Anda di halaman 1dari 20

Sterilisasi

Istilah sterilisasi yang digunakan pada sediaan-sediaan farmasi adalah penghancuran


secara lengkap semua mikroba hidup dan spora-sporanya atau penghilangan secara lengkap
mikroba dari sediaan.
Uji sterilitas
Prosedur berikut dapat digunakan untuk menetapkan apakah bahan farmakope yang harus
steril memenuhi syarat berkenaan dengan uji sterilitas seperti yang tertera pada masing-masing
monografi. Prosedur alternatif dapat digunakan untuk menunjukan bahwa suatu bahan adalah
steril, asalkan hasil yang diperoleh sekurang-kurangnya setara pada Uji dan Penetapan dalam
Ketentuan Umum.
Media
1. Media Tioglikolat Cair
L-Sistin P

0,5g

Natrium klorida P

2,5g

Glukosa P (C6H12O6H2O)

5,5g

Agar P, granul (kadar air tidak lebih dari 15%)

0,75g

Ekstrak ragi P (larut dalam air)

5,0g

Digesti pankreas kasein P

15,0g

Natrium tioglokolat P atau

0,5g

Asam tioglokolat P

0,3ml

Larutan natrium resazurin P (1 dalam 1000) dibuat segar

1,0ml

Air

1000ml

pH setelah sterilisasi 7,1 0,2


2. Media Tioglikolat Alternatif (untuk alat yang mempunyai lumen kecil)

L-Sistin P
Natrium klorida P
Glukosa P (C6H12O6H2O)
Ekstrak ragi P (larut dalam air)
Digesti pancreas kasein P
Natrium tioglokolat P atau
Asam tioglikolat P
Air
pH setelah sterilisasi 7,1 0,2
3. Soybean-Casein Digest Medium
Digesti pancreas kasein P
Digesti papaik tepung kedele
Natrium klorida P
Kalium fosfat dibasa P
Glukosa P (C6H12O6H2O)
Air
pH setelah sterilisasi 7,3 0,2

0,5g
2,5g
5,5g
5,0g
15,0g
0,5ml
0,3ml
1000ml
17,0g
3,0g
5,0g
2,5g
2,5g
1000ml

Jika menggunakan Media Tioglikolat Cair dan Soybean-Casein Digest Medium dalam Prosedur
Uji Inokulasi Langsung kedalam media uji untuk menetapkan specimen yang mengandung
antibiotik golongan penisilin atau sefalosporin, secara aseptic tambahkan sejumlah penisilinase
kedalam tabung media untuk menginaktifkan antibiotik dalam spesimen uji.
Cairan pengencer dan pembilas
Cairan A Larutkan 1g digesti peptic jaringan hewan P seperti yang tertera pada spesifikasi
pereaksi dalam pereaksi, Indikator dan Larutan dalam air hingga 1 Liter, saring atau sentrifius
hingga jernih, atur pH hingga pH 7,1 0,2, bagikan kedalam sejumlah wadah 100ml dan
sterilisasi dengan uap air.
Cairan K
Digesti peptic jaringan hewan P
Ekstrak daging P
Polisorbat 80 P
Air
pH setelah sterilisasi 6,9 0,2
Sterilisasi dengan uap air

50g
3,0g
10,0g
1000ml

Cairan steril tidak boleh bersifat antibakteri atau antijamur jika digunakan sebagai pelarut,
pengencer ataupun pembilas pada uji sterilisasi.
Prosedur Umum

Prosedur pengujian terdiri dari :


1. Inokulasi langsung kedalam media uji.
2. Teknik penyaringan membran.
Uji sterilitas untuk bahan Farmakope jika mungkin menggunakan penyaringan membran
merupakan metode pilihan. Prosedur ini terutama berguna untuk cairan dan serbuk yang dapat
larut yang bersifat bakteriostatik atau fungistatik, untuk memisahkan mikroba kontaminan dari
penghambat pertumbuhan. Prosedur prosedur harus divalidasi untuk penggunaan tersebutdengan
alasan yang sama cara ini sangat berguna untuk bahan seperti minyak salep atau krim yang
dapat

melarut

kedalam

larutan

pengencer

bukan

bakteriostatik

atau

bukan

fungistatik.penggunaannya juga sesuaiuntuk uji sterilitas cairan atau serbuk dapat larut buakan
bakteriostastik atau bukan fungistatik. Teknik penyaringan membran dapat juga digunakan untuk
uji sterilitas permukaan atau lumen kritis alat-alat kesehatan. Karena sifat bahan yang diuji
bervariasi dan faktor lain yang mempengaruhi pada waktu melakukan uji sterilitas maka perlu
diperhatikan ketentuan berikut dalam melakukan uji sterilitas.

