HEGEMONI MEDIA
1.
Hegemoni Menurut Para Ahli
Hendarto dalam Nezar Patria (1999: 115) menjelaskan bahwa Hegemoni
berasal dari bahasa Yunani Eugemonia sebagaimana kemukakan Encyclopedia
Britanica, dalam prakteknya di Yunani diterapkan untuk menunjukkan dominasi
posisi yang diklaim oleh negara-negara kota (Polis atau Citystates) secara
individual, misalnya yang dilakukan oleh Negara kota Anthena dan Sparta
terhadap negara-negara lain yang sejajar.
Nezar Patria (1999: 115) menyebutkan bahwa dalam pengertian jaman
sekarang, Hegemoni menunjukkan sebuah kepemimpinan dari suatu negara
tertentu yang bukan hanya sebuah negara kota terhadap negara-negara lain yang
berhubungan secara longgar maupun secara ketat terintergrasi dalam negara
pemimpin.
The supremacy of a social group manifest itself in 2 ways, as domination and
as intellectual and moral leadership a social group dominates antagonistic
groups, which it tends to liquidate or to subjugate perhaps even by armed
force; it leads kindred and allied groups. A social group can, indeed must already
exercise leadership before winning governmental power (this indeed is one of
the principal conditions for the winning of such power): its subsequently becomes
dominant when it exercise power, but even if it holds it firmly in its grasp, it mut
continue to lead as well.
social
mendominasi
kelompok-kelompok
oposisi
untuk
bahkan bila dia telah memegang kekuasaan penuh di tangannya, dia masih harus
terus memimpin juga).
Teori hegemoni pertama kali diperkenalkan oleh Antonio Gramsci
(1891-
1937) yang berkebangsaan Italia. Dia mengadopsi pemikiran Marx namun secara
tegas menolak gagasan tentang faktor ekonomi dan materialis sebagai satusatunya cara untuk mempertahankan kekuatan dan dominasi kapitalis. Bagi
Gramsci, masih ada kekuatan (force) dan hegemoni. Kekuatan (force)
menggunakan paksaan untuk membuat orang mengikuti nilai tertentu. Sedangkan
hegemoni menekankan kepada kepatuhan secara suka rela dari kelompok yang
didominasi.
Pada hakekatnya hegemoni adalah upaya menggiring orang agar menilai dan
memandang problematika sosial dalam kerangka yang ditentukan. Antonio
Gramsci mendefinisikan hegemoni sebagai sebuah kemampuan dari sosial grup
untuk bersosialisasi secara langsung baik secara politik maupun moral.
The supremacy of social group manifest itself in two ways, as domination and as
intellectual and moral leadership. A social group dominates antagonistic group,
which it tends to liquidate or to subjugate perhaps even by armed force ; it leads
kindred and allied groups. (Antonio Gramsci dalam Emre Iseri, 2007 : 2)
(Supremasi kelas sosial beruwujud dalam dua jalan, sebagai dominasi dan
sebagai kepemimpinan intelektual dan moral. Sebuah kelas sosial mendominasi
kelas lain, yang hal ini cenderung menghapus atau menundukkan mungkin
dengan kekuatan militer; ini memimpin keluarga dan kelompok sekutu)
Hegemoni merupakan sebuah proses penguasaan kelas dominan kepada kelas
di bawahnya, dalam hal ini kelas bawah aktif mendukung ide dari kelas dominan.
Penguasaan ini tidak dilakukan dengan jalan kekerasan melainkan dengan
persetujuan kelas yang dikuasai. Terdapat berbagai bentuk persetujuan
diantaranya penguasaan basis pikiran, kemampuan kritis dan kemampuan afektif
yang membawa kesadaran masyarakat terhadap masalah sosial
yang telah
The class which has the means of material production at its disposal has control
at the same time over the means of mental production, so that thereby, generally
speaking, the ideas of those who lack the means of mental production are subject
to it.(Curran. 1982 dalam Daniel Chandler, www.aber.ac.uk). (Kelas yang
menguasai produksi makna material pada pembagian ini memiliki kontrol pada
saat yang sama dalam produksi makna secara mental, maka dengan demikian,
pembicaraan secara umumnya, ide dari hal ini yang kurang dalam makna dari
produksi mental adalah subyektif)
Penjelasan ini memperkuat fungsi media massa untuk memproduksi false
consciousness dalam kelas pekerja. Hal ini dapat dimaknai bahwa produksi
media, dapat dilihat sebagai ekspresi nilai dari kelas atas, yang mengabaikan nilai
kelas lain. Berdasarkan pendapat Marx, ideologi kaum borjuis menjaga kaum
proletar dan kaum buruh dalam status false consciuosness atau kesadaran palsu.
Peoples consciuosness of who they are, of how they related to the rest of society
and therefore of the sense they make of their social experience is producted by
society, not by nature or biology. Our consciousness is determined by the society
we have been born into, not by our nature or individual psychology.(John Fiske,
2002: 173).
Hegemoni Amerika
Pasca runtuhnya Uni Soviet, Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara
adidaya. Memasuki era millennium baru, kebijakan luar negeri Amerika Serikat
mengalami perubahan. Komunisme bukan lagi menjadi ancaman, maka perubahan
itu mengarah pada paradigma anti terorisme sentries.
Setelah peristiwa 11 September 2001, Amerika Serikat mengeluarkan
ultimatum kepada Afganistan untuk segera menyerahkan Osama Bin Laden. Dia
dituduh sebagai dalang penyerangan tersebut sekaligus teroris yang berbahaya.
Tidak berselang lama, Amerika Serikat melancarkan invasi ke Afganistan dengan
alasan memburu Osama Bin Laden. Pegunungan Tora Bora dibombardir oleh
militer Amerika Serikat karena diyakini sebagai markas Al Qaeda, organisasi yang
dikatakan sebagai bentukan Osama.
kelompok kecil diangkut melalui udara ke arah utara berkoordinasi dengan milisi
Kurdi. (Alonso L Hamby, 2005: 377)
Amerika Serikat menuduh Saddam Hussein sebagai pemilik senjata
pemusnah massa WMD (weapons of mass destruction). Dengan dalih ini,
Amerika memerangi Irak yang menimbulkan penderitaan rakyat dan kerusakan
parah di Irak. Dan pada akhirnya, apa yang dikatakan oleh CIA sebagai senjata
pemusnal massa tidak ditemukan di Irak. Selain tuduhan kepemilikan WMD,
Amerika juga menyatakan bahwa alasan penyerangan ke Irak adalah karena
penggunaan senjata kimia dan gas beracun yang membahayakan rakyat Irak dan
masyarakat internasional. Menjelang invasi tahun 2003, Menteri Pertahanan
Donald Rumsfeld, menyatakan bahwa penggunaan gas beracun oleh Irak sebagai
alasan untuk menyerang Irak. Inilah paradoks dari peran yang dimainkan
Rumsfeld untuk menggambarkan standar ganda Amerika. (Hendrajit, 2012)
Amerika mencoba meyakinkan dunia internasional bahwa Saddam Hussein
mendukung terorisme, dikatakan dia menjalin hubungan dengan Al- Qaeda.
