Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
APLIKASI ANTIOKSIDAN DARI KULIT JERUK
PONTIANAK PADA BODY LOTION
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

DIUSULKAN OLEH :
Evi Rosliany
NIM: 2014430007 / Angkatan: 2014
Elisya Ambarwati
NIM: 2014430006 / Angkatan: 2014
Ika Fitrianing
NIM: 2015430024 / Angkatan: 20xx

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


JAKARTA
2016

PENGESAHAN PROPOSAL PKM PENELITIAN


Lembar pengesahan dicetak dari http://simbelmawa.ristekdikti.go.id
- Login ke http://simbelmawa.ristekdikti.go.id dengan username dan password
yang sudah diberikan
- Klik Pengajuan Usulan dan Identitas Usulan
- Klik Edit dan lengkapi isian Identitas, Anggota dan Luaran
- Unduh lembar pengesahan

Edit

Unduh lembar
pengesahan

- Lengkapi data sumber dana lain (jika ada), jangka waktu pelaksanaan,
menyetujui Ketua Program Studi / Wakil Dekan III dan Wakil Rektor III
(WR3: Irfan Purnawan, S.T., M.Chem.Eng., NIP. 20.773).
- Setelah lengkap, klik cetak di kanan atas untuk save as pdf

save as pdf

- Print, lengkapi ttd, scan dan gabung ke dalam proposal (menggantikan


halaman ini).

ii

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ...........................................................................................
i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
Daftar Tabel dan Gambar.................................................................................... iii
Ringkasan ........................................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................
1.3 Tujuan ............................................................................................
1.4 Kegunaan .......................................................................................
1.5 Luaran ............................................................................................
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................
BAB 3. METODA PENELITIAN .....................................................................
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...................................................
4.1 Anggaran Biaya ..............................................................................
4.2 Jadwal Kegiatan .............................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

iii

DAFTAR TABEL
Tabel 1. xxxxxxx ................................................................................................
Tabel 2. xxxxxxx ................................................................................................
Tabel 4.1. Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P ..................................................
Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan PKM-P ...................................................................

x
x
x
x

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. xxxxxxx ............................................................................................
i
Gambar 2. xxxxxxx............................................................................................. ii
Gambar 3. xxxxxxx............................................................................................. iii

iv

RINGKASAN
Pada bagian ini kemukakan tujuan dan target penelitian yang ingin dicapai
serta metode yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut. Ringkasan
harus mampu menguraikan secara cermat dan singkat tentang rencana kegiatan
yang diusulkan. Khusus abstrak 1 spasi dan maximal 1 halaman.
Kata Kunci: max 5 kata

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.
1.2 Perumusan Masalah
1. Mengapa menggunakan limbah kulit jeruk ?
2. Bagaimana proses dari kulit jeruk Pontianak ?
3. Bagaimana proses pembuatan Body Lotion ?
1.3 Tujuan
1. Untuk memanfaatkan limbah kulit jeruk Pontianak
2. Untuk mengetahui proses ekstraksi dari kulit jeruk Pontianak
3. Untuk mengetahui proses pembuatan Body Lotion
1.4 Kegunaan
Vitamin C yang diperoleh dari kulit jeruk Pontianak akan diaplikasikan
dalam Body Lotion karena manfaatnya yang cukup banyak, khususnya untuk
perawatan kulit
1.5 Luaran
1) Artikel Ilmiah APLIKASI ANTIOKSIDAN DARI KULIT JERUK
PONTIANAK PADA BODY LOTION
2) Potensi Paten

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. JERUK
Jeruk Pontianak (citrus nobilis var.microcarpa) yang dikenal sebagai
jeruk siam atau jeruk keprok ini memiliki ciri antara lain buahnya berwarna
hijau kekuningan, mengkilat, dan permukaannya halus. Ketebalan kulitnya
sekitar 2mm. Berat tiap buah sekitar 75,6 g. Bagian ujung buah berlekuk
dangkal. Daging buahnya bertekstur lunak dan mengandung banyak air
dengan rasa manis yang segar. Setiap buah mengandung sekitar 20 biji. Jeruk
siam tumbuh berupa pohon berbatang rendah dengan tinggi 2-8 meter.
Umumnya tanaman ini tidak berduri. Batangnya bulat atau setengah bulat dan
memiliki percabangan yang banyak dengan tajuk yang sangat rindang. Ciri
khas lainnya tanaman ini adalah dahannya kecil dan letaknya berpencar tidak
beraturan. Daunnya berbentuk bulat telur memanjang, elips, atau lanset
dengan pangkal tumpul dan ujung memncing seperti tombak. Permukaan atas
daun berwarna hijau tua mengkilat sedangkan permukaan bawah hijau muda.
Panjang daun 4-8 cm dan lebar 1,5-4 cm. Tangkai daunnya bersayap sangat
sempit sehingga bisa dikatakan tidak bersayap.
2.1.1. Klasifikasi Jeruk Siam
Tabel 1 Klasifikasi Ilmiah Jeruk Pontianak (Jeruk Siam)
Kerajaan
Divisio
Kelas
Subkelas
Ordo
Familia
Genus

