Anda di halaman 1dari 5

Menjauhi Pergaulan Bebas

MENJAUHI PERGAULAN BEBAS


Oleh
Ustadzah irma s binti Tanyak
Segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla yang telah mengatur alam ini sedemikian rupa
sehingga tertata rapi, namun manusialah yang merubah tatanan menjadi porak poranda, baik
dalam kehidupan manusia maupun alam semesta.
Salam dan salawat semoga selalu dilimpahkan kepada teladan utama dalam pergaulan yaitu
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam , keluarga, Sahabat beliau ridwnullahualaih dan para
pengikutnya yang baik hingga hari kiamat.
Pada zaman sekarang ini pintu kemaksiatan terbuka lebar. Wanita fasik dan fajir telah diperdaya
oleh setan hingga mengumbar aurat di mana-mana. Mata setiap orang bebas memandang
perkara yang diharamkan, kecuali orang yang dirahmati Allah Azza wa Jalla . Bercampur baur
antara lelaki dan perempuan terjadi di setiap tempat. Majalah porno dan film cabul merajalela
tanpa kontrol. Traveling ke negeri-negeri rusak dan kafir dibuka lebar. Pergaulan bebas
digandrungi setiap remaja. Prostitusi dan media porno dibuka di sembarang tempat, dan setiap
orang leluasa menikmatinya tanpa batas.
Pergaulan bebas dan pacaran, bahkan seks bebas di kalangan kawula muda dianggap perkara
biasa, karena sudah menjadi lifestyle (gaya hidup) di sebagian kalangan masyarakat.
Perempuan bergandengan dan pergi dengan laki-laki yang bukan mahramnya, baik dalam acara
resmi, santai, study atau bisnis. Maka tidak dapat dielakkan lagi bahwa musibah besar akan
menimpa generasi muda negeri ini.
Oleh karena itu, seorang remaja Muslim yang ingin pandai bergaul namun tetap bersih dan tidak
terkontaminasi oleh berbagai macam kebiasaan buruk dan dekadensi moral sehingga menjadi
sampah masyarakat, harus memperhatikan dan menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk
berikut ini:
1. Pergaulan Bebas
Kondisi saat ini sungguh sangat memprihatinkan, sebab anak-anak yang masih belia dan
produktif, yang seharusnya masih bersungguh-sungguh menentukan arah hidupnya, ternyata
terperosok dalam pergaulan bebas dan penggunaan obat terlarang. Kondisi ini diperparah
dengan tayangan televisi yang menampilkan adegan ranjang secara vulgar atau penerbitan
majalah murahan. Waliyydzu billh, Allhu mustan.
Islam sebagai agama yang sempurna, telah mengatur etika pergaulan dengan norma-norma
yang sangat indah. Jika diamalkan, akan tercipta kehidupan yang terhormat dan bermartabat.
Allah Azza wa Jalla menjaga manusia dengan syariat Islam yang membatasi pergaulan antara
laki-laki dan perempuan dengan ketat. Tidak boleh bercampur baur antara laki-laki dan
perempuan, bahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melarang wanita sering keluar
rumah; kecuali untuk urusan mendesak dan sangat penting; walaupun untuk shalat.

Sebagaimana `Abdullah bin Umar Radhiyallahu anhu meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu
alaihi wa sallam bersabda:

Jika isteri-isteri kalian minta izin kepada kalian pada waktu malam ke masjid (untuk ibadah),
maka izinkanlah bagi mereka.[1]
Seorang isteri tidak boleh pergi tanpa mendapatkan ridha suami, meskipun untuk mengunjungi
keluarganya; karena mematuhi suami hukumnya wajib. Hadits di atas juga mengandung makna
jika wanita ingin shalat berjamaah di masjid harus minta izin suami.
2. Berjabat Tangan dengan Wanita Bukan Mahram
Berjabat tangan antara laki-laki dan perempuan bukan mahram sudah menjadi tradisi resmi
tingkat nasional maupun internasional, baik dalam intansi pemerintah, swasta maupun
masyarakat. Mereka akan menganggap aneh jika ada orang yang mempermasalahkannya.
Orang yang ingin mengamalkan hadits dari Maqil bin Yassr Radhiyallahu anhu bahwa
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:



Sungguh kepala seseorang di antara kalian ditusuk dengan jarum dari besi, maka demikian itu
lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.[2] ;
Maka ia tidak akan berani menentang sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam itu, apapun
alasannya. Sehingga karenanya dia berani menerobos tradisi yang bisa memicu berbagai
kemaksiatan termasuk perzinaan. Subhnallh betapa rincinya Allah Azza wa Jalla membikin
aturan untuk menjaga hamba-Nya agar tidak ternoda sekecil apapun. Sudah selayaknya kita
umat Islam pada khususnya dan umat manusia pada umumnya melaksanakan petunjuk-petunjuk
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam , karena tidak ada sesuatu yang dilarang kecuali di
dalamnya mengandung mafsadat dan tidak ada segala sesuatu yang diperintahkan kecuali di
dalamnya terdapat manfaat.
3. Pacaran (berkhalwah dan Ikhtilth)
Pacaran dalam kamus bahasa Indonesia artinya adalah teman lawan jenis yang tetap dan
mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Sedangkan berpacaran artinya bercintaan atau
berkasih-kasihan atau lebih gampangnya menjalin hubungan cinta dengan lawan jenis sebelum
nikah yang biasanya dilakukan hanya berduaan.
Berpacaran merupakan budaya yang sangat digandrungi oleh anak muda zaman sekarang,
bahkan gairah hidup bisa menjadi sirna jika tidak punya pacar. Cara berpacaran sekarang sangat
bervariasi di antaranya adanya fasilitas handphone, telephon, komputer untuk chating atau face
book. Bermula dari hubungan elektronik, lalu berjanji untuk bertemu dan akhirnya perjumpaan
demi perjumpaan pun terjadi. Sehingga berakibat terjadinya perbuatan haram dan terkutuk.
Awalnya, mereka lakukannya dengan penuh rasa takut, tapi akhirnya menjadi kebiasaan
Syariat Islam sangat melarang budaya tersebut sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam yang melarang laki-laki dan wanita bukan mahram berdua-duan.


Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah berdua-duaan dengan wanita
yang tidak bersama mahramnya karena yang ketiga adalah setan. [3]

Amir bin Rabiah Radhiyallahu anhu berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda:





Ketahuilah, tidak boleh seorang laki-laki berdua-duaan dengan seorang wanita yang tidak halal
baginya, karena yang ketiga adalah setan kecuali bersama mahramnya. (HR. Ahmad no:142)
dan hadits serupa dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu telah dituturkan di atas.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
.
: :

Jagalah dirimu dari masuk ke tempat kaum wanita. Seorang laki-laki dari Anshar bertanya;
Wahai Rasulullah, bagaimana dengan Al Hamwu? Beliau bersabda: Al Hamwu adalah
kematian. [4]
Maksud al-Hamwu adalah saudara laki-laki suami (ipar).
4. Pandangan Mata Liar
Jagalah hati, jangan dikotori dengan memandang wanita yang tidak halal yang membuka
sebagian atau seluruh auratnya. Begitu pula seorang wanita tidak boleh memandang laki-laki
yang membuka auratnya; baik di televisi, film atau lainnya, apalagi melihat secara langsung.
Maka setiap Muslim dan Muslimah berkewajiban untuk menahan pandangan, sebab hal itu
merupakan sumber fitnah, atau salah satu penyebab rusaknya hati dan menyimpangnya dari
kebenaran, berdasarkan firman Allah Azza wa Jalla :



Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat Katakanlah kepada wanita yang beriman:
Hendaklah mereka menahan pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka. [AnNuur/24 : 30-31]
Dalam Musnad Ahmad bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
.
Pandangan adalah satu anak panah di antara anak panah-anak panah Iblis [5]
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata: Pandangan merupakan panah dan utusan setan, maka
menjaga pandangan merupakan asas terpeliharanya kemaluan. Barangsiapa yang melepas
pandangannya berarti telah menjerumuskan dirinya dalam kehancuran. Nabi Shallallahu alaihi
wa sallam bersabda:

Wahai Ali, janganlah kamu mengikuti pandangan demi pandangan, karena kamu hanya memiliki
hak pada pandangan yang pertama dan tidak pada pandangan berikutnya.[6]
(Maksudnya adalah pandangan yang mendadak dan tidak sengaja).[7]