Cara Membuka Wadah


Bersihkan permukaan luar ampul dan tutup vial dan tutup botol menggunakan bahan
dekontaminasi yang sesuai, dan ambil isi secara aseptik. Jika isi vial dikemas dalam hampa
udara, masukan udara steril dengan alat ssteril yang sesuai seperti alat suntik dengan jarum yang
dilengkapi bahan penyaring untuk sterilisasi. Untuk kapas murni, perban, pembalut, benang
bedah dan bahan Farmakope sejenis, buka kemasan atau wadah secara aseptik.
Pemilihan Spesimen Uji Dan Masa Inkubasi.
Untuk bahan cair,gunakan volume bahan dan media untuk setiap unit dan jumlah wadah
permedia tidak kurang dari seperti yang tertera pada tabel jumlah untuk bahan cair dalam bab ini,
jika kuantitas ini cukup, bahan dapat dibagi dan ditambahkan pada kedua media. Jika volume
setiap wadah tidak cukup untuk kedua media, gunakan wadah sejumlah dua kali. Untuk bahan
selain cairan, uji 20 unit bahan dengan bahan masing masing media. Untuk bahan yang yang
hanya lumenya harus steril, bilas lumen dengan sejumlah media yang sesuai hingga diperoleh

kembali tidak kurang dari 15ml media. Jika tidak dinyatakan lain didalam monografi atau bab
ini, inkubasi campuran uji dengan Media Thioglikolat Cair (atau Media Thioglikolat Alternatif )
jika dinyatakan 14 hari pada suhu 30 0c hingga 350c dan dengan Soybean Casein Digest
Medium pada suhu hingga 200c hingga 250c.

Tabel jumlah bahan cair


Jumlah Untuk Bahan Cair
Volume Umum Tiap Media
Isi Wadah

Volume
minimum
diambil dari tiap
wadah untuk
media

Digunakan
inokulasi
langsung
volume yang
diambil dari tiap
wadah (ml)

Digunkan untuk
membran atau
setengah bagian
membran yang
mewakili
volume total
dari jumlah
wadah yang
sesuai (ml)

Jumlah wadah
permedia

Kurang dari 10

1ml, atau
seluruh isi jika
kurang dari 1ml

15

100

20 (40) jika
volume tiap
wadah tidak
cukup untuk
kedua media

80

100

20

100

10

10

samapai 10ml

kurang dari 50

50 samapai
Seluruh isi
kurang dari 100
dimaksudkan

untuk
pemberian
intravena
100 sampai 500 Seluruh isi

100

10

Diatas 500

100

10

500ml

Zat Padat.
Ambil sejumlah tertentu produk dalam bentuk padat kering (atau yang terlebih dahulu
dibuat larutan atau suspensi dalam cairan pengencer steril) sesuai dengan tidak kurang dari 300
mg tiap wadah atau seluruh isi wadah jika tiap isi kurang dari 300 mg. Inokulasikan ke dalam
masing-masing tidak kurang dari 40 ml media Tioglikolat Cair dan Soybean Casein Digest
Medium. Jumlah wadah dan kondisi itekubasi sama seperti yang tertera pada Cairan. Lakukan
penetapan seperti yang tertera pada Cairan, mulai dari Amati pertumbuhan pada media

Kapas murni, perban, pembalut, benang bedah dan yang lain nya.
Dari setiap kemasan kapas, perban gulung, atau pembalut perban yang diuji diambil
secara aseptik dua bagian atau lebih masing-masing 100 sampai 500 mg dari bagian paling
dalam. Dari individu contoh bentuk kemasan tunggal seperti bantalan perban, ambil secara
aseptik sejumlah 250 mg sampai 500 mg atau keseluruhan contoh bila ukurannya bkecil, seperti
pembalut serap berperekat 25mm x 75mm atau lebih kecil atau benang bedah. Secara aseptik
pindahkan bagian bahan uji ini ke dalam sejumlah tertentu wadah media yang sesuai dan
inkubasi seperti yang tertera pada Prosedur Umum. Lakukan seperti tertera yang pada Cairan,
mulai dari Amati pertumbuhan pada media...

Alat Kesehatan Steril.

