dapat

menginterpretasiakan materi tersebut secara benar.


3. Aplikasi (Apllication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
4. Analisis. (Analysis)
Analisis atau kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama lain.
5. Sintesis (Synthesis).
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam sutu bentuk keseluruhan yang
baru, dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada.
6. Sintesis (Synthesis).
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan austisfikasi
atau penilaian terhadap suatu materi objek. Penilaian-penilaian itu
beradasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau mengunakan
kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmojo, 2003).

16

b. Sikap
Sikap

adalah

reaksi

atau respon

yang masih

tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan
konotasi adanya kesesuain reaksi terhadapi stimulus tertentu yang sehari-hari
merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial
(Notoatmodjo, 2010).
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidaklangsung
dan tidak langsung.Secara langsung dapat ditanyakanbagaimana pendapat
atau pertanyaan responden terhadap suatu obyek.Misalnya, bagaimana
pendapat responden tentang kegiatan posyandu,atau juga dapat dilakukan
dengan cara memberikan pendapat denganmenggunakan setuju atau tidak
setuju terhadap pernyataan-pernyataanobyek tertentu, dengan menggunakan
Skala Likert (Notoatmodjo, 2005).
Skala Likert merupakan metode yang lebih sederhana bila
dibandingkan dengan Skala Thurstone.Skala Thurstone yang terdiri dari 11
poindisederhanakan menjadi 2 kelompok yaitu favorabledan unfavorable
sedangkan item yang netraltidak disertakan. Untuk mengatasi hilangnya
netral tersebut, Likert menggunakan teknik konstruksi testyang lain. Masingmasing responden diminta melakukan agreementdandisagreement untuk
masing-masing item dalam skalayang terdiri dari 5 poin (sangat setuju,
setuju, ragu-ragu, tidak setuju,sangat tidak setuju).Semua item yang
favorable kemudian diubahnilainya dalam angka sangat setuju adalah 1
sedangkan untuk yang sangat tidak setuju nilainya (Wawan dan Dewi, 2010).
c. Tindakan / Perilaku
Tindakan atau perilaku adalah kecenderungan untuk bertindak.Suatu
sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan, untuk terwujudnya
sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu
kondisi yang memungkinkan (Notoatmodjo, 2003). Tindakan terdiri dari
empat tingkatan, yaitu:
1. Persepsi (perception)
Praktek tingkat pertama adalah mengenal dan memilih berbagai objek
sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.
2. Respon Terpimpin (guided response)

17

Praktek tingkat kedua adalah dapat melakukan sesuatu sesuai dengan


urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.
3. Mekanisme (mecanism)
Praktek tingkat ketiga adalah apabila seseorang telah dapat melakukan
sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan
kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.
4. Adaptasi (adaptation)
Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa
mengurangi kebenaran tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2003).
Pengukuran atau cara mengamati perilaku/tindakan dapat dilakukan
melalui dua cara, secara langsung, yakni dengan pengamatan (observasi),
yaitu

mengamati

tindakan

dari

subjek

dalam

rangka

memelihara

kesehatannya. Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode


mengingat kembali (recall). Metode ini dilakukan melalui pertanyaanpertanyaan terhadap subjek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan
dengan objek tertentu (Notoatmodjo, 2005).
C. Faktor Faktor yang Mempengaruhi PHBS di Sekolah
Menurut Green dalam Notoatmodjo (2007) perilaku tentang kesehatan di
tentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari orang tersebut.
Disamping itu, ketersediaan fasilitas atau sarana PHBS seperti ketersediaan air bersih
dan tempatsampah juga akan mendukung danmemperkuat terbentuknya perilaku.
Hitchock, Schubert dan Thomas (1999) dalam Notoatmodjo (2010)
mengungkapkan bahwa perilaku sehat merupakan rangkaian aktivitas yang
dilakukan seseorang

dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan

kebutuhan fisik dan mental seperti; makan - makanan bergizi, olahraga secara teratur,
istirahat, manajemen stress, dan aktivitas ibadah. Notoatmodjo (2010) menyatakan
bahwa perilaku kesehatan adalah semua aktivitas yang dilakukan oleh seseorang,
baik yang dapat diamati maupun tidak dapat diamati, yang berhubungan dengan
upaya pemeliharaan termasuk pencegahan, perlindungan diri dari penyakit/masalah
kesehatan dan mencari penyembuhan, serta peningkatan kesehatan. Menurut
L.Green, hal-hal yang mempengaruhi PHBS di sekolah adalah pengetahuan, sikap,
kepercayaan dan tradisi (Notoatmodjo, 2007).

18

Adiwiryono (2010), menyatakan bahwa PHBS pada tatanan pendidikan


adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam
mewujudkan sekolah sehat. Sasaran pembinaan PHBS di sekolah adalah siswa,
warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite sekolah, dan orang
tua siswa), dan masyarakat lingkungan sekolah (penjaga kantin, satpam, dan lainlain). Anak yang memasuki pendidikan pada tingkat Sekolah Dasar (SD) sangat
tergantung kepada guru kelasnya di sekolah sehingga guru kelas merupakan faktor
penting dalam pendidikan anak SD termasuk dalam pembentukan PHBS di sekolah.
Sekolah selain sebagai tempat belajar bagi anak juga merupakan sarana bersosialisasi
dengan tema sebaya dan lingkungan. Selain dengan guru di sekolah, seorang anak
juga berinteraksi dengan temannya khususnya ketika istirahat di sekolah. Seorang
anak secara psikologis cenderung meniru apa yang dilihat dalam kesehariannya
termasuk juga perilaku kesehatan yang dilakukan dan ditanamkan oleh orang tuanya
di rumah dan temannya di sekolah, sehingga faktor tersebut juga dapat berpengaruh
terhadap PHBS anak di lingkungan sekolah.
Beberapa penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi PHBS di
sekolah telah dilakukan, di antaranya oleh Adiwiryono (2010), tentang PHBS pada
anak usia dini di Kecamatan Koja Jakarta Utara, hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada hubungan yang bermakna peran guru, orang tua, teman, orang tua teman,
dan penjaga kantin sekolah dengan praktik PHBS, sementara jenis kelamin secara
statistik tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna terhadap praktik
PHBS.

Suryadi

(2012),

melakukan

penelitian

tentang

faktor-faktor

yang

berhubungan dengan PHBS pada murid SD Negeri 1 Kota Subulussalam Tahun


2011. Hasil penelitian ditemukan bukti empiris bahwa ada hubungan antara tingkat
pengetahuan siswa dengan PHBS dengan, ada hubungan antara sikap dengan PHBS,
ada hubungan antara fasilitas dan sarana dengan PHBS, dan ada hubungan antara
peran guru dengan PHBS.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Sumananingrum (2006) tentang
hubungan faktor individu dan pola asuh keluarga dengan perilaku hidup bersih dan
sehat pada anak sekolah dasar di 2 SD Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji Depok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
faktor individu dan pola asuh keluarga dengan PHBS pada anak sekolah dasar di
Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji Depok.

19

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Variabel Bebas

Variabel Terikat

20

1. Predisposisi

a. Karakteristikresponden
1) Umur
2) JenisKelamin
3) Tingkatan Kelas
b. Pengetahuan
c. Sikap
2. Pendukung

Perilaku hidup bersih


dan sehat di
sekolahpadasiswa-siswi
SD Negeri 2
SumampirKecamatanPur
wokerto Utara
KabupatenBanyumas.

a. SaranaPrasarana di sekolah
3. Penguat
a. Persepsiperan guru di
sekolah

Gambar 3.1.Kerangka Konsep.

B. Definisi Operasional
Tabel 3.1 DefinisiOperasional
DefinisiOper
No

Variabel

asional

Parameter

Kategori

Skala

21

1.

Karakteristik
Responden
a. Umur

b.Jenis
kelamin
2.

3.

