Anda di halaman 1dari 13

PENGAMATAN PREPARAT WHOLEMOUNT EMBRIO AYAM

Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten

: Sifa Uziah Rosadi


: B1J014041
: VI
:4
: Atina Istiqomah Hadi

LAPORAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2014

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Embrio adalah organisme yang direproduksi secara seksual dan menjadi


tahap awal dari hidupnya. Semua organisme dihadapkan dengan masalah yang
harus mereka selesaikan untuk dapat bertahan hidup. Organisme harus dapat
mencari bahan makanan untuk proses metabolisme. Tidak seperti organisme
dewasa yang menyelesaikan masalah mereka dengan menggunakan struktur yang
ada dan menyesuaikan fisiologi dan kebiasaan mereka, sementara embrio
menyelesaikan masalah mereka dengan membangun struktur baru dan menambah
fungsi baru (Balinsky, 1970).
Wholemount

merupakan

metode untuk melihat struktur yang

berhubungan dengan organ embrio seluruhnya. Tingkat kesukaran dalam metode


ini yaitu menentukan lokasi pemotongan yang tepat. Hal yang harus diperhatikan
ke dalam skema umum organ yang tampak dalam wholemount. Preparat
praktikum ini menggunakan telur ayam kampung yang sudah diinkubasi dengan
waktu yang cukup agar terlihat perkembangan embrionya. Namun, apabila waktu
inkubasi kurang maka embrio tidak dapat terlihat dengan jelas.
Reptil, aves dan mamalia tergolong pada hewan amniota, karena janinnya
mempunyai Selaput embrional yang dinamakan amnion. Tipe telur burung adalah
telolechital, tetapi karena detoplasmanya banyak sekali maka dinamakan
megalechital. Bagian yang aktif pada pembelahan sel telur adalah keping
lembaganya (blastodisc). Pembelahan sudah dimulai sewaktu telur melalui
oviduk, di oviduk inilah telur mendapat albumen dan selaput-selaput lainnya.
Cangkang kapur di dapat pada bagin posterior dari oviduk, dan rongga udara di
antara selaput cangkang telur mula-mula sempit sekali tetapi selama pertumbuhan
embrio rongga tersebut makin bertambah besar (Djuhanda, 1981).
Reptil, burung dan mamalia perkembangannya terpisah dari Cyclostomata
(ikan dan amphibi), karena telah memiliki perkembangan embrionik spesial, yaitu
membran fetal, diantaranya amnion. Membran- membran ini sangat penting,
selain menjaga kelembaban embrio juga mencegah kerusakan embrio. Amnion
dibentuk sebagai hasil evolusi reptil untuk menyesuaikan tempat hidupnya yang

baru, yaitu habitat darat dan udara , tipe pembelahannya adalah tipe meroblastik
diskoidal, yaitu pembelahannya terjadi pada sebagian telur dan bagian yang
membelah tersebut seperti discus atau cawan atau perisai (Wallace, 1991).
Telur ayam yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah telur
ayam yang berumur 1-3 hari, hal ini karena pada usia tersebut tahap pembentukan
awal embrio sudah mulai. Terlihatnya suatu bangunan tipis, berbentuk agak
membulat atau sedikit oval dan berwarna keputih-putihan dipermukaan plasma
telur yang disebut blastodikus atau embrioblast. Blastodikus ini sudah mulai
tampak, tapi ukurannya sangat kecil sehingga diperlukan ketelitian dan kesabaran
yang tinggi agar blastodikus tidak rusak ataupun masuk kedalam yolk pada saat
dipindahkan pada petridisk. Telur ayam yang berumur 1-3 hari juga akan terlihat
bahwa otak dan sumsum tulang belakang yang merupakan bagian paling
terkemuka dari semua organ, pada ketiga bagian otak tadi terjadi diferensiasidiferensiasi prosencephalon menjadi telenchephalon dan diensepalon. Ayam juga
mempunyai spinal cord.. Spinal cord ayam merupakan salah satu model yang baik
untuk mempelajari awal perkembangan syaraf pada vertebrata (Lu et al, 2009).
Apikasi Wholemount selain embrio ayam yaitu pada tumbuhan lumut
(Bryophyta). Hal ini karena lumut memilki struktur organ yang lengkap. Selain
itu, sel-selnya mudah diamati dibawah mikroskop, bentuk stomata yang khas dan
bila di inkubasi tidak rusak (Saunders, 1982).
Pada praktikum pengamatan embrio ini menggunakan embrio ayam karena
mudah diamati untuk setiap perkembangannya, mudah didapatkan, dan ekonomis.

B. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah Mengamati perkembangan embrio ayam
dengan mengidentifikasi morfologi dan dan struktur embrio ayam umur 24-72 jam
inkubasi pada preparat Wholemount embrio ayam.

II.

MATERI DAN METODE


A. Materi

Alat yang digunakan dalam praktikum pembuatan preparat wholemount


embrio ayam adalah mikroskop cahaya.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah preparat Wholemount
ayam berumur 24, 33, 48 dan 72 jam.

B. Metode
1. Preparat Wholemount embrio ayam umur 24-72 jam yang telah disediakan
diamati.
2. Morfologi embrio ayam diamati dan diidentifikasi struktur yang telah
terbentuk. Struktur yang telah dibentuk digambar dan dicatat.
3. Gambar yang diberikan oleh asistem dijadikan acuan untuk membantu
identifikasi struktur pada masing-masing embrio.

III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Umur Inkubasi 24 jam

1
3

2
11

7
10

8
9

Gambar Mikroskopis
Keterangan :
1. Cranial neuro pore
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pro-amnion
Neural fold
Neural groove
Anterior Internal Portal (AIP)
Notochord
Somites
Primitive streak

9. Area pellucida
10. Area opaca
11. Margin of foregut

Gambar Skematis

2. Umur Inkubasi 33 jam

Gambar Mikroskopis
Keterangan :
1. Cranial neuro pore
2. Head fold
3. Prosencephalon
4. Mesencephalon
5. Rhombencephalon
6. Optic vesicle
7. Foregut
8. Heart
9. Lateral mesoderm
10. Somites
11. Notochord
12. Primitive streak
13. Area pellucida
14. Area vasculosa
15. Anterior intestinal portal

3. Umur Inkubasi 48 jam

Gambar Skematis

Gambar Mikroskopis
Keterangan :
1. Amnion
2. Prosencephalon
3. Mesencephalon
4. Metencephalon
5. Optic cup + lens
6. Otic vesicle
7. Branchial archus
8. Heart
9. Lateral fold
10. Lateral mesoderm
11. Vena / arteri vetillen
12. Somites
13. Notochord
14. Posterior intestinal portal
15. Tail fold

Gambar Skematis

4. Umur Inkubasi 72 jam

Gambar Mikroskopis
Keterangan :
1. Telencephalon
2. Diencephalon
3. Mesencephalon
4. Metencephalon
5. Myelencephalon
6. PIP
7. Leg bud
8. Tail bud
9. Pharyngeal cleft
10. Optic cup + lens
11. Heart

Gambar Skematis

B. Pembahasan
Menurut Syahrum (1994), inkubasi selama 24 jam dapat dibedakan antara
daerah intra embrional dengan daerah ekstraembrional. Epiblast bagian tengah
yang lebih terang disebut area pelusida, bagian tepi yang lebih gelap disebut
daerah opaca. Daerah intra embrional yakni terdiri dari daerah pellusida dan
daerah opaka. Daerah kepala akan mengalami perkembangan yang cepat, namun
karena adanya daerah batas pertumbuhan (zone over growth), terjadi lipatan
kepala (head fold), mula-mula ke ventral. Setelah ke ventral daerah agak terangkat
melipat ke posterior. Organ yang dapat terlihat dalam stadium 24 jam inkubasi
adalah: area embrional, area pellusida, area opaka vaskulosa, area ovaka vitelin,
lipatan neural (neural fold), usus depan, somit dan daerah primitive, proamnion,
notokor dan keping darah.
Fase sebelas somit terbentuk setelah masa pengeraman 33 jam. Pada embrio
ayam 11 pasang somit, jantung sudah membelok kekanan dan sudah terbentuk
aorta dan vena vitelina 1 pasang. Bagian ujung terdapat vesikulla yaitu perubahan
di daerah mesencephalon. Sistem saraf mulai berdiferensiasi dan lateral
prosencepalon menunjukkan penebalan yang disebut vesiculla opticus. Bagian
posterior bumbum neciral masih berupa penebalan keping yang disebut sinus
noboidalis. Porta usus depan sudah lebih ke posterior. Pada pengeraman setelah
30 jam beberapa bagian tubuh yang sudah mulai terbentuk antara lain
yaitu Jantung di daerah ventral anterior intestinal. Pembentukanya dimulai dari
perapatan median sepanjang kapiler sub intestinal di ventral foregut diikuti
selandus mesoderm spinalis mesoderm yang membentuk lapisan epicardium
direntang mesoderm yang membentuk lipatan ke dalam. Tiga lapisan utama
(ektoderm, endoderm dan mesoderm) yang sudah terlihat perbedaannya.
Sepasang aorta dan vena vitelina Somit-Somit berikutnya akan terbentuk pada
bagian posterior dari yang pertama dalam setiap jam. Lipatan kepala yang diikuti
oleh pembentukan usus depan. Bagian bumbung neural masih berupa keping yang
terdiri atas neural groove dan neural fold. Sistem syarafnya mulai berdiferensiasi.
Terlihat penebalan yaitu vesicular optic yang berbeda pada lateral prosensefalon.
Bumbung neural masih berupa keping yang disebut sinus fobbidalis. Porta usus
depan sudah lebih ke posterior. Pada daerah ini coelom disebut sebagai daerah

