Anda di halaman 1dari 6

Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi

oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Suhu
tubuh dibagi menjadi 2 yaitu suhu inti dan suhu permukaan. Suhu inti yaitu
suhu jaringan dalam relatif konstan seperti rektum, membran timpani,
esofagus, arteri pulmoner, kandung kemih dan suhu permukaan seperti kulit,
aksila, oral. Rasa suhu mempunyai dua submodalitas yaitu rasa dingin dan
rasa panas. Reseptor dingin/panas berfungsi mengindrai rasa panas dan refleks
pengaturan suhu tubuh. Reseptor ini dibantu oleh reseptor yang terdapat di
dalam sistem syaraf pusat. Dengan pengukuran waktu reaksi, dapat dinyatakan
bahwa kecepatan hantar untuk rasa dingin lebih cepat dibandingkan dengan
kecepatan hantaran rasa panas. Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi
setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh.
Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan,
diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme
umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di
hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh
yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik.
Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas
toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set
point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada
37C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan
merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan
suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran
panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.
Suhu tubuh sangat mudah sekali berubah dan dipengaruhi oleh banyak
faktor. Perubahan suhu tubuh sangat erat kaitannya dengan produksi panas
yang berlebihan, produksi panas maksimal maupun pengeluaran panas yang
berlebihan. Tentunya sifat perubahan panas tersebut sangat memengaruhi
masalah klinis yang dialami setiap orang. Beberapa gangguan terhadap
pengaturan suhu tubuh diantaranya :
1. Demam

Demam merupakan mekanisme pertahanan yang penting.


Peningkatan ringan suhu sampai 39C meningkatkan sistem imun tubuh.
Demam juga meruapakan bentuk pertarungan akibat infeksi karena virus
menstimulasi interferon (substansi yang bersifat melawan virus). Pola
demam berbeda bergantung pada pirogen. Peningkatan dan penurunan
jumlah pirogen berakibat puncak demam dan turun dalam waktu yang
berbeda. Selama demam, metabolisme meningkat dan konsumsi oksigen
bertambah. Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk setiap derajat
kenaikan suhu. Frekuensi jantung dan pernapasan meningkat untuk
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh terhadap nutrient. Metabolisme
yang meningkat menggunakan energi yang memproduksi panas tambahan.
2. Kelelahan akibat panas
Kelelahan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak
mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan.
Disebabkan oleh lingkungan yang terpapar panas. Tanda dan gejala kurang
volume cairan adalah hal yang umum selama kelelahan akibat panas.
Tindakan pertama yaitu memindahkan klien ke lingkungan yang lebih
dingin serta memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Hipertermia
Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan
tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi
panas adalah hipertermia. Setiap penyakit atau trauma pada hipotalamus
dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Hipertermia
malignan adalah kondisi bawaan tidak dapat mengontrol produksi panas,
yang terjadi ketika orang yang rentan menggunakan obat-obatan anastetik
tertentu.
4. Heat stroke
Paparan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan
suhu tinggi dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi
ini disebut heat stroke, kedaruratan yang berbahaya panas dengan angka
mortalitas yang tinggi. Klien beresiko termasuk yang masih sangat muda
atau sangat tua, yang memiliki penyakit kardiovaskular, hipotiroidisme,
diabetes atau alkoholik. Yang termasuk beresiko adalah orang yang
mengkonsumsi obat yang menurunkan kemampuan tubuh untuk

mengeluarkan panas (mis. fenotiazin, antikolinergik, diuretik, amfetamin,


dan antagonis reseptor beta-adrenergik) dan mereka yang menjalani
latihan olahraga atau kerja yang berat (mis. atlet, pekerja konstruksi dan
petani). Tanda dan gejala heatstroke termasuk gamang, konfusi, delirium,
sangat haus, mual, kram otot, gangguan visual, dan bahkan inkontinensia.
Tanda lain yang paling penting adalah kulit yang hangat dan kering.
Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangan elektrolit
sangat berat dan malfungsi hipotalamus. Heatstroke dengan suhu yang
lebih besar dari 40,5C mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari
semua organ tubuh. Tanda vital menyatakan suhu tubuh kadang-kadang
setinggi 45C, takikardia dan hipotensi. Otak mungkin merupakan organ
yang terlebih dahulu terkena karena sensitivitasnya terhadap
keseimbangan elektrolit. Jika kondisi terus berlanjut, klien menjadi tidak
sadar, pupil tidak reaktif. Terjadi kerusakan neurologis yang permanen
kecuali jika tindakan pendinginan segera dimulai.
5. Hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin
memengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas sehingga akan
mengakibatakan hipotermia. Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara
berangsur dan tidak diketahui selama beberapa jam. Ketika suhu tubuh
turun menjadi 35C, orang yang mengalami hipotermia mengalami
gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu
menilai. Jika suhu tubuh turun dibawah 34,4C, frekuensi jantung,
pernapasan, dan tekanan darah turun. Jika hipotermia terus berlangsung,
disritmia jantung akan berlangsung, kehilangan kesadaran, dan tidak
responsif terhadap stimulus nyeri.
Nadi adalah aliran darah yang menonjol dan dapat diraba di berbagai
tempat pada tubuh. Nadi merupakan indikator status sirkulasi. Sirkulasi
merupakan alat melalui apa sel menerima nurtien dan membuang sampah
yang dihasilkan dari metabolime. Supaya sel berfungsi secara normal, harus
ada aliran darah yang kontiyu dan volume sesuai yang didistribusikan darah
kesel-sel yang membutuhkan nutrient. Denyut nadi dapat dibedahkan menjadi