Pengetahuan

Perilaku

Kuesioner
terbuka
Lama hidup
dalam tahun
dihitung sejak
lahir
Identitas seksual
yang dibawa
siswa sejak lahir
Proses tahu atau
pemahaman
siwa-siswi SD
Negeri 2
Sumampir
tentang perilaku
hidup bersih dan
sehat di sekolah
yang meliputi,
mencuci tangan
yang baik,
jajanan sehat,
jamban bersih,
olahraga teratur,
bahaya
merokok,
pengukuran
berat badan dan
tinggi badan,
membuang
sampah yang
baik, dan
pemberantasan
jentik nyamuk.
Tindakan siswasiswi SD N 2
Sumampir
tentang PHBS di
sekolah yang
meliputi,
mencuci tangan
yang baik,
konsumsi
jajanan sehat,
penggunaan
jamban yang
bersih dan sehat,
olahraga yang
teratur, perilaku
tidak merokok,

Diukur
dengan
kuesioner
yang terdiri
dari 20
pertanyaan.
Untuk
pertanyaaan
positif
jawaban
benar skor 1
jawaban
salah skor
0. Untuk
pertanyaan
negatif
jawaban
benar skor 0
dan
jawaban
salah skor
1.
Kuisioner ,
yang terdiri
dari 12.
Untuk
pertanyaan.
positif
jawaban iya
skor 2,
kadangkadang skor
1, tidak skor
0. Untuk
petanyaan
negatif
jawaban iya
skore 0,

Tergantung
dari
responden.

1. Laki-laki
2. Perempuan
Data
berdistribusi
tidak normal
maka
menggunakan
median yaitu
15,00.

Data
berdistribusi
nomal
mengunakan
meanyaitu
20,04.

Nominal

Ordinal

Ordinal.

22

Sikap

5.

Persepsi
peran guru

pengukuran
berat badan dan
tinggi badan
oleh dokter kecil
secara teratur,
membuang
sampah yang
baik serta,
pemberantasan
jentik nyamuk.
Persepsi siswasiswa SD N 2
Sumampir
mengenai PHBS
meliputi
mencuci tangan
yang baik,
konsumsi
jajanan sehat,
penggunaan
jamban yang
bersih dan sehat,
olahraga yang
teratur, perilaku
tidak merokok,
pengukuran
berat badan dan
tinggi badan
oleh dokter kecil
secara teratur,
membuang
sampah yang
baik dan
pemberantasan
jentik nyamuk.

kadangkadang
skore 1 dan
tidak skor 2.

Kuisioner ,
yang
terdiridari
15
pertanyaan.
Untukpertan
yaaanpositif
Sangat
setuju skor
3, setuju
skor 2, tidak
setuju 1,
dan sangat
tidak setuju
skor 0.
Untuk
petanyaan
negatif
sangat
setuju skor
0, setuju
skor 1, tidak
setuju skor
2, sangat
tidak setuju
skor 3.

Data
berdistribusi
normal maka
menggunakan
meanyaitu35,0
2.

Pemberian
makna atassuatu
informasi
terhadap
stimulus,
mengenai peran
guru terkait
dengan Perilaku
Hidup Bersih
dan Sehat di
tatanan sekolah
meliputi anjuran

Diukur
dengan
kuesioner
yang terdiri
dari 10
pertanyaan.
Untuk
pertanyaaan
positif
jawaban iya
skor 1
jawaban

Data
berdistribusi
tidak normal
maka
menggunakan
medianyaitu
10,00

Ordinal.

Ordinal

23

6.

Sarana
Prasarana

mencuci tangan,
melarang
membuang
sampah di
sembarang
tempat, melrang
adanya perilaku
merokok,
melarang
konsumsi jajan
sembarangan,
menganjurkan
untuk buang air
di jamban yang
sehat,
memberikan
pengetahuan
mengenai
bahaya nyamuk
dan cara
pemberantasann
ya secara
sederhana,
mengajak untuk
mengukur tinggi
dan berat badan
secara teratur.
Ketersediaannya
sarana prasarana
yang
mendukung
Perilaku Hidup
Bersih dan
Sehat di sekolah
meliputi jamban
sehat, air bersih,
tempat sampah,
SPAL, ventilasi
ruangan,
kepadatan runag
kelas tersandar,
warung sehat,
UKS berserta
peralatannya,
taman sekolah
dengan
pepohonan
rindang, sabun,
tempat cuci
tangan, lapangan

tidak skor 0.
Untuk
pertanyaan
negative
jawaban iya
skor 0 dan
jawaban
tidak skor 1.

Lembar
observasi ,
yang terdiri
dari 16
kriteria.
Dilihat dari
ketersediaan
dan tidak
tersedia.

Nominal

24

olahraga, poster
PHBS, alat
kebersihan
kamar mandi
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam praktikum ini adalah
(descriptive research) dengan menggunakan pendekatan crossectional

dengan

variabel

bebas

(karakteristik

responden,

pengetahuan, sikap, perilaku, peran guru, dan sarana prasarana)


kemudian variabel terikatnya yaitu

perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) di SD N 2 Sumampir.


D. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam praktikum ini adalah siswa-siswi
kelas 5 SD N 2 Sumampir sebanyak 47 siswa.
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi
SD N 2 Sumampir kelas 5 yang berjumlah 47 siswa. Teknik
pengambilan

sampel

yang

digunakan

adalah

purposive

sampling.
E. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian praktikum adalah di

SD N 2 Sumampir,

Purwokerto Utara.
F. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam praktikum ini adalah data
kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka tentang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di wilayah SD N 2
Sumampir.
2. Sumber Data
Data primer diperoleh dari siswa-siswi SD N 2 Sumampir,
Purwokerto Utara sebagai responden. Data primer diperoleh

25

dengan cara mendatangi dan wawancara responden secara


langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner)
yang telah disiapkan sebelumnya, serta dengan menggunakan
lembar observasi dalam perolehan data secara observasi. Data
primer

yang

akan

diperoleh

melalui

wawancara

dengan

menggunakan kuesioner adalah data atau informasi mengenai


pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa siswi SD N 2
Sumampir tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah,
serta persepsi siswa siswi SD N 2 Sumampir mengenai peran
guru berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Data
primer diperoleh dengan menggunakan lembar observasi untuk
mengetahui informasi mengenai sarana-prasarana penunjang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SD N 2 Sumampir.
G. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam praktikum ini dilakukan melalui dua cara, yaitu :
1. Wawancara
Jenis

wawancara

pada

praktikum

ini

adalah

wawancara

tertutup, yaitu wawancara berdasarkan pertanyaan mengenai


karakteristik responden, pengetahuan, sikap, perilaku dan
persepsi siswa mengenai peran guru oleh siswa siswi SD N 2
Sumampir tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah.
Wawancara dalam praktikum ini dilakukan dengan wawancara
langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner.
2. Observasi
Selain

menggunakan

teknik

wawancara

tertutup,

pengumpulan data pada praktikum ini juga menggunakan


metode observasi. Observasi diambil langsung dari lapangan
mengenai tersedia atau tidak tersedianya sarana-prasarana
pendukung Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :

26

1. Kuesioner
Kuesioner berisi pertanyaan mengenai karakteristik responden, pengetahuan,
sikap, dan perilaku mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada
tatanan sekolah.
2. Lembar observasi
Lembar observasi dalam praktikum ini digunakan untuk pengamatan tersedia
atau tidaknya sarana pra sarana pendukung Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di SD Negeri 2 Sumampir.
3. Alat perekam gambar
Dokumentasi dilakukan dengan alat perekam gambar ketika melakukan
wawancara dengan bantuan kuesioner dan observasi dengan menggunakan
lembar observasi di SD Negeri 2 Sumampir.
I. Analisis Data
Teknik statistik dengan menggunakan SPSS 16.0 untuk analisis univariat, berfungsi
memberikan gambaran karakteristik populasi dan penyajian hasil deskriptif melalui
frekuensi dan distribusi dari variabel bebas dan variabel terikat.
J. Jadwal Penelitian
1. Tahap Persiapan (30 Mei - 3 Juni 2014)
Tahap persiapan dimulai dengan melakukan kegiatan meliputi:
a. Membuat kuesioner
b. Melakukan uji coba pedoman wawancara
2. Tahap Pengambilan Data (6 Juni 2014)
a. Menentukan jadwal pelaksanaan pengumpulan data dan menanyakan
kesediaan responden yang akan dilakukan wawancara mendalam serta
membuat janji temu.
b. Pelaksanaan pengumpulan data.
3. Tahap Input Data Software (11 Juni-16 Juni 2014)
a. Pengumpulan data
Data dikumpulkan dari hasil kuesioner yang disebar dan wawancara
mendalam. Hasil wawancara mendalam ditulis dalam bentuk catatan
lapangan dan disalin dalam bentuk transkrip.
b. Reduksi data dengan pembuatan koding dan kategori Koding dimaksudkan
untuk dapat mengorganisasikan dan mensistematisasi data secara lengkap dan
mendetail sehingga dapat memunculkan gambaran tentang topik yang sedang
dipelajari.
c. Penyajian data

27

Penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk teks,
naratif, tabel, gambar, atau bagan.
d. Pemilihan kesimpulan atau verifikasi
Sajian data dibahas dengan membandingkan hasil-hasil penelitian terdahulu.
4. Tahap Penyelesaian Laporan (17 Juni 2014)
Memperesentasikan hasil praktikum dan mengumpulkan laporan pada hari yang
sama.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian PHBS
Praktikum penelitian mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) pada tatanan sekolah ini dilakukan dengan pengambilan sampel pada
siswa siswi SD Negeri 2 Sumampir. SD Negeri 2 Sumampir merupakan salah
satu dari dua sekolah dasar negeri di Keluarahan Sumampir, Kecamatan
Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. SD negeri 2
Sumampir terletak di Jl.Riyanto Nomer 10, Sumampir, Purwokerto Utara.

