SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Diploma 4
pada Politeknik Negeri Ujung Pandang
442 12 011
FARID MANSUR
442 12 016
2016
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul Analisis Pengaruh Sedimen Terhadap Kerusakan
Material Pada Runner Turbin Air oleh Andi Suci Pratiwi (442 12 011) dan Farid
Mansur (442 12 016) telah layak dan siap untuk diseminarkan.
Makassar,
2016
Menyetujui,
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Ujung Pandang,
2016
Menyetujui,
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Ujung Pandang,
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayah yang diberikan selama ini kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
satu tugas dalam rangka penyelesaian studi di Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Sebagai manusia biasa, kami sangat manyadari bahwa Skripsi yang sederhana
ini masih banyak terdapat kekeliruan dan masih memerlukan perbaikan secara
menyeluruh., hal ini tidak lain disebabkan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan
yang dimiliki oleh kami dalam menyelesaikan tugas yang bagi kami rasakan cukup
berat, karenanya berbagai masukan dan saran yang sifatnya membangun sangatlah
diharapkan demi sempurnanya Skripsi ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses awal hingga selesainya Skripsi ini,
banyak sekali pihak yang telah terlibat dan berperan serta untuk mewujudkan
selesainya Skripsi ini, karena itu pada tempatnyalah kami ingin menyampaikan rasa
hormat dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada mereka yang secara
motil maupun materil telah banyak membantu kami untuk merampungkan Skripsi ini
hingga selesai.
moril maupun materil mendapatkan imbalan amal dari Allah SWT dan semoga
Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Makassar, 29 Agustus
2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING..........................................................iiii
KATA PENGANTAR...................................................................................................iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................vvii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................... ix
DAFTAR TABELxi
ABSTRAK............................................................................................................... xxii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Perumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan Penelitian................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................5
E. Batasan Masalah.................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................6
A. Gambaran Umum PLTA Bakaru.........................................................................6
B. Sedimentasi pada PLTA..................................................................................113
BAB III METODE PENELITIAN............................................................................223
A. Tempat Dan Waktu Penelitian........................................................................223
B. Alat Dan Bahan Penelitian.............................................................................223
C. Prosedur Penelitian...........................................................................................25
D. Pengujian Morfologi Mikro Erosi....................................................................27
E. Teknik Pengolahan/Analisis Data.....................................................................28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................29
A. Hasil Pengujian.................................................................................................29
B. Pembahasan......................................................................................................45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................47
A. Kesimpulan........................................................................................................47
B. Saran.................................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................49
LAMPIRAN................................................................................................................51
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta lokasi PLTA Bakaru ................................................
Gambar 2.2 Bendungan PLTA Bakaru
Gambar 2.3 Turbin ..
Gambar 2.4 Skema asal sedimentasi....................................................................................
7
8
11
14
15
Gambar 2.6 Hubungan antara umur pelayanan dan volume tampungan aktif
16
18
19
Gambar 2.9 Kerusakan turbin pada sisi pusaran gelembung uap pada PLTA Bakaru yang
diakibatkan oleh kavitasi
20
Gambar 2.10 Kerusakan turbin akibat erosi pada sisi leading edge pada PLTA Bakaru
21
Gambar 2.11 Kerusakan pada guide vane akibat erosi pada turbin PLTA Bakaru .
21
22
23
23
25
26
Gambar 4.1 Hasil sebelum pengujian pada material (a) carbon steel (b) stainless steel...
27
Gambar 4.2 Hasil setelah pengujian material carbon steel dengan konsentrasi 5%
dengan variasi waktu yang berbeda (a) 10jam, (b) 20jam dan (c) 30jam
28
Gambar 4.3 Hasil setelah pengujian material carbon steel dengan konsentrasi 12%
Dengan variasi waktu yang berbeda (a) 10jam, (b) 20jam dan (c) 30jam.... 29
Gambar 4.4 Hasil setelah pengujian material stainless steel dengan konsentrasi 5%
dengan variasi waktu yang berbeda (a) 10jam, (b) 20jam dan (c) 40jam..... 30
Gambar 4.5 Hasil setelah pengujian material stainless steel dengan konsentrasi 8%
dengan variasi waktu yang berbeda (a) 20jam, (b) 30jam dan (c) 40jam. 31
Gambar 4.6 Hasil setelah pengujian material stainless steel dengan konsentrasi 10%
dengan variasi waktu yang berbeda (a) 10jam, (b) 20jam, (c) 40jam
dan (d) 50jam. ....
