Praktikum 1
Praktikum 1
PENDAHULUAN
A. Tujuan Percobaan
1. Mengidentifikasi senyawa obat secara kualitatif.
2. Mengetahui spesifikasi senyawa obat dalam berbagai macam reaksi
kualitatif.
B. Dasar Teori
Obat adalah zat aktif berasal dari nabati, hewani, kimiawi alam maupun
sintesis dalam dosis atau kadar tertentu dapat dipergunakan untuk preventif
(profilaksis), rehabilitasi, terapi, diagnosa terhadap suatu keadaan penyakit
pada manusia maupun hewan. Namun zat aktif tersebut tidak dapat
dipergunakan begitu saja sebagai obat, terlebih dahulu harus dibuat dalam
bentuk sediaan seperti pil, tablet, kapsul, sirup, suspensi, supositoria, salep dan
lainlain (Jas, 2007).
Berikut merupakan pengertian obat secara khusus :
1. Obat jadi, adalah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk
serbuk, tablet, pil, kapsul, supositoria, cairan, salep atau bentuk lainnya
yang mempunyai teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku
resmi lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
2. Obat paten, yaitu obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama
si pembuat yang dikuasakannya dan dijual dalm bungkus asli dari pabrik
yang memproduksinya.
3. Obat baru, yaitu obat yang berkhasiat ataupun tidak berkhasiat, misalnya
lapisan, pengisi, pelarut, pembantu atau komponen lain yang belum
dikenal sehingga tidak diketahui khasiat dan kegunaannya.
4. Obat asli, yaitu obat yang didapat langsung dari bahan bahan alami
Indonesia, terolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan
dalam pengobatan tradisional.
5. Obat tradisional, yaitu obat yang didapat dari bahan alam (mineral,
tumbuhan atau hewan), terolah secara sederhana atas dasar pengalaman
dan digunakan dalam pengobatan tradisional.
6. Obat esensial, yaitu obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan masyarakat terbanyak
7. Obat generik, yaitu obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam FI
untuk zat berkhasiat yang dikandungnya (Syamsuni, 2006).
Meskipun obat dapat menyembuhkan penyakit, tetapi masih banyak juga
orang yang menderita akibat keracunan obat. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa obat dapat bersifat sebagai obat dan dapat juga bersifat sebagai racun.
Obat itu bersifat sebagai obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu
penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat. Jadi, apabila obat salah digunakan
dalam pengobatan atau dengan dosis yang berlebihan maka akan menimbulkan
keracunan. Dan bila dosisnya kecil maka kita tidak akan memperoleh
penyembuhan (Anief, 1991).
Untuk menghasilkan efek farmakologi atau efek terapi, obat harus
mencapai tempat aksinya dalam konsentrasi yang cukup untuk menimbulkan
respon. Tercapainya konsentrasi obat tergantung pada keadaan dan kecepatan
obat diabsorpsi dari tempat pemberian dan distribusinya oleh aliran darah ke
bagian yang lain dari badan (Anif, 1990).
Obat tradisional merupakan bahan atau ramuan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman. Sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, obat tradisional dilarang menggunakan bahan kimia
hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat, narkotika atau psikotropika dan
hewan atau tumbuhan yang dilindungi (Badan Pengawasan Obat & Makanan
RI, 2006).
Salah satu prinsip kerja obat tradisional adalah proses (reaksinya) yang
lambat (namun bersifat konstruktif), tidak seperti obat kimia yang bisa
langsung bereaksi (tapi bersifat kuratif). Hal ini karena obat tradisional bukan
senyawa aktif. Karena itu jika efek kesembuhan langsung muncul begitu obat
tradisional diminum, maka layak dicurigai karena pasti ada sesuatu. Itulah yang
terjadi pada obat obatan tradisional yang diberi obat obat kimia. Tanpa
penelitian, dimasukkan begitu saja sehingga menjadi berbahaya karena
dosisnya tidak diketahui dan tanpa pengawasan dokter (Vapriati, 2009).
