Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIAN POTENSI EKONOMI DIBASIS TKI DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI


SULAWESI TENGAH

1. Latar Belakang
Pemilihan potensi ekonomi tidak semata-mata untuk tampil beda menurut ragam karakteristik
daerah, namun harus menjadi strategi akselerasi pembangunan daerah sendiri. Identifikasi potensi
ekonomi perlu memperhatikan enam kriteria, yakni (1) keterkaitan tingkatan pembangunan, (2)
keterkaitan antar sektor,(3) kontribusi terhadap sektor atau struktur ekonomi, (4) penyerapan tenaga
kerja, (5) daya dukung SDM dan teknologi dan (6) pertimbangan strategis non ekonomi. Salah satu
dari ke enam kriteria tersebut yang menjadi sorotan dari penelitian ini adalah peningkatan penyerapan
tenaga kerja.
Kabupaten Parigi Moutong merupakan daerah berbasis pertanian yang cukup menonjol
dibanding sektor lain. Sektor tersebut dapat dikembangkan menjadi tulang punggung perekonomian
dengan cara mengembangkan potensi ekonomi melalui pengembangan produk unggulan daerah
berbasis hasil pertanian. Pengembangan ini dapat dikembangkan dari sisi produksi dan juga orientasi
pemasaran. Produk-produk asli daerah tersebut dapat dikembangkan menjadi produk unggulan daerah
yang dapat mendukung perekonomian masyarakat setempat, sehingga juga memiliki multiplier effect
terhadap penyerapan tenaga kerja.
Tingginya potensi ekonomi terutama di sektor pertanian berbanding terbalik dengan
penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Parigi Moutong. Berdasarkan data pencari kerja yang terdaftar
di Disnakertrans Kabupaten Parigi Moutong terlihat jumlah pencari kerja yang tersalurkan masih sangat
sedikit dibandingkan jumlah pencari kerja yang terdaftar. Kondisi tersebut digambarkan oleh banyaknya
masyarakat di Kabupaten Parigi Moutong keluar dari wilayahnya untuk menjadi TKI di negara lain.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Pusat Penelitian dan Informasi (Puslitfo) Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), jumlah TKI yang mencari pekerjaan
di luar negeri berasal dari Kabupaten Parigi Moutong dalam empat tahun terakhir terus mengalami
peningkatan Tahun 2011 terjadi peningkatan jumlah TKI yang mencari pekerjaan diluar Kabupaten
Parigi Moutong dari 59 orang pada Tahun 2010 menjadi 241 orang Tahun 2011 atau peningkatannya
sebesar 308,47 persen untuk sektor informal sedangkan sektor formal dari 22 orang Tahun 2010
menjadi 49 orang pada Tahun 2011 atau peningkatannya sebesar 122,72 persen. Negara tujuannya
antara lain : Bahrain, Malasyia, Oman, Qatar, Saudi Arabia, Syria dan United Emirate Arab (UEA).
Berdasarkan dari beberapa uraian tersebut maka maksud dari penelitian ini adalah untuk mengkaji
Potensi Ekonomi di Basis TKI di Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Tujuan Penelitian
a. Memperoleh gambaran tentang potensi ekonomi yang dimiliki oleh basis-basis TKI di Kabupaten
Parigi Moutong.
b. Menemukan faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat Kabupaten Parigi Moutong lebih memilih
menjadi TKI dari pada mengolah Sumber Daya Alam yang tersedia melimpah.
c. Menemukan wirausaha yang cocok untuk dikembangkan oleh masyarakat Kabupaten Parigi
Moutong, sehingga tidak memilih menjadi TKI.
3. Hasil dan Pembahasan
Ringkasan Eksekutif

RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN POTENSI EKONOMI DIBASIS TKI DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI
SULAWESI TENGAH

