Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No.

1, Maret 2013 ISSN 2087-9334 (54-57)

ANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI MANSAHAN


I Wayan Sudira
Pengajar di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Tompotika, Luwuk
Tiny Mananoma, H. Manalip
Dosen Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi
ABSTRAK
Sebagai salah satu sumber daya, potensi yang terkandung dalam air dapat memberikan manfaat
ataupun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya. Perubahan fungsi
lingkungan yang disebabkan oleh laju pertumbuhan jumlah penduduk, serta meningkatnya aktivitas
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup, telah berdampak negatif terhadap kelestarian sumber
daya air, serta meningkatnya perubahan morfologi sungai akibat daya rusak air yang disebabkan
antara lain berupa banjir, erosi dan sedimentasi.
Analisis angkutan sedimen bertujuan untuk mengetahui besaran sedimen serta pengaruhnya terhadap
morfologi sungai dan cara pengendalian yang tepat untuk mengurangi efek daya rusak air sehingga
tercipta kehidupan masyarakat yang aman dan nyaman. Pengendalian dilakukan menempatkan
bangunanbangunan pengendali sedimen maupun konservasi di bagian hulu sungai. Untuk
mendapatkan kajian yang tepat maka salah satu cara adalah analisis angkutan sedimen pada sungai.
Kajian ini mengidentifikasi pola/metode yang tepat dan besaran angkutan sedimen yang terjadi di
sungai selama kurun waktu tertentu.
Hasil analisis menunjukan bahwa pada sungai mansahan di ruas terpilih terjadi sedimentasi 251,21
m3/hari dan dari 3 metode (Van Rijn, MPM dan Rottner) yang dipakai hasil yang mendekati dengan
pengukuran adalah metode rottener.
Kata kunci : angkutan sedimen, erosi, sedimentasi

Mansahan ini merupakan sungai alluvial yang


terdiri dari materialmaterial lepas (pasir,
kerikil, batu dan lainlain). Pada siklus hidrologi
menggambarkan
fenomena
alam
yang
menghubungkan
erosi,
sedimentasi
dan
limpasan, terjadinya erosi tergantung dari
beberapa faktor yaitu karakteristik hujan,
kemiringan lereng, tanaman penutup dan
kemampuan tanah untuk menyerap dan melepas
air ke dalam lapisan tanah dangkal, dampak dari
erosi tanah dapat menyebabkan sedimentasi di
sungai sehingga dapat mengurangi daya
tampung sungai, dengan berkurangnya daya
tampung sungai apabila ada aliran air yang
cukup besar akan menyebabkan banjir.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan mutlak bagi mahluk
hidup terutama bagi manusia, hewan dan
tumbuh-tumbuhan, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka aktifitas
penggunaan sumber daya alam, khususnya
sumber daya air juga semakin meningkat, maka
sumber daya air perlu ditingkatkan pelestariannya dengan menjaga keseimbangan siklus
air di bumi yang dikenal sebagai daur hidrologi.
Sungai merupakan jaringan alur-alur pada
permukaan bumi yang terbentuk secara alamiah,
mulai dari bentuk kecil dibagian hulu sampai
besar dibagian hilir. Aliran sungai merupakan
sumber air yang paling dominan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia sehingga
sungai
tersebut
sepatutnya
diusahakan
kelestariaannya yaitu salah satunya dengan
mengusahakan agar kapasitas penampang sungai
tetap stabil dari endapan sedimen.
Proses sedimentasi pada suatu sungai meliputi
proses erosi, transportasi, pengendapan dan
pemadatan dari sedimentasi itu sendiri. Sungai

Demikian pula dengan yang terjadi di wilayah


DAS Mansahan masalah banjir, erosi dan
perpindahan alur sungai selalu menjadi topik
yang hangat dibicarakan, tidak hanya di
kalangan masyarakat awam tetapi juga para
pakar sumber daya air dan hidrologi, salah satu
penyebab banjir di Sungai Mansahan adalah
debit aliran yang besar dilain pihak kapasitas
tampung sungai berkurang akibat adanya
erosi/sedimentasi
yang
disebabkan
oleh
54

Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 1, Maret 2013 ISSN 2087-9334 (54-57)

perubahan tata guna lahan sehingga run off


volume pun besar. Dengan adanya fenomena
alam tersebut penulis ingin mengkaji besaran
angkutan sedimen yang terjadi pada sungai
Mansahan.