2 | Page
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
3 | Page
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
Misalnya
jamu
yang
mengandung
fenilbutazon
dapat
menyebabkan
peradangan lambung dan dalam jangka panjang akan merusak hati dan ginjal
(Badan Pengawasan Obat & Makanan RI, 2010).
Menurut peraturan peringatan nomor K.H.00.01.1.5116 tentang Obat
Tradisional mengandung Bahan Kimia Obat (BKO), mengonsumsi obat
tradisional dengan mengandung bahan kimia obat keras dapat membahayakan
kesehatan bahkan mematikan. Pemakaian obat keras harus melalui resep
dokter. BKO merupakan senyawa sintetis atau bisa juga produk kimiawi yang
berasal dari bahan alam yang umumnya digunakan untuk pengobatan modern.
Penggunaan BKO pada pengobatan modern selalu disertai takaraan atau dosis,
aturan pakai yang jelas dan peringatan peringatan akan bahaya dalam
penggunaannya demi menjaga keamanan penggunanya (Badan Pengawasan
Obat & Makanan RI, 2010).
4 | Page
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
BAB II
METODE PERCOBAAN
A. Instrumen Penelitian
1. Alat
a. Pipet Tetes
b. Tabung Reaksi
c. Rak Tabung Reaksi
d. Gelas Beaker 50 ml
e. Gelas Beaker 250 ml
f. Batang Pengaduk
g. Kaca Arloji
h. Erlenmeyer 250 ml
i. Labu Ukur 10 ml
j. Labu Ukur 100 ml
k. Bunsen
l. Botol Semprot
m. Pipet Volume 1 ml
n. Pipet Ukur 5 ml
o. Ball Pipet
p. Penjepit Kayu
2. Bahan
a. Asam Mefenamat
b. Kloramfenikol
c. Paracetamol
d. Piridoksin Hidroklorida (Vitamin B6)
e. Antalgin
f. Tetrasiklin
g. Etanol
h. Natrium Hidroksida
5 | Page
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
i. HCl Encer
j. Asam Sulfat Pekat
k. FeCl3 1%
l. FeCl3 5%
m. FeCl3 10%
n. Aquades
o. Sampel Obat Tradisional (Kapsul Kunyit Putih)
B. Prosedur Kerja
1. Identifikasi Asam Mefenamat
10 mg zat dilarutkan dalam 2 ml etanol + 4 tetes FeCl 3 1% akan terjadi
perubahan warna menjadi ungu.
2. Identifikasi Kloramfenikol
10 mg zat + 2 g NaOH + 3 ml aquades, didihkan sehingga akan menjadi
warna kuning.
3. Identifikasi Paracetamol
a. 10 mg zat dalam 2 ml aquades + 4 tetes FeCl 3 10% akan berwarna biru
ungu muda.
b. 100 mg zat dalam 10 ml aquades + 1 ml FeCl3 5% akan berwarna biru
violet.
4. Identifikasi Piridoksin Hidroklorida (Vitamin B6)
10 mg zat dalam 2 ml aquades + 4 tetes FeCl3 10% akan berwana merah.
5. Identifikasi Antalgin
3 ml larutan zat 10% dalam air + 2 ml HCl encer + 1 ml FeCl 3 5% akan
berwarna biru, dibiarkan menjadi warna merah, dibiarkan menjadi tidak
berwarna.
6 | Page
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
6. Identifikasi Tetrasiklin
1,5 mg zat direaksikan dengan 5 ml asam sulfat pekat, terbentuk warna
ungu. Setelah ditambah 3 tetes larutan FeCl 3 1%, warna berubah menjadi
cokelat atau merah cokelat.