28

Sebagai suatu sekolah dasar negeri, SD negeri 2 Sumampir ini berada


dibawah kendali Dinas Pendidikan, baik kabupaten maupun provinsi. Sekolah
ini berdiri tepat didepan jalan besar bersebarangan dengan sebuah lapangan
yang biasa digunakan oleh siswa-siswi SD Negeri 2 Sumampir untuk
berolahraga. Sebagian besar siswa dan siswi SD tersebut berasal dari wilayah
setempat. SD Negeri 2 Sumampir memiliki sebuah lapangan upacara dan
taman dengan pohon yang rindang. SD Negeri 2 Sumampir ini juga memiliki
Unit Kesehatan Sekolah, namun UKS ini digabung dengan kantin sekolah
sehingga kondisinya kurang layak pakai bagi siswa-siswi yang sakit. Sekolah
ini memiliki sarana kebersihan yang cukup secara kuantitas, seperti kamar
mandi, tempat mencuci tangan dengan sabun, tempat sampah, dan alat-alat
kebersihan.
2. Karakteristik Responden
Hasil analisis gambaran distribusi frekuensi responden berdasarkan
karakteristik variabel responden yang dapat dilihat sebagai berikut.

a. Umur
Karakteristik responden berdasarkan umur, dapat dilihat dari tabel :
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur
Umur

Jumlah

Presentase

10

11

23.4 %

11

30

63.8 %

12

6.4 %

13

4.3 %

14

2.1 %

47

100.0 %

Total

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa reponden terbanyak berasal


dari kelompok umur 11 tahun dengan presentase 63,8%. Sedangkan jumlah
responden yang paling sedikit berasal dari kelompok umur 14 tahun yaitu
dengan presentase 2,1% .
b. Jenis kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat dari tabel :

29

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin


Jenis
Kelamin

Jumlah

Presentase

laki-laki

26

55.3%

perempuan

21

44.7%

Total

47
100.0%
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa responden berjenis kelamin

laki-laki dengan jumlah 26 orang presentasenya 55,3% sedangkan untuk


responden perempuan berjumlah 21 orang dengan presentase 44,7%.
3. Pengetahuan
Hasil analisis gambaran distribusi frekuensi responden berdasarkan
variabel pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat tatanan
sekolah pada siswa-siswi SD Negeri 2 Sumampir dapat dilihat pada tabel
berikut :

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan


Pengetahuan

Jumlah

Presentase

Baik

26

55.3%

kurang baik

21

44.7%

Total

47
100.0%
Berdasarkan data yang didapat dari tabel diatas dapat disimpulkan

bahwa siswa siswi di SDN 02 Sumampir memiliki pengetahuan yang baik


tentang PHBS yaitu sebanyak 26 siswa (53.3%), sedangkan sebanyak 21
siswa (44.7%) masih memiliki pengetahuan PHBS yang kurang baik.
Tabel 4.3.1 Pertanyaan Pengetahuan 1
Pengetahuan 1
Benar

Jumlah
47

Percent
100.0

Tabel 4.3.2 Pertanyaan Pengetahuan 2


Pengetahuan 2
Jumlah
Percent
Benar
47
100.0

Pengetahuan siswa-siswi SDN 02 Sumampir tentang PHBS tatanan di


sekolah dengan indikator mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
tergolong baik dengan persentase responden tentang cara yang tepat untuk

30

mencuci tangan dengan menggunakan air mengalir dan sabun sebesar 100%
(47 siswa), serta tentang mencuci tangan sebelum dan sesudah makan sebesar
100% (47 siswa).
Tabel 4.3.3 Pertanyaan Pengetahuan 3 dan 4
Pengetahuan 3
Jumlah
Percent
Benar
47
100.0
Pengetahuan 4
Jumlah
Percent
Benar
47
100.0

Pengetahuan siswa-siswi SDN 02 Sumampir tentang PHBS tatanan di


sekolah dengan indikator mengonsumsi jajanan sehat kantin sekolah
tergolong baik dengan persentase responden tentang kantin yang bersih dan
menjual jajanan bergizi merupakan kantin yang sehat dengan persentase
responden sebesar 100% (47 siswa), serta tentang jajanan yang bersih dan
tidak mengandung bahan pengawet dan pewarna merupakan jajanan sehat
sebesar 100% (47 siswa).

Tabel 4.3.4 Pertanyaan Pengetahuan 5


Pengetahuan 5
Jumlah
Percent
Benar
47
100.0

Pengetahuan siswa-siswi SDN 02 Sumampir tentang PHBS tatanan di


sekolah dengan indikator menggunakan jamban yang bersih dan sehat
tergolong baik dengan persentase responden tentang pengetahuan WC yang
tidak berbau dan tidak terdapat serangga merupakan WC yang sehat sebesar
100% (47 siswa).
Tabel 4.3.5 Pertanyaan Pengetahuan 6
Pengetahuan 6
Jumlah
Percent
Salah
1
2.1
Benar
46
97.9
Total
47
100.0

Pengetahuan siswa-siswi SDN 02 Sumampir tentang PHBS tatanan di


sekolah dengan indikator olahraga yang teratur dan terukur tergolong baik.
Persentase responden tentang pengetahuan berolahraga secara teratur dapat
membuat badan sehat sebesar 97.9% (46 siswa) tergolong berpengetahuan
baik, serta terdapat 2.1% (1 siswa) yang memiliki pengetahuan kurang baik.
Tabel 4.3.6 Pertanyaan Pengetahuan 7

31
Pengetahuan 7
Salah
Benar
Total

Jumlah
9
38
47

Percent
19.1
80.9
100.0

Berdasarkan data yang didapat dari tabel diatasdapat dilihat sebanyak


38 siswa (80,9%) menjawab benar, sedangkan sebanyak 9 siswa (19,1%)
menjawab tidak, dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa siswi di SDN
02 Sumampir memiliki pengetahuan yang baik tentang PHBS data ini
mendukung indikator tidak merokok di sekolah.
Tabel 4.3.7 Pertanyaan Pengetahuan 8
Pengetahuan 8
Jumlah
Percent
Benar
47
100.0

Berdasarkan data yang didapatdaritabeldiatasdapat dilihat sebanyak


47 siswa (100%) dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa siswi di SDN
02 Sumampir memiliki pengetahuan yang baik tentang PHBS data ini
mendukung indikator menimbang berat badan dan pengukuran tinggi badan.
Tabel 4.3.8 Pertanyaan Pengetahuan 9
Pengetahuan 9
Jumlah
Percent
Benar
47
100.0

Berdasarkan data yang didapat dari tabel diatas dapat dilihat sebanyak
47 siswa (100%) dapat disimpulkan bahwa mayorita ssiswa siswi di SDN
02 Sumampir memiliki pengetahuan yang baik tentang PHBS data ini
mendukung indikator menimbang berat badan dan pengukuran tinggi badan.
Tabel 4.3.9 Pertanyaan Pengetahuan 10
Pengetahuan 10 Jumlah
Percent
Benar
11
23.4
Salah
36
76.6
Total
47
100.0

