PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pandangan teknik sipil, tanah merupakan akumulasi partikel mineral, bahan
organik dan endapanendapan yang relatif lepas (loose), yang terletak di atas
batuan dasar (bedrock). Di antara partikelpartikel tanah terdapat ruang kosong
yang disebut poripori (void space) yang berisi air dan/atau udara. Ikatan yang
lemah antar partikel tanah disebabkan oleh adanya zat organik, karbonat atau
oksida yang mengendap di antara partikel tersebut.
Pelapukan tanah akibat reaksi kimia menghasilkan susunan kelompok partikel
berukuran koloid dengan diameter butiran lebih kecil dari 0,002 mm yang disebut
mineral lempung (clay mineral). Lempung (clay) sebagian besar terdiri dari partikel
mikroskopis dan submikroskopis yang berbentuk lempenganlempengan pipih
dengan permukaan khusus dan mengandung muatan listrik negatif. Tanah yang
memiliki partikel berukuran lempung dapat diklasifikasikan sebagai tanah lempung.
Namun tanah lempung tersebut belum tentu selalu mengandung mineralmineral
lempung yang sama.
Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk menganalisis kapasitas dukung tanah,
stabilitas tanah lereng dan gaya dorong pada dinding penahan tanah. Kuat geser
tanah adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh butiran tanah terhadap desakan
atau tarikan. Berdasarkan pengertian tersebut, bila tanah mengalami pembebanan
akan ditahan oleh kohesi tanah yang bergantung pada jenis tanah dan
kepadatannya serta gesekan antara butirbutir tanah.
Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan teknik
sipil, di samping itu tanah juga berfungsi sebagai pendukung pondasi dari
bangunan. Ketika akan dilakukan suatu konstruksi bangunan di daerah tertentu,
maka tanah yang berada di daerah tersebut diharapkan mampu menahan beban
bangunan diatasnya. Salah satunya dapat ditinjau dari segi parameter kuat geser
tanah. Mengingat bahwa setiap daerah memiliki jenis dan kualitas tanah yang
berbeda, maka terdapat banyak variasi jenis tanah dengan kualitas yang beragam,
SMK NEGERI yakni sangat baik, baik dan mungkin kurang baik. Untuk tanah yang
kurang baik, perlu dilakukan beberapa usaha yang dapat meningkatkan stabilitas
dan kekuatan tanah tersebut.
Stabilisasi tanah lempung menggunakan bahan kimia merupakan salah satu usaha
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya dukung tanah lempung tersebut.
Stabilisasi menggunakan bahan kimia memiliki beberapa keuntungan, salah satunya
adalah dapat mengurangi upaya pemadatan yang harus dilakukan. Dalam penelitian
Laporan Tugas Akhir ini, bahan kimia yang digunakan adalah Vienison SB.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh nilai kuat geser dari tanah
lempung dan tanah lempung yang distabilisasi menggunakan bahan kimia adalah
dengan melakukan pengujian tekan bebas (unconfined compression test).
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengujian kuat geser ini, maka dapat
diketahui seberapa besar pengaruh bahan kimia tersebut terhadap parameter kuat
geser pada stabilisasi tanah lempung.
Dalam Laporan Tugas Akhir ini, akan diberikan analisis singkat mengenai
implementasi tanah lempung yang telah distabilisasi menggunakan bahan kimia
berupa Vienison SB terhadap kuat dukung tanah untuk pondasi. Tujuannya adalah
untuk mempelajari kemampuan tanah lempung tersebut dalam mendukung pondasi
dan struktur diatasnya.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam Laporan Tugas Akhir ini adalah untuk menganalisis
seberapa besar pengaruh campuran bahan kimia berupa Vienison SB terhadap
parameter kuat geser pada stabilis
PENELITIAN TANAH
Tujuan penelitian tanah adalah untuk mengetahui kondisi geologi dan geoteknik
tanah untuk berbagai keperluan seperti desain pondasi, pertambangan,
kestabilan lereng, pembuatan jalan, dll. Jasa yang diberikan mencakup
pekerjaan pengeboran coring dan non-coring, test in-situ seperti Standard
Penetration Test (SPT), Cone Penetration Test (CPT/Sondir), Uji Baling-Baling,
dan Test Permeabilitas. Sampel terganggu dan tidak-terganggu diambil dari
lubang bor untuk dianalisa di laboratorium tanah kami untuk mengukur properti
index dan sifat teknis seperti kadar air, kepadatan, distribusi ukuran partikel,
Atterberg Limits, spesific gravity, unconfined compression test, triaxial test, direct
shear test, konsolidasi, dll.
PENGUJIAN LAPANGAN
ujung atas stang bor yang menyebabkan penurunan split spoon pada ujung bawah stang
bor masuk ke dalam tanah sedalam 3x15cm dicatat. Jumlah pukulan 2x15cm terakhir
disebut nilai N. Hasil test dicatat dalam boring log.
Pekerjaan di laboratorium tanah terdiri dari pengujian untuk sampel terganggu dan sampel
tidak-terganggu yang diambil dari lapangan. Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk
mengetahui sifat mekanis dan fisik tanah. Pengujian tanah di laboratorium dilaksanakan
dengan mengikuti standar American Society Testing Materials (ASTM) atau American
Association State Highway Transportation Officials (AASHTO), sedangkan klasifikasi tanah
mengikuti standar Unified Soil Classification System (USCS). Pekerjaan laboratorium tanah
mencakup,
Analisa tanah meliputi pengolahan data, analisa dan evaluasi sebagai dasar untuk
memberikan rekomendasi berupa,
Rencana sistim pondasi
Analisa kapasitas daya dukung pondasi
Analisa penurunan
Rekomendasi perbaikan tanah
Pondasi Dalam
Pada pondasi tipe ini, beban diteruskan oleh kolom/tiang melalui perantaraan tumpuan
(poer pondasi, rooster kayu/balok kayu ataupun beton bertulang) yang dipancangkan dalam
tanah. Kedalaman tanah keras pada pondasi jenis ini mencapai 4 sampai 5 meter dari
permukaan tanah.
