Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

Bangunan Lepas Pantai

Ahmad Hakim Bintang Kuncoro (389429)

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan


Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2016
Page 1|6

PENGUJIAN BANGUNAN LEPAS PANTAI


Dalam pengujian ini bangunan lepas pantai dimodelkan dengan jenis bangunan
pantai berupa Floating Platform. Bangunan dibuat menggunakan bahan sterofoam
dengan tujuan agar model dapat terpung pada tempat pengujian. Model kemudian diuji
pada wave flume dengan lebar 30 cm untuk mengetahui gerakan bangunan terhadap
gelombang yang diberikan. Untuk model dan ukuran bangunan ditampilkan seperti
gambar dibawah ini.

10 cm

5 cm

10 cm

26 cm

26 cm
16 cm
1 cm

28 cm

28 cm
1 cm

Gambar 1. Bentuk dan ukuran model floating platform

Pada pengujian awal, model diletakkan secara bebas terapung pada wave flume
yang berisi air tanpa menyalakan pembangkit gelombang. Kemudian model dicoba

Page 2|6

apakah dapat mengapung atau tidak. Kemudian juga menguji keseimbangan dari
model, yaitu keseimbangan titik pusat buoyance (B) dengan titik pusat berat model (W)
yang membentuk garis lurus keseimbangan (CL). Jika ditekan maka titik pusat
buoyance (B) dengan titik pusat berat model (W) tidak membentuk garis lurus
keseimbangan (CL). Pada saat tekanan dilepas maka benda harus cepat kembali pada
saat seimbang antara B dan W.
Pada model ini memiliki keseimbangan yang cukup baik, karena pada saat
ditekan (P) pada ujung model, secara cepat dapat kembali pada posisi seimbang.
Kemudian juga dikarenakan penampang pelampung yang cukup luas, sehingga daya
apungnya cukup tinggi. Dimana gaya yang berada pada W dan B akan saling menarik
sehingga posisi CL menjadi sejajar lagi.
a

CL

CL

CL

Gambar 2. Keseimbangan model terapung, (a) kondisi seimbang, (b) kondisi ditekan,
(c) kondisi seimbang kembali

Setelah diuji keseimbangan, kemudian alat pembangkit gelombang dinyalakan.


Gelombang yang diberikan dari gelombang dengan frekuensi kecil hingga besar.
Namun ternyata model mengalami gerakan angakatan (heaving) seperti halnya kapal
yang mengapung dan terbawa oleh arus.

Page 3|6

Gambar 3. Model mengalami gerakan heaving dan terbawa arus

Kondisi tersebut bukan tujuan dari bangunan lepas pantai, dimana bangunan
harus tetap bertahan pada satu titik, tidak bergerak seperti kapal. Maka perlu adanya
kabel tension untuk menahan agar gerakan heaving pada bangunan dapat hilang.
Karena pada percobaan ini menggunakan sebuat alat yang hanya dapat
memberikan satu arah gelombang saja, maka kabel tension diberikan pada ujung hulu
dan hilir dari model.

Page 4|6

Gambar 4. Pemberian kabel tension untuk menghilangkan gerakan heaving


dan terbawa arus

Dari pemberian kabel tension, model diuji lagi dengan memberikan gelombang
dengan frekuensi yang rendah terlebih dahulu. Hasilnya menunjukkan bahwa model
yang terkena gelombang, sudah tidak mengalami gerakan heaving dan juga tidak
terbawa arus lagi.

Gambar 5. Gerakan heaving telah hilang

Page 5|6

Pada saat ditambahkan lagi frekuensi gelombang yang lebih besar yang panjang
gelombangnya lebih kecil namun tinggi gelombang cukup tinggi, ternyata dengan luas
penambang terapung tidak dapat menahan gaya yang ditimbulkan gelombang. Hal
tersebut kemudian mengakibatkan model mengalami gerakan anggukan (pitching) dan
sentakan (surging).

KESIMPULAN
Melihat hasil percobaan tersebut, model dengan bentuk demikian memiliki
kekurangan dan kelebihan. Kelebihannya yaitu dengan penampang pelampung yang
luas da nada rongga diantara pelampung dan lantai kerja, memungkinkan bangunan
dapat terapung dengan baik dan juga arus gelombang pada kondisi frekuensi rendah
hingga sedang dapat menstabilkan kondisi model. Kekurangannya adalah dengan
adanya pelampung yang luas, gelombang yang frekuensi besar dapat dengan mudah
menggoyangkan area yang cukup luas tersebut, sehingga terjadi goncangan pada model
bangunan lepas pantai tersebut

Page 6|6

Anda mungkin juga menyukai