Berdasarkan data yang didapat dari tabel diatas dapat dilihat sebanyak
11 siswa (23,4%) menjawab benar, sedangkan sebanyak 36 siswa (76,6%)
menjawab salah dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa siswi di SDN 02
Sumampir memiliki pengetahuan yang kurang baik tentang PHBS data ini
kurang mendukung indikator membuang sampah pada tempatnya.
Tabel 4.3.10 Pertanyaan Pengetahuan 2

32
Pengetahuan 11
Salah
Benar
Total

Jumlah
3
44
47

Percent
6.4
93.6
100.0

Berdasarkan data yang didapat dari tabel diatas dapat dilihat sebanyak
44 siswa (93,6%) menjawab benar, sedangkan sebanyak 3 siswa (6,4%)
menjawab salah dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa siswi di SDN 02
Sumampir memiliki pengetahuan yang baik tentang PHBS data ini
mendukung indikator memberantas jentik nyamuk.
4. Sikap
Hasil analisis gambaran distribusi frekuensi responden berdasarkan
variabel sikap mengenai perilaku hidup bersih dan sehat tatanan sekolah pada
siswa-siswiw SD Negeri 2 Sumampir dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Sikap
Sikap

Jumlah

Presentase

Mendukung

20

42.6%

Kurang
mendukung

27

57.4%

Total

47
100.0%
Berdasarkan data yang didapat dari tabel diatas dapat disimpulkan

bahwa siswa siswi di SD Negeri 2 Sumampir memiliki sikap yang kurang


mendukung tentang PHBS, yaitu sebanyak 27 siswa (57.4%). Sedangkan
sebanyak 20 siswa (42.6%) memiliki sikap yang sudah cukup mendukung
terhadap PHBS pada tatanan sekolah.
Tabel 4.4.1 Pertanyaan Sikap 1
Sikap 1 Jumlah Percent
s
3
6.4
ss
44
93.6
Total
47
100.0

Sikap siswa-siswi SDN 02 Sumampir tentang PHBS dengan indicator


mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sudah sangat baik. Dari hasil
kuesioner yang dibagikan kepada siswa siswi kelas 5 SDN 02 Sumampir
didapatkan 44 siswa atau 93.6% yang sangat setuju dengan sikap mencuci
tangan dengan air mengalir dan sabun dan 3 siswa atau 6.4% yang setuju
dengan sikap mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
Tabel 4.4.2 Pertanyaan Sikap 2

33
Sikap 2
ss
s
ts
sts
Total

Jumlah
2
9
31
5
47

Percent
4.3
19.1
66.0
10.6
100.0

Sikap siswa-siswi SDN 02 Sumampir dengan indicator mencuci


tangan dengan air mengalir dan sabun tentang mencuci tangan dengan air
bersih sesudah Buang Air Bersih (BAB) masih kurang. Dari hasil kuesioner
yang dibagikan, sebanyak 31 siswa atau 66.0% menjawab tidak setuju, 5
siswa menjawab sangat tidak setuju atau 10.6%, 9 siswa menjawab setuju
atau 19.1%, dan 2 siswa menjawab sangat setuju atau 4.3% dengan sikap
mencuci tangan dengan air bersih sesudah Buang Air Bersih (BAB).
Tabel 4.4.3 Pertanyaan Sikap 3
Sikap 3 Jumlah Percent
Ts
24
51.1
Sts
23
48.9
Total
47
100.0

Sikap

siswa-siswi

SDN

02

Sumampir

dengan

indicator

mengkonsumsi jajanan sehat sudah sangat bagus. Dari hasil kuesioner yang
dibagikan, sebanyak 24 siswa atau 51.1% menyatakan tidak setuju untuk
membeli jajanan sembarangan dan sebanyak 23 siswa atau 48.9%
menyatakan sangat tidak setuju untuk membeli jajanan sembarangan.
Tabel 4.4.4 Pertanyaan Sikap 4
Sikap 4 Jumlah Percent
sts
12
25.5
ts
10
21.3
s
9
19.1
ss
16
34.0
Total
47
100.0

Sikap siswa-siswi SDN 02 Sumampir dengan indicator mengunakan


jamban yang bersih dan sehat masih perlu ditingkatkan lagi. Dari hasil
kuesioner yang dibagikan, sebanyak 16 siswa atau 34% menyatakan sangat
setuju, 9 siswa atau 19.1% menyatakan setuju, 10 siswa atau 21.3%
menyatakan tidak setuju, dan sebanyak12 siswa atau 25.5% menyatakan
sangat tidak setuju dengan sikap merasa tidak nyaman ketika menggunakan
jamban (WC) yang tidak bersih.
Tabel 4.4.5 Pertanyaan Sikap 5

34
Sikap 5
Ts
sts
Total

Jumlah
23
24
47

Percent
48.9
51.1
100.0

Sikap siswa-siswi SDN 02 Sumampir dengan indicator olahraga yang


teratur dan terukur sudang sangat baik. Dari hasil kuesioner yang dibagikan,
sebanyak 24 siswa atau 51.5% menyatakan sangat tidak setuju dan sebanyak
23 siswa atau 48.9% tidak setuju dengan pernyataan berolahraga secara rutin
membuat mudah terserang penyakit.
Tabel 4.4.6 Pertanyaan Sikap 6
Sikap 6
Ss
Ts
Sts
Total

Jumlah
1
31
15
47

Percent
2.1
66.0
31.9
100.0

Sikap siswa siswi SDN 02 Sumampir tentang PHBS dengan indikator


tidak merokok sudah baik berdasarkan kuesioner didapatkan 1 siswa atau
2,1% yang sangat setuju dengan sikap tidak merokok,31 siswa atau 66% yang
tidak setuju dengan sikap tidak merokok, dan 15 siswa atau 31,9% yang
sangat tdak setuju dengan sikap tidak merokok.
Tabel 4.4.7 Pertanyaan Sikap 7
Sikap 7 Jumlah Percent
S
8
17.0
Ss
39
83.0
Total
47
100.0

Sikap siswa siswi SDN 02 Sumampir tentang PHBS dengan indikator


menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan sudah sangat baik
berdasarkan kuesioner didapatkan 8 siswa atau 17% yang setuju dengan sikap
menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan dan 39 siswa atau 83%
yang sangat setuju dengan sikap menimbang berat badan dan mengukur
tinggi badan.
Tabel 4.4.8 Pertanyaan Sikap 8
Sikap 8 Jumlah Percent
Ts
1
2.1
S
22
46.8
Ss
24
51.1
Total
47
100.0

35

Sikap siswa siswi SDN 02 Sumampir tentang PHBS dengan indikator


menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan sudah sangat baik
berdasarkan kuesioner didapatkan 1 siswa atau 2,1% yang tidak setuju,22
siswa atau 46,8% yang setuju,dan 24 siswa atau 51,1% yang sangat setuju
dengan sikap menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan.
Tabel 4.4.9 Pertanyaan Sikap 9
Sikap 9 Jumlah Percent
Ss
2
4.3
S
1
2.1
Ts
18
38.3
Sts
26
55.3
Total
47
100.0

Sikap siswa siswi SDN 02 Sumampir tentang PHBS dengan indikator


membuang sampah pada tempatnya badan sudah sangat baik berdasarkan
kuesioner didapatkan 2 siswa atau 4,3% yang sangat setuju,1 siswa atau 2,1%
yang setuju, 18 siswa atau 38,3% yang tidak setuju dan 26 siswa atau 55,3%
yang sangat tidak setuju dengan sikap membuang sampah pada tempatnya.
Tabel 4.4.10 Pertanyaan Sikap 10
Sikap 10 Jumlah Percent
Sts
1
2.1
Ts
3
6.4
s
19
40.4
ss
24
51.1
Total
47
100.0

Sikap siswa siswi SDN 02 Sumampir tentang PHBS dengan indikator


memberantas jentik nyamuk sudah sangat baik berdasarkan kuesioner
didapatkan 1 siswa atau 2,1% yang sanga tidak setuju,3 siswa atau 6,4% yang
tidak setuju, 19 siswa atau 40,4% yang setuju dan 24 siswa atau 51,1% yang
sangat setuju dengan sikap indikator memberantas jentik nyamuk.
5. Perilaku
Hasil analisis gambaran distribusi frekuensi responden berdasarkan
variabel perilaku mengenai perilaku hidup bersih dan sehat tatanan sekolah
pada siswa-siswi SD Negeri 2 Sumampir dapat dilihat pada tabel berikut.:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Perilaku

36

Perilaku

Jumlah

Presentase

Baik

19

40.4%

kurang baik

28

59.6%

Total

47
100.0%
Berdasarkan data yang didapat dari tabel diatas dapat disimpulkan

bahwa siswa siswi di SD Negeri 2 Sumampir memiliki perilaku yang


kurang baik tentang PHBS, yaitu sebanyak 28 siswa (59.6%). Sedangkan
sebanyak 19 siswa (40.4%) memiliki sikap yang baik mengenai PHBS.
Tabel 4.5.1 Pertanyaan Perilaku 1
Perilaku 1
Jumlah
Percent
kadang-kadang
13
27.7
Ya
34
72.3
Total
47
100.0

Perilaku siswa-siswi SDN 02 Sumampir tentang PHBS di sekolah


terutama indikator mencuci tangan setelah melakukan beberapa tergolong
baik. Sebanyak 72,3% yaitu 34 siswa menjawab

ya mencuci tangan di

sekolah. Sedangkan, 27,7% atau sebanyak 13 siswa-siswi SDN 02 Sumampir


tidak mencuci tangan di sekolah.

