Mengingat
Menetapkan
PERTAMA
:
:
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
Ditetapkan di : Ciwaringin
Pada tanggal : 22 September 2015
RS. SUMBER WARAS
Direktur
Tembusan :
1 Yth. Direktur PT. Sinarya Bersaudara.
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketepatan identifikasi pasien menjadi hal yang penting, bahkan berhubungan dengan
keselamatan pasien. Kesalahan karena keliru merupakan hal yang amat tabu dan sangat berat
hukumnya. Kesalahan karena keliru pasien dapat terjadi dalam semua aspek diagnosis dan
pengobatan. Perlu proses kolaboratif untuk memperbaiki proses identifikasi uuntuk
mengurangi kesalahan identifikasi pasien. Tidak semua pasien rumah sakit dapat
mengungkapkan identitas secara lengkap dan benar. Beberapa keadaan seperti pasien dalam
keadaan terbius, mengalami disorientasi, tidak sadar sepenuhnya, bertukar tempat tidur atau
kamar atau lokasi dalam rumah sakit atau kondisi lain dapat menyebabkan kesalahan dalam
identifikasi pasien. Proses identifikasi pasien perlu dilakukan dari sejak awal pasien masuk
rumah sakit yang kemudian identitas tersebut akan selalu dan dikonfirmasi dalam segala
proses di rumah sakit, seperti saat sebelum memberikan obat, darah atau produk darah atau
sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan, sebelum memberikan
pengobatan dan tindakan atau prosedur. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan
identifikasi pasien yang nantinya bisa berakibat fatal jika pasien menerima prosedur medis
yang tidak sesuai dengan kondisi pasien seperti salah pemberian obat, salah pengambilan
darah bahkan salah tindakan medis. Penyusunan kebijakan dan atau prosedur ini harus
dikerjakan untuk berbagai
Identifikasi adalah pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang buktibukti dari seseorang sehingga kita dapat menetapkan dan mempersamakan keterangan
tersebut dengan individu seseorang. Pasien adalah seorang individu yang mencari atau
menerima perawatan medis. Identifikasi pasien adalah suatu sistem identifikasi kepada
pasien untuk membedakan antara pasien satu dengan yang lain sehingga memperlancar atau
mempermudah dalam pemberian pelayanan kepada pasien.
C. Tujuan
Tujuan identifikasi pasien antara lain :
1. Untuk memberikan identitas pada pasien.
2. Untuk membedakan pasien.
3. Untuk menghindari kesalahan medis ( mal praktek ).
D. Kebijakan
Kebijakan identifikasi pasien di Rumah Sakit Sumber Waras adalah dengan menggunakan
dua cara, yaitu :
1. Dengan menyebutkan nama pasien, tanggal lahir, dan nomor registrasi.
2. Dengan mengunakan gelang identitas pasien
a. Gelang warna pink untuk pasien perempuan.
b. Gelang warna biru untuk pasien laki - laki.
c. Gelang warna merah untuk pasien mempunyai riwayat alergi.
d. Gelang warna kuning untuk pasien mempunyai resiko jatuh.
Identifikasi pasien tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
Identifikasi pasien juga dilakukan pada pasien koma atau tidak sadar, pasien dengan
gangguan jiwa, dan pasien yang tanpa identitas. Kebijakan identifikasi tersebut juga
dilakukan di lokasi berbeda dalam rumah sakit seperti pelayanan rawat jalan, UGD, VK
(kamar bersalin), dan kamar operasi.
Saat pemasangan gelang identifikasi petugas harus :
1. Jelaskan manfaat gelang pasien.
2. Jelaskan bahaya untuk pasien yang menolak, melepas, menutupi gelang.
3. Meminta pasien untuk mengingatkan petugas bila akan melakukan tindakan atau
memberi obat, bila tidak mengkonfirmasi nama dan mengecek gelang identifikasi.
E. Identifikasi Pasien Khusus
1. Prosedur identifikasi neonatus
a. Neonatus menggunakan gelang identifikasi yang tercantumkan nama bayi, tanggal
lahir bayi, nomor rekam medik dan nomor rekam medik Ibu.
b. Gelang pasien neonatus berisi identifikasi ibu yang melahirkan pasien jika nama
pasien belum teregistrasi.
c. Setelah nama neonatus teregistrasi, identifikasi mengenai ibu pasien dapat diganti
dengan identifikasi pasien tersebut.
d. Gelang identifikasi warna pink untuk bayi perempuan dan warna biru untuk laki laki.
Prosedur identifikasi pasien anak
a. Gelang identifikasi anak berisi nama pasien, tanggal lahir dan nomor rekam medis
b. Gelang identifikasi untuk anak perempuan pink dan biru untuk laki - laki.
3. Prosedur identifikasi pasien dengan alergi
a. Pasien harus di pastikan memilik riwayat alergi atau tidak sebelum di rawat inap.
b. Gelang identifikasi alergi berwarna merah dikenakan di salah satu pergelangan
2.
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan identifikasi pasien ini diterapkan kepada semua pasien Instalasi Rawat Inap, rawat
jalan, pasien Instalasi Gawat Darurat dan pasien yang akan menjalani suatu prosedur.
Pelaksana panduan ini adalah para tenaga kesehatan (medis, perawat, farmasi, bidan, dan
tenaga kesehatan lainnya), staf di ruang rawat, staf administratif, dan staf pendukung yang
bekerja di rumah sakit.
A. Prinsip
1. Semua pasien rawat inap yang akan menjalani suatu prosedur harus diidentifikasi dengan
benar saat masuk rumah sakit dan selama masa perawatannya. Identifikasi menggunakan
nama pasien, tanggal lahir dan nomor rekam medis. Pengecualian prosedur identifikasi
dapat dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan pasien di IGD, ICU, dan kamar operasi
dengan tetap memperhatikan data pada gelang pengenal/ identitas pasien.
2. Gelang pengenal/ identitas pasien berisi data : nama lengkap pasien, tanggal lahir
dan nomor rekam medis.
3. Tujuan utama gelang pengenal pasien ini adalah untuk mengidentifikasi pemakainya.
4. Proses verifikasi identitas pasien dilakukan pada saat :
a. Sebelum pemberian transfusi darah
b. Sebelum pengambilan darah atau spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
(laboratorium, rontgen)
c. Sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur lainnya.
d. Sebelum pemberian obat
Kebijakan dan prosedur mendukung proses identifikasi yang konsisten pada semua
situasi dan lokasi.
Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan
pasien di IGD, ICU dan kamar operasi dengan tetap memperhatikan data pada gelang
identitas pasien.
B. Kewajiban dan Tanggung Jawab
1. Seluruh Staf Rumah Sakit
Memahami dan menerapkan prosedur identifikasi pasien. Memastikan identifikasi pasien
yang benar ketika pemberian obat, darah, atau produk darah, pengambilan
darah/spesimen, pemeriksaan klinis, radiologi atau tindakan lain. Melaporkan kejadian
salah identifikasi pasien, termasuk hilangnya gelang pengenal ke kepala ruangan
kemudian didokumentasikan untuk dilaporkan ke Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit (KKP-RS).
a. Memantau dan memastikan panduan identifikasi pasien dikelola dengan baik oleh
Kepala Instalasi.
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan identifikasi pasien.
BAB III
TATA LAKSANA
A. Prosedur Pemakaian Gelang Pengenal
1. Semua pasien harus diidentifikasi dengan benar sebelum pemberian obat, darah, atau
produk darah, pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis atau
pemberian pengobatan atau tindakan lain.
2. Pakaikan gelang pengenal di pergelangan tangan atau kaki pasien, jelaskan dan pastikan
gelang tepasang dengan baik dan nyaman untuk pasien.
3. Pada situasi di mana tidak dapat dipasang di pergelangan kaki atau tangan, gelang
pengenal akan ditempel di sampul rekam medis.
4. Gelang pengenal hanya boleh dilepas saat pasien keluar/pulang dari rumah sakit oleh
perawat.
5. Gelang pengenal pasien sebaiknya mencakup 3 detail wajib yang dapat mengidentifikasi
pasien, yaitu:
a. Nama pasien
b. Tanggal lahir
c. Nomor rekam medis
6.
7.
8.
9.
Detail lainnya adalah warna gelang pengenal sesuai jenis kelamin pasien.
Nama tidak boleh disingkat, nama harus sesuai dengan yang tertulis di rekam medis.
Tulisan harus jelas, terbaca dan tidak mudah terhapus menggunakan tinta permanen.
Jangan pernah mencoret dan menulis ulang di gelang pengenal,ganti gelang pengenal jika
2. Semua pasien harus ditanyakan mengenai alergi yang dimiliki. Jika pasien memiliki
alergi diberikan gelang pengenal berwarna merah, tulis dengan jelas alergi pada gelang
tersebut. Riwayat alergi pasien harus dicatat di rekam medis
3. Pasien memiliki risiko jatuh, diberikan gelang identitas pasien berwarna kuning.
4. Gelang ungu untuk pasien DNR
C. Prosedur Yang Membutuhkan Identifikasi Pasien Dengan Benar
Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan identifikasi pasien:
1. Pemberian obat-obatan.
2. Prosedur pemeriksaan radiologi
3. Intervensi pembedahan dan prosedur invasif lainnya.
4. Transfusi darah.
5. Pengambilan sampel (misalnya darah, tinja, urin, dan sebagainya).
6. Transfer pasien.
7. Konfirmasi kematian.
D. Konfirmasi identifikasi
Para staf Rumah Sakit harus mengkonfirmasi identifikasi pasien dengan benar dengan
menanyakan nama pasien kepada pasien/ keluarga /pengantar bila ada dan mencocokkan/
membandingkannya nama dan nomor rekam medik dengan data yang tercantum di rekam
medis dan gelang pengenal.
E. Identifikasi Pasien Yang Menjalani Prosedur Pemeriksaan Radiologi
1. Operator harus memastikan identitas pasien dengan benar sebelum melakukan prosedur
dengan cara:
a. Meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap dan nomor rekam medis.
b. Periksa dan bandingkan data pada gelang pengenal dengan rekam medis. Jika data
yang diperoleh sama, lakukan prosedur.
c. Jika terdapat 2 pasien di departemen radiologi dangan nama yang sama, periksa
ulang identitas dengan melihat alamat rumahnya.
2. Jika data pasien tidak lengkap, informasi lebih lanjut harus diperoleh sebelum pajanan
radiasi (exposure) dilakukan.
F. Identifikasi Pasien Yang Menjalani Tindakan Operasi
1. Petugas di kamar operasi harus mengkonfirmasi identitas pasien
2. Jika diperlukan untuk melepas gelang pengenal selama dilakukan operasi, tugaskanlah
seorang perawat di kamar operasi untuk bertanggungjawab melepas dan memasang
kembali gelang pengenal pasien.
3. Gelang pengenal yang dilepas harus ditempelkan di depan rekam medis pasien.
G. Prosedur Pengambilan Dan Pemberian Produk/Komponen Darah
1. Identifikasi, pengambilan, pengiriman, penerimaan, dan penyerahan komponen darah
(transfusi) merupakan tanggungjawab petugas yang mengambil darah.
2. Dua orang staf Rumah Sakit yang kompeten harus memastikan kebenaran: data
demografik pada kantong darah, jenis darah, golongan darah pada pasien dan yang tertera
pada kantong darah, waktu kadaluarsanya, dan identitas pasien pada gelang pengenal.
3. Staf Rumah Sakit harus meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap dan nomor
rekam medis.
4. Jika staf Rumah Sakit tidak yakin/ragu akan kebenaran identitas pasien, jangan lakukan
transfusi darah sampai diperoleh kepastian identitas pasien dengan benar.
1. Pasien yang meninggal di ruang rawat rumah sakit harus dilakukan konfirmasi terhadap
identitasnya dengan gelang pengenal dan rekam medis (sebagai bagian dari proses
verifikasi kematian).
2. Satu salinan surat kematian harus ditempelkan di kain kafan/ diserahkan keluarganya.
Salinan kedua harus ditempelkan di kantong jenazah (body bag) apabila pasien dengan
penyakit menular. Salinan ketiga disimpan di rekam medis pasien.
N. Prosedur Melepas Gelang Pengenal
1. Gelang pengenal hanya dilepas saat pasien pulang atau keluar dari rumah sakit.
2. Yang bertugas melepas gelang pengenal adalah perawat yang bertanggungjawab terhadap
pasien selama masa perawatan di rumah sakit.
3. Gelang pengenal dilepas setelah semua proses selesai dilakukan. Proses ini meliputi:
pemberian obat-obatan kepada pasien dan pemberian penjelasan mengenai rencana
perawatan selanjutnya kepada pasien dan keluarga.
4. Gelang pengenal yang sudah tidak dipakai harus digunting menjadi potongan-potongan
kecil sebelum dibuang ke tempat sampah medis (kantong plastik warna kuning).
5. Terdapat kondisi-kondisi yang memerlukan pelepasan gelang pengenal sementara (saat
masih dirawat di rumah sakit), misalnya lokasi pemasangan gelang pengenal
mengganggu suatu prosedur. Segera setelah prosedur selesai dilakukan, gelang pengenal
dipasang kembali.
6. Pada pasien yang meninggal, gelang pengenal di lepas di kamar jenazah oleh petugas
kamar jenazah.
BAB IV
DOKUMENTASI
A. Pelaporan Insiden/Kejadian Kesalahan Identifikasi Pasien
1. Setiap petugas yang menemukan adanya kesalahan dalam identifikasi pasien harus segera
melapor kepada kepala ruangan di ruang rawat/instalasi tersebut, kemudian melengkapi
laporan insiden.
3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan identifikasi pasien akan dipantau dan
ditindaklanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.
Melalui IGD
BAB V
PENUTUP
Demikian Buku Panduan Identifikasi Pasien dibuat sejalan dengan semakin meningkatnya
tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di rumah sakit maka pelaksanaan kegiatan Identifikasi
Pasien di rumah sakit sangat penting. Melalui panduan identifikasi pasien ini diharapkan terjadi
penekanan/penurunan insiden sehingga dapat lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap RS Sumber Waras. Panduan identifikasi pasien merupakan never ending proses, karena
itu diperlukan budaya termasuk motivasi yang cukup tinggi untuk bersedia melaksanakan
identifikasi pasien secara benar, berkesinambungan dan berkelanjutan.