No. SOP
PENATALAKSANAAN VERTIGO
No. Revisi
Halaman :
No. SOP
No. Revisi
Halaman :
/PKM.TKL/PENY/
1/2
PUSKESMAS TAKALALA
I/2015
/PKM.TKL/PENY/
2/2
PUSKESMAS TAKALALA
I/2015
Tanggal Efektif :
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Takalala,
a. yang telah disiapkan
SOP
b. Mengatur ketinggian corong ( 30 cm diatas lambung).
PELAYANAN
1 Januari 2015
Pemberian tidak boleh terlalu cepat (20 menit),
KESEHATAN
maupun terlalu lambat dan sesuaikan dengan
karakteristikMaesara
makananKadir,
dan cairan
SKM
c. Pemberian makanan
tidak
boleh
dipaksakan
NIP : 19660621 198603
1 007 dengan
dorongan.
PENGERTIAN
Suatu kegiatan rujukan yang dilakukan pada bayi baru lahir
yang memiliki komplikasi dan memerlukan pelayanan
Secara contious :
kesehatan yang lebih lengkap dan memadai.
a. Menggantungkan makanan yang hendak diberikan
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang
No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek
pada tiang infuse
Kedokteran
b. Mengeluarkan udara dari dalam selang
2. c.
Undang-Undang
No. selamng
36 Tahun
2009 tentang
PokokMenyambungkan
makanan
dengan NGT
dan
Pokok
Kesehatan
mengatur
tetesan sesuai waktu yang telah ditentukan
3. d.
Peraturan
Bupati
Soppeng
No.
Mengunci
pengatur
tetesan
bila20/PER-BUB/VII/2013
semua makanan
sudah17masuk
kedalam
lambung
, hindariPenyusunan
masuknya
tanggal
Juli 2013
tentang
Pedoman
udara
ke
dalam
lambung
SOP
Administrasi
Pemerintah
di
Lingkungan
e.
Membilas
dengan
air putih, memasukkan obat bila
Pemerintah
Kab.
Soppeng
ada, lalu bilas kembali dengan air putih
TUJUAN
Untuk memperbaiki keadaan/kesehatan bayi baru lahir
.
KEBIJAKAN
Ditetapkan sebagai tindakan pelayanan yang disesuaikan
1. Melepaskan corong/kantung/formula makanan dan tutup
indikasi
pasien
selang
NGT yang dirawat
PROSEDUR KERJA
1. 2.Status
atau Keadaan
Yang
Memerlukan
:
Mempertahankan
klien
tetap
posisi semi Rujukan
fowler selama
30
a.menit
Gangguan napas sedang dan berat, apapun
penyebabnya
3. Merapikan
klien dan peralatan
Asfiksia yang
tidak memberikan respon pada
4. b.Melepaskan
Handscoen
tindakan
resusitasi sebaiknya dalam 10 menit
5. mencuci
tangan
pertama
c. Kasus Bedah Neonatus
d. BBLR
g
Unit Terkait
Rawat
Inap <1750
dan UGD
e. BBLR1750-2000 g dengan kejang, gangguan napas,
gangguan pemberian minum
f. Bayi hipotermi berat
g. Ikterus yang tidak memberikan respon dengan
fototerapi
h. Kemungkinan penyakit jantung bawaan
i. Bayi ibu diabetes mellitus dengan hipoglikemia
simtomatik
j. Kejang yang tidak teratasi
k. Tersangka infeksi(sepsis,meningitis) berat/dengan
komplikasi
l. Penyakit hemolisis
m. Tersangka renjatan yang tidak member respon baik
n. Hipoglikemia yang tidak dapat teratasi
2. System Rujukan Dan Transportasi
Perhatikan regional rujukan perinatal dalam
menentukan tujuan rujukan, sehingga dapat
merujuk dengan cepat , aman dan benar
Puskesmas merupakan penyaring kasus resiko
yang perlu di rujuk sesuai dengan besaran
resiko, jarak dan factor lainnya
Memberi informasi
PUSKESMAS TAKALALA
/PKM.TKL/PENY/
I/2015
Tanggal Efektif :
SOP
PELAYANAN
KESEHATAN
PENGERTIAN
DASAR HUKUM
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR KERJA
No. Revisi
Halaman :
1/2
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Takalala,
1 Januari 2015
Maesara Kadir, SKM
NIP : 19660621 198603 1 007
Cara merawat mata adalah tindakan mengkaji, membersihkan
dan atau mengairi mata
1. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran
2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok
Kesehatan
3. Peraturan Bupati Soppeng No. 20/PER-BUB/VII/2013
tanggal 17 Juli 2013 tentang Pedoman Penyusunan SOP
Administrasi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kab.
