Anda di halaman 1dari 3

Naskah Surat Peninjauan Kembali PPh Pasal 23

Jakarta, 1 September 2016


Nomor Surat : 007/IJM/VI/16
Hal
: Pengajuan Peninjauan Kembali atas Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor: KEP-XXX tanggal 13 Juli 2016
Lampiran
: Satu berkas
Kepada
Yth. Bapak Ketua Mahkamah Agung RI
di
Jl. Medan Merdeka Utara No. 9-13, Jakarta Pusat, 10110
Melalui:
Yth. Bapak Ketua Pengadilan Pajak
di
Gedung A
Jl. Hayam Wuruk No.7, Jakarta Pusat, 10120

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Nama Direksi PT IJM
NPWP
: 00.000.000.0-000.000
Jabatan
: Presiden Direktur PT IJM
Bertindak Selaku :
Wajib Pajak
X

Pengurus

Kuasa dari Wajib Pajak

Nama Wajib Pajak : PT IJM


NPWP
: 00.000.000.0-000.000
Alamat
: Jakarta
Bersama ini kami mengajukan Peninjauan Kembali atas Surat Keputusan Direktur
Jenderal Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 22 Agustus 2016, mengenai Penolakan Surat
Banding terhadap Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Penghasilan Pasal 23
Tahun Pajak 2013 Nomor : 00123/510/06/072/16 tanggal 10 Juni 2016 sebesar Rp
5.848.000.000,- (Lima Milyar Delapan Ratus Empat Puluh Delapan Juta Rupiah). Kami
mengajukan peninjauan kembali karena banding yang kami ajukan atas SKPKB Pajak
Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak 2014 Nomor : 00123/510/06/072/16 tanggal 10 Juni 2016
telah ditolak oleh Direktur Jenderal Pajak.

Aspek Formal :
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 22 Agustus 2016,
sehingga surat peninjauan kembali yang kami ajukan memenuhi jangka waktu 3 bulan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 Ayat (2) Undang-undang No. 14 Tahun 2002
Aspek Material :
Bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam peninjauan kembali ini adalah ditetapkannya
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 13 Juli 2016, yang tetap
mempertahankan SKPKB Nomor : 00112/506/06/057/08 tanggal 10 Juni 2016 sebesar Rp
5.848.000.000,- (Lima Milyar Delapan Ratus Empat Puluh Delapan Juta Rupiah), yang tidak
sesuai dengan perhitungan kami yaitu Kurang Bayar sebesar Rp 1.860.000.000,- (Satu Milyar
Delapan Ratus Enam Puluh Juta Rupiah) sebagaimana yang disetujui dalam pembahasan
akhir hasil pemeriksaan.
SKPKB tersebut merupakan hasil pemeriksaan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu, dengan perhitungan sesuai dengan lampiran
Berita Acara Hasil Pemeriksaan adalah sebagai berikut :
PPh Terutang
Kredit Pajak
PPh yang kurang/(lebih) bayar
Sanksi Pasal 13(2) KUP
Jumlah yang harus (lebih) dibayar

Rp8.300.000.000
Rp4.000.000.000
Rp4.300.000.000
Rp1.548.000.000
Rp5.848.000.000

Sedangkan menurut perhitungan kami, perhitungan PPh Pasal 23 adalah sebagai berikut :
PPh Terutang
Kredit Pajak
PPh yang kurang/(lebih) bayar
Sanksi Pasal 13(2) KUP
Jumlah yang harus (lebih) dibayar

Rp5.500.000.000
Rp4.000.000.000
Rp1.500.000.000
Rp360.000.000
Rp1.860.000.000

Perbedaan perhitungan yang utama adalah :


1.

Koreksi Positif atas Jasa Perantara Iklan terhutang Rp 2.800.000.000


Termohon Peninjauan Kembali tetap mempertahankan koreksi atas PPh Pasal 23 sebesar
Rp5.848.000.000 dengan alasan bahwa kami tidak bisa menunjukkan rincian tagihan
maupun bukti pembelian material iklan tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut bersama ini kami jelaskan kembali bahwa pada biaya
jasa perantara iklan di dalamnya termasuk biaya pembelian material untuk pembuatan
iklan. Sebagai bukti pendukung bersama ini kami sertakan bukti pendukung tambahan
yakni berupa rincian tagihan yang diberikan oleh agen perantara iklan serta bukti
pembelian material untuk pembuatan iklan tersebut, sehingga atas biaya pembelian
material tersebut tidak terutang PPh pasal 23.

2.

Koreksi atas Perhitungan Sanksi Administrasi pasal 13 (2) Rp 1.548.000.000


Termohon Peninjauan Kembali tetap mempertahankan koreksi atas perhitungan sanksi
administrasi pasal 13 (2) sebesar Rp5.848.000.000 dengan alasan bahwa perhitungan
tersebut terkait dengan besarnya koreksi sebagaimana dimaksud pada poin 1 dan
dihitung sejak Januari 2015 s.d Juni 2016.
Seharusnya sanksi pasal 13 ayat (2) dihitung dari masa Juli 2015 (masa setelah
dilaporkannya SPT 1771 tahun 2014) s.d. masa Juni 2016 yaitu masa diterbitkannya
SKPKB. Sehingga sanksi administrasi pasal 13 ayat (2) seharusnya sebesar
Rp360.000.000.

Berdasarkan uraian di atas, maka dengan ini kami memohon kepada Majelis untuk
mengabulkan permohonan peninjauan kembali yang kami ajukan dan membatalkan Surat
Ketetapan Pajak yang telah diterbitkan oleh Dirjen Pajak. Untuk itu bersama surat ini kami
lampirkan Surat Keputusan Dirjen Pajak Nomor : KEP-XXX tanggal 13 Juli 2016 dan
salinan SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak 2014 Nomor : 00112/506/06/057/08
tanggal 10 Juni 2016. Selain itu, demi kelancaran proses banding, kami bersedia menghadiri
persidangan untuk menyampaikan data-data dan dokumen lain, serta keterangan yang
diperlukan agar peninjauan kembali yang kami ajukan dapat diterima.
Sebagai kelengkapan atas permohonan peninjauan kembali kami, bersama ini kami
lampirkan data-data dan dokumen terkait sebagai berikut:
a. Foto kopi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Penghasilan Pasal 23
Tahun Pajak 2013 Nomor : 00123/510/06/072/16 tanggal 10 Juni 2016;
b. Foto kopi Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: KEP-XXX tanggal 15 Juli
2016 tentang Penolakan Surat Keberatan Pajak terhadap Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar (SKPKB) Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak 2013 Nomor:
00123/510/06/072/16 tanggal 10 Juni 2016;
c. Foto kopi Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-XXX tanggal 22
Agustus 2016, mengenai Penolakan Surat Banding terhadap Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak 2013 Nomor:
00123/510/06/072/16 tanggal 10 Juni 2016;
d. Rincian tagihan biaya jasa perantara iklan;
e. Bukti pembelian material pembuatan iklan.
Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan bantuan Bapak, kami mengucapkan
terima kasih.

Hormat kami,

Presiden Direktur

Anda mungkin juga menyukai