Anda di halaman 1dari 4

ARTI SEBUAH MIMPI

Ketika matahari mulai menampakkan batang hidungnya aku pun


terbangun dari mimpi, yang membuat ku ketakutan. Aku pun langsung duduk di
jendela dan menatap langit biru sambil mengingat kembali tentang mimpi itu,
yang menceritakan bahwa aku telah mati. Ketika aku mimpi itu aku sangat kaget
dan bertanya-tanya.
Pertanda apa ini?
Apa mimpi ini akan menjadi kenyataan ?
Yang jelas aku hanya bias berdoa supaya tidak terjadi apa-apa.
Kemudian aku menceritakan pada ibuku
Nisa :Bu, aku bermimpi bahwa aku telah meninggal. Apa itu akan jadi kenyataan
bu ?
Ibu : Itu Cuma mimpi nak, tidak usah dipikirkan semua nyawa ada di tangan
tuhan
Nisa : Iya bu, aku tau aku Cuma takut kalau itu benar-benar terjadi.
Di dalam mimpi itu aku terbaring di tengah orang banyak yang sedang
membaca yasin, seluruh tubuhku ditutupin dengan kain panjang aku heran banyak
sekali orang-orang yang berdatangan aku tidak ingat apapun tentang ini, mereka
semua tampak sedih. Aku melihat ibuku berjalan keruangan lain dia terduduk
didepan orang yang tertutup kain putih aku terdiam membisu, terpatung kaku,
tubuhku gemetar lunglai namun kenapa diriku tidak terjatuh tidak tersungkur ke
tanah atau pingsan ? diriku saakan seonggok besi kaku. Sungguh aku tidak
percaya dengan apa yang terjadi. Aku bergerak maju menyisip di antara orangorang. Tak ada lagi orang yang aku kenal selain ibuku. Aku melihat dengan pasti
apa yang ada dibalik kain putih itu.

Itu adalah aku,itu tubuhku


Bagaimana mungkin sebenarnya apa yang telah terjadi ?
Apa aku sudah mati ?
Kapan aku mati, apa ini mimpi ? ya, ini pasti mimpi
Namun, namun mimpiku tak beralih juga aku tidak bias mengenyahkan
mimpi ini, apakah ini nyata ? ujarku. Di dalam mimpi itu, ibuku berkatanisa ibu
sayang kamu. Lalu aku menjawab ibu, apa ibu tidak bias melihatku ? aku
disini ibu. Namun ibu dan semua orang yang ada disini tak menyadari
keberadaanku. Aku berharap ada seseorang yang dapat melihatku. Ibu aku
disiniucapku menangis. Namun dari mataku tak keluar setetes air matapun, aku
memandangi beberapa orang diruangan ituadakah orang yang dapat melihatku?
diruangan itu ada pak ustadz, pak haji dan keluargaku. Aku berharap ada diantara
mereka yang melihatku.
Kemudian aku bertanya pada ustadz Pak, Bapak bias melihatku ?
Namun pak ustadz hanya terdiam membisu. Pak,lihat kemari aku ingin ngomong
sesuatu pada bapak. Pergilah,! Pergilah dari dunia ini ! tempatmu sekarang
bukan disini ucap Pak Ustadz. Aku mengangguk tak mengelak lagi, aku juga tak
sanggub melihat kesedihan ibu yang menderu-deru , aku tak sanggub melihat
tangisnya. Sebelum aku pergi aku ingin bertanya apa yang terjadi ? kenapa aku
mati? semua hanya diam aku sangat sedih telah meninggalkan orang-orang yang
aku sayangi, namun aku tidak bisa berbuat apa-apa.
Aku tidak lagi berada dalam pelukannya suasana yang putih berkabut kini
telah berganti dengan kesunyian. Aroma wangi dari kelopak-kelopak bunga kini
telah hilang dan beralih ketempat yang belum pernah aku temui sama sekali. Saat
itu, dikejauhan aku kembali melihat sosok ibuku yang terduduk sendiri. Kali ini
dia menatap ke arahku. Aku memanggilnya tetapi pandanganku mendadak
megabur, aku berjalan terus samapai semuanya tak terlihat olehku. Aku

menghentikan langkah, dengan rasa kecewa aku teringat pada teman-temanku.


Kalau setelah ini aku harus pergi maka semua yang aku lihat akan menjadi
kenangan. Ruangan yang aku temui sekarang dingin, sepi dengan jiwa-jiwa yang
beku. Sesuatu yang aku alami masih terasa dengan kabutnya, aku teringat dunia
yang lain wajah orang-orang yang aku sayangi sekarang tampak lesu.
Kemudian semua terpastikan, seseorang diatas kepalaku menarik sesuatu
dari tubuhku. Ada yang terlepas dengan begitu lekas, sangat cepat tetapi sempat
membuatku tercekat. Didalam mimpi aku berkata kini aku telah mati dan telah
kembali kepada Allah Yang Maha Esa. Semua impian yang hendak aku capai telah
sirna. Andai aku bisa berlari memutar waktu dan bisa untuk menunda kematian
pasti aku berusaha mencapai semua impian dan bertobat kepada allah. Namun,
apa dayaku, semua diluar dugaanku. Waktu terus berjalan seperti biasanya seolah
tidak peduli denganku waktu yang berlari begitu jauh dan tampaknya begitu
enggan menoleh kepadaku.
Hari-hariku berubah kelam, mentari seolah enggan memperlihatkan
wajahnya dan bulanpun seakan tidak mau muncul dihadapanku bahkan bintang
pun terlihat begitu kejam ikut serta menyempurnakan kesedihan yang aku
alami,ya itulah keadaanku saat ini. Hari berganti hari dan seperti biasanya aku
melewati hari-hari di Akhirat, aku belajar ikhlas walau sangat berat bagi untuk
berpisah dengan ibuku. Berpisah memang menyebalkan, aku hanya bisa berdoa
supaya ibuku tetap dalam lindungannya dan selalu dalam keadaan sehat.
Selang berjalannya waktu, aku makin terpuruk dalam kondisi yang sangat
tidak aku suka. Tempat ini sangat gelap dan tidak ada teman, hanya bintangbintang tanah yang menemaniku, tidak ada lagi tempat tidur yang empuk, lampu
yang selalu menerangiku setiap malam. Aku sangat sedih namun apadaya itu
memang sudah takdir. Aku sekarang hanya berserah diri untuk mempertanggung
jawabkan semua yang telah aku lakukan selama hidup. Didalam mimpi itu aku
merasa sangat nyata, semua yang aku mimpikan benar-benar jelas aku rasakan.

Sekarang aku lebih mendekatkan diri kepada allah segala perintah allah
aku lakukan dan berusaha untuk menjadi yang lebih baik sholat 5 waktu selalu
aku kerjakan. Berbeda dengan aku yang dulu yang jarang mengerjakan perintah
allah dan selalu berprilaku yang tidak disukai Allah. Sekarang aku benar-benar
takut mimpi tersebut akan jadi kenyataan karena aku belum siap untuk meninggal,
aku ingin memperbaiki diri dan menghapus dosa-dosa yang pernah aku buat
sebelumnya. Aku ingin disaat aku mati, Allah allah mencabut nyawaku dalam
keadaan khusnul khotimah.

Anda mungkin juga menyukai