Laporanakhirgarudaindonesia 151125094149 Lva1 App6891 PDF
Laporanakhirgarudaindonesia 151125094149 Lva1 App6891 PDF
Diajukan untuk memenuhi nilai akhir pada mata kuliah Strategi Perusahaan
periode semester Ganjil 2015/2016
Oleh:
Reggy Wijaya / 1305004157
Tony Darmawan W. / 1305020011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada era globalisasi kini perkembangan perusahaan baik itu industri produk maupun
industri jasa sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari bermunculan beragam perusahaan baru
yang menciptakan persaingan antar kompetitor yang tinggi. Sebuah perusahaan dikatakan
sukses apabila mampu bersaing dan diatas rata-rata jika dibandingkan dengan kompetitor.
Kategori berhasil dapat diukur berdasarkan berbagai variabel misalnya pangsa pasar
perusahaan, laba bersih perusahaan, brand yang dikenal dan sebagainya. Salah satu kunci
ataupun aplikasi untuk keberhasilan suatu perusahaan yakni strategi perusahaan yang tepat
dalam perencanaannya. Rencana strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang
yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan mengenai arah perusahaan dan
pengalokasian sumber daya untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam
berbagai keadaan lingkungan. Untuk mencapai sebuah strategi yang telah ditetapkan oleh
perusahaan dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka sumber daya manusia
dari internal perusahaan baik seperti pimpinan perusahaan dan manajer operasi perlu bekerja
dalam sistem yang ada pada perencanaan strategis.
Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan yakni faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal meliputi kekuatan dan kelemahan perusahaan sedangkan faktor
eksternal meliputi peluang dan ancaman. Setiap perusahaan memiliki kekuatan dan
kelemahan masing-masing, namun sedapat mungkin untuk mengurangi kelemahan dengan
berbagai cara. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, kelompok penulis diberikan tugas mata
kuliah Strategi Perusahaan yang mempunyai tujuan yakni membahas dan menganalisis
strategi-strategi yang perlu diterapkan untuk sebuah perusahaan, tekhusus PT Garuda
Indonesia sebagai contoh kasus maskapai penerbangan di Indonesia.
1.2
Pokok Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang ada, kelompok penulis ingin merumuskan beberapa
3) Apa jenis strategi perusahaan yang tepat untuk diterapkan bagi PT Garuda
Indonesia?
1.3
Batasan Masalah
Dalam kaitannya dengan makalah ini, beberapa batasan masalah yang ada
1.4
Tujuan Penulisan
Adapun beberapa tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut.
1) Memahami langkah-langkah dalam menentukan strategi perusahaan yang tepat
untuk diterapkan,
2) Mengetahui jenis strategi yang tepat untuk diterapkan PT Garuda Indonesia
sebagai rekomendasi, dan
3) Memenuhi nilai akhir mata kuliah Strategi Perusahaan pada Universitas Pelita
Harapan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Garuda Indoneisia baik dari internal maupun eksternal serta terdapat metode metode untuk
memberikan rekomendasi strategi.
Matriks EFE merupakan suatu metode atau cara untuk mengetahui dan menganalisis
suatu perusahaan secara eksternal. Metode ini merupakan bagian dari SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, and Threats) matrix dan mencakup dua bagian eksternal yaitu
Opportunity dan Threat. Terdapat berbagai faktor yang dapat dijadikan sebagai peluang
ataupun ancaman bagi perusahaan untuk dapat terus mengembangkan industrinya. Faktorfaktor tersebut dikelompokkan kedalam 3 bagian besar antara lain:
1. Ekonomi
Perubahan-perubahan dalam bidang ekonomi di Negara Indonesia dapat
mempengaruhi perusahaan baik secara positif maupun negatif. Tingkat
pertumbuhan ekonomi, inflasi, barriers untuk masuk ke dalam persaingan, dan
lain-lain akan berdampak pula bagi berbagai bidang dan salah satunya adalah
industri penerbangan.
2. Sosial, Kultural, Demografi, dan Environmental
Secara social, peranan media publikasi sebagai sarana untuk meningkatkan
awareness masyarakat akan produk perusahaan. Untuk memberikan sosialisasi
yang baik haruslah dengan cara yang menarik dan informatif. Kemudian data
demografis juga seperti data-data statistikal mengenai kependudukan seperti
populasi, persebaran, dan budaya penduduk dapat menjadi peluang maupun
ancaman bagi perusahaan tergantung dari tindakan yang dilakukan perusahaan.
Lingkungan juga memiliki pengaruh tersendiri bagi perusahaan sebab banyak hal
yang dapat terjadi diluar kendali perusahaan. Dalam kasus peluang, yang dapat
menjadi contoh yaitu berbagai kegiatan untuk mendukung kelestarian lingkungan,
selain meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan melalui
kegiatan ini juga berguna untuk meningkatkan image positif perusahaan dimata
masyarakat. Selain itu, perubahan terkait dengan keadaan alamiah sulitlah untuk
diprediksi dan diantisipasi. Khususnya untuk bidang penerbangan, keadaan cuaca
4
2.2
job description, tingkat turn-over karyawan, dan hal-hal lainnya yang berkaitan
dengan internal perusahaan
2. Marketing
Dalam hal pemasaran, kekuatan atau kelemahan perusaahaan dinilai berdasarkan
beberapa hal seperti, efektifitas segmentasi pasar, perkembangan pangsa pasar,
dan efektifitas promosi perusahaan.