5. Mendengarkan Musik dan Nyanyian .


Perbuatan ini termasuk bagian tipu daya setan untuk menjerat orang-orang yang bodoh dan ahli
kebatilan. Di antaranya kebatilan itu adalah bertepuk tangan, bersiul, senang nyanyian dan alatalat musik yang haram; yang semuanya membuat manusia tenggelam dan tidak berdaya di
hadapan kefasikan dan kemaksiatan. Karena musik termasuk jampinya setan yang menjadi
penghalang dan penutup hati untuk mengenal Allah Azza wa Jalla . Musik merupakan ilham bagi
tindakan homoseksual dan perzinaan dan dengan musik orang fasik dan orang yang sedang
dilanda asmara hidup merana dan menghayal hingga ajal tiba.
Syaikhul Islam rahimahullah berkata: Nyanyian dan musik adalah mantra pembangkit zina,
karena ia faktor paling utama yang menyebabkab manusia terjatuh ke dalam perbuatan keji.
Sungguh! Laki-laki, anak-anak dan wanita atau seseorang yang sangat menjaga diri, tetapi
setelah mendengar musik, tidak mampu mengendalikan diri akhirnya berbuat kekejian, sehingga
condong kepadanya baik sebagai subyek atau obyek, seperti yang terjadi di kalangan para
pecandu khamr.[8]

:
:



Abu Mlik al-Asyary berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Sungguh akan ada sekelompok manusia dari ummatku meminum khamr, mereka memberi
nama dengan bukan namanya, mereka berdendang yang diiringi dengan musik dan para
biduanita, Allah Azza wa Jalla menenggelamkan mereka ke dalam bumi dan Allah Azza wa Jalla
merubah di antara mereka menjadi monyet dan babi.[9]
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata bahwa menurut sebagian Ulama jika hati sudah terbiasa
dengan kebiasaan menipu, makar dan fasik serta terwarnai dengan sifat secara lengkap maka
pelakunya bertingkah laku seperti hewan kera dan babi.[10]
Karenanya para remaja hendaknya berhati-hati terhadap salah satu penyakit akhlak yang
berbahaya yaitu menyenangi nyanyian-nyanyian atau tarian-tarian dengan berbagai cara dan
sarana yang mengakibatkan banyak para remaja tergila-gila.
6. Wanita Bepergian Tanpa Mahram
Di antara kebiasaan yang memicu terjadinya fitnah syahwat dan pergaulan bebas adalah
membiarkan wanita bepergian sejauh jarak qashar tanpa ditemani mahram, bahkan pergi
berduaan keliling kota. Imam Nawawi rahimahullah dalam syarah shahh Muslim menegaskan
kesimpulan, bahwa segala macam bepergian bagi wanita dilarang, kecuali bersama suami atau
mahramnya baik jarak tempuhnya tiga hari, dua hari, satu hari atau semisalnya. Hal itu
berdasarkan riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu yang menyebutkan larangan secara mutlak
sebagaimana Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:


Janganlah seorang wanita bepergian kecuali bersama dengan mahramnya.[Muttafaqun alaih].
Demikian itu mencakup semua bentuk safar.[11]
7. Bercengkerama Mesra dengan Lawan Jenis.
Menurut pantun Dari mana datangnya lintah, dari sawah turun ke kali, dari mana datangnya
cinta dari mata turun ke hati. Berawal dari pandangan mata yang menggoda, lalu hati bergetar
dan perasaan pun berbunga-bunga, maka gayung pun bersambut; sehingga timbul perasaan

cinta yang menggebu-nggebu. Keduanya begadang sampai larut malam . Akhirnya setan pun
tidak tinggal diam, sehingga keduanya pun melalukan perbuatan yang diharamkan. Allah Azza
wa Jalla melarang setiap bentuk pembicaraan dengan lawan jenis, seperti dalam firman-Nya:


Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginan orang yang ada penyakit
dalam hatinya. [al-Ahzb/33:32]
Akan tetapi, bukan berarti seorang wanita dilarang secara mutlak berbicara dengan laki-laki yang
bukan mahramnya, karena pembicaraan terkadang diperlukan. Namun harus berbicara dengan
serius seperlunya, baik tatkala berbicara langsung maupun lewat telepon. Pembicaraan telepon
bisa menimbulkan banyak madharat dan kerusakan karena suara wanita yang manja bisa
menggoda lawan bicara.
Hendaknya para remaja Muslim meninggalkan bentuk-bentuk pergaulan yang telah disebutkan di
atas, mengisi waktu dengan ilmu yang bermanfaat, beribadah dan berdawah di jalan Allah Azza
wa Jalla

Anda mungkin juga menyukai