Berbagai tuduhan ini tidak pernah bisa dibuktikan oleh Amerika bahkan sampai
penarikan pasukan dari Irak. Tragedi 11 September 2001 telah merubah arah
kebijakan luar negeri dan kecenderungan Amerika Serikat. Rizal Sukma (2003)
dalam makalahnya yang berjudul Keamanan Internasional Pasca 11 September:
Terorisme, Hegemoni AS dan Implikasi Regional, menyebutkan bahwa seperti
mendapat alasan dan keharusan baru, peristiwa tersebut manjadi alasan signifikan
bagi penguatan hegemoni AS. Hal ini dimanifestasikan dalam bentuk peran global
Amerika dalam percaturan politik internasional secara dominan.
Amerika Serikat akan menggunakan kekuasaannya untuk memperkukuh
keberlangsungan kepentingannya di berbagai belahan dunia. Amerika memiliki
kepentingan dalam hal perang yang berkaitan dengan kebijakan military
industrial complex. Setiap tahunnya, Departemen Pertahanan Amerika
menganggarkan jutaan dolar untuk menciptakan peralatan perang tercanggih.
Selain itu Amerika juga memerlukan tempat untuk menguji coba senjata itu. Iraq,
Afganistan, Pakistan dan Palestina digunakan sebagai lahan ujicoba senjata
melalui jalan perang dengan berbagai dalih. Pada tahun 1992, AS memasok 56,8
% dari seluruh pangsa pasar penjualan senjata (Sidik Jatmika, 2001: 169). Dari
data ini dapat disimpulkan bahwa Amerika memiliki kepentingan pada setiap
konflik yang terjadi di negara lain, karena ini berarti senjata Amerika akan terjual
dan mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit. Hal ini akan memperkuat
kondisi ekonomi Amerika.
Rencana penyerangan Irak telah disusun pada tahun 1997. Draf rancangan
yang diberi nama PNAC (Project for The New American Century) digagas oleh
sekelompok ahli strategi pro Israel yang memiliki kekuatan lobi di pemerintahan.
Namun kenyataannya, Rumsfeld, Wakil Presiden Dick Cheney dan sekelompok
kecil ideolog konservatif telah memulai wacana penyerangan Amerika atas Irak
sejak 1997...(Harun Yahya, 2003). Salah satu kepentingan yang melatarbelakangi
kebijakan PNAC adalah komoditi minyak yang melimpah di Irak.
One of the main pillars of US global hegemony is its protectorate over the
world oil reserves concentrated in the Persian Gulf ; oil is a strategic
commodity that everybody needs and its crucial to military power while assuring
its flow to the world economy makes US power globally indispensable.(Simon
Bromley dalam Raymond Hinnebusch, 2007:10)
Whether or not Washingtons war in Iraq was directly motivated by oil,
American planners clearly hoped it would lay the groundwork for stable,
democratic Middle East-which, among other benefits, would in Washingtons view
put the worlds oil supply in more trustworthy hands.( Tim Appenzeller, National
Geographic, June 2004: 108).
Hal lain yang menjadi pendorong utama invasi ini adalah dukungan Amerika
terhadap Israel. Kawasan Timur Tengah yang kaya dengan minyak mayoritas
dihuni oleh umat Islam. Amerika berharap bisa mengamankan posisi dan
kepentingan Isreal di wilayah Timur Tengah. Setidaknya Amerika bertujuan agar
bisa mencapai keseimbangan kekuatan politik antara Arab (Islam) dengan Israel
(Amerika). Hegemoni Amerika tidak hanya terlihat dalam bidang keamanan, dan
ekonomi saja, melainkan dalam semua aspek seperti entertainment, makanan,
gaya berpakaian dan cara hidup. Penguatan dominasi dengan soft power seperti
ini akan membuat Amerika semakin dicitrakan sebagai sesuatu yang baik good.
Sebagian film dibuat dengan memunculkan teori oposisi biner (Binary
Oppositions). Levi Strauss dalam John Fiske (2002: 116) menjelaskan bahwa
Binary Opposition adalah sebuah sistem dari dua kategori yang berhubungan,
dalam bentuk asli, terdiri dari seluruh bidang. Dalam sistem binary opposition
sempurna, segala sesuatu apakah itu masuk kategori A atau B, yang membuat
kesan kategori ini sesuai dunia yang pertama kali kita mulai untuk membuat
pengertian ini. Sehingga kategori A tidak dapat berdiri sendiri, sebagai sebuah
kategori penting, melainkan hanya bisa berdiri jika dihubungkan dengan kategori
B.
Secara struktural, cerita penciptaan dalam Kitab Injil, menurut Strauss, dapat
dibaca bukan sebagai hanya sebagai teori penciptaan dunia, melainkan penciptaan
dari kategori budaya untuk membuat pengertian tentang hal ini. Kegelapan
dipisahkan dari cahaya, bumi dari udara. Bumi dibagi dalam kategori tanah dan
air. Kemudian air dibagi menjadi air samudra serta air hujan. Hal ini menjadi
contoh untuk menjelaskan tahap kedua dari proses pembentukan makna, ketika
kategori yang terlihat jelas di alam, maka kategori yang dekat dengan persepsi
kita, yang digunakan untuk menjelaskan secara lebih abstrak, lebih umum dan
lebih nyata dari sebuah obyek yang spesifik. Serta untuk memberikan pengertian
serta perbedaan, mana yang alami dan mana yang bukan budaya. Dari hal ini,
dapat dimaknai bahwa oposisi dari kategori alam yang bisa dilihat secara nyata
dari air samudra dan air hujan digunakan untuk menjelaskan dan membuat obyek
alami lebih abstrak.