Skema Prosedur Kerja
1. Identifikasi Asam Mefenamat
10
+
+
mg
zat
2 ml etanol,
larutkan
4
tetes
1%
FeCl 3
Amati
perubahan
warna
2. Identifikasi Kloramfenikol
10
+
mg
g
zat
NaOH
+ 3 ml
aquades
Didihkan
Amati
perubahan
warna
7 | Page
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
3. Identifikasi Paracetamol
Paracetamol (A)
Paracetamol (B)
10 mg zat
100 mg zat
+ 2 ml aquades
+ 10 ml aquades
+ 1 ml FeCl3 5%
Amati perubahan
warna
Amati perubahan
warna
10
mg
zat
+ 10 ml
aquades
+ 4 tetes
FeCl3 10%
Amati
perubahan
warna
8 | Page
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
5. Identifikasi Antalgin
Larutan
Larutan zat
10%
10% dalam
dalam
aquades
Pipet
+
1
1
ml
ml
HCl
encer (1 N)
+ 1 ml
FeCl 3
5%
5%
Am ati
Amati
perubahan
perubahan
warna
6. Identifikasi Tetrasiklin
1,5
+
mg
zat
ml H 2SO4
pekat
Amati
perubahan
warna
+ 3 tetes
larutan FeCl 3
1%
Amati
perubahan
warna
9 | Page
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan hasil percobaan uji organoleptis serta uji identifikasi bahan
kimia obat dalam obat tradisional yang menggunakan metode analisis kualitatif
pada sampel dan baku pembanding diperoleh hasil pada tabel berikut :
Tabel 1 Uji Organoleptis
Bentuk
Warna
Bau
Rasa
Serbuk
Kuning
Pahit
Bahan
Perlakuan
Hasil
10 mg bahan dalam
Asam Mefenamat
1
Kapsul Kunyit Putih
2 ml etanol
+
4 tetes FeCl3 1%
(+) Ungu
(-) Kuning
10 mg bahan
Kloramfenikol
2 g NaOH
+
3 ml aquades
Kapsul Kunyit Putih
(-) Cokelat
Dididihkan
10 mg bahan
Parasetamol (A)
Kapsul Kunyit Putih
Parasetamol (B)
dalam 2 ml aquades
+
4 tetes FeCl3 10%
100 mg bahan
dalam 10 ml aquades
10 | P a g e
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
+
1 ml FeCl3 5%
10 mg bahan
dalam 10 ml aquades
+
4 tetes FeCl3 10%
Larutan bahan 10% dalam
aquades
Antalgin
(-) Cokelat
(+) Merah
(-) Kuning
(+) Biru, detik ke
25 menjadi merah
dan setelah 1 menit
Pipet 3 ml
+
menjadi
tidak
berwarna
2 ml HCl encer (1 N)
+
1 ml FeCl3 5%
(-)
Cokelat
selanjutnya
ada
Diamkan beberapa saat
dan
tidak
perubahan
warna
+
5 ml asam sulfat pekat
Ungu,
kemudian
setelah
ditambahkan
tetes
FeCl3
menjadi
1%
merah
cokelat
7
perubahan warna
11 | P a g e
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
12 | P a g e
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
B. Pembahasan
Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh
semua makhluk untuk bagian dalam maupun bagian luar, guna mencegah,
meringankan, maupun menyembuhkan penyakit (Syamsuni, 2006).
Menurut Undang Undang Kesehatan No 36 tahun 2009, obat adalah
suatu bahan atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menentukan
diagnosis,
mencegah,
mengurangi,
menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau
rohaniah pada manusia atau hewan, termasuk memperelok tubuh atau bagian
tubuh manusia.
Obat tradisional merupakan warisan
untuk
meningkatkan
perekonomian
rakyat.
Produksi,
dan
tradisional
13 | P a g e
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
benar-benar memahaminya. Dengan begitu, kita tidak salah meramu jamu. Jika
salah meramu, bisa jadi bukan kesembuhan yang di dapat, melainkan pasien
justru bertambah sakit (Mursito, 2002; Suyono, 1996).
