Eni Hayani1
dan menjadi mudah larut dalam air dingin atau air panas
(Zeijlstra, 1943).
Mutu gambir antara lain ditentukan oleh kadar catechin.
Analisis kadar catechin dilakukan dengan metode SP-SMP337-1980 (Standar Departemen Perdagangan, 1980). Pada
prosedur ini digunakan alat ultrasonic bath sebagai alat
pengekstrak dengan etil asetat sebagai pelarut. Percobaan ini
bertujuan untuk membandingkan hasil analisis kadar
catechin dengan menggunakan tiga macam alat pengekstrak,
yaitu ultrasonic bath, hot plate, dan shaker.
279
E c 279
Ws
W
x 100
E t 279
Ec 279
Ws
Alat pengekstrak
Ultrasonic Bath
Hot Plate
Shaker
72,63
87,89
71,80
50,34
56,86
44,46
60,18
81,33
58,14
Karakteristik
Bantuk
Wa r n a
Kadar air (%)
Kadar abu (%)
Kadar bahan tidak larut
dalam air (%)
Kadar bahan tidak larut
dalam alkohol (%)
Contoh
A
Seragam Seragam
Seragam Seragam
Kuning Kuning
Kuning Kuning
kecokelatan
16,39
15,50
16,51
15,30
1,55
3,86
3,21
6,13
36,85
34,84
31,46
34,17
15,20
19,14
14,70
15,91
32
D
64,11
88,31
57,86
Tabel l. Kadar catechin gambir yang dihasilkan dengan menggunakan tiga macam alat pengekstrak
Kadar
Kadar
Bahan
Kadar
Mutu 1
air (%)
abu (%)
tidak larut dalam alkohol (%)
catechin (%)
Maks 1 7 , 0
Maks 7,0
Maks 1 2 , 0
Min 4 0 , 0
KESIMPULAN
Kadar catechin gambir tertinggi diperoleh dengan menggunakan pengekstrak hot plate. Dengan adanya pemanasan
pada alat ini, reaksi yang terjadi akan lebih sempurna.
Buletin Teknik Pertanian Vol. 8. Nomor 1, 2003
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 1985. Standarisasi Perdagangan Gambir SP-43-1976.
(Revisi Pebruari 1985). Departemen Perdagangan, Jakarta.
Nasrun, N., H. Idris, dan H. Syamsu. 1997. Pemanfaatan daun
gambir sebagai pestisida nabati untuk pengendalian penyakit
kanker batang pada tanaman kayu manis. Prosiding Kongres
Nasional XIV Perhimpunan Fitopatologi Indonesia, Palembang, 27-29 Oktober 1997. hlm 480-482.
33