Konsep Binary Opposition yang paling mendasar menurut Strauss dalam
Fiske (2002: 117), adalah proses pembentukan makna yang universal. Hal ini
dikatakan universal tidak lain adalah karena ini adalah bentuk fisik dari hasil
pikiran manusia serta meskipun spesifik namun tidak terbatas kepada satu
komunitas atau budaya saja. Dengan pola oposisi biner ini, posisi yang satu
cenderung meniadakan atau memarjinalkan posisi yang lain. (Triyuwono, 2003:
84).
sebagainya. Dunia perfilman tidak lepas dari konsep oposisi biner. Berbagai film
dibuat dengan membuat satu posisi yang cenderung meniadakan posisi lain.
Seperti kebaikan-kejahatan, pahlawan-penjahat dan lainnya. Sebagai contoh film
Rambo, Amerika dicitrakan sebagai hero pada perang Vietnam. Dalam film lain,
Black Hawk Down, rakyat Somalia ditempatkan sebagai bangsa terbelakang dan
bar-bar, sementara Amerika digambarkan sebagai pahlawan yang rela berkorban
demi keamanan global.
Film dan kekuatan politik memiliki hubungan diantara keduanya. Politik
dipahami bukan hanya dalam tataran sempit seperti halnya politik praktis
kepartaian. Masalah politik meliputi semua persoalan yang dihadapi manusia.
...yang merumuskan bahwa politik berkaitan dengan kekuasaan meliputi:
membuat keputusan, mengontrol sumber penghasilan, mengontrol perilaku orang
lain, mengontrol nilai-nilai yang dipercayai orang lain. (John& Wareing, 1999
dalam Aliah Darma, 2009: 91). Hubungan ini dapat ditemukan dalam studi
komunikasi dan teori film.
Dalam teori film, penelitian tentang peranan politik dalam film menemukan
bahwa film merepresentasikan sebuah ideologi. Salah satu jurnal film yang paling
berpengaruh Cahier du Cinema yang mulai dibuat tahun 1947, menyimpulkan
bahwa semua film adalah politik...All films are political, showed that films no
longer existed beyond politics, they exist as political struggle. (Barbara Klinger
dalam Byungju Shin dan Gon Namkung, 2008: 121). Jika ideologi tertentu yang
diungkapkan oleh bahasa politik telah terserap oleh masyarakat sehingga menjadi
bagian hidup masyarakat banyak, maka tujuan politis dari politisi tersebut telah
tercapai. (Aliah Darma, 2001: 92).
Teknologi diartikan sebagai penerapan ilmu pengetahuan dalam suatu bidang.
Sementara teknologi komunikasi adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk
memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi. Komunikasi
adalah upaya untuk menciptakan kebersamaan. Maka yang dimaksud dengan
teknologi komunikasi adalah merupakan penerapan ilmu pengetahuan guna
melancarkan upaya untuk mencapai kebersamaan dalam makna antar orang dalam
masyarakat. Zaman sekarang adalah zaman di mana segala bentuk teknologi
faktor
ideologi
dan
politik
yang
diciptakan
penguasa
dalam
tidak
hanya
mengatur
masyarakat
melalui
pemaksaan
kepemimpinan moral dan intelektual. Hegemoni diatur oleh mereka yang oleh
Gramsci disebut intelektual organic. Mereka adalah tokoh moral dan intelektual
yang secara dominan menentukan arah konflik, politik, dan wacana yang
berkembang di masyarakat. Mereka bekerja untuk melanggengkan kekuasaan atas
kelompok yang lemah. Dominasi intelektual organic diwujudkan melalui
rekayasa bahasa sebagai sebuah kekuasaan. Melalui berbagai media, bahasa
di
masa
mendatang
atau
demi
kemandirian
bangsa
telah
2.
3. Fans - fans musisi yang menghadiri konser idolanya meskipun tiketnya mahal
Oleh karena itu, banyak iklan, khususnya produk yang menggunakan artis
atau idola tertentu sebagai modelnya. Misalnya iklan Clear Men yang
menggunakan jasa Cristiano Ronaldo. Hegemoni yang tercipta adalah bahwa
seorang pemain bintang sekelas CR7 pun menggunakan Clear, asuransi
yang
diberi
atas
kelas
sosial,
contoh:
Majikan
dengan
5.
Kekuasaan
atas
hukum
legal
negara,
contoh:
Pemerintah
negara
7.
8. Kekuasaan yang diberi karena tradisi, contoh: Kepala adat, dukun adat
9. Kekuasaan yang diberi karena persuasi moral, contoh: Agama
5. Teori Hegemoni
Teori hegemoni merupakan sebuah teori politik paling penting abad XX.
Teori ini dikemukakan oleh Antonio Gramci (1891-1937). Antonio Gramci dapat
dipandang sebagai pemikir politik terpenting setelah Marx. Gagasanya yang
cemerlang tentang hegemoni, yang banyak dipengeruhi oleh filsafat hukum Hegel,
dianggap merupakan landasan paradigma alternatif terhadap teori Marxis
tradisional mengenai paradigma base-superstructure (basis-suprastruktur). Teori-
teorinya muncul sebagai kritik dan alternatif bagi pendekatan dan teori perubahan
sosial sebelumnya yang didominasi oleh determinisme kelas dan ekonomi
Marxisme tradisional. Teori hegemoni sebenarnya bukanlah hal yang baru bagi
tradisi Marxis.
Menurut Femia pengertian semacam itu sudah dikenal oleh orang Marxis
lain sebelum Gramci, seperti; Karl Marx, Sigmund Freud, Sigmund Simmel. Yang
membedakan teori hegemoni Gramci dengan penggunaan istilah serupa itu
sebelumnya adalah; Pertama, ia menerapkan konsep itu lebih luas bagi supremasi
satu kelompok atau lebih atas lainnya dalam setiap hubungan sosial, sedangkan
pemekaian iistilah itu sebelumnya hanya menunjuk pada relasi antara proletariat
dan kelompok lainnya. Kedua, Gramci jugamengkarakterisasikan hegemoni dalam
istilah pengaruh kultural, tidak hanya kepemimpinan politik dalam sebuah
sistem aliansi sebagaimana dipahami generasi Marxis terdahulu (Femia, 1983).
Teori hegemoni dari Gramci yang sebenarnya merupakan hasil pemikiran
Gramci ketika dipenjara yang akhirnya dibukukan dengan judul Selection from
The Prissons Notebook yang banyak dijadikan acuan atau diperbandingkan
khususnya dalam mengkritik pembangunan. Dalam perkembangan selanjutnya
teori hegemoni ini dikritisi oleh kelompok yang dikenal dengan nama New
Gramcian.
