Anda di halaman 1dari 3

entingnya Desain Pembelajaran

Pengembangan kualitas sumber daya manusia menjadi prioritas utama pembangunan


bangsa Indonesia, yang langkah awalnya dimulai dari sektor pendidikan. Visi besar ini
merupakan tantangan pada dunia pendidikan, sekaligus harapan akan terciptanya manusia
Indonesia yang dapat berkompetisi secara global di berbagai sektor kehidupan dunia. Sesuai
dengan pendapat Mulyasa (2009: 7) yang mengatakan,pada dasarnya pendidikan bertujuan
mengembangkan kemampuan dan potensi manusia sehingga dapat hidup layak, baik sebagai
pribadi maupun sebagai anggota masyarakat dan diharapkan mampu menghasilkan SDM
berkemauan dan berkemampuan untuk senantiasa meningkatkan kualitasnya secara terus
menerus dan berkesinambungan (continuous quality improvement). Dengan arti lain,
pendidikan diharapkan dapat memperbaiki kualitas sumber daya manusia, dan akhirnya
mengoptimalkan seluruh potensi yang ada menjadi lebih baik. Lebih jauh Supardi (2013: 45),
mengatakan, Education is successful when it produces positive change both in terms of
knowledge, skills, behaviors and attitudes on students toward maturity and can be used in
social life.
Pembelajaran merupakan pusat dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
oleh guru dan peserta didik. Pembelajaran dikatakan efektif dan efisien jika peserta didik
mampu menyerap, mengaplikasikan, bahkan mengembangkan ilmu yang diperoleh dari
gurunya. Akan tetapi, dewasa ini proses pembelajaran tidak berjalan sesuai dengan teori yang
seharusnya. Pembelajaran cenderung berjalan seadanya, atau dapat dikatakan tanpa
perencanaan kegiatan yang matang. Guru, sebagai unsur vital proses pembelajaran terlihat
enggan untuk merancang sebuah proses pembelajaran yang menyenangkan, dan tentu saja
sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Inti dari perancangan desain pembelajaran
adalah menentukan tujuan pembelajaran, dan diikuti oleh kegiatan-kegiatan lain
sehubungan dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan di awal.
Joice dan Weil (Suparman, 2012: 9) menyatakan definisi pengajaran: a process by
which teacher and students create a shared environment including sets of values and beliefs
(agreement about what is important) which in turn color their view of reality. Dari definisi ini
jelas terungkap bahwa perlu ada kerjasama antara guru dengan murid untuk merancang
proses pembelajaran, menyatukan pendapat dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan
pembelajaran itu sendiri. Akan tetapi, istilah pengajaran mulai ditinggalkan karena dianggap
terlalu berpusat pada guru sebagai pengajar, sehingga istilah ini digantikan dengan
pembelajaran. Gagne dan Briggs (Suparman, 2012: 10) mengungkapkan bahwa pembelajaran
adalaha set of events which affect learners in such a way that learning is facilitated. Atau
dapat dikatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian aktifitas yang mempengaruhi
peserta didik sehingga mengalami perubahan, baik dari sisi hasil belajar secara kognitif
ataupun secara afektif dan psikomotorik.
Pembelajaran sebagai sebuah sistem tentunya melibatkan banyak komponen, yang
secara keseluruhan bekerja baik secara individu maupun bersama-sama, dan menciptakan
sinergi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Secara umum, proses pembelajaran yang
didukung oleh banyak komponen, diharapkan mampu meningkatkan potensi dan kompetensi
yang dimiliki oleh peserta didik. Peserta didik tentunya telah memiliki kemampuan awal,
perilaku awal, dan potensi, sehingga saat masuk dalam proses pembelajaran, peserta didik
dapat berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Lebih jelas diungkapkan Suparman

(2012: 64), kompetensi awal peserta didik ditingkatkan menjadi kompetensi lulusan melalui
proses pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan pendekatan sistem. Istilah
kompetensi sebenarnya berbeda dengan kemampuan. Dimana letak perbedaannya? Perbedaan
antara kompetensi dan perbedaan diuraikan melalui tabel 1. Proses pembelajaran yang baik
bertujuan mengembangkan kompetensi peserta didik, tidak hanya mengembangkan
kemampuan peserta didik.
Tabel 1. Contoh Perbandingan Kemampuan dan Kompetensi
No
.
1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.