Perkiraan Angkutan Sedimen Dasar


Meyer Peter dan Muller

q2 / 3
9,57 S

10 / 9

0,462 S 1 / 3 S

1 / 3.D
S


qb

2/3

(1)

Van Rijn

Rumusan Masalah
Perubahan kapasitas tampung sungai akibat
adanya fenomena erosi dan sedimentasi

qb

0,053.T 2,1s 1g 1 / 2 D503 / 2


D1 / 3

(2)

Rottner

Batasan Masalah
1. Perhitungan dibatasi pada laju angkutan
sedimen dasar (bed load)
2. Pembahasan berbasis pada data pengukuran
yang ada, dibatasi pada lokasi terpilih
3. Perhitungan angkutan sedimen dasar (bed
load) menggunakan metode Meyer-Peter dan
Muller (MPM), Van Rijn dan Rottner

qb s ( s 1) gD3

1/ 2

2/3
2 / 3

V
d
d
0,667 50
0,14 0,778 50
1gD1 / 2
D
D

(3)

METODOLOGI
Penelitian ini di mulai dengan menginventarisasi
data primer maupun data sekunder. Langkah
selanjutnya adalah perhitungan angkutan
sedimen
menggunakan
beberapa
rumus
angkutan sedimen dan dilanjutkan dengan
perhitungan volume sedimen berdasarkan
perubahan
geometri/topografi.
Kedua
perhitungan dibandingkan dan memilih besaran
sedimen. Prinsip dasar angkutan sedimen yaitu
untuk mengetahui perilaku sedimen pada kondisi
tertentu apakah terjadi keadaan seimbang.

Tujuan Penelitian
1. Mendapatkan besaran angkutan sedimen
pada ruas sungai terpilih
2. Mendapatkan metode yang mendekati hasil
pengukuran angkutan sedimen di sungai

TINJAUAN PUSTAKA
Mulai

Muatan Sedimen Dasar (bed load)


Muatan sedimen dasar (bed load) adalah
partikelpartikel kasar yang bergerak sepanjang
sepanjang dasar sungai secara keseluruhan
(Soewarno, 1991). Adanya sedimen muatan
dasar ditunjukan oleh gerakan partikel di dasar
sungai, gerakan itu dapat bergeser, menggelinding datau meloncatloncat tetapi tidak
pernah lepas dari dasar sungai. Gerakan ini
kadangkadang dapat sampai jarak tertentu
dengan ditandai bercampurnya butiran partikel
tersebut bergerak kearah hilir.

1. Data Primer
2. Data Sekunder
3. Studi Pustaka

Analisis Data
(Hidrologi dan Geometri)

Hitung Volume Sedimen Berdasarkan


Perubahan Geometri

Hitung Angkutan Sedimen Dengan


Rumus Empiris

1. Bandingkan Hasil Perhitungan


2. Pilih Besaran Sedimen

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan
dan
Saran

Selesai

Gambar 1. Skema Angkutan Sedimen


Sumber : Soewarno, 1991

Gambar 2. Bagan Alir Pelaksanaan Penelitian

55

Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 1, Maret 2013 ISSN 2087-9334 (54-57)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Perhitungan
besaran
angkutan
sedimen
menggunakan debit aliran yang dominan dari
tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 yang
diukur oleh Pengamat Irigasi Toili yaitu sebesar
3,66 m3/detik.
Tabel 1. Perhitungan Angkutan Sedimen
Gambar 4. Perubahan Penampang Melintang Di
Sta.0+500 (P8) Sta.0+736 (P14)