Ketentuan berikut digunakan untuk alat kesehatan steril yang diproduksi dalam lot,
masing-masing terdiri dari sejumlah unit. Ketentuan khusus digunakan untuk alat kesehatan steril
yang diproduksi dalam jumlah kecil atau dalam unit individu yang akan mengalami kerusakan
bila dilakukan modifikasi yang sesuai dan dapat diterima pada uji sterilitas.
Untuk alat yang berbentuk dan ukurannya memungkinkan dicelupkan keseluruhan ke
dalam tidak lebih dari 1000 ml media, uji alat utuh menggunakan media yang sesuai, inkubasi
seperti yang tertera pada Prosedur Umum. Lakukan seperti yang tertera pada Cairan, mulai dari
Amati pertumbuhan pada media...
Untuk alat yang mempunyai pipa/saluran berlubang seperti alat transfusi atau infus yang
ukurannya yang menyebabkan pencelupan tidak dapat dilakukan dan hanya saluran cairannya
yang harus steril, bilas lumen masing-masing dari 20 unit dengan sejumlah secukupnya Media
Tioglikolat Cair dan Soybean Casein Digest Medium hingga diperoleh kembali tidak kurang
dari 15 ml setiap media, dan inkubasi dengan tidak dari 100 ml masing-masing media seperti
yang tertera pada Prosedur Umum. Untuk alat dengan lumen yang sangat kecil sehingga Media
Tioglikolat Cair tidak mengalir, gunakan Media Tioglikolat Alternatif, tetapi inkubasi dilakukan
secara anaerob.
Jika karena ukuran dan bentuk alat tidak dapet diuji dengan cara pencelupan
keseluruhannya ke dalam wadah tidak lebih dari 1000 ml media, uji bagian alat yang paling sulit
disterilisasi, dan jika mungkin lepaskan 2 atau lebih bagian yang paling dalam dari alat. Secara
aseptik pindahkan bagian tersebut kedalam sejumlah tertentu tabung berisi tidak kurang dari
1000 ml media yang sesuai. Inkubasi seperti yang tertera pada Prosedur Umum. Lakukan
penetapan seperti yang tertera pada Cairan, mulai dari Amati pertumbuhan pada media....
Jika spesimen uji dalam media mempengaruhi uji karena kerja bakteriostatik atau
fungistatik, bilas saksama alat dengan cairan pembilas sesedikit mungkin seperti yang tertera
pada Cairan pengencer dan pembilas. Peroleh kembali cairan bilasam dan uji seperti yang tertera
pada Alat Kesehatan dalam Prosedur Uji Menggunakan Penyaringan Membran.

Alat Suntik Kosong atau Terisi Steril.

Uji sterilisasi alat suntik terisi dilakukan sama seperti uji untuk produk steril dalam ampul
atau vial. Cara inokulasi langsung dapat digunakan jika penetapan bakteriostatik dan fungistatik
telah menunjukkan aktivitas yang tidak merugikan dalam kondisi pengujian. Jika sesuai,
prosedur penyaringan membran dapat digunakan. Untuk alat suntik terisi yang dilengkapi jarum
steril, keluarkan isi produk melalui lumen. Untuk alat suntik yang dikemas dengan jarum
terpisah, secara aseptik pasang jarum dan pindahkan produk ke dalam media yang sesuai. Beri
perhatian khusus yang menunjukkan bahwa bagian luar jarum yang disertakan (bagian yang akan
masuk jaringan tubuh) adalah steril. Untuk alat suntik kosong steril, masukkan media atau
pengencer asteril ke dalam alat suntik melalui jarum yang disertakan, atau jika tidak disertakan
melalui jarum steril yang dipasang untuk tujuan pengujian dan pindahkan isi dengan cepat ke
dalam media yang sesuai.
Prosedur Uji Menggunakan Penyaringan Membran.
jika teknik penyaringan membran digunakan untuk bahan cair yang dapat diuji dengan
cara inokulasi langsung kedalam media uji, uji tidak kurang dari volume dan jumlah seperti yang
tertera pada Pemilihan Spesimen Uji dan masa inkubasi.
Peralatan Unit penyaring membran yang sesuai terdiri dari satu perangkat yang dapat
memudahkan penanganan bahan uji secara aseptik dan membran yang telah diproses dapat
dipindahkan secara aseptik untuk inokulasi ke dalam media yang sesuai atau satu perangkat yang
dapat ditambahkan media steril ke dalam penyaringannya dan membran diinkubasi in situ.
Membran yang sesuai umumnya mempunyai porositas 0,45m, dengan diameter lebih kurang
47mm, dan kecepatan penyaringan air 55 ml sampai 75 ml permenit dengan tekanan 70cmHg.
Unit keseluruhan dapat dirakit dan disterilkan bersama dengan membran sebelum digunakan,
atau membran dapat disterilkan terpisah dengan cara apa saja yang dapat mempertahankan
karakteristik penyaring dan menjamin sterilitas penyaring dan perangkatnya.
Jika bahan uji berupa minyak, membran dapat disterilkan terpisah, dan setelah melalui
pengeringan, unit dirakit secara aseptik.

Cairan yang dapat bercampur dengan pembawa air.