32
Gambar 4.7 Hasil setelah pengujian material stainless steel dengan konsentrasi 12%
dengan variasi waktu yang berbeda (a) 20jam ,(b) 30jam, (c) 40jam
dan (d) 50jam..
10
33
34
Gambar 4.9 Morfologi material carbon steel setelah pengujian SEM (Scanning Electron
Microscopy)........................................................................................................
Gambar 4.10 Komposisi unsur stainless steel berdasarkan persentasi kandungan...
36
37
Gambar 4.11 Morfologi material stainless steel setelah pengujian SEM (Scannning Electron
Microscopy) ....................................................................................................
39
Gambar 4.12 Komposisi unsur pasir sedimen berdasarkan persentasi kandungan ...............
40
42
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Komposisi unsur carbon steel berdasarkan persentasi kandungan .......... 35
Tabel 4.2 Komposisi unsur stainless steel berdasarkan persentasi kandungan ........ 38
Tabel 4.3 Komposisi unsur sedimen berdasarkan persentasi kandungan ......... 41
11
ABSTRAK
Andi Suci Pratiwi (442 12 011) dan Farid Mansur (442 12 016) Analisis
Pengaruh Sedimen Terhadap Kerusakan Material Pada Runner Turbin Air.
Dampak yang ditimbulkan oleh sedimen tidak hanya abrasi dan erosi terhadap
lingkungan, melainkan juga terjadi abrasi dan erosi pada sudu turbin. Konsentrasi
sedimen yang tinggi dapat mengakibatkan abrasi dan erosi pada sudu turbin. Selain
konsentrasi, ukuran sedimen juga dapat menimbulkan mikroerosi pada sudu turbin.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi penyebab dan pengaruhnya terhadap
kerusakan sudu turbin. Di samping itu, juga bertujuan menentukan pengaruh
konsentrasi sedimen terhadap kerusakan sudu turbin. Pengujian dilakukan dengan
empat variasi konsentrasi sedimen (5%, 8%, 10% dan 12%) dilakukan di
Laboratorium Sistem Pembangkit Energi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri
Ujung Pandang. Pengujian morfologi mikroerosi dengan menggunakan Microscopy
Digital Sistem Akuisisi Data di Laboratorium Sistem Pembangkit Energi Jurusan
Teknik Mesin Politeknik Negeri Ujung Pandang. Pada pengujian Morfologi Mikro
Erosi dengan menggunakan Microscopy Digital Sistem Akuisisi Data di dapatkan
hasil bahwa konsentrasi sedimen mempengaruhi kerusakan sudu gerak pada turbin
francis, karena semakin besar konsentrasi yang di berikan semakin cepat pula terjadi
kerusakan pada material. Kerusakan yang terjadi pada material carbon steel akibat
adanya tumbrukan air yang mengandung sedimen ialah abrasi dan erosi dengan
variasi konsentrasi sedimen dan waktu yang sama, dan material yang lebih cepat
mengalami kerusakan terjadi pada material carbon steel diakibatkan karena
kandungan pada material carbon steel lebih kurang ketahanannya dibandingkan
dengan kandungan pada material stainless steel.