pericardium yang merupakan lapisan pembungkus jantung. Porta usus depan


sudah lebih posterior (Yatim, 1990).
Menurut Syahrum (1994), embrio ayam umur inkubasi 48 jam, kepala
embrio mengalami pelekukan (chepalic flexure) sehingga mesenchepalon tampak
di sebelah drsal dan prosenchepalon dan rhombenchepalon tampak sejajar. Badan
embrio memutar sepanjang sumbunya sehingga sehingga bagian kiri menjadi
kunir dibagian atas sedangkan pandangan dari dorsal tampak kepala bagian
kanan;badan bagian posterior masih menunjukkan bagian dorsal (tampak sebelah
atas). Bagian badan sebelah tengah telah menunjukkan adanya lipatan lateral
(lateral body fold) sedangkan di daerah ekor telah terjadi pula tail fold (lipatan
yang akan menyelubungi daerah ekor). Lama-kelamaan, seluruh bagian badan
embrio berada dalam selubung amnion, setelah semua lipatan-lipatan bertemu.
Pada akhir perkembangan embrio ayam umur 48 jam, terbentuk dua membran
ekstra embrional yaitu amnion dan khorion.
Embrio ayam pada fase ini mengalami perubahan yang sangat besar
dan jelas yaitu ditemukannya torsi. Terbentuknya lensa mata, optic cup dan otak.
Selain itu juga terdapat jantung dan V.optica yang merupakan penebalan dari
lateral proenchephalon. Terdapat vena vitellina somit,spinal chomesoderm lateral.
Tunas ekor sudah mulai terbentuk,berupa tonjolan ekor yang disebut
talltoid.Tonjolan berada di atas yolk disebut juga jaringan ekstra embrional. Pada
seri pertama terbentuk paniris arcus aurticus, chorda dorsalis, dan selaput embrio.
Cana neulis, chorda dorsalis dan porebud ada pada seri 2. Perkembangan seri 3
ditemukan anterior intershenier portae. Sudah terbentuk lipatan ekor dan 4 arcus
branchialis. Morfologi embrio dapat

terlihat jika dilakukan pewarnaan pada

embrio (Sarjono, 1991).


Perubahan akan terlihat pada morfologi embrio yang berumur 48 jam,
dimana embrio telah menunjukkan adanya perubahan. Embrio sudah mulai
mengalami perubahan pada bagian ekor. Dalam kondisi normal kepala embrio
ayam mulai memutar sehingga embrio menghadap pada sisi kiri. Pada tahap ini
posisi tubuh belum berubah dan embrio masih berada diatas yolk sac, dengan sisi
ventral yang menghadap ke bawah. Namun secara bertahap, rotasi berlangsung
disepanjang tubuh embrio (Manca, 2011).