3. Finance
Kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam hal finansial dapat diliat dari
bagaimana penganggarran, pendanaan, dan pembagian dividen perusahaan
terlaksana dengan baik.
4. Production/Operation
Berbagai hal yang mendukung produksi dan operasional perusahaan akan
menentukan kekuatan suatu perusahaan. Mulai dari supplier, fasilitas, prosedur
pengendalian inventori dan lainnya.
5. Research & Development
Kualitas departemen untuk melakukan riset dan pengembangan dalam perusahaan
dengan mengadakannya berbagai proyek untuk menguji produk-produk baru tentu
saja akan meningkatkan peluang kesuksesan. Kekuatan perusahaan dalam bidang
R&D akan dilihat dari apakah kegiatan pengembangan ini efektif baik dalam hal
biaya maupun dari produk yang dihasilkan.
6. Management Information System
Perusahaan yang baik haruslah memiliki MIS yang baik pula sebab dengan MIS
perusahaan dapat menentukan pemecahan terhadap permasalahan-permasalahan
dengan MIS. Kualitas keputusan yang diambil juga akan meningkat seiring
dengan optimalnya penerapan MIS dalam pengembangan pilihan keputusan
tersebut.
Untuk perhitungan IFE matrix tidak jauh berbeda dengan EFE matrix, yang
membedakan hanya pada pembobotan faktor strength diberikan nilai antara tiga hingga
empat, sedangkan pada faktor weakness antara satu dan dua. Selebihnya perhitungan terhadap
bobot tertimbang sama dengan EFE matrix.
2.3
persaingan. Pada table CPM, dilakukan perbandingan satu perusahaan dengan perusahaan
lain. Berbeda dengan IFE dan EFE matrix, CPM membandingkan critical success factor atau
faktor penentu keberhasilan yang bersifat general dan tidak dikelompokkan. Pemberian bobot
dan peringkat dilakukan secara subjektif, sama seperti dengan IFE dan EFE. Pemberian
peringkat CSF berkisar 1 (kelemahan utama), 2 (kelemahan minor), 3 (kekuatan minor), dan
4 (kekuatan utama) dan peringkat bagi CSF tersebut untuk setiap perusahaan tidak dapat
sama. Kemudian bobot akan dikalikan dengan peringkat dan akan menghasilkan bobot
tertimbang. Bobot tertimbang dijumlahkan dan kemudian dibandingkan dengan perusahaan
lain, jumlah bobot tertimbang suatu perusahaan yang lebih baik bukan berarti menunjukkan
bahwa perusahaan tersebut lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang mendapatkan
jumlah bobot tertimbang yang lebih kecil.
2.4
dihadapi oleh perusahaan dengan perusahaan lain. Pada model ini, dibagi 5 kelompok besar
terhadap hal-hal yang dapat mempengaruhi persaingan dalam suatu industri yaitu:
1. Ancaman dari Pemain Baru
Suatu perusahaan dapat kehilangan kekuatan dalam meraup keuntungan ketika
munculnya pesaing baru, dan pada kelompok yang pertama ini diidentifikasi
barriers bagi pemain baru apakah mudah atau tidak untuk masuk kedalam
persaingan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengindentifikasi barriers adalah
sebagai berikut:
Ketika ancaman dari setiap indikator diatas tinggi, diberikan nilai dengan
rentang 1 hingga 5. Nilai 1 menunjukkan ancaman yang rendah, 3 menunjukkan
ancaman yang sedang, dan 5 menunjukkan ancaman yang tinggi. Poin setiap
indikator kemudian dicari rata-ratanya untuk melihat apakah ancaman dari new
entrants tinggi atau tidak.
Dari setiap indikator diatas, diberikan nilai dengan rentang 1 hingga 5. Nilai 1
menunjukkan kemampuan bargain yang rendah, 3 menunjukkan kemampuan
bargain yang sedang, dan 5 menunjukkan kemampuan bargain yang tinggi. Poin
setiap indikator kemudian dicari rata-ratanya untuk melihat apakah kemampuan
bargain dari buyers tinggi atau tidak.
Produk dari supplier unik dan sulit untuk dicari sehingga switching
cost bagi perusahaan tinggi;
Dari setiap indikator diatas, diberikan nilai dengan rentang 1 hingga 5. Nilai 1
menunjukkan kemampuan bargain yang rendah, 3 menunjukkan kemampuan
bargain yang sedang, dan 5 menunjukkan kemampuan bargain yang tinggi. Poin
setiap indikator kemudian dicari rata-ratanya untuk melihat apakah kemampuan
bargain dari supplier tinggi atau tidak.