12
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan makin meningkatnya aktifitas perekonomian masyarakat di
wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, maka kebutuhan terhadap energi listrik juga
semakin meningkat pula. Menurut PT. PLN (2015) di Provinsi Sulawesi Selatan
dan Sulawesi Tenggara mencapai rasio elektrifikasi tahun 2003 adalah 53,7%,
tahun 2008 adalah 55,7% dan tahun 2013 adalah 58,1%. Namun demikian,
peningkatan kebutuhan tersebut tidak diiringi dengan penyediaan daya yang
memadai. Kenyataan saat ini hampir
telah
berhasil
mendorong
kegiatan
berbagai
sektor
juga
menimbulkan
dampak
terhadap
lingkungan
yaitu
Re > 2000 (Gary, 2009). Dengan demikian, kerusakan pada sudu turbin berkaitan
dengan profil aliran sedimen. Fenomena tersebut menunjukkan kompleksnya
penyebab terjadinya kerusakan pada sudu turbin. Oleh karena itu, diperlukan
kajian khusus dan alat tertentu untuk menidentifikasi penyebab serta pengaruhnya
terhadap kerusakan sudu turbin. Penelitian ini sangat penting dilakukan karena
berkaitan dengan penyediaan energi listrik di Sulawesi Selatan dan Sulawesi
Barat khususnya dan Indonesia secara umum.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan
penelitian dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana pengaruh konsentrasi sedimen
terhadap kerusakan material pada turbin air ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini ialah Menentukan pengaruh konsentrasi sedimen
terhadap kerusakan material pada turbin air.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat:
E. Batasan Masalah
Pada penelitian ini ada beberapa parameter yang tidak divariasikan, yaitu :
1. Geometri sudu turbin
2. Putaran runner
3. Laju aliran fluida
4. Tekanan fluida
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PLTA Bakaru adalah salah satu proyek di lingkungan PT. PLN (Persero).
Proyek ini adalah proyek induk pembangkit hidro (HPP) dan transmisi
Sulselrabar yang berjarak 246 km dari kota Makassar, Sulawesi Selatan. Proyek
ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan akan listrik di kota Makassar serta
industri yang berkembang seperti Semen Tonasa dan perusahaan besar lainnya
yang terletak di pantai barat Sulawesi Selatan. Proyek PLTA Bakaru dibangun
untuk meningkatkan penyediaan produksi tenaga non-BBM di Sulawesi Selatan
yaitu dengan memanfaatkan energi potensial air dari aliran sungai Mamasa yang
merupakan anak sungai Saddang.
PLTA Bakaru terdiri dari dua unit pembangkit dengan kapasitas 2 x 63 MW.
Tenaga listrik yang dibangkitkan akan disalurkan melalui jaringan transmisi 150
KV, sepanjang 350 km ke gardu induk Pinrang, Pare-Pare, Barru, Sidrap dan
Soppeng.
1.
Bendungan (DAM)
Bendungan PLTA Bakaru berfungsi membendung aliran sungai
Mamasa yang selanjutnya ditampung pada waduk. Dam PLTA Bakaru berada
pada ketinggian 615,53 Meter dpl dengan area seluas 209,98 Ha. Kapasitas
penampungan Dam mencapai 6.920.000 m3 dan kapasitas efektifnya mencapai
5.860.000 m3, kedalaman efektifnya waduk sekitar 3,5 meter. Permasalahan
pada Dam PLTA Bakaru adalah sedimentasi atau pendangkalan waduk yang
terjadi dengan sangat cepat, jauh lebih cepat dari yang diperkirakan ketika
merencanakan proyek PLTA Bakaru Tipe dari dam PLTA Bakaru adalah run
of river.
Turbin air adalah mesin konversi energi yang berfungsi untuk merubah
mengkonversi energi potensial (head) yang dimiliki oleh air ke bentuk energi
mekanik pada poros turbin. Energi potensial yang tersimpan pada air yang
diam pada ketinggian tertentu, energi tersebut dapat energi kinetik secara
perlahan-lahan dengan mengalirkan ke tempat yang lebih rendah. Turbin air
dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara namun yang paling umum adalah
berdasarkan perubahan momentum fluida kerjanya, berdasarkan klasifikasi ini
turbin air dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu turbin impuls dan turbin
reaksi, yang temasuk turbin impuls adalah turbin Pelton, turbin Cross flow
dan kincir air dan yang termasuk turbin reaksi adalah turbin Francis, turbin
Kaplan dan turbin Propeler.
Spesifikasi Turbin pada PLTA Bakaru :
Type
Bahan
Kode
Berat
: 5,1 tons
Putaran
: 500 rpm
: 22,5 m3/s
Jumlah
: 2 unit
Arah putaran
Pabrik pembuat
10
dimaksudkan untuk menutup aliran air dari tail race ke draft tube pada
waktu diadakan perbaikan dan pemeriksaan turbin.
pelapukan oleh air, angin atau glester ke suatu wilayah yang kemudian
12
lokasi
sedimentasi
adalah menumpuknya
akibat terjadinya
bahan sedimen
di
maupun
13
erosi tebing
yang terjadi
(Loebis
et al.,1993). Eksploitasi
aspek konservasi
yang
akhirnya akan terbawa oleh aliran air sampai di suatu lokasi dimana
terjadi
sedimentasi.