Soppeng
1. Mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan
2. Mencegah infeksi mata
3. Mencegah atau merawat luka pada mata
4. Mendeteksi penyakit mata secara dini
5. Mencegah kerusakan kornea pada pasien dibius atau tidak
sadar
a. Observasi keadaan umum pasien
b. Observasi tanda-tanda vital
Prosedur :
1. Lihat kondisi pasien
2. Persiapan alat
Baskom kecil
Air atau cairan normal salin
Kain lap atau bola panas
Sarung tangan bersih
3. Persiapan pasien
Tentukan kebutuhan perawatan mata dan
instruksi dokter
Jelaskan kebutuhan dan prosedur perawatan
mata pada pasien, diskusikan bagaimana
pasien dapat membantu pasien.
Sediakan peralatan yang dibutuhkan
Lakukan cuci tangan dan pakai sarung tangan
4. Pelaksanaan
a. Gunakan air atau cairan normal, salin suhu
ruangan
b. Dengan menggunakan kain lap atau bola kapas
yang tela dibasahi oleh air atau cairan normal
salin, dengan lembut bersihkan setiap mata dari
dalam keluar sudut mata (canthus). Gunakan bola
kapas yang lain atau ujung kain lap untuk setiap
mata.
PUSKESMAS
TAKALALA
Prosedur Kerja
UNIT TERKAIT
No. Revisi
/PKM.TKL/PENY /
I/2015
Halaman :
2/2
/PKM.TKL/PENY/
I/2015
Tanggal Efektif :
SOP
PELAYANAN
KESEHATAN
PENGERTIAN
DASAR HUKUM
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR KERJA
No. Revisi
Halaman :
1/3
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Takalala,
1 Januari 2015
Maesara Kadir, SKM
NIP : 19660621 198603 1 007
Memindahkan pasien yang tidak dapat/ tidak boleh berjalan,
dilakukan dari tempat yang satu ke tempat yang lain
1. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Prakt.ek
Kedokteran
2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok
Kesehatan
3. Peraturan Bupati Soppeng No. 20/PER-BUB/VII/2013
tanggal 17 Juli 2013 tentang Pedoman Penyusunan SOP
Administrasi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kab.
Soppeng
1. Mengurangi/menghindarkan pergerakan pasin sesuai
dengan keadaan fisiknya
2. Memenuhi kebutuhan konsultasi atau pindah ruangan
Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil.
A. PERSIAPAN
1. Persiapan Alat:
Kursi roda
Handscoen atau sarung tangan ( jika perlu)
2. Persiapan pasien :
Pasien berada di tempat tidur
Jelaskan prosedur pada pasien
Atur posisi tempat tidur pasien pada posisi
paling rendah, sampai kaki pasien bias
menyentuh lantai
Letakkan kursi roda sejajar atau sedekat
mungkin dengan tempat tidur, kunci semua
roda kursi.
B. PELAKSANAAN
1. Bantu pasien duduk di tepi tempat duduk
2. Kaji postural hipotensi
3. Instruksikan pasien untuk bergerak ke depan dan
duduk di tepi bed
4. Instruksikan mencondongkan tubuh kedepan mulai
daripinggul
5. Instruksikan meletakkan kaki yang kuat di bawah tepi
bed, sedangkan kaki yang lemah berada di depannya
6. Meletakkan tangan pasien di atas permukaan bed atau
di atas ke dua bahu perawat
7. Berdiri tepat di depan pasien, condongkan tubuh ke
depan, fleksikan pinggu;, lutut, dan pergelangan
No. Revisi
/PKM.TKL/PENY/
I/2015
Halaman :
2/2
5.
6.
7.