Dari setiap indikator diatas, diberikan nilai dengan rentang 1 hingga 5. Nilai 1
menunjukkan tingkat persaingan yang rendah, 3 menunjukkan tingkat persaingan
yang sedang, dan 5 menunjukkan tingkat persaingan yang tinggi. Poin setiap
2.5
Analisis Strategi
Pada bagian strategi analisis, dilakukan penilaian terhadap jenis-jenis strategi tertentu
dan apakah strategi tersebut diterapkan oleh perusahaan. Strategi-strategi tersebut antara lain:
1. Strategi Integrasi
Strategi integrasi dibagi kedalam 3 strategi yaitu, integrasi kedepan,
kebelakang, dan horizontal.
2. Strategi Intensif
Strategi intensif terdiri atas 3 strategi yaitu, market penetration, market
development, dan product development.
3. Strategi Diversifikasi
Strategi diversifikasi terdri atas 3 strategi yaitu, horizontal diversification,
concentric diversificarion, dan conglomerate diversifivation
4. Strategi Defensif
Strategi diversifikasi terdri atas 3 strategi yaitu, retrenchment, divestiture, dan
liquidation.
5. Michael Porter Generic Strategies
Michael Porter Generic Strategies terdri atas 3 strategi yaitu, cost leadership,
differentiation, dan focus.
2.6
yaitu market share dan market growth. Dari kedua dimensi tersebut dibentuk empat kuadran
yaitu:
1. Question Marks
Jika posisi perusahaan dalam hal pangsa dan pertumbuhan pasar jatuh pada
kuadran ini, maka hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki pangsa
pasar rendah dan bersaing di industri yang pertumbuhannya tinggi yang
mengakibatkan uang yang dibutuhkan tinggi namun penghasilannya rendah. Strategi
yang tepat untuk bersaing pada posisi ini adalah antara dengan melakukan investasi
untuk meningkatkan pangsa pasar, atau malah mengeliminasinya. Pihak manajemen
10
akan memilih strategi pertama jika masih berpeluang untk menjadi star, dan akan
memilih strategi kedua jika investasi hanya akan sia-sia
2. Star
Kuadran kedua ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki pangsa pasar dan
pertumbuhan yang tinggi. Strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan
melakukan investasi atau berusaha memperkuat posisi saat ini dengan cara melakukan
strategi integrasi, intensif, atau joint venture. Pada umumnya, bisni unit yang star
membutuhkan uang dalam jumlah yang besar untuk terus mempertahankan kekuatan
mereka, dan hal ini diimbangi dengan pemasukan yang besar pula.
3. Cash Cows
Kuadran ketiga menunjukkan bahwa perusahaan bersaing dengan pangsa pasar
yang tinggi namun pertumbuhan industri yang rendah. Pada umumnya perusahaan di
kuadran ini menghasilkan uang yang banyak namun digunakan untuk keperluan lain.
Strategi yang tepat untuk perusahaan yaitu dengan mempertahan posisi selama
mungkin dengan cara product development, dan concentric diversification. Jika posisi
perusahaan melemah, tindakan yang harus diambil adalah retrenchment atau
divestiture.
4. Dogs
Pada kuadran keempat, diperlihatkan bahwa perusahaan memiliki pangsa pasar
yang rendah dan bersaing di pasar yang laju pertumbuhannya rendah. Hal ini
dikarenakan perusahaan memiliki kelemahan baik secara internal maupun eksternal.
Strategi yang tepat untuk dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan melakukan strategi
defensif seperti retrenchment, divestiture, atau liquidation.
Tahapan dalam membuat BCG Matrix adalah:
1.
2.
2.7
3.
4.
IE Matrix
Matrix ini merupakan kelanjutan dari IFE dan EFE matrix. Terdapat sembilan
kuadran dan kemudian dari jumlah bobot tertimbang akan berfungsi sebagai sumbu x dan y.
11
IFE
EFE
Pada kuadran pertama, kedua dan keempat menunjukkan kekuatan internal dan eksternal
perusahaan yang kuat sehingga strategi yang tepat yaitu dengan strategi intensif dan integrasi.
Pada kuadran ketiga, kelima, dan ketujuh menunjukkan bahwa kekuatan internal dan
eksternal perusahaan cukup seimbang sehingga strategi yang tepat untuk dilakukan yaitu
dengan pengembangan produk dan penetrasi pasar. Sedangkan pada kuadran enam, delapan,
dan sembilan menunjukkan kekuatan internal dan eksternal yang kurang baik sehingga
strategi yang tepat begi perusahaan yaitu dengan melakukan strategi defensif.
2.8
SWOT Matrix
Pada matrix ini, daftar faktor-faktor yang telah dibuat di IFE dan EFE matrix akan
kembali digunakan dan dicoba untuk dihubungkan sehinggan akan menghasilkan strategi
yang tepat bagi perusahaan.
Terdapat 4 jenis strategi yaitu:
1. Strengths-Opportunities Strategies
Strategi ini akan menggunakan kekuatan perusahaan untuk memaksimalkan
peluang yang ada.
2. Weaknesses-Opportunities Strategies
Strategi ini akan mengembangakan kelemahan yang ada saat ini dengan
menggunakan peluang yang ada
3. Strengths-Threats Strategies
Strategi ini akan menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari ancaman
dari luar.
4. Weaknesses-Threats Strategies
12
2.9
SPACE Matrix
Pada matriks ini, dibandingkan posisi strategis perusahaan secara internal dan
eksternal. Secara internal meliputi bagaimana laju keuangan perusahaan dan bagaimana
posisi perusahaan di pasar. Secara eksternal meliputi bagaimana strabilitas perusahaan dalam
hal menanggapi berbagai perubahan dari luar perusahaan seperti inflasi, demand yang
berubah-ubah, dan lain-lain dan juga kekuatan industri perusahaan dalam hal potensi
pertumbuhan, profit, stabilitas keuangan, dan lain-lain.
Langkah-langkah dalam membuat SPACE matrix adalah:
1. Tentukan variabel-variable untuk menetapkan kekuatan finansial, kekuatan
kompetitif, stabilitas terhadap lingkungan diluar perusahaan, dan kekuatan industri
perusahaan;
2. Beri penilaian antara +1 hingga +6 untuk variabel kekuatan finansial dan kekuatan
industri perusahaan. Sedangkan untuk kekuatan kompetitif dan stabilitas terhadap
lingkungan diluar perusahaan akan diberikan nilai antara -6 hingga -1;
3. Kemudian lakukan perhitungan rata terhadap masing-masing variabel;
4. Plot rata-rata nilai pada koordinat yang tepat di matriks SPACE.
5. Tarik garis lurus untuk menghubungkan titik perpotongan dan kemudian dapat
dilihat bagaimana posisi perusahaan
13
berdasarkan posisi kompetitif dan perkembangan pasar perusahaan. Sama halnya dengan
matriks BCG dan SPACE, terdapat empat kuadran dan masing-masing kuadran memiliki
karakteristik tersendiri yaitu:
1. Kuadran I
Perusahaan memiliki posisi strategis yang baik dan akan lebih baik jika
berkonsentrasi pada pasar atau produk yang telah ada saat ini.
2. Kuadran II
Perusahaan harus mulai melakukan evaluasi akan bagaimana caranya
menginkatkan tingkat kompetitif perusahaan.
3. Kuadran III
Perusahaan berkompetisi di bisnis dengan pertumbuhan yang pelan dan posisi
perusahaan sendiri lemah. Perlu adanya perubahan drastis pada perusahaan salah
satunya dengan melakukan retrencthment.
4. Kuadran IV
Perusahaan memiliki posisi yang kompetitif namun perkembangan industri
pelan sehingga perusahaan perlu melakukan diversification untuk menjangkau
area industri yang lebih menjanjikan.
2.11
14
1. Susun daftar kunci eksternal (peluang dan ancaman) serta daftar kunci internal
(kekuatan dan kelemahan) perusahaan pada kolom kiri dari QSPM. Informasi
tersebut diperoleh dari IFE dan EFE Matrix.
2. Berikan bobot untuk setiap faktor kritikal keberhasilan internal maupun eksternal,
nilai ini sama dengan bobot pada IFE dan EFE Matrix.
3. Tentukan dan identifikasi alternatif strategi yang dapat dilaksanakan, tuliskan
pada baris pertama dari QSPM
4. Tetukan Attractiveness Scores (AS) sebagai nilai numerik yang menunjukkan
relative attractiveness terhadap setiap alternatif strategi. AS ditetukan dengan
menghitung tiap faktor kunci internal maupun eksternal dalam satu waktu.
5. Hitung total AS (TAS) dengan mengalikan setiap bobot dengan AS masingmasing. TAS menunjukkan relative attractiveness setiap alternatif strategi
6. Hitung rata-rata Total Attractiveness Scores, masukkan TAS pada setiap kolom
strategi. Nilai rata-rata TAS menunjukkan strategi yang paling atraktif.
Alternatif strategi dengan jumlah nilai TAS tertinggi adalah alternatif strategi
terbaik, dimana peluang eksternal cukup besar untuk dimanfaatkan dengan
menggunakan kekuatan dan kelemahan perusahaan saat ini.
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, sistem pengumpulan data yang dilakukan menggunakan teknologi
internet. Sumber yang digunakan yakni sumber data online baik itu berita yang tersebar di
internet maupun situs web. Hal ini dikarenakan cakupan penelitian hanya dalam ruang
lingkup tugas perkuliahan pada mata kuliah Strategi Perusahaan di Universitas Pelita
Harapan. Pengumpulan data dilakukan bertahap sesuai urutan data yang ingin diolah terlebih
dahulu. Untuk data internal PT Garuda Indonesia, kelompok peneliti lebih mengutamakan
sumber laporan internal perusahaan karena sebagai perusahaan yang sudah terbuka dan
dibawah naungan BUMN keterbukaan akan internal perusahaan sudah sangat baik,
sedangkan ide untuk data yang terkait faktor eksternal yang mempengaruhi perusahaan
didapatkan dari diskusi kelompok peneliti yang kemudian dicari sumbernya. Data yang
didapatkan dari sebuah sumber tidak langsung digunakan akan tetapi dicari informasi
pendukungnya sebagai contoh situs lain yang lebih terpercaya guna memvalidasi data yang
didapatkan. Adapun rincian pengumpulan data yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.
Lokasi : Universitas Pelita Harapan, rumah, dan tempat lainnya yang mempunyai fasilitas
Wi-Fi
Durasi : 2 September 19 November 2015
(durasi 1 semester pada Universitas Pelita Harapan)
3.2
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara bertahap sesuai dengan urutan langkah-langkah
BAB IV
KONDISI PERUSAHAAN
4.1
Profil Perusahaan
PT Garuda Indonesia sebelumnya merupakan maskapai penerbangan yang dibentuk
pemerintahan Belanda di Indonesia dengan nama KNILM (Royal Dutch Indies Airways)
pada tahun 1928. Kemudian menjadi mulai beroperasi dengan nama Garuda Indonesia pada
26 Januari 1949 hingga saat ini. Garuda Indonesia merupakan satu-satunya maskapai
penerbangan Indonesia yang saat ini menjadi bagian dari SkyTeam yaitu aliansi maskapai
penerbangan yang terdiri dari 20 anggota. Garuda Indonesia mulai bergabung pada tahun
2014. Pada tanggal 11 Februari 2011, Garuda Indonesia secara resmi menjadi perusahaan
terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten saham GIAA.
Susunan kepemilikan Garuda secara drastis berubah dengan struktur seperti berikut.
Karyawan (0,4%)
4.2
4.2.1
Visi
Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang
4.2.2
Misi
Sebagai perusahan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang
17
4.3
Struktur Organisasi
18
4.3
Medium
(3)
Low
(1)
Analysis
1. Potential Entrant
Economic of Scale
Product
differentiation
Capital
Requirement
Switching Cost
Access to
distribution
channel
Cost
disadvantages
Independent of
Scale
Average
Total = 10
Average = 10/6 = 1.67
It is concentrated
or purchases large
volumes relative to
seller sales
The products it
purchases from the
industry are
standard or
undifferentiated
20
quality of the
buyers products
or services
Average
Total = 16
Average = 16 / 6 = 2.67
poses a credible
threat of forward
integration
Average
Total = 26
Average = 4.33
Slow industry
growth
High fixed or
storage costs
Lack of
differentiation or
switching costs
Average
Total = 23
Average = 23/5 = 4.6
23
4.4
Ya
1. Integration Strategy
Forward Integration
Backward Integration
Horizontal Integration
2. Intensive Strategy
Market Penetration
Market Development
Tidak
Analisis
penerbangan baru.
Garuda
Indonesia
saat
ini
memberikan layanan Immigration
on Board yang memudahkan proses
imigrasi
penumpang
sebelum
mendarat.
Product Development
3. Diversification Strategy
Horizontal Diversification
Garuda
Indonesia
melakukan
diversifikasi horizontal dengan
membentuk PT Aero Wisata untuk
mengembangkan usaha jasa yang
berkaitan
dengan
industri
pariwisata (Hotel, Catering Service,
transportasi darat, dan lain lain).
Garuda Indonesia memiliki bidang
pelayanan yang lebih spesifik yaitu
dengan adanya fasilitas first class
yang
memiliki
pelayanan
berkualitas dan banyak keuntungan
lainnya.
Selain
itu
Garuda
Indonesia
juga
terus
mengembangkan
rute-rute
penerbangan baru dan
juga
memiliki anak perusahaan PT
Citilink yang bergerak di bidang
penerbangan low-cost
Concentric Diversification
Conglomerate Diversification
Tidak ada
4. Defensive Strategy
Retrenchment
Divestiture
Liquidation
Tidak ada
25
Differentiation
Focus
26
BAB V
INPUT STAGE
27
5.1
Economic
Rating
Weight
Score
0.032
0.129
0.109
Weight
Response
0.036
0.032
0.129
Pemerintah sebagai
pendukung badan-badan
usaha milik negara
0.028
0.085
0.024
0.048
0.036
0.109
0.028
0.113
Iklan di media-media
publikasi
0.028
0.085
Demographic
Governmental
Alasan
Social
28
0.024
0.048
0.097
0.032
Teknologi menggunakan
internet
0.036
0.145
0.024
0.024
0.028
0.085
0.036
0.109
Pandangan masyarakat
terhadap brand image sebuah
maskapai penerbangan
0.028
0.085
0.040
0.161
0.032
0.032
Munculnya berbagai
maskapai baru yang
mengutamakan penerbangan
0.040
0.161
Environmental
Technological
Cultural
Competitive
29
low-cost
Threats
Pelemahan rupiah terhadap
dolar Amerika Serikat
0.036
0.036
Berkurangnya kepercayaan
0.032
0.040
Demographic
Governmental
Kebijakan-kebijakan lintas
negara
Iklan di media-media
publikasi
Economic
Social
0.109
0.109
0.097
0.081
0.028
0.056
0.024
0.048
0.036
0.073
30
0.040
0.161
0.032
0.129
Kebakaran yang
mempengaruhi sistem online
Garuda Indonesia pada Juli
2015
0.040
0.161
Budaya masyarakat
menggunakan transportasi
darat atau laut
0.024
0.073
0.032
0.065
Munculnya berbagai
maskapai baru yang
mengutamakan penerbangan
low-cost
Memperketat persaingan
0.028
0.113
Environmental
Technological
Cultural
Competitive
TOTAL
1.000
3.028
31
32
5.2
Alasan
Rating
Weight
Score
0.220
0.165
0.176
0.033
0.099
0.049
0.198
0.055
0.220
Weight
Struktur
Organisasi
0.055
Strategi
0.055
Bidang
Usaha
0.044
Layanan
Segmentasi
Jumlah
Penumpang
Management
Marketing
Fakta
Garuda Indonesia memiliki susunan
organisasi yang terstruktur dan jelas
Garuda Indonesia melakukan strategi
jangka pendek "Quick Wins" dan jangka
panjang "Quantum Leap"
Garuda Indonesia memiliki 8 bidang usaha
utama, dan 4 bidang usaha pendukung
(Sumber: Annual Report Garuda Indonesia
2014)
33
Pangsa
Pasar
Kualitas
Pelayanan
Brand
0.055
0.038
0.055
Kegiatan
Kepedulian
Terhadap
Masyarakat
0.033
Rute
Penerbangan
0.055
0.220
0.154
0.220
0.132
0.220
34
Financial
0.049
0.198
Fasilitas
0.049
0.198
Armada
0.055
0.220
0.049
0.148
Pemasukan
Production/Operations
Research &
Development
Teknologi
35
Management
Information Sistem
Feedback
0.049
0.148
0.055
0.038
0.044
0.055
Weakness
Management
Marketing
Otomatisasi
0.027
Price
0.038
Kebijakan
Dividen
0.044
0.055
Financial
Hutang
36
Production/Operations
TOTAL
Biaya
Operasional
0.055
1.000
0.055
3.181
37
Alasan Pemilihan
Faktor
Iklan
0.096
Harga
0.064
0.106
Kualitas
Pelayanan
Bobot
Garuda Indonesia
Peringkat Nilai
Lion Group
Peringkat Nilai
4.000
0.383
3.000
0.287
4.000
0.383
2.000
0.128
4.000
0.255
4.000
0.255
4.000
0.426
2.000
0.213
3.000
0.319
39
Kekompetitifan
Kekompetitifan maskapai
dalam bersaing di industri
penerbangan sangatlah
krusial dalam menilai
profesionalitas maskapai
dalam memberikan jasa
penerbangan yang terbaik.
0.096
Manajemen
0.106
3.000
0.287
3.000
0.287
4.000
0.383
4.000
0.426
3.000
0.319
3.000
0.319
40
Loyalty
Ekspansi
Perusahaan
Kesetiaan pelanggan
(loyalty) didapatkan dari
kualitas penerbangan
yang diberikan
perusahaan. Dengan
didapatkannya loyalty,
penumpang akan sulit
untuk berpindah ke
maskapai lain yang
tentunya ini menjadi salah
satu penentu keberhasilan.
0.074
Ekspansi Perusahaan
merupakan hal yang
penting dalam
keberhasilan perusahaan
maskapai penerbangan.
Dengan ekspansi yang
luas, jangkauan pun
menjadi luas serta
terjaganya eksistensi
perusahaan.
0.074
4.000
0.298
2.000
0.149
2.000
0.149
4.000
0.298
3.000
0.223
3.000
0.223
41
Pangsa Pasar
Armada
Segmentasi pasar
merupakan bagian dari
keseluruhan permintaan
suatu barang yang
mencerminkan golongan
konsumen menurut ciri
khasnya, seperti dari
tingkat pendapatan, umur,
jenis kelamin, pendidikan,
dan juga status sosial.
Semakin besar pangsa
pasar berdampak pada
semakin suksesnya suatu
perusahaan maskapai
penerbangan.
0.085
2.000
0.170
4.000
0.340
4.000
0.340
0.106
3.000
0.319
2.000
0.213
4.000
0.426
42
Sumber Daya
Manusia
Pengadaan
Total
Peningkatan terhadap
kualitas sumber daya
manusia menjadi faktor
penting di berbagai sektor
dalam organisasi.
Contohnya: karyawan
yang bekerja dibidang
perencanaan strategi,
pelayanan, dan juga
maintenance.
0.096
Maskapai-maskapai
penerbangan memiliki pusat
training masing-masing
pekerjanya yang merupakan
pusat pendidikan dan pelatihan
bagi karyawan yang
memenuhi standar
internasional. Garuda
Indonesia memiliki Garuda
Indonesia Training Center
(GITC). LionAir memiliki
Lion Air Training Center
(LTC). AirAsia juga
membangun pusat pelatihan
pilot dan pramugari di
Indonesia.
4.000
0.383
4.000
0.383
4.000
0.383
0.096
Masing-masing maskapai
memiliki strategi tersendiri
dalam menunjang supply nya.
Sebagai contoh Garuda
Indonesia dan AirAsia
memiliki sistem eprocurement untuk mengatur
jaringan pemasok yang masuk.
4.000
0.383
2.000
0.191
3.000
0.287
1.000
3.500
2.862
3.468
43
Analisis Bobot
Bobot diberikan kepada faktor penentu keberhasilan dengan skala 0-1 (0 untuk sangat
tidak penting dan 1 untuk sangat penting. Untuk mempermudah dalam menentukan nilai
bobot maka kami menggunakan skala 1-5 terdahulu yang kemudian di convert dalam skala 01. Dari hasil keseluruhan didapatkan bobot tertinggi yakni bernilai 1,06 pada faktor Kualitas
Pelayanan, Manajemen, dan Armada. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga faktor tersebut
mempunyai pengaruh paling besar terhadap keberhasilan maskapai penerbangan. Dengan
kualitas pelayanan yang baik maka suatu perusahaan dapat pula unggul dalam faktor penentu
keberhasilan yang lain, sebagai contoh kekompetitifan dan loyalty. Dari sisi manajemen,
perusahaan dengan manajemen yang baik akan sukses mentargetkan visi dan misi yang
dimiliki. Faktor yang tidak kalah penting yakni Armada. Maskapai penerbangan dengan
armada berjumlah banyak mempunyai kesempatan lebih besar dalam menggapai
pelanggannya. Selanjutnya, bobot terendah ada pada faktor Harga. Faktor ini memang
menjadi salah satu kunci menang dalam persaingan, akan tetapi harga bukanlah menjadi
segalanya karena harus dibandingkan dengan fitur kualitas yang didapatkan.
Analisis Peringkat
Setelah melakukan perhitungan terhadap bobot untuk tiap Faktor Penentu
Keberhasilan, kemudian ditentukan peringkat yang menunjukkan bagaimana perusahaan
memanfaatkan atau menjalankan faktor tersebut dengan nilai 1 sampai 4 (1 berarti buruk dan
4 berarti baik). Selanjutnya, peringkat tersebut dikalikan bobot faktor tersebut dan
menghasilkan skor untuk faktor tersebut. Skor tiap faktor tersebut kemudian di jumlahkan
dan nilai total untuk Garuda Indonesia yaitu 3.5, Lion Group 2.862, dan AirAsia Indonesia
3.468. Nilai tertinggi yang diraih oleh Garuda Indonesia menunjukkan bahwa Garuda
Indonesia mampu memanfaatkan faktor-faktor tersebut lebih unggul dibandingkan dengan
perusahaan lain. Garuda Indonesia lemah dalam faktor Harga dan pangsa pasar. Harga tidak
menjadi kekuatan utama Garuda Indonesia akan tetapi Kualitas Pelayanan yang dikuatkan.
Hal ini masuk akal karena harga berbanding lurus dengan kualitas. Dari sisi pangsa pasar,
faktor ini pun berkaitan langsung dengan harga serta perkonomian rakyat Indonesia.