Secara aseptik pindahkan sejumlah volume tertentu yang dibutuhkan untuk kedua media
seperti yang tertera pada Tabel Jumlah untuk bahan cair dalam

Penafsiran Hasil Uji Sterilitas


TAHAP PERTAMA
Pada interval waktu tertentu dan pada akhir periode inkubasi, amati isi semua wadah akan
adanya pertumbuhan mikroba seperti kekeruhan dan / atau pertumbuhan pada permukaan. Jika
tidak terjadi pertumbuhan, maka bahan uji memenuhi syarat.
Jika ditemukan pertumbuhan mikroba, tetapi peninjauan dalam pemantauan fasilitas
pengujian sterilitas, bahan yang digunakan, prosedur pengujian dan kontrol negatif menunjukkan
tidak memadai atau teknik aseptik yang salah digunakan dalam pengujian, tahap pertama
dinyatakan tidak absah dan dapat diulang. Jika pertumbuhan mikroba teramati tetapi tidak
terbukti uji tahap pertama tidak absah, lakukan tahap kedua.

TAHAP KEDUA
Jumlah spesimen uji yang diseleksi minimum dua kali jumlah Tahap pertama. Volume
minimum tiap spesimen yang diuji dan media dan periode inkubasi sama seperti yang tertera
pada Tahap Pertama. Jika tidak ditemukan pertumbuhan mikroba,bahan yang diuji memenuhi
syarat. Jika ditemukan pertumbuhan hasil yang diperoleh membuktikan bahwa bahan uji tidak
memenuhi syarat. Jika dapat dibuktikan bahwa uji pada Tahap kedua tidak absah karena
kesalahan atau teknik aseptik tidak memadai, maka Tahap kedua dapat diulang.

[Catatan] Jika pengujian sterilitas digunakan sebagai bagian penilaian terhadap

produksi lot atau bets atau serentak sebagai satu kriteria pengawasan mutu untuk
melepaskan lot atau bets, seperti yang tertera pada Sterilitas dan Jaminan Sterilitas
Bahan Kompendia.

Lima metode yang umum digunakan untuk mensterilkan produk farmasi:


1. Srerilisasi uap (lembap panas)
2. Sterilisasi panas kering
3. Sterilisasi dengan penyaringan
4. Sterilisasi gas
5. Sterilisasi dengan radiasi pengionan
Metode yang digunakan untuk mendapatkan sterilisasi pada sediaan farmasi sangat ditentukan
oleh sifat sediaan dan zat aktif yang dikandungnya. Walau demikian, apapun cara yang
digunakan, produk yang dihasilkan harus memenuhi tes sterilitas sebagai bukti dari keefektifan
cara, peralatan, dan petugas.
Sterilisasi uap (Lembap panas)
Sterilisasi uap dilakukan dalam autoklaf dan menggunakan uap air dengan tekanan. Cara
ini diakui sebagai cara yang terpilih pada hampir semua keadaan dimana produk mampu
diperlakukan seperti itu (Gambar 9-2).
Sebagai besar produk farmasi tidak tahan panas dan tidak dapat dipanaskan dengan aman
pada temperatur yang dibutuhkan untuk sterilisasi panas kering (lebih kurang 170C). Bila ada
kelembaban (uap air), bakteri terkoagulasi dan dirusak pada temperatur yang lebih rendah
daripada bila tidak ada kelembaban. Kenyataannya, sel bakteri dengan kadar air besar umumnya
lebih mudah dibunuh. Spora-spora yang kadar airnya relatif rendah lebih sukar dihancurkan.

Mekanisme penghancuran bakteri beberapa protein esensial organisme tersebut. Adanya uap air
yang panas dalam sel mikroba menimbulkan kerusakan pada temperatur yang relatif rendah.
Kematian oleh pemanasan kering timbul karena sel mikroba mengalami dehidrasi diikuti dengan
pembakaran pelan-pelan atau proses oksidasi. Karena tidak mungkin untuk mendapatkan uap air
dengan temperatur diatas 100C pada kondisi atmosfer, maka tekanan digunakan untuk mencapai
temperatur yang lebih tinggi. Ditemukan bahwa bukan tekanan yang menhancurkan mikroba
tetapi temperatur. Tekanan digunakan untuk meningkatkan temperatur. Waktu juga merupakan
faktor penting dalam penghancuran mikroba oleh panas. Sebagaian besar autoklaf modern
mempunyai skala ukuran untuk menunjukan pada operator kondisi temperatur dan tekanan
dalam dan peralatan waktu untuk memungkinkan mengetahui waktu yang dikehendaki untuk
beban autoklaf tersebut. Tekanan uap air yang lazim temperatur yang dapat dicapai dengan
tekanan tersebut, dan penempatan waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi sesudah sistem
mencapai temperatur yang ditentukan, adalah sebagai berikut:

Tekanan 10 pound (115,5C), untuk 30 menit

Tekanan 15 pound (121,5C), untuk 20 menit

Tekanan 20 pound (126,5C), untuk 15 menit

Dapat dilihat, makin besar tekanan yang dipergunakan makin tinggi temperatur yang dicapai dan
makin pendek waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi.
Sebagian besar autoklaf dioperasikan secara rutin biasanya pada temperatur 121C yang
diukur pada saat uap air mulai keluar dari autoklaf. Dapat dimengerti bahwa temperatur yang
dicapai oleh ruang dalam autoklaf harus juga dicapai oleh zat/alat yang disterilkan dan
temperatur ini harus dipertahankan untuk waktu yang adekuat. Waktu yang dibutuhkan oleh uap
air untuk menembus beban yang disterilkan berbeda-beda tergantung pada sifat beban yang
disterilkan dan waktu pemaparan harus diatur untuk memperhitungkan masa laten ini. Sebagai
contoh, larutan yang dikemas dalam ampul berdinding tipis dengan volume 50mL dapat
mencapai temperatur 121C dalam waktu 6-8 menit sesudah temperatur yang tercatat ditempat
keluarnya uap berjalan, sedangkan larutan yang dikemas dalam botol gelas tebal dengan volume
1000mL membutuhkan waktu 20 menit atau lebih untuk dapat bersuhu 121C. Masa laten yang
diperkirakan ini harus ditambahkan keseluruh waktu untuk menjamin waktu pemaparan yang

cukup. Karena proses sterilisasi ini tergantung pada adanya kelembapan dan temperatur yang
ditingkatkan, maka udara dikeluarkan dari ruang autoklaf ketika proses sterilisasi mulai. Karena
campuran udara dengan uap air akan menghasilkan temperatur yang lebih rendah daripada hanya
uap air saja pada tekanan yang sama. Sebagai contoh, pada tekanan 15 pound temperatur uap air
jenuh adalah 121,5C sedangkan campuran sama banyak udara dan uap air hanya akan mencapai
temperatur kurang lebih 112C.
Pada umumnya metode sterilisasi ini digunakan untuk sediaan farmasi dan bahan-bahan
yang dapat tahan terhadap temperatur yang dipergunakan dan penembusan uap air tetapi tidak
timbul efek yang tidak dikehendaki akibat uap air tersebut. Pada sterilisasi larutan air dengan
metode ini, uap air sudah ada dan semua itu dibutuhkan yaitu peningkatan temperatur larutan
untuk waktu yang telah ditentukan. Dengan demikian larutan yang dikemas dalam wadah
tertutup rapat, seperti ampul mudah disterilkan dengan cara ini. Metode ini juga dipergunakan
untuk larutan dalam jumlah besar, alat-alat gelas, pembalut operasi dan instrumen. Tidak
digunakan untuk mensterilkan minyak-minyak, lemak-lemak, sediaan berminyak, dan sediaansediaan lain yang tidak dapat ditembus oleh uap air atau pensterilan serbuk terbuka yang
mungkin rusak oleh uap air jenuh.
Sterilisasi Panas dan Kering
Sterilisasi panas kering biasanya dilakukan dengan oven pensteril yang dirancang khusus
untuk tujuan ini. Oven dapat dipanaskan dengan gas atau listrik dan umumnya temperatur diatur
secara otomatis.
Karena panas dan kering kurang efektif dalam membunuh mikroba daripada uap air
panas, maka diperlukan temperatur yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang. Ini harus
ditentukan secara tersendiri untuk setiap produk dengan pertimbangan ukuran dan jenis produk,
wadah dan sifat distibusi panas itu sendiri. Pada umumnya masing-masing unit harus disterilkan
dalam unit yang sekecil mungkin dan alat sterilisasi harus dipakai sedemikian rupa sehingga
memungkinkan sirkulasi bebas udara panas dalam seluruh ruang. Sterilisasi panas kering,
biasanya ditetapkan pada temperatur 160-170C dengan waktu tidak kurang dari 2jam.
Temperatur yang lebih tinggi memungkinkan waktu sterilisasi yang lebih pendek dari waktu
yang ditentukan oleh peraturan sebaliknya temperatur yang lebih rendah membutuhkan waktu
yang lebih panjang. Sebagai contoh, bila suatu zat kimia tertentu meleleh atau terurai pada 170C