Adapun macam atau jenis pondasi dalam ini meliputi antara lain sebagai berikut :
Jenis Pondasi dalam antara lain:
1. Pondasi silinder beton (pondasi sumuran)
Pada umumnya digunakan pada tanah dengan kedalaman tanah keras 4-5 meter, dan bisa
digunakan untuk bangunan bertingkat. Terdiri dari cincin-cincn beton bertulang (buis beton)
diameter 60-80 cm. pada satu titik pondasi bisa terdiri dari 3-5 cincin. Masing-masing cincin
diisi dengan campuran pasir dan batu, atau dengan campuran 1 pc : 3 pasir : 5 kerikil.
2. Pondasi tiang pancang kayu
Hanya dapat digunakan jika tiang pancang kayu tersebut selamanya terendam air tanah,
karena selama terendam tidak ada oksigen dan kayu tidak busuk .
3 Pondasi tiang pancang beton (pondasi paku bumi)
Dengan tiang pancang yang terbuat dari beton, maka jenis pondasi ini tidak tergantung
pada tinggi rendah air tanah. Biasanya tiang pancag beton ini dibuat secara pabrikasi.
Pemasangan tiang pancang dilakukan dengan alat pengentak (hammer) , baik pengentak
manual maupun pengentak dengan mesin diesel.
4. Pondasi tiang pancang beton bertulang diatas tiang pancang kayu
Merupakan gabungan tiang pancang kayu yang disambung dengan tiang pancang beton.
Terlebih dahulu tiang pancang kayu dipancangkan sampai mencapai tanah keras, dan
bagian pancang kayu harus dipastikan jauh dari muka air tanah (benar-benar terendam
oleh air tanah).
5. Pondasi tiang beton dengan cor ditempat dibagi atas 2 yaitu :
1. Pemboran langsung pada tanah (pondasi Strauss pile)
Tanah dibor langsung dengan alat bor khusus yang cukup kuat, sehingga lapisan tanah dan
batuan dengan mudah ditembus. Setelah mencapai tanah keras,bagian dasar diperbesar
dengan bor khusus tadi. Selanjutnya lubang yang terbentuk diisi dengan pembesian dan
dicor beton.
2. Dengan pipa baja yang diambil lagi
Pipa baja diletakkan pada muka tanah dan dibantu penumbuk (alu) khusus, untuk
menumbuk logam masuk ke tanah. Pipa terus dimasukkan bersamaan dengan masuknya
logam ke dalam oleh alu. Setelah mencapai kedalam yang dimaksud, dimasukkan beton
dan ditumbuk lagi hingga beton dan logam melebar ke samping permukaan tanah.
Bersamaan dengan pangangkatan pipa, dimasukkan pembesian dan dicor beton
3.
4.
5.
6.
7.Pondasi Dalam
PENINGKATAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG DENGAN UJUNG BULB PADA TANAH LIAT
LUNAK [PERMALINK]
Untuk menghindari penurunan jangka panjang pada lapisan tanah liat lunak
yang sangat dalam umumnya digunakan pondasi tiang yang sangat dalam yang
tentunya sangat mahal. Untuk mengatasi masalah ini suatu jenis pondasi tiang
dengan pembentukan bulb diujung bawahnya diteliti didalam suatu penelitian
tugas akhir. Pembentukan bulb ini dibuat dengan proses tekanan sehingga daya
dukungnya dapat diketahui langsung dan dimensinya dibuat setebal 3-5 diameter
pondasi tiang seperti yang diperlukan. Dengan kata lain, lapisan pendukung
dibawah ujung tiang dalam penelitian ini sengaja dibentuk dengan dimensi dan
daya dukung yang diperlukan.
Penelitian dilakukan di laboratorium dengan melakukan loading test pada
model pondasi tiang yang berada di atas tanah liat lunak. Plat baja (timbel)
digunakan sebagai beban untuk loading test yang dilakukan hingga terjadi
keruntuhan dimana tanah liat yang digunakan sangat lunak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya dukung ultimate dari pondasi
tiang dengan ujung bulb mencapai 300% dari gaya tekan yang digunakan saat
pembuatan bulb. Selain itu didapatkan pula penurunan jangka panjang yang
terjadi dapat dinetralisir oleh bulb yang dibuat dengan gaya tekan yang
dikehendaki sehingga kecepatan penurunan yang terjadi mendekati atau sama
dengan nol.
CARA PELAKSANAAN
Untuk melaksanakan pekerjaan tiang pancang dapat dilakukan dengan :a. Pemancangan
Pelaksanaan dengan
alat a,b,c,d
menimbulkan getaran yang cukup besardisekitar lokasi. Karena tiang yang dipukul akan
memobilisir tanah yang cukupbesar (
Large Displacement Pile
). Jika tiang yang akan dipancang beradadisekirar bangunan maka perlu diperhitungan
pengaruh getaran agar tidakmerusak bangunan disekitarnya.
Alat e
relative menghasilkan getararan pemancangan yang kecil, karena tanahyang dimobilisir
relative kecil sehingga tidak terlalu berpengaruh pada kerusakanbangunan lain.b. Bor
PilePenggunaan bor pile relative menimbulkan getaran karena tidak ada tanah
yangdimobilisir. Karena itu sangat cocok untuk pembangunan diperkotaan yang
padatbangun