Tabel 4.5.2 Pertanyaan Perilaku 2


Perilaku 2
Jumlah
Percent
kadang-kadang
9
19.1
ya
38
80.9
Total
47
100.0

Perilaku siswa-siswi SDN 02 Sumampir tentang PHBS di sekolah


terutama indikator mencuci tangan setelah melakukan beberapa tergolong
baik. Sebanyak 80,9% yaitu 38 siswa menjawab

ya mencuci tangan di

sekolah. Sedangkan, 19,1% atau sebanyak 9 siswa-siswi SDN 02 Sumampir


tidak mencuci tangan di sekolah.
Tabel 4.5.3 Pertanyaan Perilaku 3
Perilaku 3
Jumlah
Percent
Ya
3
6.4
kadang-kadang
30
63.8
Tidak
14
29.8
Total
47
100.0

37

Perilaku siswa-siswi SDN 02 Sumampir tentang PHBS di sekolah


terutama indikator mencuci tangan setelah melakukan beberapa tergolong
kurang. Sebanyak 29,8% yaitu 14 siswa menjawab tidak mencuci tangan di
sekolah. Sedangkan, 63,8% atau sebanyak 30 menjawab kadang-kadang,
sedangkan 6,4% atau sebanyak 3 siswa-siswi SDN 02 Sumampir mencuci
tangan di sekolah setelah BAK.
Tabel 4.5.4 Pertanyaan Perilaku 4
Perilaku 4
Jumlah
Percent
kadang-kadang
2
4.3
Ya
45
95.7
Total
47
100.0

Perilaku siswa-siswi SDN 02 Sumampir tentang PHBS di sekolah


terutama indikator mencuci tangan tergolong baik. Sebanyak 95,7% yaitu 45
siswa menjawab

ya mencuci tangan menggunakan sabun di sekolah.

Sedangkan, 4,3% menjawab kadang-kadang sebanyak 2 siswa-siswi SDN 02


Sumampir kadang-kadang mencuci tangan di sekolah.
Tabel 4.5.5 Pertanyaan Perilaku 5
Perilaku 5
Jumlah
Percent
Tidak
10
21.3
kadang-kadang
22
46.8
Ya
15
31.9
Total

47

100.0

Perilaku siswa-siswi SDN 02 Sumampir tentang PHBS di sekolah


terutama indikator tidak merokok tergolong baik. Sebanyak 97,9% yaitu 46
siswa menjawab tidak merokok di sekolah. Sedangkan, 2,1% siswa-siswi
SDN 02 Sumampir merokok di sekolah yaitu 1 siswa.
Tabel 4.5.6 Pertanyaan Perilaku 6
Perilaku 6
Jumlah
Percent
Ya
1
2.1
Tidak
46
97.9
Total
47
100.0

Perilaku siswa-siswi SDN 02 Sumampir tentang PHBS di sekolah


terutama indikator tidak merokok tergolong baik. Sebanyak 97,9% yaitu 46
siswa menjawab tidak merokok di sekolah. Sedangkan, 2,1% siswa-siswi
SDN 02 Sumampir merokok di sekolah yaitu 1 siswa.

38
Tabel 4.5.7 Pertanyaan Perilaku 7
Perilaku 7
Jumlah
Percent
Tidak
5
10.6
kadang-kadang
31
66.0
Ya
11
23.4
Total
47
100.0

Perilaku siswa-siswi SDN 02 Sumampir tentang PHBS di sekolah


terutama indikator menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan secara
teratur masih kurang baik. Sebanyak 66% atau 31 siswa menjawab kadangkadang untuk memimbang dan mengukur tinggi badan di seolah, dan
sebesar10,6% siswa-siswi SDN 02 Sumampir yaitu 5 siswa menjawab tidak
untuk meminbang dan mengukur tinggi badan dan 23,4% yaitu 11 siswa
menjawab ya untuk menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan di
sekolah.
Tabel 4.5.8 Pertanyaan Perilaku 8
Perilaku 8
Jumlah
Percent
Tidak
1
2.1
kadang-kadang
5
10.6
Ya
41
87.2
Total
47
100.0

Perilaku siswa-siswi SDN 02 Sumampir tentang PHBS di sekolah


terutama indikator membuang sampah pada tempatnya tergolong baik.
Sebanyak 87,2% atau 41 siswa menjawab ya untuk membuang sampah pada
tempatnya, dan sebesar 10,6% atau 5 siwa siswa-siswi SDN 02 Sumampir
menjawab kadang-kadang untuk membuang sampah pada tepatnya dan 2,1%
yaitu 1 siswa menjawab tidak untuk mebuang sampah pada tempatnya.
Tabel 4.5.9 Pertanyaan Perilaku 9
Perilaku 9
Jumlah
Percent
Tidak
1
2.1
kadang-kadang
8
17.0
Ya
38
80.9
Total
47
100.0

Perilaku siswa-siswi SDN 02 Sumampir tentang PHBS di sekolah


terutama indikator memberantas sarang nyamuk tergolong baik. Sebanyak
80,9% atau 38 siswa menjawab ya untuk memberantas sarang nyamuk, dan
sebesar 17,0% atau 8siwa siswa-siswi SDN 02 Sumampir menjawabkadangkadang untuk memberantas sarang nyamuk dan 2,1%
menjawab tidak untuk memberantas sarang nyamuk.

yaitu 1 siswa

39

6. Peran Guru
Hasil analisis gambaran distribusi frekuensi responden berdasarkan
variable persepsi siswa-siswi mengenai peran guru berkaitan dengan perilaku
hidup bersih dan sehat tatanan sekolah pada siswa-siswi SD Negeri 2
Sumampir dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Persepsi Peran Guru
Peran Guru

Jumlah

Presentase

Mendukung

26

55.3%

Kurang
mendukung

21

44.7%

Total

47
100.0%
Berdasarkan data yang didapat dari tabel diatas dapat disimpulkan

bahwa sebanyak 26 siswa (55.3%) berpendapat peran guru di SD Negeri 02


Sumampir mendukung terciptanya PHBS tatanan sekolah, sedangkan
sebanyak 21 siswa (44.7%) berpendapat peran guru di SDN 02 Sumampir
kurang mendukung terciptanya PHBS.

7. Observasi Sarana Prasarana


Hasil analisis lembar observasi berdasarkan variable sarana pra sarana
pendukung perilaku hidup bersih dan sehat tatanan sekolah pada siswa-siswi
SD Negeri 2 Sumampir dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Sarana Prasarana
No

Sarana

1.
2.
3.
4.
5.

Keberadaan jamban sehat


Keberadaan air bersih
Keberadaan tempat sampah
Keberadaan SPAL
Keberadaan ventilasi di setiap ruangan
Kepadatan ruang kelas sesuai criteria

6.
7.

(1 orang = 1.75 m2)


Keberadaan warung yang
menyediakan makanan sehat

Ketersediaan
Tidak
Tersedia
tersedia

Skore

40

8.

Keberadaan UKS
Keberadaan peralatan P3K di ruang

9.

UKS

10
.
11.
12
.
13
.
14
.
15
.
16
.