Plantae
Magnoliophyta
Magnoliopsida
Rosidae
Sapindale
Rutaceae
Citrus
Sumber ; Widjaja, 2011

2.1.2. Kandungan Dalam Kulit Jeruk


2.2. ANTIOKSIDAN
Di dalam tubuh kita terdapat senyawa yang disebut antioksidan yaitu
senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas, seperti : enzim SOD
(Superoksida Dismutase), gluthatione, dan katalase. Antioksidan juga dapat
diperoleh dari asupan makanan yang banyak mengandung vitamin A, vitamin
C, vitamin E dan betakaroten serta senyawa fenolik. Bahan makanan yang
memiiki kandungan antioksidan alami diantaranya, buah-buahan, biji-bijian,
coklat rempah-rempah, sayuran seperti wortel, bayam, kubis merah, dan lain
sebagainya.

Antioksidan merupakan sebutan untuk zat yang berfungsi melindungi


tubuh dari serangan radikal bebas, antara lain vitamin, polipenol, karotin dan
mineral. Secara alami, zat ini sangat besar peranannya pada manusia untuk
mencegah terjadinya penyakit. Antioksidan melakukan semua itu dengan
caramenekan kerusakan sel yang terjadi akibat proses oksidasi radikal bebas,
membantu menghentikan proses perusakan sel dengan cara memberikan
elektron kepada radikal bebas. Selain itu, antioksidan juga akan menetralisir
radikal bebas sehingga tidak mempunyai kemampuan lagi mencuri elektron
darisel dan DNA. Zat ini bisa dengan mudah didapatkan dari berbagai
makanan, antara lain: papaya, strawberry, jeruk, lemon, bunga kol, bawang
putih, anggur, raspberry, jeruk keprok, bayam, tomat, dan nanas.
Senyawa antioksidan yang dapat menghambat oksidasi dengan cara
bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif
yang relatif stabil. Senyawa fenolik dan flavonoid merupakan sumber
antioksidan alami yang biasanya terdapat dalam tumbuhan. Selain itu,
antioksidan memiliki kemampuan dalam memberikan elektron, mengikat dan
mengakhiri reaksi berantai radikal bebas yang mematikan. Antioksidan yang
dipakai kemudian didaur ulang oleh antioksidan lain untuk mencegahnya
menjadi radikal bebas (bagi dirinya sendiri) atau tetap dalam bentuk tersebut
tetapi dengan struktur.

2.3. EKSTRAKSI
2.3.1. Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu metoda operasi yang digunakan dalam
proses pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan
menggunakan sejumlah massa bahan (solven) sebagai tenaga pemisah.
Apabila komponen yang akan dipisahkan (solute) berada dalam fase
padat, maka proses tersebut dinamakan pelindihan atau leaching. Proses
pemisahan dengan cara ekstraksi terdiri dari tiga langkah dasar.
1. Proses penyampuran sejumlah massa bahan ke dalam larutan yang
akan dipisahkan komponen komponennya.
2. Proses pembantukan fase seimbang.
3. Proses pemisahan kedua fase seimbang.
Seagai tenaga pemisah, solven harus dipilih sedemikian hingga
kelarutannya terhadap salah satu komponen murninya adalah terbatas
atau sama sekali tidak saling melarutkan. Karenanya, dalam proses
ekstraksi akan terbentuk dua fase cairan yang saling bersinggungan dan
selalu mengadakan kontak. Fase yang banyak mengandung diluen
disebut fase rafinat sedangkan fase yang banyak mengandung solven
dinamakan ekstrak. Terbentuknya dua fase cairan, memungkinkan
semua komponen yang ada dalam campuran terbesar dalam masing-