Teori hegemoni dibangun di atas preis pentingnya ide dan tidak
mencukupinya kekuatan fisik belaka dalam kontrol sosial politik. Menurut
Gramci, agar yang dikuasai mematuhi penguasa, yang dikuasai tidak hanya harus
merasa mempunyai dan menginternalisasi nilai-nilai serta norma penguasa, lebih
dari itu mereka juga harus memberi persetujuan atas subordinasi mereka. Inilah
yang
dimaksud
Gramci
dengan
hegemoni
atau
menguasai
dengan
secara moral maupun intelektual. Hegemoni kultural tidak hanya terjadi dalam
relasi antar negara tetapi dapat juga terjadi dalam hubungan antar berbagai kelas
sosial yang ada dalam suatu negara.
Ada tiga tingkatan yang dikemukakan oleh Gramsci, yaitu hegemoni total
(integral), hegemini yang merosot (decadent) dan hegemino yang minimum
(Femia, 1981). Dalam konteks ini dapat dirumuskan bahwa konsep hegemoni
merujuk pada pengertian tentang situasi sosial politik. Dalam terminologinya
momen filsafat dan praktek sosial masyarakat menyatu dalam keadaan
seimbang, dominasi merupakan lembaga dan manifestasi perorangan. Pengaruh
roh ini membentuk moralitas, adat, religi, prinsip-prinsip politik, dan semua
relasi sosial, terutama dari intelektual dan hal-hal yang menunjuk pada moral.
Konsep hegemoni terkait dengan tiga bidang, yaitu ekonomi (economic), negara
(state), dan rakyat (civil society) (Bocock, 1986). Ruang ekonomi menjadi
fundamental. Namun, dunia politik yang menjadi arena dari hegemoni, juga
menampilkan momen perkembangan tertinggi dari sejarah sebuah kelas. Dalam
hal ini, pencapaian kekuasaan negara, konsekwensi yang dibawanya bagi
kemungkinan perluasan dan pengembangan penuh dari hegemoni iitu telah
muncul secara parsial, memiliki sebuah signifikasi yang khusus. Negara dengan
segala aspeknya, yang diperluas mencakup wilayah hegemoni, memberikan
kepada kelas yang mendirikannya baik prestise maupun tampilan kesatuan sejarah
kelas penguasa dalam bentuk konkret, yang dihasilkan dari hubungan organik
antara negara atau masyarakat politik dan civil society.
Pendek kata, hegemoni satu kelompok atas kelompok-kelompok lainnya
dalam pengertian Gramscian bukanlah sesuatu yang dipaksakan. Hegemoni itu
harus diraih melalui upaya-upaya politis, kultural dan intelektual guna
menciptakan pandangan dunia bersama bagi seluruh masyarakat. Teori politik
Gramsci penjelasan bagaimana ide-ide atau ideologi menjadi sebuah instrumen
dominasi yang memberikan pada kelompok penguasa legitimasi untuk berkuasa
(Sugiono, 1999).
Perry Anderson melakukan kritik pedas tentang teori hegemoni kultural
dan
intelektual
Gramsci,
dengan
mengatakan
bahwa
Gramsci
terlalu
koersif
gambaran
dari
luas
negara
tentang
dan
teori
pemerintah
hegemoni
terhadap
Antonio
pers.
Gramsci
Seperti juga teori-teori kritis pada era poststructuralism, teori hegemoni pun
dibangun berdasarkan teori kekuasaan yang dikembangkan Karl Marx (18181883). Teori ini dirintis dan dipopulerkan ahli filsafat politik terkemuka Italia,
Antonio Gramsci, yang disebut-sebut sebagai penerus Marxisme atau NeoMarxisme. Teori ini sangat berperan dalam pembacaan teks budaya popular secara
kualitatif, khususnya terkait pembongkaran teks dan produksi teks media menu
menurut
metodologi
semiotika
sosial
atau
analisis
wacana
kritis.
penerimaan
ideologi
itu.
Ideologi?
menafsirkan
pengalaman
tentangkenyataan.
dan
secara
suka
rela
itu.
alat untuk menyebarkan nilai-nilai atau wacana dominan yang dianggap benar
hingga meresap dalam benak khalayak dan dianggap kebenaran. Sebaliknya,
wacana lain diangap salah. Dua kutipan di atas menegaskan tujuan kekuatan
hegemoni, yakni menciptakan cara berpikir yang berasal dari wacana dominan,
juga media yang berperan dalam penyebaran wacana dominan itu. Di tingkat
makro, Gramsci memetakan pertarungan ideologi-ideologi yang bertemu dan
saling berkompetisi, sekaligus memperlihatkan rupa penggagasnya. Bagi Gramci,
media merupakan arena pergulatan antarideologi yang saling berkompetisi (the
battle ground for competing ideologies). Antonio Gramci melihat media sebagai
ruang di mana berbagai ideologi dipresentasikan. Ini berarti, di satu sisi media
bisa menjadi sarana penyebaran ideologi penguasa, alat legitimasi dan kontrol atas
wacana publik. Namun di sisi lain, media juga bisa menjadi alat resistensi
terhadap kekuasaan. Media bisa menjadi alat untuk membangun kultur dan
ideologi dominan bagi kepentingan kelas dominan, sekaligus juga bisa menjadi
instrumen perjuangan bagi kaum tertindas untuk membangun kultur dan ideologi
tandingan.
Pendapat di atas makin memperjelas keberadaan wacana dominan sebagai
kata kunci dari ideologi kelompok dominan berupa kebudayaan, masyarakat, dan
politik, juga peran media sebagai channel yang menghubungkan wacana dominan
itu kepada khalayak atau kelompok minoritas. Lebih jauh lagi, Alex Sobur melihat
berbagai
pihak
di
belakang
media
sebagai
kelompok
dominan
yang
kebenaran
yang
tidak
perlu
dipertanyakan.
Akhir-Akhir
Ini
Yang
Mengusung
Kebebasan
Pers?
(mode
of
discourse).
rating
dan
share.
berlomba bak program infotainment demi memburu rating dan share. Pemunculan
kasus video porno mirip artis di seluruh program berita di televisi menjadi
pembuktian matinya nilai estetis dan objektivitas yang selama beratus-ratus
menjadi
nilai
sakral
para
jurnalis.