UNIT
TERKAIT
PUSK
AS
ESM Perawat
No. Revisi
Halaman :
/PKM.TKL/PENY/
I/2015
Tanggal Efektif :
SOP
PELAYANAN
KESEHATAN
PENGERTIAN
DASAR HUKUM
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR KERJA
1/2
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Takalala,
1 Januari 2015
Maesara Kadir, SKM
NIP : 19660621 198603 1 007
Memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan,
keterbatasan, tidak boleh melakukan sendiri, atau tidak sadar
dari brankard ke tempat tidur yang di lakukan oleh dua atau tiga
orang perawat
1. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran
2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang PokokPokok Kesehatan
3. Peraturan Bupati Soppeng No. 20/PER-BUB/VII/2013
tanggal 17 Juli 2013 tentang Pedoman Penyusunan SOP
Administrasi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kab.
Soppeng
1. Mampu mendiagnosis suatu Skabies
2. Memberikan terapi yang tepat sehingga mampu
mencegah terjadinya komplikasi.
Ditetapkan sebagai tindakan pelayanan yang disesuaikan
indikasi pasien yang dirawat
I. Anamnesis terhadap tanda dan gejala berupa :
Gejala klinis:
1. Pruritus nokturna, yaitu gatal yang hebat terutama pada
malam hari atau saat penderita berkeringat.
2. Lesi timbul di stratum korneum yang tipis, seperti di sela jari,
pergelangan tangan dan kaki, aksila, umbilikus, areola
mammae dan di bawah payudara (pada wanita) serta genital
eksterna (pria).
II. Pemeriksaan fisik dapat ditemukan :
Pemeriksaan Fisik
Lesi kulit berupa terowongan (kanalikuli) berwarna putih atau
abu-abu dengan panjang rata-rata 1 cm. Ujung
terowongan terdapat papul, vesikel, dan bila terjadi infeksi
sekunder, maka akan terbentuk pustul, ekskoriasi, dsb.
Pada anak-anak, lesi lebih sering berupa vesikel disertai
infeksi sekunder akibat garukan sehingga lesi menjadi
bernanah
Terdapat 4 tanda cardinal untuk Diagnosis skabies, yaitu:
1. Pruritus nokturna
2. Menyerang manusia secara berkelompok
3. Adanya gambaran polimorfik pada daerah predileksi lesi di
stratum korneum yang tipis (sela jari, pergelangan volar
tangan dan kaki, dsb)
4. Ditemukannya tungau dengan pemeriksaan mikroskopis.
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan 2 dari 4 tanda
tersebut.
III. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikroskopis dari kerokan kulit untuk
menemukan tungau..
PUSK
AS
ESM
PENATALAKSANAAN SKABIES
No. SOP
TAKALALA
49/PKM.TKL/PENY/
XII/2013
No. Revisi
Halaman :
2/2
UNIT TERKAIT
PENGERTIAN
DASAR HUKUM
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR KERJA
Halaman :
/PKM.TKL/PENY/
I/2015
Tanggal Efektif :
SOP
PELAYANAN
KESEHATAN
No. Revisi
1/2
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Takalala,
1 Januari 2015
Maesara Kadir, SKM
NIP : 19660621 198603 1 007
Memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan,
keterbatasan, tidak boleh melakukan sendiri, atau tidak sadar
dari brankard ke tempat tidur yang di lakukan oleh dua atau tiga
orang perawat
1. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran
2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok
Kesehatan
3. Peraturan Bupati Soppeng No. 20/PER-BUB/VII/2013
tanggal 17 Juli 2013 tentang Pedoman Penyusunan SOP
Administrasi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kab.
Soppeng
Memindahkan pasien dari brankard ke tempat tidur dengan
tujuan untuk perawatan atau tindakan medis lainnya.
Pertahankan
agar kasur yang digunakan memberikan
support yang baik bagi tubuh
Yakinkan agar alas tidur tetap bersih dan kering, karena alas
tidur yang lembab atau terlipat akan meningkatkan resiko
terjadinya ulkus dekubitus.
Letakkan alat bantu di tempat yang membutuhkan,sesuai
dengan jenis posisi
Jangan letakkan satu bagian tubuh diatas bagian tubuh yang
lain, terutama daerah tonjolan tulang
A. PERSIAPAN
1. Persiapan Alat :
Tempat tidur pasien dan brankar
Sarung tangan jika perlu
2. Persiapan Pasien :
Pasien berada di brankar
Jelaskan prosedur pada pasien
B. PELAKSANAAN
1. Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90
derajat terhadap tempat tidur
2. Dua atau tiga orang perawat menghadap ke
brankar/pasien.
3. Silangkan tangan pasien ke depan dada.
4. Tekuk lutut anda, kemudian masukkan tangan anda ke
bawah tubuh pasien.
5. Perawat pertama meletakkan tangan dibawah leher/bahu
SOP
PELAYANAN
KESEHATAN
PROSEDUR KERJA
UNIT TERKAIT
/
PKM.TKL/PENY/I/2
015
Tanggal Efektif :
No. Revisi
Halaman :
2/2
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Takalala,
1 Januari 2015
Maesara Kadir, SKM
NIP : 19660621 198603 1 007
pindahkan ke tempat tidur pasien
1. Lakukan gerakan mengangkat pasien dengan gerakan
yang anatomis, tidak membungkuk secara berlebihan.
2. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman
3. Rapikan pasien dan bereskan alat-alat.
4. Cuci tangan,
perawat
PUSKESMAS TAKALALA
No. Revisi
Halaman :
85/PKM.TKL/PENY/
XII/2013
2/2
UNIT TERKAIT
PENATALAKSANAAN ANEMIA
No. SOP
PUSKESMAS TAKALALA
86/PKM.TKL/PENY/
XII/2013
Tanggal Efektif :
SOP
PELAYANAN KESEHATAN
PENGERTIAN
DASAR HUKUM
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR KERJA
No. Revisi
Halaman :
1/2
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Takalala,
24 Desember 2013
Maesara Kadir, SKM
NIP : 19660621 198603 1 007
Penurunan kadar Hemoglobin yang menyebabkan
penurunan kadar oksigen yang didistribusikan ke seluruh
tubuh sehingga menimbulkan berbagai keluhan (sindrom
anemia).
1. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran
2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang PokokPokok Kesehatan
3. Peraturan
Bupati
Soppeng
No.
20/PERBUB/VII/2013 tanggal 17 Juli 2013 tentang
Pedoman
Penyusunan
SOP
Administrasi
Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kab.
Soppeng
1. Mampu mendiagnosis suatu Anemia
1. Memberikan terapi yang tepat sehingga mampu
mencegah terjadinya komplikasi.
Ditetapkan
sebagai
tindakan
pelayanan
yang
disesuaikan indikasi pasien yang dirawat
I. Anamnesis terhadap tanda dan gejala berupa :
Pasien datang ke dokter dengan keluhan lemah, lesu,
letih, lelah, penglihatan berkunang-kunang, pusing,
telinga berdenging dan penurunan konsentrasi
II. Pemeriksaan fisik dapat ditemukan :
1. Mukokutaneus: pucatindikator yang cukup baik,
sianotik, atrofi papil lidah (anemia defisiensi besi dan
anemia pernisiosa), alopesia (anemia defisiensi besi),
ikterik (anemia hemolitik), koilonikia (anemia defisiensi
besi), glositis (anemia pernisiosa), rambut kusam,
vitiligo (anemia pernisiosa).
2. Kardiovaskular: takikardi, bising jantung
3. Respirasi: frekuensi napas (takipnea)
4. Mata: konjungtiva pucat
III. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah: Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht),
leukosit, trombosit, jumlah eritrosit, morfologi darah tepi
(apusan darah tepi),
IV. Penatalaksanaan berupa :
Atasi penyebab yang mendasarinya. Jika didapatkan
kegawatan (misal: anemia gravis atau distres
pernafasan), pasien segera dirujuk.
PENATALAKSANAAN ANEMIA
PUSKESMAS TAKALALA
No. SOP
86/PKM.TKL/PEN
Y/ XII/2013
No. Revisi
Halaman :
2/2
UNIT TERKAIT
PUSKESMAS TAKALALA
87/PKM.TKL/PENY/
XII/2013
Tanggal Efektif :
SOP
PELAYANAN
KESEHATAN
PENGERTIAN
DASAR HUKUM
TUJUAN
KEBIJAKAN
No. Revisi
Halaman :
1/2
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Takalala,
24 Desember 2013
Maesara Kadir, SKM
NIP : 19660621 198603 1 007
Reaksi anafilaksis merupakan sindrom klinis akibat reaksi
imunologis (reaksi alergi) yang bersifat sistemik, cepat dan hebat
yang dapat menyebabkan gangguan respirasi, sirkulasi,
pencernaan dan kulit. Jika reaksi tersebut cukup hebat dapat
menimbulkan syok yang disebut sebagai syok anafilaktik.
1. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran
2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang PokokPokok Kesehatan
3. Peraturan Bupati Soppeng No. 20/PER-BUB/VII/2013
tanggal 17 Juli 2013 tentang Pedoman Penyusunan SOP
Administrasi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kab.
Soppeng
1. Mampu mendiagnosis suatu Reaksi Anafilaktik
2. Memberikan terapi yang tepat sehingga mampu
mencegah terjadinya komplikasi.
Ditetapkan sebagai tindakan pelayanan yang disesuaikan
indikasi pasien yang dirawat
PROSEDUR KERJA
PUSKESMAS TAKALALA
UNIT TERKAIT
87/PKM.TKL/PENY/
XII/2013
No. Revisi
Halaman :
2/2
PENATALAKSANAAN LEPTOSPIROSIS
No. SOP
PUSKESMAS TAKALALA
88/PKM.TKL/PENY/
XII/2013
Tanggal Efektif :
SOP
PELAYANAN
KESEHATAN
PENGERTIAN
DASAR HUKUM
TUJUAN
KEBIJAKAN
No. Revisi
Halaman :
1/2
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Takalala,
24 Desember 2013
Maesara Kadir, SKM
NIP : 19660621 198603 1 007
Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang menyerang manusia
dan hewan yang disebabkan oleh mikroorganisme Leptospira
interogans dan memiliki manifestasi klinis yang luas.
1. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran
2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang PokokPokok Kesehatan
3. Peraturan Bupati Soppeng No. 20/PER-BUB/VII/2013
tanggal 17 Juli 2013 tentang Pedoman Penyusunan SOP
Administrasi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kab.
Soppeng
1. Mampu mendiagnosis suatu Leptospirosis
2. Memberikan terapi yang tepat sehingga mampu
mencegah terjadinya komplikasi.
Ditetapkan sebagai tindakan pelayanan yang disesuaikan
indikasi pasien yang dirawat
PROSEDUR KERJA
PENATALAKSANAAN LEPTOSPIROSIS
No. SOP
PUSKESMAS TAKALALA
88/PKM.TKL/PENY/
XII/2013
No. Revisi
Halaman :
2/2
UNIT TERKAIT
89/PKM.TKL/PENY/
XII/2013
Tanggal Efektif :
SOP
PELAYANAN
KESEHATAN
PENGERTIAN
DASAR HUKUM
No. Revisi
Halaman :
1/1
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Takalala,
24 Desember 2013
Maesara Kadir, SKM
NIP : 19660621 198603 1 007
Penyakit ini belum diketahui sebabnya, dimulai dengan sebuah
lesi inisial berbentuk eritema dan skuama halus (mother patch),
kemudian disusul oleh lesi-lesi yang lebih kecil di badan, lengan
dan paha atas, yang tersusun sesuai dengan lipatan kulit.
1. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran
2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang PokokPokok Kesehatan
3. Peraturan Bupati Soppeng No. 20/PER-BUB/VII/2013
tanggal 17 Juli 2013 tentang Pedoman Penyusunan SOP
Administrasi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kab.
Soppeng
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR KERJA
UNIT TERKAIT
PUSKESMAS TAKALALA
90/PKM.TKL/PENY/
XII/2013
Tanggal Efektif :
SOP
PELAYANAN
KESEHATAN
PENGERTIAN
DASAR HUKUM
No. Revisi
Halaman :
1/2
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Takalala,
24 Desember 2013
Maesara Kadir, SKM
NIP : 19660621 198603 1 007
Pedikulosis kapitis adalah infeksi dan infestasi kulit kepala dan
rambut manusia yang disebabkan oleh kutu kepala Pediculus
humanus var capitis.
1. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran
2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang PokokPokok Kesehatan
3. Peraturan Bupati Soppeng No. 20/PER-BUB/VII/2013
tanggal 17 Juli 2013 tentang Pedoman Penyusunan SOP
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR KERJA
No. Revisi
Halaman :
PUSKESMAS TAKALALA
91/PKM.TKL/PENY/
XII/2013
90/PKM.TKL/PENY/
XII/2013
2/2
UNIT TERKAIT
PUSKESMAS TAKALALA
SOP
PELAYANAN
KESEHATAN
PENGERTIAN
DASAR HUKUM
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR KERJA
No. SOP
No. Revisi
Halaman :
92/PKM.TKL/PENY /
XII/2013
91/PKM.TKL/PENY/
XII/2013
1/2
Tanggal Efektif :
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Takalala,
24 Desember 2013
Maesara Kadir, SKM
NIP : 19660621 198603 1 007
Tinea versikolor adalah penyakit infeksi pada superfisial kulit dan
berlangsung kronis yang disebabkan oleh jamur Malassezia
furfur
1. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran
2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang PokokPokok Kesehatan
3. Peraturan Bupati Soppeng No. 20/PER-BUB/VII/2013
tanggal 17 Juli 2013 tentang Pedoman Penyusunan SOP
Administrasi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kab.
Soppeng
1. Mampu mendiagnosis suatu Ptiriasis Versicolor
2. Memberikan terapi yang tepat sehingga mampu
mencegah terjadinya komplikasi.
Ditetapkan sebagai tindakan pelayanan yang disesuaikan
indikasi pasien yang dirawat
I. Anamnesis terhadap tanda dan gejala berupa :
Tinea versikolor pada umumnya datang berobat karena
tampak bercak putih pada kulitnya. Keluhan gatal ringan
muncul terutama saat berkeringat, namun sebagian besar
pasien asimptomatik.
II. Pemeriksaan fisik dapat ditemukan :
Tanda Patognomonis
Lesi berupa makula hipopigmentasi atau berwarna-warni,
berskuama halus, berbentuk bulat atau tidak beraturan
dengan batas tegas atau tidak tegas. Skuama biasanya tipis
seperti sisik dan kadangkala hanya dapat tampak dengan
menggores kulit (finger nail sign).
Predileksi di bagian atas dada, lengan, leher, perut, kaki,
ketiak, lipat paha, muka dan kepala. Penyakit ini terutama
ditemukan pada daerah yang tertutup pakaian dan bersifat
lembab.
III. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan lampu Wood menampakkan pendaran
(fluoresensi) kuning keemasan pada lesi yang bersisik.
Pemeriksaan mikroskopis sediaan kerokan skuama lesi
dengan KOH.
PUSKESMAS TAKALALA
No. SOP
No. Revisi
Halaman :
92/PKM.TKL/PENY/
XII/2013
91/PKM.TKL/PENY/
XII/2013
2/2
UNIT TERKAIT
PUSKESMAS TAKALALA
No. SOP
No. Revisi
Halaman :
93/PKM.TKL/PENY/
XII/2013
92/PKM.TKL/PENY/
XII/2013
1/2
Tanggal Efektif :
SOP
PELAYANAN
KESEHATAN
PENGERTIAN
DASAR HUKUM
TUJUAN
KEBIJAKAN
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Takalala,
24 Desember 2013
Maesara Kadir, SKM
NIP : 19660621 198603 1 007
Reaksi gigitan serangga (insect bite reaction)adalah reaksi
hipersensitivitas atau alergi pada kulit akibat gigitan (bukan
terhadap sengatan/stings), dan kontak dengan serangga. Gigitan
hewan serangga, misalnya oleh nyamuk, lalat, bugs, dan kutu,
yang dapat menimbulkan reaksi peradangan yang bersifat lokal
sampai sistemik.
1. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran
2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang PokokPokok Kesehatan
3. Peraturan Bupati Soppeng No. 20/PER-BUB/VII/2013
tanggal 17 Juli 2013 tentang Pedoman Penyusunan SOP
Administrasi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kab.
Soppeng
1. Mampu mendiagnosis suatu Reaksi Gigitan Serangga
2. Memberikan terapi yang tepat sehingga mampu
mencegah terjadinya komplikasi.
Ditetapkan sebagai tindakan pelayanan yang disesuaikan
indikasi pasien yang dirawat
PROSEDUR KERJA
PUSKESMAS TAKALALA
No. SOP
No. Revisi
Halaman :
93/PKM.TKL/PENY/
XII/2013
92/PKM.TKL/PENY/
XII/2013
2/2
UNIT TERKAIT