Anda di halaman 1dari 5

Chlorophyll sebagai Darah Hijau Manusia

Juni 20, 2007

Kategori Biokimia Oleh Sinly Evan Putra dan Saiful Bahri Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Lampung

Jika kita amati lebih lanjut dalam tingkatan struktur kimiawi, akan kita jumpai keunikan dari
Chlorophyll. Ternyata struktur dari Chlorophyll memiliki kesamaan struktur dengan hemoglobin.
Perbedaannya hanyalah terletak pada atom pusat dari molekul. Atom pusat Chlorophyll adalah
magnesium (Mg) sedangkan atom pusat hemoglobin adalah besi (Fe). Jika hemoglobin
diidentikan sebagai darah merah manusia, maka Chlorophyll dapat diidentikan sebagai darah
hijau manusia. Karena kemiripan struktur inilah, maka Chlorophyll adalah satu-satunya
molekul di dunia ini yang secara alamiah dapat diterima oleh tubuh dan menjadi nutrisi
vital bagi tubuh manusia.
Dalam proses metabolisme, energi bagi manusia datang dari sel-sel darah merah yang
membawa oksigen ke dalam sel-sel tubuh. Hemoglobin merupakan molekul dalam sel darah
merah yang membawa oksigen. Adapun Chlorophyll adalah pembentuk sel darah merah yang
paling cepat di dalam tubuh manusia. Dengan mengkonsumsi Chlorophyll, jumlah sel darah
dapat meningkat sangat cepat sehingga pasokan energi dalam tubuh dapat terus menerus
terjamin. Dalam bukunya, The Healing Power of Chlorophyll Bernard Jensen menegaskan
berbagai hasil eksperimen dengan tikus, dimana darah tikus digantikan dengan Chlorophyll,
hasilnya Chlorophyll tetap dapat menjaga kelangsungan hidup tikustikus tersebut. Tim OShea
dalam bukunya The Sancity of Human Blood juga menegaskan bahwa Chlorophyll merupakan
satu-satunya molekul yang dapat diterima oleh tubuh karena kesamaannya dengan hemoglobin
sehingga potensial dalam meningkatkan ketahanan tubuh manusia.

Fungsi Utama Chlorophyll


Penggunaan Chlorophyll bagi tubuh manusia dapat membantu dalam hal :
1
(1) meningkatkan jumlah sel-sel darah, khususnya meningkatkan produksi hemoglobin
dalam darah.

2
3
4
5
6
7
adalah

(2) mengatasi anemia.


(3) membersihkan jaringan tubuh.
(4) membersihkan hati dan membantu fungsi hati.
(5) meningkatkan daya tahan tubuh terhadap senyawa asing (virus, bakteri, parasit).
(6) memperkuat sel.
(7) melindungi DNA terhadap kerusakan. Yang terpenting dari molekul Chlorophyll
aman terhadap tubuh.

Selain itu, Chlorophyll juga berfungsi sebagai desinfektan dan antibiotik, bahkan sebelum
adanya obat-obatan sintesis. Chlorophyll membersihkan jaringan-jaringan tubuh dan tempat
pembuangan sisa limbah metabolisme dalam tubuh, sekaligus mengatasi parasit, bakteri,
dan virus yang ada dalam tubuh manusia. Bahkan, Chlorophyll dapat menghilangkan
senyawa-senyawa kimia yang bersifat racun dalam tubuh. Ekor molekul Chlorophyll yang
bersifat hidrofobik dapat menggali ke dalam sel/jaringan dan mengangkat senyawa
hidrokarbon dari dinding sel serta mengeluarkan senyawa beracun tersebut. Hidrokarbon
yang dimaksud adalah pestisida, obat-obatan yang tertimbun dalam tubuh, pewarna
makanan, bahkan bakteri, parasit, dan virus. Ann Wigmore dalam buku The Wheatgrass Book,
1985 menyatakan bahwa Chlorophyll dapat melindungi kita dari senyawasenyawa karsinogen,
dimana makanan dan obat lainnya sudah tidak berfungsi lagi. Chlorophyll bertindak
menguatkan sel-sel, melepaskan zat racun dari hati dan aliran darah dan secara kimiawi
menetralisasi polutan-polutan.