3.1. Potensi Ekonomi


Sasaran pembangunan ekonomi wilayah dalam jangka panjang adalah terjadinya pergeseran
pada struktur ekonomi wilayah yang terjadi akibat pembangunan suatu wilayah, oleh karena itu
perencana pembangunan wilayah memanfaatkan sektor basis untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi. Salah satu indikator yang mampu menggambarkan keberadaan sektor basis melalui indeks
LQ (location quotient). Hasil analisis menunjukkan bahwa sub sektor tanaman pangan, sub sektor
perkebunan, sub sektor peternakan, dan sub sektor perikanan merupakan sektor basis yang ditandai
dengan indeks LQ > 1. Dengan kecenderungan perkembangan indeks LQ seperti itu dapat dikatakan
bahwa Kabupaten Parigi Moutong menjadi pengekspor untuk komoditas pertanian, sehingga dapat
dikatakan peran sektor pertanian sangat besar.
Selain perhitungan indeks LQ, penelitian ini juga menggunakan analisis hirarki proses untuk
menentukan potensi ekonomi setiap sektor usaha di Kabupaten Parigi Moutong. Potensi ekonomi lintas
sektor usaha yang menduduki peringkat pertama adalah komoditi kakao dari sektor perkebunan.
Selanjutnya diikuti secara berurutan komoditi kelapa dari sektor usaha perkebunan, komoditi rumput
laut dari sektor usaha perikanan, komoditi durian dari sektor usaha hortikultura dan jenis usaha
perdagangan kelontong dari usaha sektor perdagangan. Teridentifikasinya potensi ekonomi lintas sektor
tersebut mengindikasikan bahwa arah kegiatan perekonomian di kabupaten ini berbasis pada dua
sektor, yaitu sektor pertanian secara umum dan sektor perdagangan.
3.2. Gambaran Umum TKI Kabupaten Parigi Moutong
Hasil wawancara yang dihimpun dari responden yang pernah menjadi TKI diluar negeri
menunjukkan bahwa rata-rata umur TKI adalah 40 Tahun dan pekerjaan pokoknya adalah urusan
rumahtangga. Lapangan pekerjaan utama yang terdapat diwilayah responden TKI ini adalah pertanian
tanaman pangan (padi, tanaman pangan, sub sektor perkebunan (kakao, kelapa, dan cengkeh) dan
sub sektor perikanan. Awalnya informasi tentang pendaftaran TKI diperoleh dari perantara (calo) yang
mencari tenaga kerja ke desa-desa diwilayah Kabupaten Parigi Moutong. Faktor yang menyebabkan
responden menjadi TKI karena lapangan pekerjaan yang diwilayahnya tidak tersedia, keterampilan
yang dimiliki terbatas dan kalaupun ada hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok rumahtangganya,
sehingga responden bersedia menjadi TKI untuk mendapatkan pendapatan yang lebih besar dan
dipergunakan untuk modal usaha setelah kembali dari luar negeri. Lama waktu menjadi TKI yang
menjadi responden di Kabupaten Parigi Moutong adalah 2 Tahun (75 persen), 3-4 tahun 12 persen, dan
diatas 4 tahun 13 persen.
3.3. Pendapatan TKI di Kabupaten Parigi Moutong
Tingkat pendapatan TKI selama bekerja di luar negeri berkisar Rp. 1.250.000 sampai dengan
Rp. 3.000.000 perbulan. Pendapatan tertinggi diperoleh dari pekerjaan sebagai sopir kemudian disusul
pembantu rumah tangga. Semua responden yang memberikan informasi pernah bekerja sebagai TKI
di beberapa negara Arab seperti : Bahrain, Oman, Qatar, Saudi Arabia, Syria dan United Emirate Arab
(UEA). Jika dibandingkan dengan pendapatan sebelum menjadi TKI, ternyata lebih rendah yakni
Rp. 500.000 perbulan sampai dengan Rp. 1.100.000 perbulan. Pendapatan ibu rumah tangga yang
memiliki pekerjaan sampingan hanya 200.000 sampai denghan 300.000 per bulan.
Ringkasan Eksekutif

RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN POTENSI EKONOMI DIBASIS TKI DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI
SULAWESI TENGAH

Umumnya TKI yang kembali ke daerah asal bekerja sebagai petani dengan mengolah
usahatani mereka masing-masing sesuai potensi lahannya. Untuk mendorong agar mereka tidak
mempunyai keinginan untuk kembali menjadi TKI, karena alasan tidak memperoleh pendapatan yang
besar atau tidak tersedianya lapangan kerja maka upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah
memberdayakan potensi yang merupakan sektor unggulan di wilayah tersebut yakni sektor pertanian,
perkebunan dan perikanan-kelautan. Selain itu perlu dilakukan kegiatan yang lebih implementatif
terhadap eks TKI antara lain memberikan pelatihan dan sentuhan teknologi tepat guna untuk
mengolah hasil pertanian, perkebunan dan perikanan-kelautan yang berbasis agribisnis.
Bila diasumsikan rumahtangga TKI memiliki luas lahan kakao 0,5 ha dengan produksi 60
kg/bulan dengan harga kakao Rp. 17.000/kg maka pendapatan setiap bulan rumahtangga TKI adalah
Rp. 1.020.000, namun jika bahan baku kakao diolah menjadi produk olahan (bubuk kakao) dengan
harga Rp. 40.000/kg pendapatan rumahtangga TKI meningkat menjadi Rp. 1.680.000 atau besaran
presentase perubahan pendapatan 64,70 %. Selain peningkatan pendapatan, juga memiliki dampak
terhadap penyerapan tenaga kerja yang berasal dari rumahtangga TKI itu sendiri dan masyarakat
yang ada disekitarnya.
3.4. Angkatan Kerja, Penduduk yang bekerja dan Angka Pengangguran di Kabupaten Parigi
Moutong
Angkatan kerja yang ada di Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2009 sebesar 193.653 orang
yang terdiri dari 185.054 orang bekerja dan menganggur 8.599 orang atau dengan persentase tingkat
penggangguran 4,44 persen. Bila dilakukan pengembangan industri pengolahan yang menggunakan
bahan baku dari sektor pertanian maka akan berdampak pada pengurangan angka pengangguran di
Kabupaten Parigi Moutong dan dapat menekan minat masyarakat menjadi TKI.
Jika diasumsikan bahwa pertumbuhan industri pengolahan mampu menyerap tenaga kerja
sebesar 5 persen setiap tahunnya maka dalam waktu 10 Tahun kedepan angka pengangguran di
Kabupaten Parigi Moutong akan mengalami penurunan sebesar 50 persen (4.300 orang) atau dengan
kata lain masyarakat yang ingin mencari lapangan kerja didaerah dan negara lain dapat di kurangi.