Keberadaan taman sekolah


Adanya pepohonan yang rindang di
taman sekolah

Keberadaan sabun

Keberadaan tempat cuci tangan

Keberadaan lapangan olahraga

Keberadaan poster PHBS

Keberadaan alat kebersihan kamar


mandi

Berdasarkan data yang didapat dari tabel observasi di atas, dapat


disimpulkan bahwa dari 16 kriteria sarana pra sarana pendukung PHBS
tatanan sekolah, hanya satu criteria yang belum tersedia, yakni belum adanya
saluran pembuangan air limbah.
B. Pembahasan
1. Hubungan Karakteristik Responden dengan PHBS di SD
Hasil yang didapat dari penelitian yang dilakukan pada siswa-siswi di
SDN 02 Sumampir pada umumnya mempunyai perilaku hidup bersih dan sehat
yang baik. Namun dari hasil wawancara masih ditemukan beberapa siswa yang
merokok dan kurang menerapkan cuci tangan pakai sabun.
2. Pengetahuan
Pengetahuan responden terhadap PHBS dapat dinilai berdasarkan
jawaban terhadap 15 pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Pertanyaan
mencakup pengetahuan responden mengenai indikator PHBS di Sekolah serta
komponen-komponen berkaitan dengan PHBS yang ada di lingkungan sekolah
setiap harinya. Hasil penilaian ini dikategorikan menjadi pengetahuan baik dan
pengetahuan kurang baik.

41

Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa siswa-siswi di SDN 02


Sumampir mempunyai pengetahuan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil
analisis yang

menunjukkan bahwa 26 siswa berpengetahuan baik dengan

proporsi 55,3%, sedangkan untuk siswa yang mempunyai pengetahuan kurang


baik sebanyak 21 siswa dengan proporsi 44,7%. Oleh karenanya pengetahuan
siswa-siswi di SD N 02 ini perlu ditingkatkan, salah satunya dengan
memberikan penyuluhan kesehatan dan promosi keseahatan.
Menurut penelitian Sendy Wowor (2013) di SDN GMIM Lemoh,
Minahasa, pengetahuan dikategorikan sangat baik 80%-100%, baik 60%-80%,
cukup 41%-60%, kurang 21%-40%, dan sangatkurang 0%-20%. Dapat
disimpulkan untuk pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sekolah
di SD N 02 Sumampir adalah cukup. Notoadmodjo (2005) menyebutkan bahwa
pengetahuan yang merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tau
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya yang dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek mempengaruhi siswa SD N 02
Sumampir dalam penerapan PHBS di sekolah yang diterapkan. Dari hasil yang
diperoleh dapat disebutkan bahwa SD N 02 Sumampir ini sebagian besar
menunjukkan perhatian yang baik terhadap PHBS di sekolah sehari-harinya.
Pengetahuan siswa-siswi SD N 02 Sumampir selaras dengan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) yang didapatkan hasil cukup baik juga. Hal ini seirama
dengan hasil penelitian dari Luthviatin (2011) yang menyatakan bahwa
responden dengan pengetahuan yang tinggi kebanyakan memiliki tindakan
PHBS yang baik dan cukup, begitupun sebaliknya. Dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan berpengaruh terhadap perilaku hidup bersih dan sehat tatanan
sekolah.
3. Sikap
Sikap siswa-siswi SDN 02 Sumampir terhadap PHBS dinilai berdasarkan
jawaban terhadap 15 pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Pertanyaan
tersebut terdiri dari pertanyaan positif dan negatif, dengan 4 pilihan jawaban,
yaitu: sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Hasil penilaian
sikap siswa-siswi SDN 02 Sumampir dikategorikan menjadi mendukung dan
kurang mendukung berkaitan dengan PHBS di lingkungan sekolah.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswasiswi SDN 02 Sumampir masih kurang mendukung terhadap pelaksanaan PHBS

42

di sekolahnya. Hasil analisis menunjukkan sebesar 42.6 % responden


mendukung pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah sedangkan
57.4% siswa-siswi SDN 02 Sumampir kurang mendukung pelaksanaan perilaku
hidup bersih dan sehat di sekolah.
Menurut penelitian Sendy Wowor (2013) di SDN GMIM Lemoh,
Minahasa, sikap dikategorikan sangat baik 80%-100%, baik 60%-80%, cukup
41%-60%, kurang 21%-40%, dan sangatkurang 0%-20%. Dapat disimpulkan
untuk variabel sikap tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sekolah di
SD N 02 Sumampir adalah cukup. Berdasarkan pengkategorian tersebut
diperkuat dengan hasil penelitian (Wisnu, 2011) bahwa Berdasarkan hasil
distribusi frekuensi sikap pada siswa/siswi kelas VII dan VIII di SMP 258
Kelurahan Cibubur Jakarta Timur Tahun 2011, didapatkan data dari 158 orang
responden menunjukkan bahwa yang bersikap positif sebanyak 102 responden
(64,6%), dan yang bersikap negatif sebanyak 56 responden (35,4%).
4. Perilaku
Perilaku siswa-siswi SDN 02 Sumampir tentang PHBS di sekolah masih
kurang baik. Sekitar 59.6% siswa-siswi SDN 02 Sumampir memiliki perilaku
PHBS yang kurang baik sedangkan 40.4% siswa-siswi SDN 02 Sumampir telah
memiliki perilaku yang baik mengenai PHBS. Perilaku PHBS siswa-siswi SDN
02 Sumampir dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengetahuan, sikap, serta
adanya fasilitas yang mendukung di sekolah.
Perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah meliputi mencuci tangan
dengan baik dan benar, tidak jajan semabarangan, menjaga kebersihan kamar
mandi, olahraga teratur, tidak merokok, membuang sampah pada tempatnya,
mengukur tinggi badan dan berat badan, menjaga kebersihan diri, serta tidak
mengkonsumsi narkotika.
Berdasarkan penelitian Sendy Wowor (2013) di SDN GMIM Lemoh,
Minahasa, perilaku dikategorikan sangat baik 80%-100%, baik 60%-80%, cukup
41%-60%, kurang 21%-40%, dan sangatkurang 0%-20%. Dapat disimpulkan
untuk variabel perilaku mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
sekolah di SD N 02 Sumampir adalah cukup. Hal ini diperkuat dengan
penelitian menurut Andriadi (2011) berdasarkan hasil distribuasi frekuensi
perilaku hidup bersih dan sehat siswa/siswi kelas VII dan VIII di SMP Negeri
258 Kelurahan Cibubur Jakarta Timur tahun 2011, didapatkan data dari 158

43

responden menunjukan bahwa sebagian besar yang berperilaku hibup bersih dan
sehat tinggi sebanyak 105 responden (66,5%) dan yang berperilaku hidup bersih
dan sehat rendah sebanyak 53 responden (33,5%).
5. Persepsi Guru
Persepsi guru di SDN 02 Sumampir terkait perilaku hidup bersih dan
sehat pada tatanan rumah tangga berdasarkan tabel menunjukkan bahwa 21 dari
47 siswa atau sebesar 44.7% mengangap bahwa peran guru kurang mendukung
terhadap penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah. Sedangkan 26
dari 27 siswa atau sebesar 55.3% menganggap bahwa peran guru mendukung
perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
Berdasarkan penelitian Sendy Wowor (2013) di SDN GMIM Lemoh,
Minahasa, perilaku dikategorikan sangat baik 80%-100%, baik 60%-80%, cukup
41%-60%, kurang 21%-40%, dan sangatkurang 0%-20%. Hal ini diperkuat
dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh (Novia, 2011) menurut
hasil penelitian menunjukkan seperti dalam tabulasi silang
hubungan antara peran guru dengan tindakan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat

(PHBS)

pada siswa didominasi oleh peran

guru yang tinggi dan perilaku yang baik, serta peran guru
tingkat sedang dan perilaku yang baik yaitu masing-masing
sebanyak

19

responden

(21,11%).