Perkembangan Terbaru Aplikasi Chlorophyll


Mengingat serangan virus dengue yang menyebabkan gejala-gejala pendarahan dan menurunnya
jumlah trombosit, pengobatan dengan Chlorophyll selayaknya dilirik sebagai upaya alternatif
bagi pengobatan demam berdarah. Dari sisi pencegahan, mengkonsumsi Chlorophyll
merupakan tindakan bijaksana dalam meningkatkan pertahanan tubuh sehingga
memungkinkan kita melawan benda asing yang masuk ke dalam tubuh, tak terkecuali virus
dengue. Sirkulasi darah yang bersih dan kaya akan sel darah merah merupakan mekanisme
pertahanan tubuh alamiah yang paling andal. Sebenarnya alam telah menyediakan sumbersumber Chlorophyll yang dapat dikonsumsi. Caranya adalah dengan mengkonsumsi secara rutin
sayuran hijau yang kaya Chlorophyll setiap hari. Katuk merupakan tumbuhan lokal asli
Indonesia yang kaya akan Chlorophyll.
Meskipun secara alami, Chlorophyll dapat langsung dicerna, tetapi riset terkini tentang
Chlorophyll, menyatakan bahwa Chlorophyll murni yang terkena proses pengolahan
(dimasak) akan rusak fungsi utamanya. Chlorophyll yang terolah tersebut akan sulit diserap

oleh tubuh manusia, bahkan sebagian besar akan terbuang dalam sistem pembuangan.
Sehingga disini sangat dianjurkan bagi penderita untuk mengkonsumsi sayur-sayuran segar
tanpa diolah. Tetapi untuk penderita yang benar
benar butuh Chlorophyll, dengan memanfaatkan teknologi tinggi, pengekstrakan
Chlorophyll dapat dilakukan sebelum terjadi penurunan mutu dan fungsi utamanya. Yaitu
dengan menambahkan atom magnesium di dalam molekul bersama atom tembaga dan atomatom natrium, sehingga molekul Chlorophyll bisa larut dalam air dan menjadi stabil.
Penambahan atom-atom baru tersebut menghasilkan struktur kimia baru yang disebut
Chlorophyllin.Chlorophyllin ini telah diperdagangkan dengan berbagai merk dagang baik dalam
bentuk tablet, kapsul, maupun cairan.
Selain berpotensi sebagai obat demam berdarah, Chlorophyll juga berpotensi sebagai
photosensitizer (obat pemicu yang aktif oleh rangsangan cahaya) untuk terapi tumor dan
kanker. Obat seperti ini bukan barang baru, karena telah diterapkan dalam terapi fotodinamika
(photodynamic therapy). Di Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat, tehnik ini sudah dipakai
untuk menanggani kanker seperti kanker otak, paru-paru, dan mulut. Terapi fotodinamika
menjadi alternatif yang lebih aman ketimbang terapi gelombang radio dan kemoterapi, yang
sering disertai efek samping seperti kerontokan rambut dan rusaknya kulit. Tak seperti
kemoterapi yang butuh selang waktu antar pemberian, terapi fotodinamika dapat dilakukan
lebih sering dalam kurun waktu tertentu.
Pemanfaatan teknologi fotodinamika (TFD) ini pada dasarnya didasarkan asumsi bahwa
photosensitizer (Chlorophyll) akan dapat membunuh sel-sel kanker ketika senyawa tersebut
diekspos dengan cahaya tampak pada panjang gelombang tertentu (630-800 nm) dan dengan
intensitas tertentu. Dalam pengaplikasiannya, Chlorophyll diinjeksikan ke tubuh, yang
kemudian diserap secara otomatis oleh seluruh sel. Chlorophyll yang berperan sebagai
photosensitizer akan terakumulasi dalam sel kanker dan tinggal lebih lama dalam sel tersebut
jika dibandingkan dengan keberadaannya di dalam sel normal. Untuk mendeteksi keberadaan
Chlorophyll dalam sel kanker, pasien yang telah diberi obat dipindai. Bagian yang terdapat
Chlorophyll akan berpendar terang.
Mekanisme kerja Chlorophyll sebagai sensitizer adalah dengan menjadi pemicu spesies oksigen
menjadi singlet oksigen yang sangat reaktif yang akan membunuh sel kanker. Prosesnya adalah
ketika photosensitizer mengabsorbsi cahaya, maka photosensitizer akan tereksitasi pada