Menurut peraturan peringatan nomor K.H.00.01.1.5116 tentang Obat
Tradisional mengandung Bahan Kimia Obat (BKO), mengonsumsi obat
tradisional dengan mengandung bahan kimia obat keras dapat membahayakan
kesehatan bahkan mematikan. Pemakaian obat keras harus melalui resep
dokter. BKO merupakan senyawa sintetis atau bisa juga produk kimiawi yang
berasal dari bahan alam yang umumnya digunakan untuk pengobatan modern.
Penggunaan BKO pada pengobatan modern selalu disertai takaraan atau dosis,
aturan pakai yang jelas dan peringatan peringatan akan bahaya dalam
penggunaannya demi menjaga keamanan penggunanya (Badan Pengawasan
Obat & Makanan RI, 2010).
Sampel obat tradisional yang digunakan pada percobaan ini adalah
kapsul kunyit putih produksi Mama Dea yang diperoleh dari Pasar Kahayan
Kota Palangkaraya dengan beberapa indikasi seperti keputihan, obat maag,
obat luka dalam, dan diabetes. Kunyit putih atau kunir putih yang juga disebut
temu rapet ialah salah satu dari sekian banyak rempah rempah herbal yang
kerap digunakan sebagai alternatif pengobatan tradisional berbagai macam
jenis penyakit.
Kunyit putih (Curcuma mangga Val.) merupakan tanaman semak
berumur tahunan. Tanaman ini mempunyai tinggi 50 75 cm, bentuk batang
semu yang tersusun dari pelepah pelepah daun. Daunnya berwarna hijau,
berbentuk seperti mata lembing bulat lonjong dibagian ujung dan pangkalnya.
Panjang daun sekitar 30 60 cm dengan lebar 7,5 12,5 cm, tangkai daunnya
panjang sama dengan panjang daunnya. Permukaan atas dan bawah daun agak
licin dan tidak berbulu. Tanaman ini mempunyai bunga majemuk berbentuk
bulir yang muncul dari bagian ujung batang. Mahkota bunga berwarna kuning
muda atau hijau keputihan, panjangnya sekitar 2,5 cm. Kunyit putih memiliki
rimpang berbentuk bulat, renyah, dan mudah dipatahkan. Kulitnya dipenuhi
semacam akar serabut yang halus sehingga menyerupai rambut. Rimpang
utamanya keras, bila dibelah tampak daging buah berwarna kekuning
kuningan dibagian luar dan putih kekuningan dibagian tengahnya. Rimpang
14 | P a g e
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
berbau aromatis seperti bau mangga, dan rasanya mirip mangga sehingga
masyarakat menyebutnya temu mangga (Syukur, 2003).
Rimpang kunyit putih digunakan untuk mengurangi rasa nyeri saat haid,
penambah nafsu makan, penurun panas tubuh, penyempitan peranakan,
mengobati masuk angin, dan gatal gatal (Muslihah, 1999).
Selain itu, dapat memperkecil rahim, menyempitkan
vagina,
15 | P a g e
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
16 | P a g e
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
17 | P a g e
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
peranan kecil pada metabolisme karbohidrat dan lemak (Tan Hoan Tjay &
Kirana Rahardja, 2015).
Dalam pembuatan larutan baku piridoksin hidroklorida atau vitamin B6,
0,0108 g piridoksin hidroklorida dilarutkan dalam 2 ml aquades, kemudian
ditambahkan 4 tetes FeCl3 10% sehingga akan menghasilkan larutan berwarna
merah. Selanjutnya, 0,0103 g sampel diberi perlakuan yang sama seperti
pembuatan larutan baku yaitu dengan dilarutkan dalam 2 ml aquades serta
ditambahkan 4 tetes FeCl3 10% , namun warna yang dihasilkan adalah kuning
sehingga tidak sama dengan larutan baku pembandingnya dan dinyatakan
negatif dari bahan piridoksin hidroklorida.