2 yaitu apikal dan perifer. Nadi radialis dan apikal merupakan tempat yang
paling sering di gunakan untuk mengkaji frekuensi nadi. Denyut nadi apikal
adalah denyut nadi yang dirasakan di apexs jantung. Denyut nadi perifer
adalah denyut nadi yang dirasakan pada perifer tubuh seperti, leher,
pergelangan, dan kaki. Pada pasien yang sehat denyut nadi perifer sama
dengan denyut jantung. Perubahan kesehatan pasien dapat memperlemah
denyut perifer dan membuatnya sulit untuk dideteksi. Sehingga pengkaji
denyut nadi perifer merupakan suatu komponen penting dalam pengkajian
kesehatan menyeluruh.
Denyut nadi bisa memberikan gambaran tentang penyakit atau
gangguan yang terjadi pada organ tubuh seseorang. Penentuan penyakit
melalui denyut nadi ini didasarkan pada tingkat kelajuan (kecepatan),
kedalaman dan kekuatan denyutan. Pembagian penentuan penyakit
berdasarkan denyut nadi :
A. Kecepatan / Kelajuan Nadi
Ukuran denyut nadi normal adalah 60 - 90 denyut/menit atau 4 5
pukulan / siklus atau daur nafas. Berdasarkan kecepatan / kelajuannya
denyut nadi dibagi menjadi dua yaitu:
o Denyut Nadi Perlahan / lambat
Denyut nadi per lahan atau lambat adalah denyut nadi di
bawah 60 denyut/menit atau 4 pukulan / daur pernafasan. Nadi
yang berdenyut perlahan menunjukan unsur air (sejuk) yang
terdapat dalam tubuh. Dalam kondisi seperti ini nadi berdenyut
lebih pelan dibandingkan dengan denyut nadi normal. Semakin
pelan denyutannya berarti semakin tinggi unsur air (sejuk) yang
terdapat dalam tubuh.
o Denyut Nadi laju / cepat
Denyut nadi laju atau cepat adalah denyut nadi di atas 90
denyut/menit atau 5 pukulan / daur pernafasan. Nadi yang
bedenyut cepat menunjukan unsur api (panas) yang terdapat dalam
tubuh. Semakin laju /cepat denyutan berarti semakin banyak
B. Kekuatan denyut nadi
o Nadi Kuat / Penuh

Nadi seperti ini bisa dikenali dengan merasakan adanya


denyutan pada ketiga jari yang kita tempelkan pada bagian atas
pergelangan tangan. Nadi kuat menunjukan adanya kualitas
gelombang yang agresif serta kandungan unsur yang berlebihan.
o Nadi Lemah / Kosong
Nadi yang lemah (kosong) menunjukan tubuh kekurangan
unsur.
C. Kedalaman Nadi
o Nadi Atas
Denyut nadi atas mengindikasikan komplikasi gejala luar
atau tahap awal penyakit. Denyutan Nadi atas bisa diketahui
dengan merasakan denyutan hanya dengan melalui tekanan yang
ringan. Danyutan akan hilang jika kita menekan (pergelangan)
terlalu kuat (dalam). Nadi atas menunjukan gejala kekurangan
tenaga pada buah pinggang. Kesan (tanda-tanda) yang biasa
muncul antara lain; sakit kepala, bunyi berdengung dan berdesing
dalam telinga, hotfluses (muka dan leher menjadi merah). Nadi atas
juga menunjukan tenaga yang tinggi dalam paru-paru. Keadaan
seperti ini biasanya ditandai (dikesan) dengan adanya batuk-batuk
yang merupakan simpton (gejala) penyakit astma.
o Nadi dalam
Denyut nadi dalam mengindikasikan komplikasi gejala
dalam (penyakit dalam). Denyut nadi tidak wujud (nampak)
dengan sentuhan ringan. Denyutan Nadi baru terasa setelah
mendapatkan tekanan (tangan) yang keras. Nadi dalam
menunjukan tanda-tanda seperti keletihan, prolap, cirit-birit atau
diare dan keputihan.
Sistem pengangkut oksigen di dalam tubuh terdiri atas paru-paru
dan sistem kardiovaskuler. Pengangkutan oksigen menuju jaringan tertentu
tergantung pada jumlah oksigen yang masuk kedalam paru-paru, adanya
pertukaran gas dalam paru yang adekuat, aliran darah menuju jaringan,
serta kapasitas darah untuk mengangkut oksigen. Aliran darah bergantung

pada derajat konstraksi jaringan vaskuler didalam jaringan serta curah


jantung. Jumlah oksigen didalam darah ditentukan oleh jumlah oksigen
yang larut, jumlah hemoglobin dalam darah serta afinitas hemoglobin
terhadap oksigen.
Tubuh manusia membutuhkan pasokan oksigen yang konstan yang
berfungsi secara sehat. Kadar oksigen rendah dalam darah dapat
menyebabkan kondisi medis yang serius dan mengancam jiwa. Kadar
oksigen yang normal dalam kisaran 95-100%. Jika oksigen turun dibawah
level normal (92%), ada kemungkinan tubuh mengalami penyakit
pernafasan seperti hipoksemia (penyakit pernafasan dengan gejala
kelelahan, sesak nafas dan kebingungan). Dengan kadar oksigen yang
rendah dalam darah, oksigen tidak mampu menembus dinding sel darah
merah. Dalam kasus ini akan menyebabkan pasien mengalami gangguan
penglihatan, kehilangan memori, melemahnya otot jantung, jari
kesemutan, batuk kronis, retensi air pada kaki dan pergelangan kaki.

Anda mungkin juga menyukai

  • Sistem Fotonika Dan Spesifikasinya
    Sistem Fotonika Dan Spesifikasinya
    Dokumen2 halaman
    Sistem Fotonika Dan Spesifikasinya
    indrrawijaya
    Belum ada peringkat
  • Macam - Macam Lensa
    Macam - Macam Lensa
    Dokumen2 halaman
    Macam - Macam Lensa
    indrrawijaya
    Belum ada peringkat
  • Jenis Lensa
    Jenis Lensa
    Dokumen2 halaman
    Jenis Lensa
    indrrawijaya
    Belum ada peringkat
  • Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Republik Indonesia
    Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Republik Indonesia
    Dokumen35 halaman
    Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Republik Indonesia
    indrrawijaya
    Belum ada peringkat
  • Data Angin
    Data Angin
    Dokumen3 halaman
    Data Angin
    indrrawijaya
    Belum ada peringkat
  • Macam - Macam Lensa
    Macam - Macam Lensa
    Dokumen2 halaman
    Macam - Macam Lensa
    indrrawijaya
    Belum ada peringkat
  • Contoh Audit Rinci
    Contoh Audit Rinci
    Dokumen3 halaman
    Contoh Audit Rinci
    indrrawijaya
    Belum ada peringkat
  • BAB II Interferometer
    BAB II Interferometer
    Dokumen5 halaman
    BAB II Interferometer
    indrrawijaya
    Belum ada peringkat
  • Tugas Optik
    Tugas Optik
    Dokumen1 halaman
    Tugas Optik
    indrrawijaya
    Belum ada peringkat
  • Lensa
    Lensa
    Dokumen4 halaman
    Lensa
    indrrawijaya
    Belum ada peringkat
  • 2 C
    2 C
    Dokumen1 halaman
    2 C
    indrrawijaya
    Belum ada peringkat
  • Paper Sister
    Paper Sister
    Dokumen13 halaman
    Paper Sister
    indrrawijaya
    Belum ada peringkat
  • Basdat
    Basdat
    Dokumen3 halaman
    Basdat
    indrrawijaya
    Belum ada peringkat
  • Tugas Optik
    Tugas Optik
    Dokumen1 halaman
    Tugas Optik
    indrrawijaya
    Belum ada peringkat
  • Translasi
    Translasi
    Dokumen6 halaman
    Translasi
    indrrawijaya
    Belum ada peringkat
  • Fisiologi Metabolisme Dan Pengaturan Suhu Tubuh
    Fisiologi Metabolisme Dan Pengaturan Suhu Tubuh
    Dokumen14 halaman
    Fisiologi Metabolisme Dan Pengaturan Suhu Tubuh
    Tia Arianti
    Belum ada peringkat
  • Tugas 002
    Tugas 002
    Dokumen1 halaman
    Tugas 002
    indrrawijaya
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen9 halaman
    Bab 2
    indrrawijaya
    Belum ada peringkat
  • BAB II Oke
    BAB II Oke
    Dokumen17 halaman
    BAB II Oke
    Abdul Munif Hanafi
    Belum ada peringkat
  • Lensa
    Lensa
    Dokumen4 halaman
    Lensa
    indrrawijaya
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen20 halaman
    Bab Ii
    indrrawijaya
    Belum ada peringkat
  • Sistem Kardiovaskuler
    Sistem Kardiovaskuler
    Dokumen12 halaman
    Sistem Kardiovaskuler
    Ani Kusumastuti
    Belum ada peringkat
  • Respira Si
    Respira Si
    Dokumen2 halaman
    Respira Si
    indrrawijaya
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    indrrawijaya
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    indrrawijaya
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen20 halaman
    Bab Ii
    indrrawijaya
    Belum ada peringkat