Berdasarkan

hasil

penelitian dapat dikatakan bahwa jika peran guru terkait


dengan PHBS semakin tinggi, maka dalam melakukan PHBS
siswa juga akan semakin baik. Demikian sebaliknya jika peran
guru mengenai PHBS kurang maka ada kecenderungan dalam
melakukan PHBS juga akan semakin kurang.
6. Sarana dan Prasarana PHBS di SDN Negeri 02 Sumampir
Sarana Prasarana di sekolah terkait indikator PHBS di SD N 2 Sumampir
sudah mendukung dalam perilaku siswa-siswinya. Namun memang dalam
perawatannya masih kurang terkoordinir sehingga siswa-siswi kurang dapat
memanfaatkannya secara maksimal. Berdasarkan Rakernas Usaha Kesehatan
Sekolah (2002) di

Mojokerto dan Solo memberikan rekomendasi yaitu

diperlukannya syarat kesehatan pada sarana dan prasarana yang dapat dijadikan
acuan untuk meningkatkan status kesehatan lingkungan di Sekolah. Sarana dan
prasarana itu

meliputi adanya air bersih (baik dari segi kualitas maupun

44

kuantitas), tersedianya jamban yang memadai, adanya tempat penampungan air


bebas jentik, dan lain sebagainya.
Berdasarkan kuesioner, diperoleh diperoleh 15 sarana prasarana yang
tersedia dan 1 sarana yang tidak tersedia yaitu keberadaan SPAL di SDN 2
Sumampir.Artinya,sarana prasarana yang ada di SDN 2 Sumampir ini telah
mendukung terhadap PHBS dan telah memenuhi syarat kesehatan.Hanya perlu
ditingkatkan lagi dalam segi perawatannya.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Karakteristik responden yang berada di SDN 2 Sumampir berada pada range
range umur 11-14 tahun karena mereka sedang duduk di kelas 5 dan yang
menajdi responden mayoritas adalah berjenis kelamin laki-laki.
2. Pengetahuan para responden dapat disimpulkan bahwa siswa siswi di
SDN 02 Sumampir memiliki pengetahuan yang baik tentang PHBS yaitu
sebanyak 26 siswa (53.3%), sedangkan sebanyak 21 siswa (44.7%) masih
memiliki pengetahuan PHBS yang kurang baik
3. Sikap yang ada pada responden disimpulkan bahwa siswa siswi di SD
Negeri 2 Sumampir memiliki sikap yang kurang mendukung tentang PHBS,
yaitu sebanyak 27 siswa (57.4%). Sedangkan sebanyak 20 siswa (42.6%)
memiliki sikap yang sudah cukup mendukung terhadap PHBS pada tatanan
sekolah.
4. Perilaku yang ditunjukkan oleh responden disimpulkan bahwa siswa siswi
di SD Negeri 2 Sumampir memiliki perilaku yang kurang baik tentang

45

PHBS, yaitu sebanyak 28 siswa (59.6%). Sedangkan sebanyak 19 siswa


(40.4%) memiliki sikap yang baik mengenai PHBS.
5. Peran guru dapat disimpulkan bahwa sebanyak 26 siswa (55.3%)
berpendapat peran guru di SD Negeri 02 Sumampir mendukung terciptanya
PHBS tatanan sekolah, sedangkan sebanyak 21 siswa (44.7%) berpendapat
peran guru di SDN 02 Sumampir kurang mendukung terciptanya PHBS.
6. Sarana prasarana yang terdapat di sekolahini yaitu dari 16 kriteria sarana
pra sarana pendukung PHBS tatanan sekolah, hanya satu criteria yang
belum tersedia, yakni belum adanya saluran pembuangan air limbah.

B. Saran
1. Masyarakat

sebaiknya

lebih

diperdayakan

untuk

mendukung

terlaksanakannya PHBS di SD N 2 Sumampir ini pasalnya untuk petugas


kebersihan dan penjual makanan sehat masih sangat minim.
2. Bagi Institusi Kesehatan
Kunjungan dan program intervensi yang dilakukan di SD N 2 Sumampir
sudah sering dilakukan namun sebaiknya untuk lebih dipantau secara
berkala tentang hasil dari intervensi tersebut.
3. Bagi Jurusan Kesehatan Masyarakat
Hasil penelitian dapat member gambaran tentang keadaan PHBS tatanan
sekolah di wilayah sekitar kampus Universitas Jenderal Soedirman, data ini
sebaiknya ditindak lanjuti dengan pengadaan sekolah binaan di sekitar
kampus karena sedikit banyak perilaku mereka terpengaruh oleh kegiatan
civitas mahasiswa yang ada di sekitarnya.
4. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa hendaknya lebih peduli dan sering melihat keadaan sekitar
mereka dalam setiap melakukan tindakan, karena kebiasaan mahasiswa
yang terlihat oleh anak kecil disekitarnya sering kali ditiru oleh mereka.
5. Bagi Peneliti
Peneliti diharap lebih peka dan dapat memperoleh data yang valid dan
terperinci untuk menghasilkan penelitian yang baik dan sesuai dengan
keadaan dilapangan.

46

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Basuki. 2004. Modeling dan Simulasi. IPTAQ Mulia Media. Surabaya.
Adiwiryono, RM. (2010). Pesan Kesehatan :Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Ahmadi, A.dan Uhbiyati, N. 2003. Ilmu Pendidikan. Rineka Cipta
Aksara. Jakarta.
Anak Usia Dini dalam Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. Hamka. Jakarta
Andriadi, Wisnu. 2011. Faktir-faktor yang Berhubungan Dengan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat Anak Remaja Kelas VII dan VIII di SMP 258 Kelurahan Cibubur
Jakarta Timur Tahun 2011. Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran.
Jakarta
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Rineka. Jakarta.
Badan POM RI.2008. Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) Serta Upaya
Penaggulangannya.INFOPOM . Indonesia.
Budiarto, Eko. 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran : Sebuah Pengantar. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Creswell, John W. 2010. Research Design, Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed. Penerjemah: Achmad Fawaid. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.
Danim, Sudarwan. 2003. Riset Keperawatan : Sejarah dan Metodologi. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Depkes RI. 2002. Profil Kesehatan. Depkes RI. Jakarta.

47

Depkes RI. 2006. Pedoman Pelatihan Pembinaan PHBS di Sekolah.


Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI. Jakarta.
Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan. Depkes RI. Jakarta.
Depkes RI. 2010. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah.
Kementerian Republik Indonesia. Jakarta.
diakses 1 Juni 2014
Dianita. 2011. Pengaruh Edukasi Sebaya Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
pada Agregat Anak Usia Sekolah yang Beresiko Kecacingan. FIK UI. Depok.
Dinkes Jawa Tengah. 2009. Profil Dinas Kesehatan 2009. Dinkes Jawa Tengah. Jawa
Tengah.
Hidayat, A.Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik
Analisis Data. Salemba Medika. Jakarta.
Judarwanto, Widodo. 2008. Enterobacter sakazakii, Bakteri Pencemar
Susu. RS Bunda Jakarta & Picky Eaters Clinic. Dari:
http://medicastore.com. Diakses tanggal 27 Mei 2014.
Kartiadi. 2009. Giatkan Buang Sampah pada Tempatnya.
http://bandarsampah.blogdetik.com.Diakses pada tanggal 25
Mei 2014 Purwokerto.Kukusan Kecamatan Beji Depok. lontar.ui.ac.id/file?
file=digital/20283420S1045-sumaningrum%20.pdf
Luthifatin, N dkk.2011. Determinan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Siswa
Sekolah Dasar.Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
Jember.http://fkm.unej.ac.id/files/Semnas2011/08.pdf.
Diakses
pada 30 Mei 2014.
Mulyana, Deddy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma
Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya. PT Remaja
Rosidakarya. Bandung.
Notoatmodjo, S.2005. Metodologi penelitian kesehatan. Rineka
Cipta.Jakarta.http://www.promkes.depkes.go.id/bahan/PHBS
%20di%20Sekolah.pdf. Diakses pada tanggal 26 Mei 2014.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku.Jakarta
:
Rineka
Cipta
dalam
http://mediakesehatanmasyarakat.files.wordpress.com/2012/06/
artikel-keempat-seni.pdf . Diakses pada tanggal 27 Mei 2014.
Notoatmodjo, Soekijo. 2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penerbit PT.
Rineka Cipta. Jakarta.
Notoatmodjo, Soekijo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit PT.
Rineka Cipta. Jakarta.

