Dr. Harijadi
Jumat, 21 November 2014 (13.00-15.00 WIB)
Karsinogenesis:Dasar Molekuler Kanker
Penyakit kanker merupakan penyimpangan gen yang menimbulkan proliferasi
berlebihan, progresif dan irreversible. Knudson menyatakan bahwa karsinogenesis
memerlukan dua hit. Proses pertama berhubungan dengan inisiasi dan karsinogen
penyebab yang disebut inisiator. Proses kedua, yang menyangkut pertumbuhan
neoplastik adalah promosi dan agennya yang disebut promoter. Setiap hit
menghasilkan perubahan pada genom dari sel terpapar yang ditransmisikan kepada
progeninya (sel turunannya , yang disebut sebagai klon neoplastik). Proses
transformasi sel kanker terjadi melalui pengaturan proliferasi oleh beberapa jenis
gen yaitu :
1. Protoonkogen dan onkogen
Protoonkogen berfungsi mengatur proliferasi dan diferensiasi sel normal .
Rangsangan faktor pertumbuhan ekstraselular diterima oleh reseptor faktor
pertumbuhan (gen ras) di permukaan membran (aktivasi tyrosine kinase) dan
diteruskan melalui transmembran sel (guanine nucleotide-binding protein) ke dalam
sitoplasma dan ke dalam inti sel. Bila kemudian terjadi hit oleh bahan karsinogen
maka akan terjadi proliferasi sel abnormal yang berlebihan dan tak terkendali,
dimana protoonkogen berubah menjadi onkogen.
2. Anti onkogen
Terjadinya kanker tidak hanya disebabkan oleh aktivasi onkogen tapi dapat
oleh inaktifasi anti onkogen (growth suppressor gen). Pada sel normal terdapat
keseimbangan antara onkogen dan anti onkogen. Anti onkogen yang dikenal adalah
tp53. Apabila tp53 gagal mengikat DNA, maka kemampuan mengontrol proliferasi
menjadi hilang dan proliferasi sel berjalan terus menerus dan tidak terkendali.
Inaktifasi p53 dapat terjadi oleh translokasi atau delesi. Gen tp53 ini merupakan
tumor supresor gen yang sering mengalami mutasi dalam kanker. Dalam sel-sel nonstressed ia mempunyai waktu paruh yang singkat yaitu hanya 20 menit. Tp 53
bekerja dengan menginduksi gen penginduksi apoptosis yaitu gen BAX.
Chemical Carcinogenesis
(agen karsinogenik)
Biasanya terdapat pada zat-zat di dalam rokok
Inisiator saja tidak cukup untuk pembentukan tumor (Grup 1)
Inisiasi menyebabkan timbul mutasi ireversibel (kerusakan DNA)memori, lalu beberapa bulan kemudian ada paparan promotor sehingga
2. Promotor
Non-tumorigenic dengan sendirinya (promotor tak akan berubah
Property in common:
Mereka merupakan elektrofil yang sangat reaktif yang dapat bereaksi dengan
situs nukleofilik dalam sel menyebabkan elektrofilik merusak reaksi sub-letal
pada DNA
Molecular fingerprint
Pada fase inisiasi, saat tubuh terpapar karsinogen maka akan muncul aktifasi
metabolic. Hal ini mengakibatkan teraktifasinya elektrofilic intermediates.
Sebenarnya, saat zat karsinogen memasuki tubuh, akan langsung terjadi
detoxifikasi dan proses eksresi zat tersebut, begitu pula saat elektrofilic
intermediates teraktifasi. Tetapi jika zat tersebut lolos, maka akan menyebabkan
kerusakan DNA. Biasanya jika ada kerusakan DNA maka gen repair dan gen
apoptosis akan bekerja. Tetapi jika masih tetap lolos, hal ini akan mengakibatkan
lesi permanen DNA yang kemudian masuk ke fase promosi hingga berkembang
menjadi keganasan.
Promosi Karsinogenesis
Promotor (zat proliferative) berperan dalam proses yang menyebabkan sel yang
terinisiasi berkembang menjadi sel preneoplasma atau yang disebut dengan fase
promosi yang berlagsung bertahun-tahun dan reversible. Contoh zat promotor yaitu
ester phorbol, hormone, fenol, dan obat. Ada promotor yang tidak bersifat
mutagenic, contohnya obat-obat tertentu seperti obat kanker. Obat ini tidak
menimbulkan mutasi pada DNA tetapi memacu perubahan. Nah inilah yang disebut
dnegan study TPA. Jenis dari study TPA yaitu phorbol esters, activator yang kuat
untuk protein kinase C, enzim yang phorphrylates beberapa substrat, dan terlibat
dalam jalur transduksi sinyal.
Initiation & Promotion
Berdasarkan gambar tikus di atas, ada tikus yang diberi inisiator lalu diberi
promotor hingga muncul papilloma. Lalu diberi promotor lagi hingga papilloma tadi
berubah menjadi sel invasive squamosa.
Initiation & promotion
Radiasi Karsinogenesis
Mengubah semua jenis sel in vitro dan in vivo menginduksi neoplasma, pada
UV
UV akan menginhibisi pembelahan sel, lalu terjadi inaktivasi enzim hingga terjadi
mutasi yang dipacu oleh onkogen RAS. Jenis UV:
- UVA (320-400 nm): mutagenik
- UVB (280-320 nm): mutagen, tidak disaring oleh ozon
- UVC (200-280 nm): mutagen, disaring oleh ozon
Tipe hasil kanker adalah kanker kulit: SCC (squamous cell carcinoma), BCC (basal
cell carcinoma), melanoma (melanoblast kulit).