Kemampuan dalam kawasan


No.
Kompetensi
pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang disebut kompetensi
dasar
Kemampuan menjelaskan cara 1. Membuat proposal penelitian
membuat proposal penelitian
yang baik
Kemampuan
cara
menulis 2. Membuat laporan penelitian
laporan penelitian
yang baik
Kemampuan membandingkan 3. Membuat
rancang
bangun
cara membuat rancang bangun
gedung perkotaan dan pedesaan
gedung
perkotaan
dengan
yang baik
pedesaan yang baik
Menguraikan cara penggunaan 4. Menggunakan
perlatan
peralatan laboratorium fisika
laboratorium fisika dengan baik
dengan baik
Menjelaskan cara menendang 5. Menendang bola dengan teknik
bola dengan teknik tendangan
tendangan pisang dengan baik
pisang yang baik
Menguraikan
dengan
jelas 6. Berperilaku sopan santun dalam
tentang cara bersopan santun
kehidupan bermasyarakat
dalam kehidupan bermasyarakat
Menguraikan bentuk perilaku 7. Bergotong royong sesuai ajaran
gotong royong sesuai ajaran
Pancasila dengan baik
Pancasila dengan baik

Sumber: Suparman (2012: 73)

Sebelum membahas lebih jauh mengenai desain pembelajaran, perlu diperkenalkan


beberapa istilah teknis (operasional) yang penting untuk diketahui, khususnya untuk guru
yang ingin mendalami desain pembelajaran. Suparman (2012: 7) mengungkapkan beberapa
istilah teknis teknologi pendidikan, diantaranya: 1) Instruction atau pembelajaran, bukan
instruksi dan perintah; 2) Instructional goal atau tujuan instruksional umum (TIU);
3) Instructional
objective atau
tujuan
instruksional
khusus
(TIK);
4) Competencydan competence atau kompetensi dan kompeten; 5) Instructional content atau
isi instruksional; 6)Instructional materials atau bahan instruksional; 7) Assesment
instrument atau instrumen penilaian; 8)Teaching atau pengajaran; 9) Learner atau pembelajar
atau peserta didik; 10) Behavior atau perilaku; dan 11) Attitute atau sikap.
Gagne, Wager, Golas, & Keller (Suparman, 2012: 8) mengemukakan enam asumsi
dasar dalam desain instruksional, diantaranya: 1) desain instruksional dimaksudkan untuk
membantu individu belajar; 2) belajar adalah proses kompleks yang dipengaruhi oleh banyak
variabel yang saling terkait seperti ketekunan, waktu belajar, kualitas pembelajaran,
kecerdasan, bakat, dan kemampuan belajar peserta didik; 3) model desain instruksional dapat
diaplikasikan pada banyak tingkatan (levels), seperti perencanaan pembelajaran untuk

kegiatan satu hari atau beberapa hari lokakarya, atau pengembang kurikulum suatu program
studi; 4) desain adalah proses interaktif dengan melibatkan peserta didik (prinsip learnercentered); 5) desain instruksional itu sendiri adalah suatu proses yang terdiri dari sejumlah
sub proses, mulai dari perumusan tujuan sampai evaluasi terhadap program atau produk
instruksional; dan 6) berbeda jenis hasil belajar yang diharapkan menuntut perbedaan jenis
kegiatan instruksional, artinya bahwa hasil belajar merupakan acuan untuk mendesain
kegiatan instruksional. Dari keenam asumsi di atas, dapat dijelaskan bahwa desain
instruksional adalah suatu proses pengembangan dengan pendekatan sistem (system
approach) yang melibatkan satu tim pendesain (designer), ahli materi, ahli evaluasi, dan
personalia produksi, serta bertujuan untuk membantu peserta didik dalam proses dan hasil
belajar.
Proses Desain Pembelajaran
Seperti telah diuraikan pada bagian sebelumnya, bahwa ada cukup banyak model
pengembangan desain pembelajaran yang dapat digunakan dalam perancangan proses
pembelajaran. Dua model pengembangan desain pembelajaran terkini yang masih
bersesuaian adalah The Systematic Design of Instruction (gambar 1), karya Walter, Lou and
Carey (2009), dan Model Pengembangan Instruksional (gambar 2), karya Suparman (2012).
Gambar 1. The Systematic Design of Instruction
Sumber: Walter, Lou and Carey (2009: 1)

Gambar 2. Model Pengembangan Instruksional


Sumber: Suparman (2012: 116)

Desain pembelajaran memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran, hal ini
dimungkinkan karena dengan merancang desain pembelajaran, seorang desainer (dalam hal ini guru) memiliki
peran vital dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan memiliki kesadaran akan
pentingnya tujuan pembelajaran, maka guru akan berupaya untuk melakukan berbagai aktifitas dalam rangka
mewujudkan tujuan pembelajaran, seperti merumuskan bahan instruksional, memilih strategi instruksional,
memilih media dan alat pembelajaran, merancang alat evaluasi, dan lain sebagainya.
Dengan kesadaran dan keinginan dari guru untuk merancang desain pembelajaran yang berkualitas, diharapkan
proses pembelajaran akan berlangsung secara menyenangkan, menarik, dan tentu saja berorientasi pada tujuan
umum yang ingin dicapai. Dampaknya, secara langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Amin.
Selamat belajar dan merancang desain pembelajaran terbaik untuk peserta didik dimanapun kita berada.

Anda mungkin juga menyukai