tetapi tidak dipengaruhi oleh panas 140C maka temperatur yang lebih rendah akan digunakan
pada sterilisasi dan waktu yang diperlukan akan diperpanjang melebihi yang dibutuhkan untuk
sterilisasi zat kimia lain mungkin aman dipanaskan sampai 170C.
Sterilisasi panas dan kering umumnya digunakan untuk senyawa-senyawa yang tidak
efektif disterilkan dengan uap air panas. Senyawa-senyawa tersebut meliputi minyak lemak,
gliserin, berbagai produk minyak tanah seperti petrolatum, petrolatum cair (minyak mineral),
paraffin dan berbagai serbuk yang stabil oleh pemanasan seperti ZnO. Juga efektif untuk
sterilisasi alat-alat gelas dan alat-alat bedah. Dan merupakan metode pilihan bila dibutuhkan
peralatan yang kering atau wadah yang kering seperti pada pengemasan zat-zat kimia kering atau
larutan bukan air.
Sterilisasi dengan Penyaringan
Sterilisasi dengan penyaringan tergantung pada penghilangan mikroba secara fisik
dengan adsorpsi pada media penyaringan atau dengan mekanisme penyaringan, digunakan untuk
sterilisasi larutan yang tidak tahan panas. Sediaan obat yang disterilkan denagn cara ini
diharuskan menjalani pengesahan yang ketat dan memonitoring karena efek produk hasil
penyaringan dapat sangat dipengaruhi oleh banyaknya mikroba dalam larutan yang difiltrasi,
(Gambar 9-3).
Penyaringan-penyaringan yang tersedia meliputi :
1. Penyaringan berbentuk tabung reaksi disebut sebagai lilin penyaring yang dibuat dari
tanah infusoria yang dikempa (penyaring Berkefeld dan Mandler).
2. Lilin penyaring dibuat dari porselen yang tidak dlapisi (penyaring Pasteur
Chamberland), Doulton dan Selas).
3. Pringan asbes yang dikempa dipasang ditempat khusus dalam peralatan saringan
(penyaringan Seitz dan Swinney).
4. Gelas Buchner jenis corong dengan pegangan gelas yang menjadi satu.
Dalam kenyataan, penyarinagan, perlengkapanya dan bejana penampung semuanya harus dibuat
steril dengan cara yang sesuai. Kemudian larutan yang akan disterilkan dialirkan lewat sarinagn
secepat penghisap pada bagian akhir penampung jika diperlukandan ditampung pada bejana
penampung steril. Metode sterilisasi ini membutuhkan teknik yang aseptik yang harus dipegang
teguh. Peralatan harus diperiksa sebelum digunakan untuk melihat retakan pechan yang dapat
membuat penyaring bakteri itu tidak efektif.

Penyarinagan- penyaringan yang ada diperdagangan dibuat dengan berbagai kekhususan ukuran
pori. Terdapat satu jenis penyaringan modern yaitu penyaringan Millipore
(Gambar 9-4). Penyaringan Millipore adalah membran plastis tipis dari ester selulosa dengan
jutaan pori per inci persegi pada permukaan saringan. Pori dibuat benar- benar seragam ukuranya
dan meliputi lebih kurang 80% volume membran penyaring, yang 20% adalah materi sariingan
padat. Tingginya derajat keporosan ini memungkinkan kecepatan mengalir yang jauh melebihi
penyaringan-penyaringan lainyang mempunyai kemampuan menahan partikel yang sama.
Penyaringan Millipore dibuat dari berbagai polimer agar didapat membran yang khas yang
dibutuhkan untuk penyaringan hampir semua sistem cairan atau gas. Penyaringan ini juga dibuat
dengan berbagai ukuran pori untuk dapat memenuhi persyaratan penyaringan yang dipilih oleh
pekerja. Ukuran pori yang ada, mulai dari 14-0,025 mikrometer. Untuk perbandingan, titik yang
paling kecil ukuranya kurang lebih 500 mikrometer. Ukuran terkecil yang dapat dilihat dengan
mata telanjang lebih kurang 40 mikrometer, sel darah 6,5 mikrometer, bakteri terkecil 0,2
mikrometer, dan virus polio 0,025 mikrometer. Walaupun ukuran pori penyaring bakteri
merupakan hal yang paling penting dalam menghilangkan mikroba dari cairan tetapi ada faktorfaktor lain seperti muatan listrik penyaring dan bakteri itu sendiri, PH larutan,

Temperatur dan sistem tekanan dan penghisap yang dipakai ikut berperan. Keuntungan utama
saringan bakteri meliputi kecepatan pada penyaringan sejumlah kecil larutan, kemampuan untuk
mensterilkan secara efektif materi-materi yang tidak tahan panas, peralatan yang dipergunakan
relatif tidak mahal dan mikroba hidup dan mati, serta partikel-partikel lengkap semua
dihilangkan dari larutan.kerugian sedikit dan terutama pada penggunaan penyaring tertentu yang
mempunyai kecenderunagan mengabsorbsi beberapa senyawa aktif tertentu selama proses
penyaringan (tanah infusoria) dan memberi kebasaan pada larutan selama proses penyaringan
(filter asbestos).kerugian-kerugian ini telah ditiadakan lewat penggunaan penyaringan membran.
Satu kekurangan penyaringan bakteri yang serius ialah kemumkinan kerusakan bentuk
penyaringan sehingga ketidakpastian kesterilan hasil penyaringan, yang tidak ditemui pada cara
sterilisasi yang efektif. Juga penyaringan cairan dengan volume besar akan memerlukan waktu
yang lebih lama, terutama bila cairan kental dibandingkan dengan bila memakai cara sterilisasi
lembap panas. Pada intinya, penyaringan bakteri bermanfaat bila tidak dapat digunakan cara
panas dan bila cairan dalam jumlah besar.
Penyaringan bakteri dapat digunakan dengan baik sekali dan ekonomis dalam lingkungan
farmasi untuk menyaring sediaan larutan yang dibuat segar dan harus steril (seperti larutan untuk
mata).