masing fase sesuai dengan koefisien distribusinya, sehingga dicapai


keseimbangan fisis. Pemisahan kedua fase seimbang dengan mudah
dapat dilakukan jika densiti fase rafinat dan fase ekstrak mempunyai
perbedaan yang cukup. Tetapi jika densiti keduanya hampir sama proses
pemisahan semakin sulit, sebab campuran tersebut cenderung untuk
membentuk emulsi. Di bidang industri, ekstraksi sangat luas
penggunaannya terutama jika larutan yang akan dipisahkan tediri dari
komponen komponen :
1. Mempunyai sifat penguapan relayif yang rendah
2. Mempunyai titik didih yang berdekatan
3. Sensitif terhadap panas
4. Merupakan campuran azeotrop.
Komponen komponen yang terdapat dalam larutan, menentukan
jenis/macam solven yang digunakan dalam ekstraksi. Pada umumnya,
proses ekstraksi tidak berdiri sendiri, tetapi melibatkan operasi operasi
lain sepeti proses pemungutan kembali solven dari larutannya (terutama
fase ekstrak), hingga dapat dimanfaatkan kembali sebagai tenaga
pemisah. Untuk maksud tersebut, banyak cara yang dapat dilakukan
misalnya dengan metode distilasi, pemanasan sederhana atau dengan
cara pendinginan untuk mengurangi sifat kelarutannya. Jika antara
solven dan diluen tidak saling melarutkan, maka sistem tersebut dikenal
sebagai Ekstraksi Insoluble Liquid. Tetapi antar solven dan diluen
sedikit saling melarutkan disebut Ekstraksi Soluble Liquid.
2.3.2. Macam Macam Ekstraksi
1. Ekstraksi Maserasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada
temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke
dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang
konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari
dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang
sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di
dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian
cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan
filtratnya dipekatkan.

2. Ekstraksi Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan
cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan
yang berperan pada perkolasi antara lain : gaya berat, kekentalan, daya
larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya
gesekan (friksi).
Alat yang digunakan untuk perkolasi disebut perkolator, cairan yang
digunakan untuk menyari disebut cairan penyari atau menstrum, larutan
zat aktif yang keluar dari perkolator disebut sari/perkolat, sedang sisa
setelah dilakukannnya penyarian disebut ampas atau sisa perkolasi.
Kecuali dinyatakan lain, perkolasi dilakukan sebagai berikut : 10 bagian
simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok
dibasahi dengan 2,5 bagian sampai 5 bagian cairan penyari, lalu
dimasukkan ke dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya selama 3 jam.
Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil tiap
kali ditekan hati-hati, dituangi dengan cairan penyari secukupnya sambil
cairan mulai menetes dan di atas simplisia masih terdapat selapis cairan
penyari. Lalu perkolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam.
Cara perkolator lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena :
a.

Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang

terjadi dengan larutan yang konsentasinya lebih rendah, sehingga


meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi.
b.

Ruangan diantara butir-butir serbuk simplisia membentuk saluran

tempat mengalir cairan penyari. Karena kecilnya saluran kapiler tersebut,


maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas, sehingga
dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi.
Untuk menghindari kehilangan minyak atsiri pada pembuatan sari, maka
cara perkolasi diganti dengan cara reperkolasi. Dalam proses perkolasi
biasa, perkolat yang dihasilkan tidak dalam kadar yang maksimal .
3. Ekstraksi Soxhletasi

Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia


ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian
rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap
dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan
penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia
dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan
akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi
sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna,
tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali.
Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
4. Ekstraksi Refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel
dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari
lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor
bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali
menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada
labu

alas

bulat,

demikian

seterusnya

berlangsung

secara

berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut


dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan.

2.3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekstraksi


1. Ukuran Bahan
Pengecilan ukuran bertujuan untuk memperluas permukaan bahan
sehingga mempercepat penetrasi pelarut kedalam bahan yang akan
diekstrak dan mempercepat waktu ekstraksi.Sebenarnya semakin kecil
ukuran bahan semakin luas pula permukaan bahan sehingga semakin
banyak oleoresin yang dapat diekstrak.Tetapi ukuran bahan yang terlalu