Dan kalau melirik program hiburan, maka teks budaya itu makin
memperlihatkan keberadaan hegemoni yang berkiblat pada ekonomi politik
media. Misalnya saja, program Bukan Empat Mata di Trans7 yang menempatkan
pelawak jebolan Srimulat Tukul Arwana sebagai host dari kalangan modern:
dengan wardrobe yang berganti-ganti dan bermerk, gaya bertutur yang mencoba
cerdas dengan sesekali menyelipkan kosa kata bahasa Inggris, etika pergaulan
seperti kalangan modern lengkap dengan cipika-cipikinya, tamu-tamu dialog
dari kalangan selebritas yang juga tak kalah modis dan glamor, keakraban dengan
teknologi komputer, dan tepuk-tangan penonton yang diminta mengamini
pencitraan modernnya. Simbol-simbol itu sudah cukup menjelaskan premis
program bahwa fashion, gaya bertutur, etika pergaulan, kedekatan dengan
teknologi, teman-teman sekaum, dan gempita perhatian orang lain, akan
mencitrakan kaum modernitas. Bahkan, tanpa menimbang latar belakang atau
tampilan sejatinya.
Atau, nikmati juga perayaan penciptaan efek mitologisasi itu dalam
panggung megah Indonesia Mencari Bakat (IMB) di layar TransTV. Di bawah
gemerlap lampu berkekuatan ribuan Watt, properti yang disulap mengikuti tematema tertentu, busana dan kostum para peserta yang tidak main-main, tata rias dan
model rambut peserta yang mengubahnya menjadi orang lain, iringan grup
musik yang luar biasa, juri-juri yang merupakan ikon-ikon budaya populer dengan
pencitraan modernnya, juga riuh penonton sebagai penyaksi langsung penobatan
ikon-ikon budaya popular baru itu. Dalam tempo delapan bulan, nama-nama
Klantink, Putri Ayu, Brandon, Hudson, Rumingkang, dan sejumlah nama atau
kelompok lain, bermetamorfosis tanpa bisa diduga dan dibendung. Khalayak
tidak pernah mempertanyakan latar belakang atau kondisi nyata mereka, meski
sesekali stasiun itu memutar video tape (VT) kondisi nyata mereka. Tiba-tiba,
panggung megah itu menyulapnya menjadi selebritas atau mitos-mitos baru
orang
program
itu
juga
menjadi
pembuktian
lain.
keberhasilan
penerapan
Tanah
Air.
kekuasaanKarlMarx?
Teori hegemoni Gransci telah diuraikan secara panjang lebar di poin a.
Berikut ini penjelasan teori kekuasaan Karl Marx. Menurut Yasraf Amir Piliang,
Karl Marx melihat konsep kekuasaan dalam kerangka hubungan yang mutlak
antara kelas-kelas yang mendominasi dan yang didominasi dalam masyarakat
antara yang menekan (oppressor) dan yang tertekan (oppressed), antara yang
menyisihkan (alienating) dan yang tersisihkan (alienated). Kekuasaan, menurut
versi Marxisme adalah kekuasaan yang dibutuhkan oleh kelas sosial (kelas
penguasa) untuk mereproduksi model produksinya yang dominankekuasaan
untuk mengeksploitir kelas yang dikuasai.
of
demikian
teori
political
kekuasaan
Karl
Marx
economy).
memuat
poin-poin:
produksi
yang
dominan.
pokoknya harus tahu update-an terbaru dari lingkungan sekitar? Nah, kalau ada
diantara kalian yang seperti itu, saya juga. Tapi apakah kalian pernah
memperhatikan lebih lanjut tentang fenomena-fenomena hasil dari kecanduan
sosial media atau media massa tersebut? Contoh sederhananya, sedikit bercerita
tentang pengalaman saya, saya pernah suatu kali sedang nonton tv pada kondisi
saya sedang tidak lapar, tetapi kemudian ada iklan sebuah restauran pizza yang
menampilkan menu barunya dan sekonyong-konyong membuat rasa penasaran
dan ingin mencoba timbul, tanpa pikir panjang, saya dan teman saya langsung
menuju restauran itu dan memesan menu baru yang mereka iklankan tersebut.
Kasus itu baru merupakan contoh kecil yang saya alami, semacam needs vs wants,
diluar sana masih banyak lagi contoh kasus yang lebih dari yang saya alami.
Sehebat itukah pengaruh media massa terhadap kita? Mari kita sama-sama lihat.
Seperti yang sudah saya ceritakan diatas, materi inilah yang akan saya bahas kali
ini, media massa yang pada akhirnya memunculkan hegemoni ditengah-tengah
masyarakat. Ngomong-ngomong apa itu hegemoni ? Secara sederhananya,
hegemoni adalah penguasaan atau pendudukan suatu pihak dengan pihak lainnya
yang dilakukan secara "sukarela", berdasarkan kesepakatan-kesepakatan tertentu.
Dapat disimpulkan, bahwa hegemoni terjadi tanpa paksaan atau semacamnya,
pihak yang dikuasai dengan sukarela membiarkan dirinya dikuasai. Kurang lebih
inilah kondisi masyarakat yang berhasil dikuasai oleh media massa dan tentu
pihak-pihak yang mengiklankan produk-produk tersebut.
Mari ambil satu contoh hegemoni yang ada ditengah masyarakat modern
ini, saya akan mencoba menganalisa tentang gaya hidup sehat atau yang kerap
disebut healthy lifestyle yang ada dimasyarakat akhir-akhir ini. Produk yang
berhubungan dengan gaya hidup sehat yang akan dibahas kali ini adalah
Tropicana Slim. Berapa banyak orang yang takut diabetes karena terlalu banyak
mengkonsumsi gula dalam setiap makanan atau minuman yang ia konsumsi?
Banyak. Tropicana Slim menggunakan fenomena ini untuk menjual produknya,
berikut contoh iklan yang ditampilkan Tropicana Slim untuk mengingatkan
bahaya diabetes sekaligus mempromosikan produknya. Contoh
Iklan terbaru Tropicana Slim - Ask for Tropicana Slim 15s
1. Body Image: Pada masa pra-modern, kriteria postur tubuh wanita yang ideal harus
berbadan gemuk, pada awal tahun 1900an mulai mengecil di bagian pinggangnya
sehingga muncullah korset yang kemudian diiklankan pada media massa. Pada
masa kini, kriteria wanita dengan postur tubuh ideal adalah seperti model-model
Victoria's Secret.
2. Beauty Standard: Pada zaman dulu, kriteria wanita cantik berbeda - beda disetiap
daerah. Misalnya di Indonesia, wanita dikatakan cantik jika kakinya berukuran
kecil, ada juga yang menganggap wanita cantik jika badannya berbentuk seperti
gitar. Sekarang kriteria cantik diseluruh dunia hampir disamakan yaitu yang
berkulit putih, tinggi, langsing, berhidung mancung, dll.