Menurut Syahrum (1994), bahwa pada inkubasi 72 jam embrio ayam,


embrio mengalami pelekukan servikal, sehingga daerah rhombesenfalon berada
di sebelah dorsal dan telensephalon mendekati perkembangan jantung. Lipatan
kepala makin berkembang ke arah posterior. Pada stadium ini sudah ada kuntum
kaki somit, kuntum sayap, ventrikel dan atrium. Embrio ayam pada sistem
respirasi setelah tumbuh vena yang selanjutnya erbagi menjadi dua yaitu vena
amphala mesentrica kanan dan kiri. Pada daerah anterior tubuh terjadi invaginasi
membentuk mesoderm yang akan bertemu dengan bumbung endoderm yang
kemudian berkembang menjadi mulut. Pada bagian ventral, ketiga lapisan
benih bersatu dari arah lateral. Di daerah posterior terjadi invaginasi yang akan
bertemu bumbung endoderm menjadi dubur. Terdapat himepere otak, bakal
jantung, telinga dan mata, tunas ekor dan tunas kaki, prosenphalon, serta
mesencepalon. Pada seri 1 dan 2 hampir sama, hanya saja berbeda pada bagian
mesenchepalon yang agak bergeser untuk selanjutnya menjadi faring. Notochord
telah berkembang menjadi vertebra. Pada seri ke tiga terbentuk Liner, vertical,
diencephalon dan lien. Pada seri ke 4 terdapat ampalo mesentrica arteri. Perut,
coelin dan ekor terbentuk pada seri ke 5.

VI.

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan


bahwa:
1. Organ-organ yang terbentuk pada embrio ayam umur 24 jam yaitu stria
primitiva, mesoderma, proamnion, mesenkim, pulau-pulau darah, somit,
usus depan, notochord, lipatan neural dan vesikula amnio-kardiak.
2. Pembelahan pada ayam disebut pembelahan meroblastik, yaitu meroblastik
diskoidal.
3. Alur pembelahannya yaitu pertama lewat bidang meridian, terjadi ketika
telur mencapai bagian distal tuba 5 jam setelah pembuahan. Kedua lewat
bidang meridian, tegak lurus pada bidang pembelahan pertama. Ketiga lewat
bidang-bidang vertikal, melintang bidang meridian pembelahan pertama.
Keempat lewat bidang-bidang vertikal, melintang bidang pembelahan
meridian pembelahan kedua.
4. Tahap perkembangan embrio ayam diantaranya cleavage, blastula, gastrula,
neurulasi, morfogenesis dan organogenesis.
B. Saran
Praktikum Wholemount kali ini sangatlah instan, mahasiswa tidak bisa
mengetahui langkah awal pengambilan embrio secara langsung dari telur.
Mahasiswa hanya diberi preparat awetan , oleh karena itu mahasiswa tidak
mengetahui proses awal bagaimana memisahkan embrio dari yolk, serta 4tahap
peneropongan, pemindahan embrio dari telur, fiksasi, pewarnaan dan dehidrasi
preparat.

DAFTAR REFERENSI
Balinsky, B. I. 1970. An Introduction to Embryology. WB Saunder Company,
London.

Djuhanda, T. 1981. Embriologi Perbandingan. Armico, Bandung.


FKUI Departemen Biologi Kedokteran. 2010. Perkembangan Sistem Saraf Pusat
Embrio Ayam. repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/4005.pdf. Diakses
tanggal 10 Oktober 2014.
Gunawan,Abdi.2011.http://abdisukamaenkromosom.wordpress.com/sediaan
-utuh -whole-mount/. Diakses tanggal 10 Oktober 2014
Huettner, A.F. 1961. Fundamentals of Comparative Embryology of The
Vertebrates. The Mc Millan Company, New York.
Huettner, A.F. 2008. Fundamentals of Comparative Embryology of The
Vertebrates. The Mc Millan Company, New York.
Patten, B.M. 1958. Foundations of Embyology. Mc Graw Hill-Book Co.Ltd, New
York.
Patten, B. M. 1984. Early Embriology of The Chick. McGrawhill-Book Co. Ltd.,
NewYork.
Reijink,I..M, R Meijerhof, B. Kemp, and H. Van Den Brand. 2008. The Chicken
Embryo and Its Microenvironment during egg storage and early
Incubation. World Poultry Science Journal, Vol 64, December 2008
Riswantiyah. 1999. Dasar Ternak Unggas Laboratorium: Produksi Ternak
Unggas. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Rugh, R. 1962. Experimental Embryology. Burgess Publishing Company,
Minnesota.
Soeminto. 1992. Dasar-dasar Embriologi. Universitas Jendral Soedirman
Fakultas Biologi, Purwokerto.
Syahrum, M.H. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Fakultas Kedokteran UI,
Jakarta.
Yatim, Wildan. 1990. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai