Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pada hari ini hari Rabu, tanggal 25 Oktober 2016 telah dipresentasikan portofolio oleh:
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Nama
Judul/ topik
: Dermatitis Seboroik
Nama Pendamping
Nama Peserta
Tanda Tangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping
Nama Pasien
: Tn. ZS
Tanggal Presentasi : 25 Oktober 2016
Tempat Presentasi : RSUD Kota Makassar
OBJEKTIF PRESENTASI
o Keilmuan
o Keterampilan
o Penyegaran
o Diagnostik
o Manajemen
o Masalah
o Neonatus
o Bayi
o Anak
o Remaja
Dewasa
o Tujuan:
1. Mengetahui manifestasi klinis Dermatitis Seboroik
2. Menegakkan diagnosis Dermatitis Seboroik
3. Mengetahui terapi Dermatitis Seboroik
Bahan Bahasan Tinjauan Pustaka
o Riset
Kasus
Cara Membahas Diskusi
o Presentasi
dan
o E-mail
o Tinjauan Pustaka
o Istimewa
o Lansia o Bumil
o Audit
o Pos
Diskusi
DATA PASIEN
Nama : Tn. ZN (57 Tahun)
Nama klinik : UGD RS Kota Makassar Telp : Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis : Dermatitis Seboroik
2. Gambaran Klinis : Pasien merasakan gatal disertai sisik putih di kepala, wajah, dada dan
punggung. Rasa gatal bertambah apabila berkeringat disertai rambut yang rontok. Dirasakan
sejak 10 tahun yang lalu. Keluhan hilang timbul. Rasa gatal berkurang apabila pasien
menggaruk-garuk rambut kepalanya dan setelah itu mengeluarkan sisik berwarna putih dan
berminyak tetapi tidak berbau. Keluhan gatal timbul apabila sedang banyak fikiran dan
kelelahan bekerja. Riwayat diberi pengobatan dengan ketokonazol tablet dan membaik,
kemudian kambuh lagi.
3. Riwayat Pengobatan : Pasien sudah pernah menjalani pengobatan sebelumnya. (ketokonazol
tablet)
4. Riwayat Kesehatan/ Penyakit : Riwayat terkena penyakit yang sama 10 tahun yang lalu.
5. Riwayat Keluarga : Riwayat penyakit serupa dalam keluarga disangkal
6. Riwayat Pekerjaan : Wiraswasta
7. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : Pasien tinggal dengan Istri dan anak
8. Lain-lain : (-)
DAFTAR PUSTAKA:
1. Djuanda A, Hamzah M. Dermatitis Seboroik. In: Djuanda A, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. 5 ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta;
2007.
2. Siregar, R. S.: Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta (1996).
3. Dermatitis Seboroik. Contributor Ida mediabangsa.com diakses tgl 9 mey 2014
http://mediabangsa.com/kesehatan/macam-macam-penyakit/2499-dermatitis-seboroik.pdf
4. Wolff K, Lowel AG, Stephen IK, Barbara AG, Amy SP, David JL, editors. Fitzpatricks
Dermatology in general medicine. 7th ed. New York: McGraw Hill; 2008.p.219-220
5. James W, Berger TG, Elston DM, editors. Andrews Diseses of The Skin: Clinical
Dermatology. 10th ed. San Fransico: Saunders Elsevier; 2006.p.191-193
HASIL PEMBELAJARAN:
1. Mengetahui manifestasi klinis Dermatitis Seboroik
2. Mengetahui menegakkan diagnosis Dermatitis Seboroik
3. Mengetahui terapi Dermatitis Seboroik
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
Subjektif :
Keluhan Utama: Gatal disertai sisik putih.
Anamnesis terpimpin: Pasien merasakan gatal disertai sisik putih di kepala, wajah,
dada dan punggung. Rasa gatal bertambah apabila berkeringat disertai rambut yang
rontok. Dirasakan sejak 10 tahun yang lalu. Keluhan hilang timbul. Rasa gatal
berkurang apabila pasien menggaruk-garuk rambut kepalanya dan setelah itu
mengeluarkan sisik berwarna putih dan berminyak tetapi tidak berbau. Keluhan gatal
timbul apabila sedang banyak fikiran dan kelelahan bekerja. Riwayat diberi
pengobatan dengan ketokonazol tablet dan membaik, kemudian kambuh lagi.
Riwayat Penyakit Sebelumnya
Kesadaran
Nadi
Suhu
: 85 x/menit
: 36 0C
Status Dermatologi
Lokasi : Regio scalp, regio facialis, regio thoraks
Status Internus
Kepala : Normocepali
Mata
Kulit
Thoraks
o Paru
Inspeksi : Gerakan nafas simetris kiri dan kanan
Palpasi
Perkusi
Auskultasi : suara napas vesikuler (+/+), rhonki -/-, wheezing -/o Jantung
Inspeksi : Iktus jantung tidak terlihat
Palpasi
Perkusi
: Batas atas ICS II, batas kanan linea sternalis dextra, batas
kiri linea midklavikularis sinistra
Perkusi
: Timpani
kecenderungan untuk kulit kepala, alis, kelopak mata, lipatan nasolabial, bibir, telinga, daerah
sternum, ketiak, lipatan di bawah payudara, umbilikus, selangkangan, dan lipatan gluteus
Penyakit ini ditandai dengan skala pada basis eritematosa.3,4,5
Penyebab Dermatitis Seboroik hingga kini belum diketahui secara pasti. Faktor-faktor
yang diduga sebagai penyebab Dermatitis Seboroik, antara lain: infeksi jamur Malassezia
ovale, faktor imunologi, iklim, genetik, lingkungan, hormonal, dan aktifitas kelenjar sebasea
yang berlebihan. Selain itu, beberapa obat-obat tertentu diduga memicu terjadinya Dermatitis
Seboroik, seperti: auranofin, aurothioglucose, buspirone, chlorpromazine, cimetidine,
ethionamide, griseofulvin, haloperidol, interferon alfa, lithium, methoxsalen, methyldopa,
phenothiazines, psoralens, stanozolol, thiothixene, dan trioxsalen.1,4,5
Manifestasi Klinis
Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan,
batasnya agak kurang tegas. Dermatitis seboroik yang ringan hanya mengenai kulit kepala
berupa skuama-skuama yang halus, mulai sebagai bercak kecil yang kemudian mengenai
seluruh kulit kepala dengan skuama-skuama yang halus dan kasar. Kelainan kulit tersebut
pitiriasis sika (ketombe, dandruf). Bentuk yang berminya disebut pitiriasis steatoides yang
dapat disertai eritema dan krusta-krusta yang tebal. Rambut pada tempat tersebut mempunyai
kecendrungan rontok, mulai dibagian vertex dan frontal.1
Bentuk yang berat ditandai dengan adanya bercsk-bercak berskuama dan berminyak
disertai eksudasi dan dan krusta tebal. Sering meluas ke dahi, glabela, telinga, posaurikular
dan leher. Pada daerah dahi tersebut, batasnya sering cembung.1
Bentuk yang berat ditandai dengan adanya bercsk-bercak berskuama dan berminyak
disertai eksudasi dan dan krusta tebal. Sering meluas ke dahi, glabela, telinga, posaurikular
dan leher. Pada daerah dahi tersebut, batasnya sering cembung.1
Pada daerah supraorbital, skuama-skuama halus dapat terlihat di alis mata, kulit
dibawahnya eritematosa dan gatal, disertai bercak-bercak skuama kekunuingan, dapat terjadi
pula blefaritis, yakni kelopak mata merah disertai skuama-skuama halus.1
Selain tempat-tempat tersebut D.S. juga dapat mengenai liang telinga luar, lipatan
nasolabial daerah sterna, aoreola mame, lipatan di bawah mammae pada wanita,
interskapular, umbilikus, lipat paha, dan daerah anogenital. Pada daerah pipi, hidup, dan dahi
kelainan dapat berupa papul-papul.1 D.S. dapat bersama-sama dengan akne yang berat. Jika
meluas dapat menjadi eritroderma, pada bayi disebut penyakit leiner. 1
Gambaran Histopatologis
Pada epidermis dapat ditemukan parakeratosis fokal dengan abses Munro. Pada
dermis terdapat pelebaran ujung pembuluh darah di puncak stratum papilaris disertai sebukan
sel-sel neutrofil dan monosit. 1,5
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan mikroflora dari kulit kepala untuk melihat pytirosporum ovale.
2. Menentukan indeks mitosis pada kulit kepala yang berketombe.3
Diagnoasis Banding
Gambaran klinis yang khas pada D.S.ialah skuama yang berminyak dan kekuningan
dan berlokasi di tempat-tempat seboroik.1
1. Psoriasis
berbeda dengan D.S. karena terdapat skuama-skuama yang berlapis-lapis,disertai
tanda tetesan lilin dan Auspitz. Dan juga tempat predileksinya.
2. Kandidiosis
Pada lipatan paha dan periananal dapat menyerupai kandidiosis. Pada kandidiosis
terdapat eritema berwarna merah cerah berbatas tegas dengan satelit-satelit
disekitarnya.
Penatalaksanaan
Kasus-kasus yang telah mempuyai konstitusi agak sukar disembuhkan, meskipun
penyakitnya dapat terkontrol. Faktor predisposisi hendaknya diperhatikan, misalnya stress
emosional dan kurang tidur. Mengenai diet, dianjurkan miskin lemak.1,2
Penatalaksanaan Sistemik
1. Kortikosteroid digunakan pada bentuk yang berat, dosis prednison 20-30 mg
sehari. Jika telah ada perbaikan, dosis diturunkan secara perlahan-lahan. Kalau
disertai infeksi sekunder diberi antibiotic.1,2,4,5
2. Isotretinoin dapat digunakan pada kasus yang rekalsitran. Efeknya mengurangi
aktivitas kelenjar sebasea. Ukuran kelenjar tersebut dapat dikurangi sampai 90%
akibatnya terjadi pengurangan produksi sebum.1,2
3. Antihistamin H1 sebagai penenang dan anti gatal.1,2
4. Antibiotik seperti penisilin, eritromisin pada infeksi sekunder (dermatitis
seboroik).1,2
5. Preparat azol akhir-akhir ini sangat berpengaruh terhadap P. Ovale, juga dapat
memengaruhi berat ringannya dermatitis seboroik. Misalnya Ketokonazol 200 mg
per hari.1,2
6. Narrow band UVB (TL-01) yang cukup aman dan efektif. Setelah pemberian
terapi 3 x seminggu selama 8 minggu, sebagian besar penderita mengalami
perbaikan1,2,4,5
Penatalaksanaan Topikal
1. Cuci rambut dengan Selenium sulfida (selsun) seminggu 2-3 kali scalp dikeramasi
selama 5-15 menit atau dengan larutan Salisil 1% atau larutan belerang 2-4% atau
dalam bentuk krim.
2. Kortikosteroid topikal atau krim dapat memberi kesembuhan sementara1,2
Preventif
Sedapat mungkin penderita Dermatitis Seboroik mengamati pemicu timbulnya
kekambuhan. Jika sudah mengenali pemicunya, diupayakan untuk mencegah paparan faktor
pemicu.
1,2
pemicu timbulnya kekambuhan. Hal ini wajar mengingat beragamnya faktor-faktor pemicu.
Kalaupun faktor pemicunya dapat dikenali, tak jarang penderita sulit menghindarinya,
terutama jika faktor-faktor pemicu tersebut merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari,
misalnya stress, iklim dan sejenisnya.2
3. Plan :
DIAGNOSIS KERJA
Dermatitis Seboroik
TERAPI
Medikamentosa
Cetirizin 10 mg 2x1
Miconazol cr 2x ue (P-S)
Desoximetazon cr 2x ue
Edukasi
Menghindari stres yang berlebihan / pemicu yang bisa membuat keluhan bertambah
Mengetahui,
Pendamping