48

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian


Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
Sehat pada Murid SD Negeri 1 Kota Subulussalam Tahun 2011 .
2011/02/abstrak-fkm.html /www.skripsi-tesis.com/Faktor-Faktoryangberhubungan- dengan Perilaku-Hidup-Bersih-dan-Sehat-pada-MuridSDNegeri- 1-Kota Subulussalam-Tahun-2011 di akses 01 Juni 2014.
Subana dkk. 2000. Statistik Pendidikan. Pustaka Setia. Bandung.
Sugiyono. 2005.Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung.
Sumananingrum. 2006. Hubungan factor individu dan pola asuh keluarga dengan
perilaku hidup bersih dan sehat pada anak sekolah dasar di 2 SD Kelurahan
Suryadi (2012). Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan
Umar, Husein. 2003. Metode Riset Komunikasi Oraganisasi. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Undang-undang No. 23. 1992 Tentang Kesehatan.
Wawan, A dan Dewi, M. 2010.Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan Perilaku
Manusi. Nuha Medika.Yogyakarta.
WHO. 1948. Definition of Health. World Health Organitazion Constitution.Genewa.
Yulia,dkk.2004. Perbedaan Tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
Sekolah Dasar Negeri dan Sekolah Dasar Swasta di Kecamatan
Kenjeran.Universitas Muhammadiyah Surabaya.

49

Lampiran 1
KUESIONER PHBS di SDN 2 SUMAMPIR
PURWOKERTO KELOMPOK 3 (UNSOED)
Petunjuk pengisian : berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban yang adik pilih.
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
Nama
:
Umur
:
Kelas
:
Jenis Kelamin : 1. Laki-laki
2. Perempuan
B. PENGETAHUAN
No
1

Pertanyaan
Menggunakan air mengalir dan sabun adalah
cara yang tepat untuk mencuci tangan.

Sebelum dan sesudah makan adalah waktu


yang tepat untuk mencuci tangan.

Manfaat mencuci tangan adalah membunuh


kuman dan mencegah penyakit.

Mencuci tangan dilakukan setelah BAB dan


BAK saja.

Jawaban
BENAR

SALAH

50

Mencuci tangan dilakukan setelah bersin atau


batuk.

Mencuci tangan dilakukan setelah bermain dan

memegang hewan peliharaan.


Jajanan yang sehat adalah jajanan yang bersih
dan tidak mengandung bahan pengawet
maupun pewarna.

8
Membeli jajanan dipinggir jalan diperbolehkan.
9

Kantin yang sehat kantin yang bersih dan

10

menjual jajanan bergizi


Buang Air Besar dan Buang Air Kecil
dilakukan di WC sekolah.

11

WC atau toilet yang sehat adalah toilet yang


tidak berbau dan tidak terdapat serangga.

12

Berolah raga secara teratur dapat membuat


badan sehat.

13
14

Merokok dapat menyebabkan batuk-batuk.


UKS adalah tempat pelayanan kesehatan yang
berada di sekolah.

15

Mengukur berat badan dan tinggi badan harus


dilakukan secara teratur.

16

Mengukur berat badan dan tinggi badan


berguna untuk mengetahui proses
pertumbuhan.

17

Membuang sampah di laci meja merupakan hal


yang boleh dilakukan

51

18

Bungkus plastik merupakan jenis sampah


anorganik.

19

Nyamuk jenis Aedes aegepty adalah penyebab


penyakit Demam Berdarah

20

Melaksanaan piket di sekolah merupakan salah


satu cara untuk memberantas sarang nyamuk.

C. SIKAP
N
o
1

Pertanyaaan
Menurut saya mencuci tangan sebelum
makan hanya dilakukan jika diingatkan
oleh guru.

Menurut saya buang air besar (BAB) di wc


sekolah merupakan tindakan yang baik
untuk dilakukan.

Saya mengukur tinggi badan dan berat


badan dikarenakan ada pemeriksaan
kesehatan di sekolah.

Sebaiknya sebelum memegang makanan


saya mencuci tangan.

Menurut saya buang air besar (BAB) di


tanah atau sungai lebih nyaman dilakukan
daripada BAB di WC.

Menurut saya buang air besar (BAB) harus


di WC atau jamban.

Sebaiknya sesudah buang air besar (BAB),


saya nencuci tangan dengan air bersih.

Jawaban
SS

TS

STS

52

Saya mencuci tangan menggunakan air


bersih dan sabun.

Menurut saya mncuci tangan sesudah BAB


hendaknya menggunakan air dan sabun.

10

Sebaiknya merokok di sekolah tidak


dilakukan karena adanya larangan dari
sekolah.

11

Saya melakukan 3M (Menutup, Mengubur,


dan Menguras) karena adanya ajakan dari
sekolah

12

Saya berolahraga seminggu sekali karena


adanya mata pelajaran olahraga di sekolah.

13

Saya membeli jajanan di luar sekolah


karena gerbang sekolah tidak ditutup.

14

Saya membeli jajanan di luar sekolah


karena rasa dan kemasannya lebih menarik.

15

Sebaiknya membuang sampah di tempat


sampah karena adanya kesadaran dari diri
sendiri.

Keterangan :
SS

: Sangat Setuju

: Setuju

TS

: Tidak Setuju

STS

: Sangat Tidak Setuju

53

D. PERILAKU
Jawaban
No

Pertanyaan

Apakah adik selalu mencuci tangan


sebelum dan sesudah makan ?

Apakah adik menggunakan air mengalir


setiap mencuci tangan ?

Apakah adik selalu mencuci tangan


sesudah BAB dan BAK ?

Apakah adik setiap kali mencuci tangan


menggunakan sabun ?

Apakah adik selalu membeli jajan diluar


sekolah ?

Apakah adik menyiram wc/toilet dengan


air bersih setiap selesai

menggunakannya?
Apakah adik melakukan olah raga,
minimal seminggu sekali?

Apakah adik selalu merokok di sekolah?

Apakah adik melekukan pengukuran


berat badan dan tinggi badan setiap
bulannya ?

YA

KADANGKADANG

TIDAK

54

10

Apakah adik selalu ke UKS jika sakit ?

11

Apakah adik selalu membuang sampah


ditempat sampah ?

12

Apakah adik melakukan piket kebersihan


di kelas minimal sekali dalam seminggu?

A. PERSEPSI GURU
NO
1

Pertanyaan
Apakah guru memberikan pengarahan

mengenai PHBS di sekolah?


Apakah guru menganjurkan untuk
mencuci tangan pada sebelum dan
sesudah makan?
Apakah guru melarang membuang

sampah di laci kelas?


Apakah guru melarang siswa-siswinya

untuk merokok di sekolah?


Apakah guru melarang membeli jajan

sembarangan?
Apakah guru mengajar olahraga secara

teratur?
Apakah guru memberikan pengetahuan

mengenai jamban yang sehat?


Apakah guru menganjurkan untuk

buang air besar di WC yang sehat?


Apakah guru memberikan pengetahuan

mengenai penyakit yang disebabkan


10

oleh nyamuk?
Apakah guru mengajarkan tentang cara

11

memberantas sarang nyamuk?


Apakah guru mengajak untuk
memberantas sarang nyamuk di
sekolah?

Jawaban
YA

TIDAK

55

12

Apakah guru menganjurkan untuk

13

menyiram WC/toilet setelah digunakan?


Apakah guru melakukan pengukuran
tinggi badan dan berat badan terhadap
siswa-siswinya secara terarur?

Lampiran 2
Lembar Observasi Sarana-Prasarana
No

Sarana

1.
2.
3.
4.
5.

Keberadaan jamban sehat


Keberadaan air bersih
Keberadaan tempat sampah
Keberadaan SPAL
Keberadaan ventilasi di setiap ruangan
Kepadatan ruang kelas sesuai criteria

6.
7.
8.
9.
10
.
11.
12
.
13
.
14
.
15
.
16
.

(1 orang = 1.75 m2)


Keberadaan warung yang
menyediakan makanan sehat
Keberadaan UKS
Keberadaan peralatan P3K di ruang
UKS
Keberadaan taman sekolah
Adanya pepohonan yang rindang di
taman sekolah
Keberadaan sabun
Keberadaan tempat cuci tangan
Keberadaan lapangan olahraga
Keberadaan poster PHBS
Keberadaan alat kebersihan kamar
mandi

Ketersediaan
Tidak
Tersedia
tersedia

Skore

56

Lampiran 3
Dokumentasi

Gambar 1. Ruang Kelas

Gambar 2. Ventilasi

Gambar 3. Taman Sekolah

Gambar 4. Lapangan Olahraga

Gambar 5. Kantin Sekolah

Gambar 6. Tempat sampah

57

Gambar 7. Kran Air

Gambar 8. Poster PHBS

Gambar 9. Air Bersih

Gambar 10. Jamban Sehat

Gambar 11. Ruang UKS

Anda mungkin juga menyukai