PENDAHULUAN
I.I.Latar Belakang
Majapahit kerajaan Islam? Selama ini, Kerajaan Majapahit diyakini
sebagai kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Nusantara pada abad XIIIXV
Masehi. Namun, Herman Sinung Janutama berpendapat lain. Dalam
penelitiannya, pekerja budaya dan pemerhati filsafat ini menemukan fakta
bahwa Majapahit adalah kerajaan yang menganut nilai-nilai Islam.
Bukti-bukti dari prasasti dan dokumen kuno dipaparkan dengan
kuat dalam ringkasan makalah ini, antara lain disebutkan Protokol
Jayabaya yang menyatakan bahwa orang-orang pertama yang datang ke
Nusantara adalah para utusan Nabi Ibrahim a.s. Koin emas alat
pembayaran resmi di Majapahit juga bertuliskan kata-kata La Ilaha Illallah
Muhammad Rasulullah. Lambang Majapahit pun memuat kata-kata bahasa
Arab, yaitu shifat, asma, marifat, Adam, Muhammad, Allah, tauhid, dan
dzat.
Jika para sejarawan kolonial menganggap bahwa yang pertama
datang ke Nuswantara adalah petualang Hindu atau Buddha. Sedangkan
dalam tradisi lisan klasik yang selama ribuan tahun lestari tertanam dalam
ingatan orang Nuswantara berbeda. Salah satunya yang termaktub dalam
Jangka Jayabaya mengatakan bahwa yang pertama kali datang ke
Nuswantara adalah para utusan Nabi Ibrahim a.s. (sekitar 3500 SM).
Menurut Herman, Jangka Jayabaya berarti Nubuwwah Islamiyah.
Jadi, bukan ramalan, melainkan sebuah peletakan periodisasi zaman yang
telah, sedang dan akan dilaksanakan oleh Orang Nuswantara. Ia semacam
Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Namun, rentang waktunya sangat
panjang, sekitar 2100 tahun. Sejak orang Nuswantara masih millatu
Ibrahim hingga kemudian memeluk dienul Muhammad atau Islam.