UVB juga menyebabkan mutasi pada onkogen (ras) dan gen supresor tumor (p53,
mengatur proliferasi dan apoptosis sel)
Carcinogenicity UVB Dikaitkan Dengan Pembentukan Dimer Pirimidin Pada DNA
Kerusakan DNA ini diperbaiki oleh APM (nucleotide excision repair / NER). NER
terdiri atas 5 fase :
1.
2.
3.
4.
5.
Proses ini membutuhkan sedikitnya hasil dari 20 gen. Ada juga proses yang
dikenal dengan postulasi. Postulasiterjadi saat ada paparan sinar matahari
dengan kapasitas berlebihan menyebabkan NER kewalahan saat mencoba
memperbaiki kerusakan DNA. Tetapi terjadi kesalahan besar transkripsi hingga
berakhir menjadi kanker. Selain itu, ada Xeroderma pigmentosum
(photosensitivity, risiko 200 kali lipat dari kanker kulit) yang memiliki beberapa
gen bermutasi yang terlibat dalam NER.
Radiasi Pengion
1. Radiasi Elektromagnetik
- Sinar-X dan sinar gamma
2. Radiasi Partikulat
- -partikel, -partikel, proton, neutron
Hierarchy of Vulnerability
1. Leukemia
2. Tiroid
3. Payudara, paru-paru, kelenjar ludah (intermediate)
4. Kulit, tulang, saluran pencernaan (relatif bertahan), biasanya resisten terhadap
sianr radioaktif bom atom
Chromosomal Translocations
Gene Amplification
Hal ini sering terjadi pada penyaklit neuroblastoma (pada anak bayi dengan gejala
perut yang besar). Pada penyakit ini, N-myc (biasanya mengatur perkembangan sel
yang bermitosis berkepanjangan) akan melebar menjadi HSR hingga menghasilkan
double minutes (memacu mitosis).
Cancer Supressor Genes (hanya meregulasi pertumbuhan sel)
Ciri-cirinya yaitu :
Misnomer
Fungsi fisiologis: mengatur pertumbuhan sel
menerapkan rem untuk proliferasi sel
Ditemukan dengan mempelajari penyakit langka seperti retinoblastoma
Knudson : "dua-hit" hypothysis dari onkogenesis
Retinoblastoma merupakan tumor endonuclear pada mata yang bisa mengenai saraf
embrionik retina, bisa terjadi bilateral maupun unilateral, bisa intraocular ataupun
ekstraokular. Terdapat 2 tipe, yaitu :
1. Familial Form (seperti carier, saat pembelahan seomatik sel, selnya masih
normal tetapi ada sel lain yang membelah di retinal dan bermutasi hingga
muncul gejala retinoblastoma, biasanya <1 tahun).
2. Sporadic Form (non herediter, kedua orang tuanya normal, tetapi saat
pembelahan untuk retina cells, terdapat salah satu sel yang mengalami mutasi
lalu membelah lagi hingga berkembang menjadi retinoblastoma, muncul pada
usia 3-4 tahun)
The Central Role Of The Prb In Regulating The Cell Cycle
Biological Mechanism
1. Signaling pathways apoptosis initiation
2. Control and integration keseimbangan antara molekul regulasi negative
(menghambat) dan positif (merangsang)
3. Common-execution phase program kematian yang telah dilaksanakan terutama
oleh protease keluarga caspase
4. Removal of death cells by phagocytosis
APOPTOSIS
untuk menghilangkan sel-sel yang tidak diinginkan, melalui kegiatan acara serial,
oleh satu set produk gen yang bertanggung jawab.
APOPTOSIS
Peran apoptosis
1. Pertumbuhan perkembangan
Embriogenesis: implantasi, organogenesis, diferensiasi, involusi
2. Mekanisme homeostasis untuk mempertahankan populasi sel dalam jaringan
Hormon involusi dependen
Sel proliferatif populasi: usus crypt epihtel
3. Mekanisme Pertahanan
- neutrofil mati selama respon inflamasi akut
- Kematian sel yang disebabkan oleh sel T sitotoksik: penolakan imun seluler
4. Ketika sel-sel yang rusak oleh penyakit atau agen berbahaya
2. Protein cross-linking
3. DNA breakdown
4. Phagocytic recognition
KESIMPULAN
Apoptosis adalah proses fisiologis yang penting dalam tubuh yang dapat dipicu oleh
etiologi patologis juga
Apoptosis memiliki peranan penting dalam patogenesis beberapa penyakit sebagai
konsekuensinya disregulasi
Apoptosis memiliki peranan penting dalam terapi, terutama dalam radioterapi
chemotherapyand neoplasma
Apoptosis lebih penting dalam penelitian biomedis
Sumber:
Slide, rekaman, catatan kuliah dr. Harijadi
Gammanesis
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2053/3/10E00541.pdf.txt
(Jessy Chrestella : Neoplasma, 2009)
Robbins SL, Kumar VK. Neoplasia. In : Basic Pathology . 7 th edition. Philadelphia :
Saunders.2003.hal. 166-209
Chandrasoma P, Taylor CR. Neoplasia. In : Concise Pathology. 3 rd ed. Singapore :
Lange Medical Book, McGraw Hill.2001.pp.260-92
Brown E. Neoplasia. In : Basic Concepts in pathology. International ed. Singapore :
MC Graw Hill Co. 1998.pp.362-404
Tambunan GW. Penanganan Terpadu Penyakit Kanker Era Genome. Untuk kalangan
sendiri, FK-USU
http://www.ovid.com/site/catalog/Journal/567.jsp?
top=2&mid=3&bottom=7&subseection=12