keadaan singlet. Keadaan ini tidak berlangsung lama, photosensitizer akan berubah ke keadaan
triplet. Photosensitizer pada keadaan triplet ini akan bereaksi dengan oksigen yang tentunya
ada dalam jaringan tubuh manusia, termasuk dalam jaringan kanker. Oksigen dalam keadaan
dasar akan tereksitasi menjadi singlet oksigen yang bersifat sangat reaktif yang selanjutnya
akan menghancurkan sel-sel kanker. Pada akhirnya, photosensitizer yang telah menunaikan
tugasnya tersebut akan kembali ke keadaan normal.

Penutup
Penelitian tentang Chlorophyll kedepannya diperkirakan masih akan berlangsung terutama
untuk
aplikasi lebih lanjut di bidang kesehatan. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa Chlorophyll
merupakan
senyawa bahan alam yang melimpah dan tidak bersifat racun sebagaimana obat-obat
kimiawi yang
telah umum digunakan. Selain itu pemanfaatan Chlorophyll dari bakteri fotosintetis
(bakterioChlorophyll) untuk aplikasi sebagai obat kanker sebagaimana telah diteliti oleh
Leenawaty
Limantara masih menemui hambatan. Dimana dalam penelitian bakterioChlorophyll terdapat
tiga
tahapan elektronik yang penting yaitu tahapan dasar, radikal kation, dan tahapan tereksistasi.
Selama
ini penelitian di dunia mentok pada tahapan tereksistasi karena pada tahap ini, masa hidup
molekul
sangat singkat yaitu pada tataran pikodetik (10-9 detik) sehingga sangat sulit mengukur
molekulnya
yang sangat labil meskipun gambarnya dapat diperoleh.

Sisi positif yang dapat kita peroleh dari pemanfaatan Chlorophyll adalah arti
penting kembali ke alam (back to nature) yaitu dengan kembali mengkonsumsi
makanan alami yang dihasilkan oleh alam. Ternyata alam telah menyediakan
obat yang mujarab bagi kita untuk kelangsungan hidup. Mungkin suatu
pertanyaan menarik pernah dilontarkan oleh dosen saya yaitu kenapa obat
obatan sintetis sering menimbulkan efek samping dibandingkan obat
obatan alami? Jawabnya karena dalam obat sintetis kita hanya
mengisolasi senyawa bioaktif (senyawa toksik) saja yang efektif sebagai
antipenyakit dari tanaman tanpa mengambil senyawa antitoksiknya
(penetral) sedangkan obat alami telah menyediakan sekaligus dua yaitu
senyawa toksik dan antitoksiknya.
Daftar Pustaka:
1
2

(1) Anonim. 2007. Chlorophyll. Situs Web Wikipedia Indonesia


(2) Anonim. 2007. Daya Penyembuh ChlorophyllSi Emas Hijau. Situs Web

Hijau Daun
3
(3) Anonim. 2004. Chlorophyll : Si Emas HijauDetoksin Alami yang
Menyehatkan. Situs Web Indonesia
4
(4) Media Online Kesehatan (sumber asli sekolah
bisnis.com/Chlorophyll.php)
5
(5) Anonim. 2007. Produk Nutrisi dan Kesehatan. Situs Web Synergy Team
Indonesia
6
(6) Kabelan Kunia. 2005. Richard Martin Willstatter, Anak Penjual Tekstil
Penemu Chlorophyll. Situs Web Cakrawala
7
(7) Kabelan Kunia. 2005. Chlorophyll dan Hemoglobin sang Kembar
Berbeda Inti. Situs Web
Cakrawala
Leenawaty Limantara. 2007. Daya Penyembuhan Chlorophyll. [kimiaui] Info
Kesehatan
8
(8) Saiful Bahri. 2007. Chlorophyll. Diktat Kuliah Kapita Selekta Kimia
Organik. Universitas Lampung
9
(9) Tatas HP Brotosudarmo dan Leenawaty Limantara. 2002. Chlorophyll
Mencegah dan
Menyembuhkan Kanker. Situs Web Kompas
(10)Dan berbagai literature Web lainnya

Anda mungkin juga menyukai