3.5. Strategi Pengembangan Potensi Ekonomi dan Penanganan TKI di Kabupaten Parigi
Moutong
Beberapa uraian yang telah dikemukakan diatas menunjukkan bahwa Kabupaten Parigi
Moutong memiliki potensi ekonomi di sektor pertanian yang sangat besar namun penduduknya banyak
mencari pekerjaan diwilayah atau negara lain. Kondisi tersebut disebabkan kurangnya lapangan
pekerjaan karena kemampuan memiliki keterampilan. Salah satu alternatif solusi untuk meningkatkan
penyerapan tenaga kerja, Pertama, dalam jangka pendek dapat dilakukan melalui pengeluaran
pemerintah pada wilayah yang merupakan basis TKI, karena dengan kebijakan ini dapat menciptakan
lapangan pekerjaan sehingga mampu meningkatan pendapatan keluarga TKI dan dampak akhirnya
akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kedua, Dalam jangka panjang, strategi peningkatan
lapangan kerja tidak cukup hanya dengan bantuan pemerintah, tetapi harus dikaitkan dengan peranan
investasi untuk meningkatkan usaha ekonomi produktif, perbaikan infrastruktur vital di pedesaan,
akses terhadap faktor produksi dan teknologi baru, dan sebagainya. Tanpa peningkatan usaha ekonomi
Ringkasan Eksekutif

RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN POTENSI EKONOMI DIBASIS TKI DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI
SULAWESI TENGAH

maka tidak akan menciptakan penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan rumahtangga TKI.
Peningkatan usaha ekonomi produktif yang perlu dilakukan di Kabupaten Parigi Moutong Provinsi
Sulawesi Tengah adalah melalui pengembangan industri pengolahan hasil pertanian yang didukung
oleh bahan baku pertanian secara bersama-sama, dengan dukungan infrastruktur yang baik dan akses
faktor produksi yang mudah.
4. Kesimpulan dan Rekomendasi Kebijakan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas maka kesimpulan yang berkaitan dengan
penelitian potensi ekonomi di Basis TKI di Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah, yaitu :
1. Potensi ekonomi yang terdapat di Kabupaten Parigi Moutong terdapat pada sektor pertanian
khususnya sub sektor tanaman pangan, sub sektor perkebunan, dan sub sektor perikanan.
2. Potensi pengembangan ketiga sub sektor tersebut tersebar pada semua wilayah Kabupaten Parigi
Moutong.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat Kabupaten Parigi Moutong adalah tidak adanya
lapangan pekerjaan yang tersedia diwilayahnya dan mengharapkan pendapatan yang lebih besar.
4. Pengembangan industri pengolahan pertanian yang didukung bahan baku sektor pertanian terutama
pada sub sektor perkebunan khususnya pada tanaman kakao dan kelapa serta sub sektor
perikanan, pada pengembangan rumput laut dan budidaya keramba jaring apung merupakan
wirausaha yang paling baik untuk meningkatkan pendapatan dan meningkatkan penyerapan tenaga
kerja di Kabupaten Parigi Moutong.
Rekomendasi kebijakan yang dapat dikemukakan dari kajian Potensi Ekonomi di Basis TKI
di Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah :
1. Diharapkan Pemerintah daerah Kabupaten Parigi Moutong dapat melakukan pemetaan data
tenaga kerja.
2. Pemerintah daerah dapat membuat program yang implementatif berkaitan dengan tenaga kerja di
Kabupaten Parigi Moutong dan dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) seperti : penguatan kelembagaan, penguatan sektor unggulan dan juga
introdusir paket teknologi.
3. Pelibatan Perguruan Tinggi bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong dan
BNP2TKI dalam memberdayakan sumberdaya yang ada pada basis TKI di Parigi Moutong
termasuk memberikan pelatihan-pelatihan teknologi tepat guna (TTG) untuk meningkatkan
keterampilan TKI di sektor pertanian,perkebunan dan perikanan-kelautan.
4. Penciptaan lapangan kerja yang bersifat labor intensif, dengan menumbuhkembangkan industri
pengolahan hasil pertanian yang didukung oleh bahan baku sektor pertanian.
5. Aksesbilitas terhadap permodalan kepada rumahtangga yang bekerja pada industri pengolahan
hasil pertanian dan sektor pertanian, sehingga mampu menciptakan lapangan kerja dan akhirnya
akan meningkatkan pendapatan masyarakat.
6. Membentuk sebuah lembaga atau kelompok TKI, sehingga dapat membuka usaha ekonomi yang
akan memberi dampak terhadap penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan
masyarakat.

Ringkasan Eksekutif

Anda mungkin juga menyukai