Sterilisasi Gas

Beberapa senyawa yang tidak tahan terhadap panas dan uap dapat disterilkan dengan baik
dengan memaparkan gas etilen oksida atau propilen oksida bila dibandingkan dengan cara-cara
lain. Gas-gas ini sangat mudah terbakar bila bercampur dengan udara, tetapi dengan digunakan

Gambar 9-5 Luer-Lock syringe adaptasi dari unit penyaring Millex dan jarum hipodermik.

Gambar 9-6 Potongan yang menunjukkan susunan penyaring Millex.

dengan aman bila diencerkan dengan gas inert seperti karbondisoksida, atau hidrokarbon
terfluorinasi yang tepat sesuai. Campuran-campuran tersebut tersedia diperdagangan.
Sterilisasi dengan cara ini memerlukan perlengkapan khusus yang disusun mirip dengan
autoklaf dan banyak gabungan alat sterilisasi gabungan autoklaf uap-etilen oksida tersedia di
pasaran. Tindakan pengawasan yang lebih besar diperlukan untuk sterilisasi dengan cara ini
daripada dengan cara lain, karena faktor-faktor seperti waktu, temperatur, kadar gas dan
kelembapan jumlahnya tidak setegas seperti pada sterilisasi panas kering dan lembab panas. Pada
umumnya, sterilisasi dengan gas dipertinggi dan waktu pemaparan yang dibutuhkan memendek
dengan meningkatnya kelembapan relatif dari sistem (sampai kira-kira 60%) dan dengan
peningkatan temperatur pemaparan (sampai kira-kira 50 60oC). Jika bahan yang sterilkan tidak
dapat menerima peningkatan kelembapan dan temperatur, maka lamanya pemanasan harus
ditingkatkan. Umumnya sterilisasi dengan gas etilen oksida memerlukan waktu pemaparan 4-16

jam. Diduga, kerja etilen oksida sebagai zat pensteril adalah dengan mengganggu metabolisme
sel bakteri.
Besarnya sifat penembusan gas etilen oksida membuat gas ini berguna sebagai zat
pensteril pada pemakaian khusus tertentu, deperti sterilisasi peralatan operasi dan kedokteran dan
alat-alat seperti kateter, jarum, alat suntik plastik sekali pakai (disposable) pada pengemasan
akhir dengan plastik segera sebelum pengiriman. Gas juga digunakan untuk mensterilkan
berbagai sediaan enzim tertentu yang tidak tahan panas, antibiotik-antibiotik tertentu dan obatobat lain, dengan melakukan pengujian-pengujian untuk menjamin tidak timbul reaksi kimia atau
efek-efek merusak senyawa obat.

Sterilisasi dengan Radiasi dan Pengionan.


Teknik-teknik yang disediakan untuk sterilisasi beberapa jenis sediaan-sediaan farmasi
dengan sinar gama dan sinar-sinar katoda, tetapi penggunaan teknik-teknik ini terbatas karena
memerlukan peralatan yang sangat khusus dan pengaruh-pengaruh radiasi pada produk-produk
dan wadah-wadah.
Mekanisme yang pasti mengenai pensterilan obat atau sediaan dengan radiasi masih
diselidiki. Satu dari beberapa teori yang diajukan adalah, ikut terlibat dalam perubahan kimiawi
atau membantu mikroorganisme membentuk senyawa kimia baru yang dapat merusak sel. Teori
lain mengatakan bahwa struktur utama sel seperti nukleoprotein (protein inti) kromosom dirusak
atau dikacaukan seluruhnya dan kerusakan itu menetap.
Tanpa memperhatikan metode sterilisasi yang digunakan, sedaiaan-sediaan farmasi yang
memerlukan kesterilan harus menjalani uji sterilitas untuk memastikan tidak adanya mikroba.
USP mencantumkan prosedur-prosedur yang diperlukan dan cara terperinci ini harus dirujuk bila
dilakukan pengujian-pengujian.

Pirogen dan Uji Pirogen.