Berbagai
faktor
yang
menjadi
penyebab
14
Sedimen yang terbawa oleh aliran air secara umum tercliri clari dua
model "wash load" yang berasal dari daerah aliran sungai (DAS) clan
"bed load" yang berasal dari alur dasar sungai. Wash load dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu yang berasal dari erosi permukaan
(sheet
erosion) dan yang berasal dari erosi pada dinding alur sungai (bank
erosion).
Sheet Erosion
Wash Load
Bank erosion
Sedimentation
Bed Load
15
Menurut
Kapasitas total
Umur
tampungan
tampungan
waduk.
pelayanan
waduk
merupakan
fungsi
menandakan
Penyusutan
volume
semakin
tampungan
dari volume
menyusut
pendek umur
aktif
lebih
volume
pelayanan
banyak
dengan
volume
16
volume
tampungan
aktif
Gambar 2.6 Hubungan antara Umur Pelayanan dan Volume Tampungan Aktif
2.
17
18
19
20
Mangatas (2013)
Gambar 2.9 Kerusakan Turbin pada Sisi Pusaran Gelembung Uap pada
PLTA Bakaru yang diakibatkan oleh Kavitasi
Pada gambar 2.9 kerusakan sudu pada zona sisi pusaran gelembung
uap yang diakibatkan oleh adanya kavitasi pada turbin di PLTA Bakaru. Selain
kavitasi abrasi juga menjadi salah satu faktor kerusakan pada turbin air.
21
Gambar 2.10 Kerusakan Turbin akibat Erosi pada Sisi Leading Edge pada PLTA
Bakaru.
yang
diakibatkan oleh adanya erosi dan abrasi akibat konsentrasi sedimentasi yang
tinggi pada turbin di PLTA Bakaru
.
Gambar 2.11 Kerusakan pada Guide Vane akibat Erosi pada Turbin PLTA Bakaru
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian Analisis Pengaruh Sedimen terhadap Kerusakan Material pada
Turbin Air akan dilaksanakan di Laboratorium Sistem Pembangkit Energi
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Ujung Pandang selama 6 bulan, yaitu
bulan Februari sampai Juli 2016.
B. Alat Dan Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan :
1. 4 buah benda uji runner yang menggunakan bahan carbon steel
2. 4 buah benda uji runner yang menggunakan bahan stainless steel
(a)
(b)
Gambar 3.1 Benda uji material (a) carbon steel dan (b) stainless steel
Alat yang digunakan :
23
Posisi Benda
Uji
24
Q
A
5,83 104
m3
s
2,57 m2
2,268 10-4 m/s
C. Prosedur Penelitian
1. Pengambilan sampel sedimen di Dam PLTA Bakaru
2. Sampel sedimen dikeringkan dengan menggunakan oven.
3. Sampel sedimen disaring dengan diameter partikel (dp) 0,125mm,
0,25mm dan 0,5mm.
4. Mengisi reservoir/tangki pada alat pengujian sedimen dengan air
sedimen sebanyak 40 liter dengan konsentrasi sedimen 5% setara
dengan 2 kg sedimen.
(NB : konsentrasi sedimen =
massa sedimen
massa air+massa sedimen
2000 gr
38000 gr +2000 gr
2000 gr
40000 gr
x 100% = 5% )
25
9. Prosedur (1) sampai (8) diulangi untuk konsentrasi sedimen 8%, 10%
dan 12%
10. Setiap perubahan parameter konsentrasi sedimen menggunakan satu
benda uji.
11. Menyiapkan benda uji material carbon steel dan stainless steel (model
sudu turbin) sebanyak 4 buah.