kecil juga menyebabkan banyak minyak volatile yang menguap selama


penghancuran.
2. Rasio pelarut dan bahan baku
Jika rasio pelarut bahan baku besar maka akan memperbesar pula
jumlah senyawa yang terlarut. Akibatnya laju ekstraksi akan semakin
meningkat. Akan tetapi semakin banyak pelarut, proses ekstraksi juga
semakin mahal, digunakan maka proses hilirnya akan semakin mahal.
3. Difusi
Dalam mengekstraksi bahan aktif dari simplisia, pelarut harus
berdifusi ke dalam sel. Dan selanjutnya zat aktif harus cukup larut pada
pelarutnya. Sehingga kesetimbangan akan tercapai antara solute dan
solvent.
4. pH berperan dalam selektifitas.
5. Suhu Ekstraksi
Ekstraksi akan lebih cepat dilakukan pada suhu tinggi, tetapi
padaekstraksi oleoresin hal ini dapat meningkatkan beberapa komponen
yang terdapatdalam rempah akan mengalami kerusakan.
6. Pelarut
Jenis pelarut yang digunakan merupakan faktor penting dalam ekstraksi
oleoresin. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : daya melarutkan oleoresin,
titik didih, toksisitas (daya atau sifat racun), mudah tidaknya terbakar dan sifat
korosif. Dalam pemilihan pelarut harus memperhatikan beberapa factor
diantaranya adalah pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh faktorfaktor beriku ini :

Selektifitas Pelarut, hanya boleh melarutkan ekstrak yang di inginkan,

bukan komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi.


Kelarutan Pelarut, memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang

besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).


Kemampuan untuk tidak saling bercampur. Pada ekstraksi cair-cair,
pelarut tidak boleh atau hanya secara terbatas larut dalam bahan

ekstraksi.
Kerapatan, terutama pada ekstraksi cair-cair, memiliki perbedaan
kerapatan yang besaran tara pelarut dan bahan ekstraksi.

Reaktifitas, pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan

perubahan secara kimia pada komponen-komponen bahan ekstraksi.


Titik didih, karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan
dengan cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didih
kedua bahan itu tidak boleh terlalu dekat.

7. Waktu ekstraksi
Waktu merupakan parameter penting dalam ekstraksi. Umumnya,
waktu ekstraksi berkorelasi positif terhadap jumlah senyawa target,
walaupun terdapat resiko terjadinya degradasi senyawa target itu sendiri.
Waktu ekstraksi tergantung pada bahan yang diekstrak. (lansida, 2011)
2.4. PEMILIHAN SOLVEN
2.4.2. Kriteria Solven
Untuk memperoleh hasil sebaik baiknnya dalam ekstraksi, kita
tidak dapat menggunakan sembarang solven. Namun solven tersebut
harus dipilih dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Mempunyai keemampuan melarutkan solute tetapi sedikit atau tidak
sama sekali melarutkan diluent.
2. Mempunyai perbedaan titik didih yang cukup besar dengan solute.
3. Tidak beeraksi dengan solute maupun diluen.
4. Mempunyai keemurnian tinggi.
5. Tidak beracun.
6. Tidak meninggalkan bau.
7. Mudah direcovery.
8. Mempunyai perbedaan densitas yang tinggi dengan diluen.

2.1.3. Metanol
Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau
spiritus, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH 3OH. Metanol
merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada keadaan atmosfer
metanol berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak
berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau
lebih ringan daripada etanol). metanol digunakan sebagai bahan
Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme an-aerobik oleh

pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif
bagi etanol industri.
bakteri. Hasil proses tersebut adalah uap metanol (dalam
jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari, uap metanol tersebut
akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadi
karbon dioksida dan air.
Reaksi kimia metanol yang terbakar di udara dan membentuk
karbon dioksida dan air adalah sebagai berikut:
2CH3OH + 3O2 2CO2 + 4H2O
Api dari metanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita
harus berhati-hati bila berada dekat metanol yang terbakar untuk
mencegah cedera akibat api yang tak terlihat.
Kata methyl pada tahun 1840 diambil dari methylene, dan
kemudian digunakan untuk mendeskripsikan "metil alkohol". Nama ini
kemudian disingkat menjadi "metanol" tahun 1892 oleh International
Conference on Chemical Nomenclature. Suffiks yang digunakan dalam
kimia organik untuk membentuk nama radikal-radikal, diambil dari
kata "methyl". Pada tahun 1923, ahli kimia Jerman, Matthias Pier,
yang bekerja untuk BASF mengembangkan cara mengubah gas
sintesis (syngas / campuran dari karbon dioksida and hidrogen)
menjadi metanol. Proses ini menggunakan katalis zinc chromate (seng
kromat), dan memerlukan kondisi ekstrem, dengan tekanan sekitar 30
100 MPa (3001000 atm), dan temperatur sekitar 400 C. Produksi
metanol modern telah lebih effisien dengan menggunakan katalis
tembaga yang mampu beroperasi pada tekanan relatif lebih rendah.
Saat ini, gas sintesis umumnya dihasilkan dari metana yang merupakan
komponen dari gas alam.(Roberta, 2003)
Sifat fisika Metanol (CH3OH) :