8. TEORI
HEGEMONI
MEDIA
Teori ini kurang memusatkan perhatian pada faktor ekonomi dan struktur
ideologi yang mengunggulkan kelas tentu, tetapi lebih menekankan ideologi itu
sendiri, bentuk ekspresi, cara penerapan, dan mekanisme yang dijalankan untuk
mempertahankan dan mengembangkan diri melalui kepatuhan para korbannya
(terutama kelas pekerja), sehingga upaya itu berhasil mempengaruhi dan
membentuk alam pikiran mereka. Perbedaan teori ini dengan pendekatan Marxis
klasik dan pendekatan ekonomi politik terletak pada pengakuannya terhadap lebih
besarnya
kadar
ketidaktergantungannya
pada
kekuatan
ekonomi.
Ideologi sebagai suatu definisi realitas yang kabur dan gambaran hubungan
antar kelas, atau hubungan imajiner para individu dengan kondisi keberadaan
mereka yang sebenarnya tidaklah dominan dalam pengertian bahwa ideologi itu
dipaksakan oleh kelas penguasa, tetapi merupakan pengaruh budaya yang
disebarkan secara sadar dan dapat meresap, serta berperan dalam mengintepretasi
pengalaman tentang kenyataan. Proses interpretasi itu memang berlangsung secara
tersembunyi (samar), tetapi terjadi secara terus menerus. Menurut Hall (dalam
McQuail, 1987), konsep dominasi, yang berarti pemaksaan kerangka pandangan
pandangan secara langsung terhadap kelas yang lebih lemah, melalui penggunaan
kekuatan dan keharusan ideologi yang terang-terangan, belumlah cukup untuk
dilakukan
melalui
bahasa
dan
wacana.
tersembunyi
dan
menggaris
bawahi
struktur
makna.
dalam
mereproduksi
dan
merawat
ketaatan
publik.
Memasuki abad ke 21, industri media tengah berada di dalam perubahan yang
cepat. Kerajaan-kerajaan media mulai membangun diri dengan skala yang besar.
Merger ataupun pembelian media lain dalam industri media terjadi di mana-mana
dengan nilai perjanjian yang sangat besar. Semakin lama bisnis media semakin
besar dan melibatkan hampir seluruh outlet media yang ada dengan kepemilikan
oleh
media.
sifatnya
alamiah.
Budaya yang tersebar merata di dalam masyarakat pada waktu tertentu dapat
diinterpretasikan sebagai hasil atau perwujudan hegemoni, perwujudan dari
penerimaan Akonsesual oleh kelompok-kelompok gagasan subordinat, nilai-nilai,
dan kepemimpinan kelompok dominan tersebut. Menurut Gramsci, kelompok
dominan tampaknya bukan semata-mata bisa mempertahankan dominasi karena
kekuasaan,
bisa
jadi
karena
masyarakat
sendiri
yang
mengizinkan
dan
budaya
itu
sendiri
direpresentasikan
dalam
media.
Sekarang ini eksploitasi pers dan media interaktif telah menuju ke arah
tertentu
kepada
khalayak.
Tidak hanya dalam urusan politik dan ekonomi, dapat juga menyangkut masalah
budaya, kesenian, bahkan ke hal yang ringan seperti gaya hidup.
Masalahnya kemudia adalah: Apakah masyarakat terlayani dengan informasi yang
aktual, beragam, dan sesuai dengan kepentingan mereka oleh industri ini, atau
perkembangan yang luar biasa ini hanya untuk meningkatkan keuntungan bagi
Asegelint
orang
yang
terlibat
dalam
industri
ini?
banyak
kritik
dan
menebar
berbagai
tuduhan.
tahu
menggunakan
internet
akan
dianggap
ketinggalan.
Sekarang ini, eksploitasi pers dan media interaktif telah menuju ke arah
penciptaan supremasi media yang mengancam keberadaan cara pandang objektif
dan ruang publik.
Hal ini sesuai dengan pandangan teori hegemoni; peran media bukan
lagi sebagai pengawas (watchdog) pemerintah, tetapi justru menopang keberadaan
kaum
kapitalis
dengan
menyebarkan
pemikiran-pemikiran
mereka.
Di sisi lain, keberadaan media massa dewasa ini dinilai telah dijejali oleh
informasi atau berita-berita yang menakutkan, seperti kekerasan, pencurian,
pelecehan seksual, dan sebagainya. Bahkan media massa, kini menjadi penyebar
pesan pesimisme. Akibatnya, media massa justru sangat menakutkan bagi
masyarakat. Di negara-negara berkembang, banyak sekali dijumpai kenyataan
bahwa harapan-harapan yang diciptakan oleh pesan komunikasi dalam media
isi
media
massa.
adalah
untuk
kepentingan
seluruh
bangsa
di
dunia.
Begitu juga indonesia media mengberitakan agenda terebut dan agar indonesia
sok peduli lingkungan.Contoh lain yang populer di Indonesia adalah ketika
sinetron-sinetron remaja berhasil menciptakan pergeseran nilai dalam kehidupan
remaja di kota-kota besar.Saat ini siapa yang mengajarkan orang tua untuk
memberi izin anaknya yang masih duduk di SMP untuk menyetir mobil sendiri ke
sekolah, bahkan dengan ikhlas membuatkan SIM tembak untuk anaknya? Siapa
yang mengajarkan bahwa anak-anak usia sekolah saat ini boleh-boleh saja keluar
malam dan pulang pagi? Siapa lagi kalau bukan sinetron remaja yang terusmenerus berusaha menampilkan bahwa anak SMP yang menyetir mobil sendiri
dan
pulang
pagi
adalah
suatu
kewajaran.
Pengertian Bisnis
Bisnis ialah suatu organisasi yang menjual jasa atau barang kepada
pembeli atau konsumen ataupun bisnis lainnya, untuk memperoleh laba. Ada tiga
hal penting dalam bisnis yaitu : menghasilkan barang dan jasa, mencari profit, dan
memaksimalkan kebutuhan konsumen. Dalam dunia perekonomian, bisnis
memiliki karakteristik yakni sebagai berikut :
1.
a. Musselman Bisnis adalah keseluruhan dari aktivitas yang diorganisir oleh orang
yang tidak berurusan di dalam bidang industri dan perniagaan yang menyediakan
barang dan jasa agar terpenuhinya suatu kebutuhan dalam perbaikan kualitas
hidup.
b. Hooper, Bisnis ialah keseluruhan yang lengkap pada berbagai bidang seperti
industri dan penjualan, industri dasar dan industri manufaktur dan jaringan,
distribusi, perbankkan, transportasi, insuransi dan lain sebagainya; yang kemudian
melayani dan memasuki dunia bisnis secara menyeluruh.
c. Peterson dan Plowman, Bisnis merupakan serangkaian
kegiatan
yang
memperoleh
keuntungan
bagi
yang
mengusahakan
atau
yang
distribusi.