Selain itu, dilakukan pula pengidentifikasian antalgin yang merupakan
derivat sulfonat dari aminofenazon yang larut dalam air. Khasiat dan efek
sampingnya sama. Obat tua ini dapat secara mendadak dan tidak terduga
menimbulkan kelainan darah yang adakalanya fatal. Karena bahaya
agranulositosis, obat ini sudah lama dilarang peredarannya di banyak negara,
antara lain di Swedia, Inggris, Jerman, Belanda, dan India. Di Amerika dan
Inggris obat ini tidak pernaj dipasarkan kembali (Tan Hoan Tjay & Kirana
Rahardja, 2015).
Pada pembuatan larutan baku, 10,0050 g antalgin ditambahkan aquades
hingga volumenya mencapai 100 ml, kemudian dilakukan pemipetan sebanyak
3 ml dan ditambahkan 2 ml HCl encer yang dalam percobaan ini digunakan
HCl atau asam klorida dengan konsentrasi 1 N kemudian ditambahkan 1 ml
FeCl3 5% sehingga akan menghasilkan larutan berwarna biru,
dan saat
18 | P a g e
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
19 | P a g e
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan
dalam
menentukan
diagnosis,
mencegah,
mengurangi,
20 | P a g e
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
obat luka dalam, dan diabetes. Kunyit putih atau kunir putih yang juga disebut
temu rapet ialah salah satu dari sekian banyak rempah rempah herbal yang
kerap digunakan sebagai alternatif pengobatan tradisional berbagai macam
jenis penyakit.
Pada percobaan ini, pengidentifikasian adanya bahan kimia obat
dilakukan dengan analisis kualitatif dengan mengamati perubahan warna yang
terjadi setelah adanya perlakuan. Namun, sebelum melakukan identifikasi
tersebut dilakukan uji organoleptis dengan menggunakan alat indra sehingga
diperoleh hasil dengan bentuk serbuk, warnanya yang kuning, memiliki aroma
yang khas seperti kunyit putih, serta mempunyai rasa yang pahit.
Dan berdasarkan analisis kulitatif yang telah dilakukan sampel kunyit
putih tersebut tidak mengandung bahan kimia obat seperti asam mefenamat,
kloramfenikol, paracetamol, piridoksin hidroklorida, antalgin, maupun
tetrasiklin dikarenakan warna larutan sampel tidak sesuai atau sama dengan
larutan baku pembanding yang telah diolah sehingga sampel dinyatakan negatif
atau terbebas dari bahan kimia obat yang diujikan dan masih aman untuk
digunakan.
B. Saran
1. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut pengidentifikasian bahan
kimia obat dengan baku atau bahan uji lainnya atau dilakukan pengujian
terhadap sampel obat tradisional lainnya.
2. Disarankan bagi masyarakat umum untuk tidak langsung mengonsumsi
obat sebelum adanya izin dari pemerintah.
Lampiran 1
Data Penimbangan Bahan
No
1
Bahan
Asam Mefenamat
Bobot
Perkamen/Kaca Arloji
Bahan
0,2717 g
0,0110 g
21 | P a g e
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
0,2612 g
0,2655 g
0,2212 g
0,2778 g
0,2102 g
0,2757 g
0,2252 g
0,2732 g
0,2532 g
0,2512 g
0,2152 g
0,2703 g
0,2105 g
0,0101 g
0,0109 g
0,0102 g
0,0110 g
0,0101 g
0,1002 g
0,1001 g
0,0108 g
0,0103 g
10,0050 g
1,0050 g
0,0018 g
0,0017 g
22 | P a g e
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
Lampiran 2
Hasil Uji Identifikasi Bahan Kimia Obat
No
Bahan
Gambar
Asam Mefenamat
23 | P a g e
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
Kloramfenikol
Paracetamol (A)
24 | P a g e
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
Paracetamol (B)
25 | P a g e
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
Piridoksin Hidroklorida
26 | P a g e
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
10
11
Antalgin
27 | P a g e
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan
12
13
Tetrasiklin
14
28 | P a g e
Laporan Praktikum Analisis Obat dan Makanan