Massa molar 32.04 g/mol


Berwarna bening
Densitas 0.7918 g/cm,
Titik leleh 97 C, -142.9 F (176 K),Titik didih 64.7 C, 148.4 F

(337.8 K).
Kelarutan dalam air : larut

10

Keasaman (pKa) ~ 15.5


Viskositas 0.59 mPas at 20 C
Momen dipol 1.69

Sifat Kimia dari methanol adalah sebagai berikut :


1. Reaksi Pembentukan Eter
Dehidrasi senyawa alkohol pada suhu tinggi(125oC) dengan katalis asam
kuat menyebabkan beberapa senyawa alkohol dapat menghasilkan eter dan
air, dengan reaksi sebagai berikut:

2.

Gambar 2. Reaksi Pembentukan Eter Dari Metanol

Sebagai

zat amfoter, yaitu zat yang dapa bertindak sebagai asam (donor proton)
atau sebagai basa (akseptor proton), sesuai reaksi :
CH3OH + HBr CH3OH2+ + Br
3. Metanol dapat dibuat dari hidrogenasi katalitik CO2, dengan reaksi sebagai

berikut :
CO2 + 3H2

CH3OH + H2O

Pada reaksi ini methanol tidak akan terbentuk pada keadaan normal,
melainkan dengan adanya penambahan katalis yang berfungsi untuk menurunkan
energy aktivasi, mempercepat jalannya reaksi, dan mengarahkan reaksi sesuai
dengan reaksi yang diinginkan.

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Pembuatan Ekstrak Kulit Jeruk


Persiapan bahan berupa 1 kg kulit jeruk disortir dan dicuci bersih,
ditiriskan,
dandipotongsecaramelintang.
Setelahpemotonganumbiworteltersebutkemudiandikeringkandalam
oven
o
padasuhu
40 C
selama48
jam
hinggakering,
laludiblenderdenganskalakecepatan
1
selama
15
menithinggaterbentukserbukhalus.

11

Serbukkemudiandiekstraksidenganmenggunakanmetodemaserasidenganpelar
utmetanoldenganpenentuan kondisi optimum lama waktumaserasi(24 jam, 48
jam,
72
jam,
96
jam
dan
120
jam).
Hasilekstraksidisaringkemudiandipekatkandengancaradistilasivakumdandihit
ungrendemen yang didapatdanselanjutnya di analisis kadar betakaroten yang
didapatdenganmenggunakanspektrofotometer
UVVis.
Hasilkadar
betakarotenmaksimumkemudianditambahkansebagaikarotenoiddalampembua
tan body lotion.
KULIT JERUK

PEMOTONGAN

PENGHALUSAN

PENYARINGAN

AMPAS

SARI KULIT JERUK

EKSTRAK KULIT JERUK

PENGUJIAN KADAR ANTIOKSIDAN

Gambar 1. Diagram alir ekstrak umbi wortel

3.2

Pembuatan Lotion

Sampeldenganhasilkadar
betakarotentertinggiakanditambahkansebagaibahanaktifbetakarotendalampembuat
an lotion. Lotion yangdibuatterdiridari 3 golonganBahanyaituBahan A
(Asamstearat,CetylAlkohol, PropilParaben) sebagaifasaminyak, Bahan B
(Aquadest, Gliserin, Trietanolamin, MetilParaben) sebagaifasa air, danBahan C
(Olive Oil, PropilenGlikol, EkstrakWortel)sebagaibahanpelembab,
humektandanantioksidan yang ditambahkanpadapembuatan body lotion
MINYAK DAN BEESWAX

12

CAIRKAN MINYAK DAN


BEESWAX

ANGKAT DARI PEMANAS DAN


BIARKAN HANGAT

EKSTRAK KULIT
JERUK

MASUKKAN KE DALAM
BLENDER

+
MINYAK ESSENSIAL

BLENDER

TAMBAHKAN AIR
HANGAT

TERBENTUK EMULSI

PINDAHKAN KE WADAH
TERTUTUP DAN SIMPAN
DI TEMPAT YANG SEJUK

LAKUKAN UJI MUTU

Gambar 3. Diagram alir pembuatan lotion dengan penambahan ekstrak kulit jeruk

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya

No.
1
2
3
4

Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P


Jenis Pengeluaran
Peralatan penunjang, ditulis sesuai kebutuhan
Bahan habis pakai, ditulis sesuai dengan kebutuhan
Perjalanan, jelaskan kemana dan untuk tujuan apa
Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan,
lainnya sebutkan
Jumlah

4.2 Jadwal Kegiatan (antara 3 - 5 bulan)

Biaya (Rp.)