Catatan :
konsentrasi sedimen =
massa sedimen
massa air+massa sedimen
massa sedimen
massa air+massa sedimen
=
konsentrasi sedimen =
2000 gr
38000 gr +2000 gr
2000 gr
40000 gr
=
konsentrasi sedimen =
3200 gr
36800 gr +3200 gr
3200 gr
40000 gr
massa sedimen
massa air+massa sedimen
=
=
x 100% = 5%
x 100% = 8%
4000 gr
36000 gr +4000 gr
4000 gr
40000 gr
x 100% =
10%
konsentrasi sedimen =
massa sedimen
massa air+massa sedimen
4800 gr
35200 gr +4800 gr
26
4800 gr
40000 gr
x 100% =
12%
D. Pengujian Morfologi Mikro Erosi
Dari percobaan pengujian morfologi mikro erosi dengan menggunakan
microscopy digital sistem akuisisi data dengan spesifikasi USB Digital
Microscope "Scorpio" 500 pembesaran maksimal, dengan 16001200 resolusi
dan dilengkapi 8 LED untuk pencahayaan rekaman, dengan mencari titik fokus
pada pembesaran 500 diarea objek, penelitian ini dilakukan pada Laboratorium
sistem pembangkit energi jurusan teknik mesin politeknik negeri ujung pandang.
27
Mulai
Input Data
Konsentrasi sedimen , C (%)
N=1
Hitung :
Konsentrasi sedimen
N = N+1
N=4
Analisis kerusakan :
Dengan pengujian morfologi mikro erosi
Selesai
Gambar 3.5 Diagram Alir Analisis Data
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengujian
1. Hasil pengujian morfologi mikro erosi dengan menggunakan
microscopy digital sistem akuisisi data
Dari percobaan pengujian morfologi mikro erosi dengan menggunakan
microscopy digital sistem akuisisi data dengan spesifikasi USB Digital
Microscope "Scorpio" 500 perbesaran, dengan 16001200 Resolusi dan
dilengkapi 8 LED untuk pencahayaan rekaman. Yang dilakukan pada
Laboratorium
(a)
(b)
29
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.2 (a) Setelah pengujian material carbon steel dengan konsentrasi
5% dengan variasi waktu yang berbeda10 jam ,(b) 20 jam dan
(c) 30 jam
30
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.3 (a) Setelah pengujian material carbon steel dengan konsentrasi
12% dengan variasi waktu yang berbeda 10 jam ,(b) 20 jam
dan (c) 30 jam
31
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.4 (a) Setelah pengujian material stainless steel dengan konsentrasi
5% dengan variasi waktu yang berbeda 10 jam ,(b) 20 jam
dan (c) 30 jam.
32
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.5 (a) Setelah pengujian material stainless steel dengan konsentrasi
8% dengan variasi waktu yang berbeda 10 jam ,(b) 20 jam
dan (c) 30 jam
33
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 4.6 (a) Setelah pengujian material stainless steel dengan konsentrasi
10% dengan variasi waktu yang berbeda 10 jam ,(b) 20 jam,
(c) 30 jam dan (d) 40 jam
34
(a)
(c)
(b)
(d)
Gambar 4.7 (a) Setelah pengujian material stainless steel dengan konsentrasi
12% dengan variasi waktu yang berbeda 10 jam ,(b) 20 jam,
(c) 30 jam dan (d) 40 jam
35
2. Hasil Pengujian Morfologi Mikro Erosi Dengan Menggunakan SEM (Scanning Electron Microscopy)
Dari percobaan pengujian Morfologi Mikro Erosi dengan menggunakan SEM (Scanning Electron Microscopy)
yang dilakukan pada Laboratorium Fisika Universitas Negeri Makassar, didapatkan data ilustrasi sebagai berikut
A. Carbon Steel
cps/eV
20
18
16
14
12
10
O
Fe
Al
Si
Fe
8
6
4
2
0
2
10
12
14
16
18
20
36
Spectrum: test
Element
37
38
cps/eV
B. Stainless Steel
Cu
Na
Ni
Cr Mg
Mn
Al
Fe
Si
Cr
Mn
Fe
Ni
Cu
0
2
10