Bisnis mengubah pemilikan (possessive utility), yaitu fungsi penjualan.
Bisnis berfungsi menunda waktu kegunaan. (time utility), atau fungsi
pemasaran.
C. Manfaat Bisnis
Lalu, apa manfaat dalam berbisnis? Tentu saja paling utama adalah
memperoleh keuntungan khususnya dalam bentuk uang. Berikut beberapa manfaat
bisnis:
1. Memperoleh Penghargaan/Pengakuan
Penghargaan ataupun pengakuan dapat diperoleh dengan berbisnis.
Dengan adanya bisnis yang berhasil dan tumbuh dan berkembang serta
memberikan dampak positif kepada masyarakat akan memberikan anda
pengakuan positif dari masyakat itu sendiri.
2. Kesempatan Untuk Menjadi Bos bagi DIRI SENDIRI
Kapan lagi anda dapat menjadi bos untuk diri sendiri kalau bukan di bisnis
yang anda rintis dan buat sendiri. Dengan berbisnis, anda akan menjadi penentu
dan pemimpin dari bisnis anda. Besar kecilnya bisnis anda ditentukan oleh
kemampuan anda menjadi bos.
3. Menggaji diri sendiri
Enak bukan, anda tentukan penghasilan anda sendiri. Itulah manfaat
membangun bisnis anda. Jumlah penghasilan dan juga sumber penghasilan anda,
anda yang tentukan.
4. Atur Waktu Anda Sendiri
Jam kerja anda, anda yang atur. Itulah manfaat berbisnis yang keren. Bila
anda jadi PNS, jam kerja anda haruslah sesuai dengan permintaan pemerintah.
Bila anda menjadi pebisnis, jam kerja menjadi lebih fleksibel. Bila anda lebih
ingin bersantai, dengan penghasilan bisnis yang naik, anda dapat merekrut
pegawai untuk menggantikan anda. Uenak bukan
5. Masa Depan yang lebih cerah
Masa depan anda, bisa dikatakan anda yang atur, semakin anda gigih dan
semangat berbisnis, anda akan memiliki masa depan yang lebih cerah.
D. Tujuan Bisnis
Setiap bisnis atau perusahaan berusaha mengolah bahan untuk dijadikan
produk yang dibutuhkan oleh konsumen, produk dapat berupa barang atau
Profit
2.
3.
4.
Full employment
5.
6.
7.
hal tersebut bukan berarti bahwa mereka tidak mempunyai tujuan lain selain
tujuan tersebut, masih banyak tujuan-tujuan para pembisnis yang ingin mereka
raih dan tujuan antara satu dan yang lainya bisa saja berbeda. Tujuan lain yang
ingin dicapai oleh pelaku bisnis itu diantaranya :
1. Ingin mencukupi berbagai kebutuhannya
2. Untuk memakmurkan keluarga
3. Ingin namanya dikenal banyak orang
4. Karena ingin menjadi penerus usaha keluarga
5. Ingin mencoba hal baru
6. Ingin memanfaatkan waktu luang
7. Ingin mempunyai usaha sendiri dan tidak bekerja pada orang lain.
8. Ingin mendapat simpati. Dsb.
muslim dan muslimah mereka, jika di lokasi syuting mereka tutup aurat, tetapi
usai syuting kembali dengan baju terbuka. Disamping itu, idealnya, jika sebuah
tayangan erat dengan label agama, makaseharusnya proses produksinyapun tidak
lepas dari syariat dan aturan agama. Akan tetapi tidak demikian kenyataannya,
masih ada beberapa aturan syariat yang ternafikan, seperti penampilan artis yang
masih mengumbar aurat walaupun diniatkan sebagai tamsil (perumpamaan), atau
adegan-adegan yang dilarang agama, seperti berpegangan tangan, dll. Kondisi ini
semakin mempertipis batasan antara agama dan hiburan, alasan klasik yang
sering dilontarkan adalah semua ini dilakukan untuk mengangkat citra Islam
yang oleh sebagian orang dipandang kumuh, kampungan, dan anti perubahan.
Saatnya masyarakat selaku konsumen media cerdas dan bijak dalam
mengkonsumsi tayangan dakwah dan agama. Sehingga, dengan sendirinya
mereka akan menjadi filter bagi mereka sendiri. Ekonomi Media Studi mengenai
ekonomi media awalnya lebih banyak didominasi dari disiplin ilmu yang
berbeda. Salah satu alasan mengapa media menjadi begitu menarik dan dilirik
oleh banyak diluar komunikasi adalah karena media dapat dengan mudah dikaji
dari banyak perspektif. Orang ekonomi akan melihat media dari perspektif bisnis
dan aliran keuangan yang dijalankan, orang politik akan akan melihat media dari
perspektif politik yang memandang media sebagai ajang mencari kekuasaan,
demikian juga ulama, akan melihat media sebatas perantara dakwah saja.
Sedangkan dalam lingkup komunikasi, perspektif ekonomi media akan melihat
media dari sisi bisnis dan keuntungan dalam lingkup yang lebih luas, beserta
kontribusi dan dampaknya di kehidupan masyarakat.
Secara bahasa, ekonomi diterjemahkan sebagai cara untuk bertahan dari
keterbatsan income atau sumberdaya yang dimiliki.155 Dalam konteks ekonomi
media, pengertian ekonomi media adalah bagaimana media digunakan untuk
bertahan dari keterbatsan income dan alat untuk menambah kekuasaan serta
memperluas sumber daya yang dimiliki oleh stakeholder media.156 Di lain pihak,
Robert Picard mendefinisikan economics media sebagai cara bagaimana media
selaku operator tayangan dapat memperstukan antara hiburan dan informasi yang
dibutuhkan oleh audiences, advertiser, dan masyarakat dengan sumber daya yang
dimiliki.