13

No.
1
2
3
4
5
6

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-P


Kegiatan
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3

Bulan ke-4

14

DAFTAR PUSTAKA
Widjaja, W. D. 2011. Jeruk. http://richmountain.wordpress.com/flora/jeruk.
Sari, Etty Septia . 2011. Pentingnya Pengujian Kandungan Gula Pada Jeruk
Pontianak (Citrus Nobilis Var.Microcarpa) Sebagai
Jaminan Kualitas Rasa . https://www.scribd.com/doc/73302401/jeruk-pontianak,
27 Oktober 2016
16
19
21

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing


Biodata Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
L/P
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
SD

SMP

SMA

Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
Nama Pertemuan Ilmiah /
Judul Artikel
No.
Seminar
Ilmiah
1
2

Waktu dan
Tempat

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
Nama Pertemuan Ilmiah /
Judul Artikel
Waktu dan
No.
Seminar
Ilmiah
Tempat
1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Penelitian.
Jakarta, ... Oktober 2016
Pengusul,
TTD
Nama Lengkap

Biodata Anggota Pelaksana


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/HP

L/P

B. Riwayat Pendidikan
SD

SMP

SMA

Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
Nama Pertemuan Ilmiah /
Judul Artikel
No.
Seminar
Ilmiah
1
2

Waktu dan
Tempat

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
Nama Pertemuan Ilmiah /
Judul Artikel
Waktu dan
No.
Seminar
Ilmiah
Tempat
1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Penelitian.
Jakarta, ... Oktober 2016
Pengusul,
TTD
Nama Lengkap

Biodata Dosen Pembimbing


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar)
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIDN
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/HP

L/P

B. Riwayat Pendidikan
S1

S2

S3

Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
Nama Pertemuan Ilmiah /
Judul Artikel
No.
Seminar
Ilmiah
1
2

Waktu dan
Tempat

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
Nama Pertemuan Ilmiah /
Judul Artikel
Waktu dan
No.
Seminar
Ilmiah
Tempat
1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Penelitian.
Jakarta, ... Oktober 2016
Pembimbing,
TTD
Nama Lengkap

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


Justifikasi pemakaian: Tujuan pemakaian material
Keterangan berisi keterangan tambahan dari material yang diajukan
1. Peralatan penunjang
Justifikasi
Pemakaian

Material

Kuantitas

Harga
Satuan (Rp)

Keterangan

Harga
Satuan (Rp)

Keterangan

Peralatan
penunjang 1
Peralatan
penunjang 2
Peralatan
penunjang 3
SUB TOTAL (Rp)
2. Bahan Habis Pakai
Justifikasi
Pemakaian

Material

Kuantitas

Material 1
Material 2
Material 3
SUB TOTAL (Rp)
3. Perjalanan
Justifikasi
Pemakaian

Material

Kuantitas

Harga
Satuan (Rp)

Keterangan

Perjalanan ke
tempat/kota - n
Perjalanan ke
tempat/kota - n
SUB TOTAL (Rp)
4. Lain-lain
Material

Justifikasi
Pemakaian

Kuantitas

Sebutkan
Sebutkan
SUB TOTAL (Rp)
TOTAL (KESELURUHAN) (Rp.)

Harga
Satuan (Rp)

Keterangan

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas


No
1
2
3

Nama /NIM

Program
Studi

Bidang
Ilmu

Alokasi Waktu
(jam/minggu)

Uraian Tugas

(Dicetak di kop surat UMJ)


SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
Program Studi
Fakultas

:
:
:
:

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM Penelitian saya dengan judul
............................
....................................................................................................................................
yang diusulkan untuk tahun anggaran 2017 bersifat original dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenarbenarnya.

Mengetahui,
Ketua Program Studi,

Jakarta, ... Oktober 2016


Yang Menyatakan,

Cap dan Tanda tangan

Meterai Rp 6.000,Tanda tangan

Nama Lengkap Ketua Prodi


NIP.

Nama Lengkap
NIM.

Anda mungkin juga menyukai