keV
12
14
16
18
20
39
Spectrum: test
Element
unn. C norm. C Atom. C Compound norm. Comp. C Error (3 Sigma)
[wt.%] [wt.%] [at.%]
[wt.%]
[wt.%]
----------------------------------------------------------------------Iron
60.07
51.46
31.66
FeO
66.20
5.07
Manganese
1.68
1.44
0.90
MnO
1.85
0.33
Chromium
18.47
15.82
10.46
Cr2O3
23.12
1.70
Nickel
5.61
4.80
2.81
NiO
6.11
0.77
Silicon
0.13
0.11
0.14
SiO2
0.24
0.12
Aluminium
0.09
0.08
0.10
Al2O3
0.14
0.12
Oxygen
28.36
24.29
52.18
0.00
34.56
Sodium
0.56
0.48
0.72
Na2O
0.65
0.31
Magnesium
0.28
0.24
0.34
MgO
0.40
0.19
Copper
1.49
1.28
0.69
1.28
0.40
----------------------------------------------------------------------Total: 116.74 100.00 100.00
40
Gambar 4.11 Morfologi material stainless steel setelah pengujian SEM (Scannning
Electron Microscopy)
41
cps/eV
12
10
Mn
Fe
Ti
Mg
K
Na Si
O
Al P
Ca
Ca
Ti
Mn
Fe
0
2
10
keV
12
14
16
18
20
42
Spectrum: test
Element
unn. C norm. C Atom. C Compound norm. Comp. C Error (3 Sigma)
[wt.%] [wt.%] [at.%]
[wt.%]
[wt.%]
-----------------------------------------------------------------------Oxygen
24.01
46.08
61.81
0.00
9.24
Aluminium
7.62
14.62
11.63
Al2O3
27.63
1.21
Silicon
12.42
23.84
18.22
SiO2
51.01
1.70
Phosphorus
0.11
0.22
0.15
P2O5
0.50
0.11
Sodium
0.45
0.85
0.80
Na2O
1.15
0.21
Magnesium
1.35
2.60
2.29
MgO
4.31
0.34
Potassium
1.29
2.47
1.36
K2O
2.98
0.24
Calcium
0.36
0.69
0.37
CaO
0.97
0.14
Iron
3.90
7.49
2.88
FeO
9.64
0.50
Titanium
0.49
0.95
0.43
TiO2
1.58
0.16
Manganese
0.09
0.18
0.07
MnO
0.23
0.11
-----------------------------------------------------------------------Total: 52.11 100.00 100.00
43
44
B.
Pembahasan
Berdasarkan analisa ilustrasi di atas maka dapat diketahui bahwa hasil
pengikisan
material
akibat
adanya
air
sedimen
ataupun
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang analisis pengaruh
sedimen terhadap kerusakan material pada turbin air maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada pengujian Morfologi Mikro Erosi dengan menggunakan Microscopy
Digital Sistem Akuisisi Data di dapatkan hasil bahwa konsentrasi sedimen
mempengaruhi kerusakan sudu gerak pada turbin francis, karena semakin
besar konsentrasi yang di berikan semakin cepat pula terjadi kerusakan pada
material.
2. Kerusakan yang terjadi pada material carbon steel akibat adanya tumbrukan
air yang mengandung sedimen ialah abrasi dan erosi dengan variasi
konsentrasi sedimen dan waktu yang sama, dan material yang lebih cepat
mengalami kerusakan terjadi pada material carbon steel diakibatkan karena
kandungan pada material carbon steel lebih kurang ketahanannya
dibandingkan dengan kandungan pada material stainless steel.
47
B. Saran
1. Diharapkan dalam penelitian selanjutnya dapat lebih difokuskan pada
kegiatan penelitian di industri khususnya di PLTA agar dapat memahami
masalah pada unit atau bagian yang mengalami kerusakan.
2. Agar kiranya kebersihan dan keselamatan kerja diperhatikan agar
tercipta suasana kerja yang aman dan sehat.
3. Diharapkan bagi industri atau perusahaan agar mendata, mencatat
kerusakan atau masalah secara lengkap dan berkala yang terjadi pada
unit yang member konstribusi penyebab terjadinya mesin tidak
berproduksi.
DAFTAR PUSTAKA
48
49
LAMPIRAN
Pengambilan sedimen di Dam PLTA Bakaru
50
Pengeringan Sedimen
51
52
Saluran terbuka
53
54
55