Perhitungan besaran angkutan sedimen berdasarkan data pengukuran perubahan morfologi


sungai yang dilaksanakan oleh Dinas PU
Propinsi Sulawesi Tengah Tahun 2010 dan data
pengukuran tahun 2012 (data primer). Hasil
perhitungan perubahan ini dimaksudkan sebagai
pembanding terhadap hasil perhitungan besaran
angkutan sedimen dengan rumus empiris yang
terjadi selama kurun waktu pengukuran.
Perubahan morfologi sungai di ruas STA 0,000
Sungai Mansahan (P8) Bendung Mansahan
(PG) yang dihitung secara grafis menunjukan
selama kurun waktu 2010 2012 telah terjadi
sedimentasi. Perubahan morfologi sungai di ruas
tersebut berupa potongan melintang seperti
gambar berikut ini.

Gambar 5. Perubahan Penampang Melintang Di


Sta.0+736 (P14) Sta.1+080 (P17)

30
29.5
29

Gambar 6. Perubahan Penampang Melintang Di


Sta.1+080 (P17) Sta.1+437 (P20)

Elevasi (m)

28.5
28
27.5

Th. 2010

27

Th. 2012

26.5
26
25.5
25

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120


Jarak (m)

Gambar 3. Perubahan Penampang Melintang Di


Hulu Sungai Mansahan
Sta.0+000 (P8) Sta.0+500 (P12)

Gambar 7. Perubahan Penampang Melintang Di


Sta.1+437 (P20) Sta.1+857 (P23)

56

Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 1, Maret 2013 ISSN 2087-9334 (54-57)

sedimentasi 251,51 M3/hari berdasarkan


analisis pengukuran dari tahun 2010 2012.
Dari hasi perbandingan antara simulasi
dengan 3 metode terjadi perbedaan dengan
hasil analisis pengukuran dan metode rottner
yang mendekati dengan hasil pengukuran.
Saran
Perlu dipertimbangkan dan dipergunakan
data yang handal dan fasih dalam analisis
angkutan sedimen untuk mendapatkan
keadaan yang mendekati dengan kondisi
dilapangan.

Gambar 8. Perubahan Penampang Melintang Di


Sta.1+857 (P23) Sta.2+090 (PD)

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Agus K, 2001, Kajian Angkutan


Sedimen Pada Saluran Curam Dengan
Material Dasar Halus, Forum Teknik
Sipil No. X/1 Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta, hal. 13-16

Gambar 9. Perubahan Penampang Melintang Di


Sta.2+090 (PD) Sta.2+425 (PG)

Chih Ted Yang, 1996, Sediment Transport


Theory and Practice, McGraw-Hill
Book Company, Singapura, Hal. 19
49;90 118

Tabel 2. Perbandingan Volume Imbangan


Sedimen

Soewarno, 1991, Hidrologi: Pengukuran


dan Pengolahan Data Aliran Sungai
(Hidrometri), Nova, Bandung, Hal.
643 795
Berdasarkan tabel 2, dapat dinyatakan
bahwa hasil perhitungan/simulasi dari 3
metode yang digunakan yang mendekati
dengan hasil pengukuran ialah metode Van
Rijn. Secara umum pada ruas terpilih terjadi
sedimentasi dan dapat menggambarkan
perubahan morfologi sungai.

PENUTUP
Kesimpulan
Pada sungai Mansahan di ruas terpilih yang
dibagi beberapa ruas terjadi erosi dan
sedimentasi perlu di teliti lebih lanjut untuk
mengetahui
lebih
terinci
perubahan
morfologi sungai yang terjadi.
Hasil perhitungan menunjukan bahwa di
sungai Mansahan pada ruas terpilih terjadi

57

Anda mungkin juga menyukai