Tidak
jauh
berbeda
dengan
definisi
sebelumnya,
Alexander
pelaku ekonomi
media yaitu:
konsumen
media,
management board industry media itu sendiri, serta pemerintah. Keputusan atau
pilihan ketiga pelaku ekonomi media ini cukup menjadi pertimbangan media
dalam mengambil langkah bisnis. Sebab dalam bisnis media, produksi
diterjemahkan sebagai proses konversi sumber daya yang ada (termasuk tenaga
kerja, lahan, serta modal) menjadi produk dan sajian media. Tayangan dakwah dan
adalah bagaimana agar tetap terhubung dengan konsumen. Secara garis besar, ada
tiga tahapan strategi bisnis yang dilakukan oleh media :
Dari chart di atas tampak bahwa tahapan pertama adalah production, yaitu
kreasi dari konten media, umumnya dilakukan oleh filmmakers, musisi, creative
acara dan content provider. Disinilah seorang creative selalu berpikir bagaimana
merencanakan sebuah program tayangan yang diminati oleh masyarakat, salah
satunya yang telah berhasil dipasarkan adalah acara dakwah dan sinetron religi.
Jika mereka hendak menayangkan program dakwah dan agama, mereka akan
selalu mencari pembeda dengan stasiun yanga lain, akan selalu dicari nilai unik
dan lebihnya, sehingga mudah menarik simpati audience.
Selanjutnya tahapan yang kedua adalah packaging, yaitu mengemas
bagaimana sebuah konten media dapat disajkan secara menarik dan mendapat
simpati masyarakat, umumnya dilakukan oleh penerbit, jaringan radio, jaringan
televisi, bahkan media itu sendiri. Sekilas, dari sisi substansi tidak ada yang beda
antara model dakwah yang satu dengan yang lain, sinetron cinta dengan sinetron
religi, yang membedakan adalah bagaimana mengemas tayangan dakwah dan
agama menjadi tayangan menarik dan tidak menjemukan bagi audience. Cara
mengemas inilah yang akan membedakan media satu dengan yang lain, baik
kemasan dari sisi artis, dai, maupun sajian acaranya. Walaupun tayangan dakwah
erat dengan kesan sakral dan serius, maka media akan berpikir bagaimana caranya
agar kemasannya tetap menarik. Dengan mendatangkan artis yang sedang naik
daun adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk menarik simpati auedience.
Adapun tahapan ketiga adalah distribution, yaitu bagaimana mengirim konten
yang sudah diproduksi dan dikemas dengan baik melalui kanal-kanal media
kepada audience. Untuk tahapan ketiga, banyak cara yang bisa dilakukan, jika
media radio umumnya menggunakan spectrum frekuensi, sedang media TV
beberapa menggunakan frekuensi, tetapi banyak juga yang sudah menggunakan
jaringan kabel. Idealnya, ketiga tahapan strategis ini saling terikat satu dengan
yang lain. Masing-masing tidak dapat berdiri sendiri. Sebuah konten media yang
menarik tidak akan berarti bagi audience jika tidak terdistribusikan dengan baik,
sebuah kemasan tayangan yang bagus, tidak akan bernilai keuntungan jika
sampai
pada
tahapan
konsumsi.
Sehingga
keuntungan
yang
dimungkinkan adalah tidak ada yang hilang dari setiap tahapan yang dilakuan
(production, packaging, and distribution). Salah satu bentuk ekspansi vertikal
yang dilakukan media adalah memproduksi tayangan dakwah dan agama dengan
sentuhan kreatif dan hiburan, serta memastikan bahwa acara ini akan diterima
dengan baik oleh audience. Adapun Horizontal Expansion adalah bagaimana
langkah media untuk memperbesar keuntungan mereka dengan melakukan
ekspansi terhadap unit bisnis yang sama, misal akuisisi, merger, dan kerjasama
dengan media lain. Sedangkan strategi bisnis ketiga yang saat ini banyak diminati
adalah Diagonal Expansion, dimana media memutuskan untuk melakukan
pengayaan pada institusi media mereka dengan cara apapun yang dipandang tepat,
walaupun tidak in line dengan bisnis yang dijalankan.
Seperti bekerjasama dengan provider telekomunikasi, dan partai politik,
tujuannyaadalah memperkaya media mereka dari sisi finansial. Masing-masing
media memiliki preferensi atas ketiga strategi di atas,tergantung kebutuhan pasar
dan audience, adakalnya mereka akan melakukan langakah vertical, adakalanya
horizontal, bahkan diagonal. Namun tidak salah jika mereka mengambil ketiga
langkah tersebut jika memang dipandang perlu. Akan tetapi harus diingat bahwa
menarik, atau pada titik tertentu masyarakat akan jenuh dengan tema tayangan
sama yang disajikan dalam kurun waktu lama. Dengan segala kelebihan dan
kekurangan, bentuk ekspansi vertikal dirasa paling tepat dalam pengembangan
tayangan dakwah dan agama.
Kontribusi Iklan Media
Salah satu penggerak roda keuangan media adalah iklan. Sedikit
banyaknya revenue yang didapatkan oleh media akan dipengaruhi oleh seberapa
besar iklan yang masuk di media tersebut. Iklan memegang peranan vital dalam
bisnis media. Sayangnya, ketergantungan media terhadap iklan tidak beriringan
dengan ketergantungan iklan akan media. Seiring berkembangannya teknologi,
iklan tidak selalu ditampilkan di media konvensional seperti TV atau surat kabar,
melainkan juga di media alternative seperti online media dan ambience media.
sehingga wajar jika muncul kekhawatiran media akan menurunya keberpihakan
iklan terhadap media. Kekhawatiran media yang berlebihan akan iklan, akan
berdampak pada kulitas tayangan media. Dikhawatirkan, ketika iklan telah
menjadi dewa bagi media, maka moral, ethic, dan kualitas tidak lagi menjadi
pertimbangan pokok dalam memproduksi sebuah tayangan media.
Advertising, audience dan media adalah tiga bagian yang tidak terpisah.
Advertising punya perhitungan untung rugi, demikian juga media, advertising
punya orientasi , demikian juga media. akan tetapi pada konteks tertentu keduanya
saling membutuhkan. Bagi advertising, media adalah sebuah sarana untuk
mendistribusikan produk kreatif yang telah dibuat. Khalayak pada media menjadi
pertimbangan penting bagi pengiklan. Sedang bagi media, iklan adalah ladang
untuk mencari keuntungan materi. Sehingga, semakin banyak iklan yang masuk di
media, maka semakin banyak keuntungan materi yang didapat. Tugas media
hanya berpikir bagaimana agar
Tugas
EKONOMI DAN POLITIK MEDIA
(Hegemoni Media, Bisnis Media Terhadap Masyarakat)
OLEH
ISRA
(C1D1 13 190)