Seperti yang dinyatakan sebelumnya, pirogen adalah senyawa organik yang
menyebabkan demam, berasal dari pencemaran mikroba dan bertanggung jawab untuk banyak
reaksi febril yang timbul pada penderita sesudah penyuntikan. Diduga, materi penyebab demam
ini adalah lipopolisakarida dari dinding luar sel bakteri. Karena materi ini tahan panas, maka
akan tetap ada dalam air, bahkan sesudah disterilkan dengan autoklaf atau penyaring bakteri.
Pembuatan air untuk obat suntik harus menggunakan cara-cara yang sesuai untuk
menghilangkan pirogen dari produknya. Karena pirogen adalah senyawa organik, makasatu cara
yang lebih umum dalam memudahkan pemusnahan pirogen adalah dengan mengoksidasi pirogen
menjadi gas yang mudah dibuang atau menjadi padatan yang tidak mudah menguap, keduanya
dapat dipisahkan dengan mudah dari air dengan penyulingan bertingkat. Kalium permanganat
adalah zat pengoksid yang biasa dipakai, efisiensinya akan ditingkatkan dengan penambahan
sejumlah kecil barium hidroksida yang menyebabkan larutan bersifat basa dan mmbentuk garamgaram barium yang tidak mudah menguap, dengan senyawa-senyawa asam yang mungkin ada.
Kedua pereaksi ini ditambahkan ke air yang sebelumnya telah disuling beberapa lama, dan
proses penyulingan diulangi lagi, hasil penyulingan yang bebas dair zat kimia ditampung dengan
kondisi yang benar-benar aseptis. Bila cara ini diikuti dengan tepat, metode ini menghasilkan air
yang kemurniannya tinggi, steril dan bebas pirogen. Akan tetapi, pada setiap keadaan uji pirogen
yang ditentukan harus dilakukan untuk menjamin tidak adanya senyawa-senyawa yang
menimbulkan demam.
Uji Pirogen. Uji pirogen menggunakan kelinci sehat yang telah dijaga dalam keadaan
lingkungan dan makanan yang tepat sebelum dilakukan uji. Temperatur normal atau temperatur
kontrol diukur untuk tiap hewan yang akan digunakan. Temperatur ini digunakan sebagai dasar
penentuan setiap kenaikan temperatur yang ditimbulkan akibat dari penyuntikan larutan yang
akan diuji. Kelinci-kelinci yang digunakan, temperaturnya tidak boleh berbeda lebih dari 1o , satu
dengan yang lain nya, dan temperatur tubuh tersebut diperkirakan tidak akan meningkat.
Ringkasan prosedur uji tersebut adalah sebagai berikut :
Jadikanlah, alat suntik, jarum dan alat gelas bebas dari pirogen dengan cara memanaskan pada
temperatur 250oC selama tidak kurang dari 30 menit atau dengan cara lain yang sesuai.
Hangatkan produk yang akan diuji sampai temperatur 37oC 2oC.

Suntikkan produk yang akan diuji pada vena telinga setiap kelinci sebanyak 10ml per kg berat
badan, selesaikan tiap suntikan dalam waktu 10 menit dihitung dari awal pemberian. Catat
temperatur pada 1, 2, dan 3 jam sesudah penyuntikan. Bila masing-masing kelinci tidak ada yang
temperaturnya meningkat 0,6 oC atau lebih dari temperatur kontrol masing-masing, dan jika hasil
penjumlahan kenaikan temperatur dari 3 kelinci tidak lebih dari 1,4 oC. Maka zat yang diuji
memenuhi persyaratan bebas pirogen. Jika kelinci-kelinci menunjukkan kenaikan 0,6 oC atau
lebih, atau hasil penjumlahan kenaikan temperatur 3 kelinci lebih dari 1,4 oC, ulangi dengan
menggunakan 5 kelinci lain. Jika tidak lebih dari 3 dari 8 kelinci, masing-masing menunjukkan
kenaikan temperatur 0,6oC atau lebih dan jumlah kenaikan temperatur 8 kelinci tidak lebih dari
3,7oC, maka larutan memenuhi persyaratan bebas pirogen.
Baru-baru ini telah ditemui bahwa ekstrak sel darah ketam sepatu kuda (Limulus
polyphemus) mengandung sistem enzim dan protein yang menggumpal bila ada liposakarida
dalam jumlah kecil. Penemuan ini merangsang perkembangan uji Limulus amebocte lysate
(LAL) untuk mengetahui adanya pirogen dalam kerja penelitian dan pengawasan selama proses
berlangsung. Usulan-usulan untuk uji produk akhir obat dengan LAL sedang dipertimbangkan
oleh FDA.

DAFTAR PUSTAKA

HOWARD. C. ANSEL (2008), Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi 4rd.


FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV tahun 1995

Anda mungkin juga menyukai