44
BAB VI
MATCHING STAGE
6.1
Matriks SWOT
INTERNAL
EXTERNAL
OPPORTUNITIES
1. Berada di bawah naungan
BUMN
2. Teknologi menggunakan
internet
3. Persaingan antar maskapai
low-cost
4. Demand jasa penerbangan
domestik maupun
internasional
5. Penurunan harga avtur oleh
Pertamina
THREATS
1. Keadaan alam yang sulit
untuk diprediksi
2. Malfungsi jaringan sistem
online
3. Biaya maintenance, repair
and overhaul (MRO) di
Indonesia yang mahal
4. Pelemahan nilai mata uang
rupiah
5. Persaingan dalam hal
periklanan
STRENGTHS
1. Melakukan strategi jangka
pendek "Quick Wins" dan
jangka panjang "Quantum
Leap"
2. Meningkatkan pelayanan
(Imigration on Board)
3. Pangsa pasar 2014
mengalami peningkatan
11,4% dari 2013
4. Brand yang kuat di ranah
Internasional
5. Tujuan penerbangan yang
relatif banyak
SO Options
(S1 O1) Melakukan
inovasi dengan dukungan
dari pemerintah
(S2 O2, O4) Melakukan
promosi di berbagai media
untuk menarik customer
penerbangan internasional
(S3, S4, S5 O3, O4)
Meningkatkan kualitas
pelayanan yang diimbangi
dengan harga yang relatif
terjangkau guna
meningkatkan pangsa pasar
ST Options
(S2, S4, S5 T5)
Memanfaatkan brand yang
kuat untuk menarik
konsumen khususnya
melalui periklanan
(S1 T3, T4)
Mengoptimalkan strategi
Quick Wins guna mengatasi
kondisi nilai mata uang
rupiah yang melemah serta
efisiensi biaya pengeluaran
WEAKNESSES
1. Sistem online yang kerap
bermasalah
2. Range harga penerbangan
berada di atas rata-rata
3. Belum dapat melakukan
pembagian dividen kepada
para pemegang saham
4. Hutang pada 2014 sebesar
USD64,6 juta yang belum
lunas
5. Beban operasional yang
mahal
WO Options
(W1 O2) Memperbaharui
teknologi yang digunakan
guna mengantisipasi sistem
online yang bermasalah
(W4 O2, O3, O4)
Menggencarkan promosi
untuk anak perusahaan
Citilink sebagai salah satu
upaya untuk mengurangi
hutang perusahaan
(W5 O5) Penurunan
harga avtur dapat
dimanfaatkan untuk
mengurangi biaya
operasional yang tinggi
WT Options
(W2, W3, W4, W5 T3,
T4) Mengontrol cashflow
untuk mengurangi beban
operasional
(W1 T2) Memperbaharui
teknologi yang digunakan
guna mengantisipasi sistem
online yang bermasalah
(W2 T5) Melakukan
berbagai pertimbangan
harga agar dapat
memberikan promosi yang
lebih menarik
45
6.2
FINANCIAL STRENGTH
Tingkat pengembalian aset PT Garuda
Indonesia tahun 2014 adalah -12%,
sedangkan tahun sebelumnya 0,5%
Laba bersih tahun berjalan pada 2014
menurun 28,3% dari tahun sebelumnya
menjadi USD372.000.000
Jumlah pendapatan usaha meningkat
4,63% menjadi USD3.933.530.272
Liabilitas atau hutang meningkat
sebesar 16,98% dari tahun sebelumnya
menjadi USD2.184.103.458
Total
Average
ENVIRONMENTAL STABILITY
Laju inflasi pada bulan Oktober 2015
adalah 6.25%, sementara target Bank
Indonesia untuk laju inflasi pada tahun
2015 adalah 41%
Barriers yang tinggi bagi kompetitor
untuk masuk ke persaingan
Range harga produk sejenis yang pada
umumnya lebih rendah dari Garuda
Indonesia
Ratings
INDUSTRY STRENGTH
Ratings
6
1.5
Ratings
Total
Average
COMPETITIVE ADVANTAGE
13
3.25
Ratings
-5
-2
-1
-1
-5
-6
-5
Total
Average
-16
-4
-1
-10
-2.5
Faktor
CA
IS
X-axis
FS
ES
Y-axis
Poin
-2.5
3.25
0.75
1.5
-4
-2.5
46
SPACE
3
FS
IS
CA
-3
-2
-1
-1
-2
-3
ES
Dari grafik tersebut terlihat bahwa PT Garuda Indonesia bersaing dengan baik
walaupun keadaan perindustrian kurang stabil. Strategi yang tepat untuk profil Competitive
ini adalah integrasi ke belakang, depan, horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar,
pengembangan produk dan
kebelakang yakni dengan adanya PT GMF Aeroasia yang bergerak dibidang perawatan dan
penyedia suku cadang, lalu integrasi kedepan yakni PT Abacus Distribution Systems
Indonesia yang bergerak dibidang penyedia layanan travel, serta integrasi horizontal yakni
anak perusahaan bernama Citilink yang bergerak dibidang maskapai penerbangan low-cost.
Selain itu, Garuda Indonesia juga telah melakukan joint venture guna mempermudah akses
dan jaringan.
6.3
Matriks IE
IFE Total Weighted Score
Strong
High
Medium
Low
3.0
2.0
1.0
I
IV
VII
Weak
2.0
3.0
4.0
EFE
Total
Weigthe
d Score
Average
II
V
VIII
1.0
III
VI
IX
47
Berdasarkan matriks IFE yang telah dilampirkan pada bab sebelumnya didapatkan
bobot tertimbang senilai 3.181 sehingga dikelompokkan dalam kolom Strong dan matriks
EFE didapatkan bobot tertimbang senilai 3.028 maka dikelompokkan dalam kolom High.
Dengan demikian, Garuda Indonesia termasuk dalam kategori I dalam matriks IE. Hal ini
menunjukkan bahwa Garuda Indonesia harus menerapkan growth strategy (vertical
integration) dengan tetap meningkatkan dan membangun secara intensif dan terintegrasi.
6.4
Matriks BCG
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
72,532,538
84,256,167
99,391,386
118,310,916
140,176,655
151,163,320
145,515,229
16.16%
17.96%
19.04%
18.48%
7.84%
-3.74%
Pada matriks BCG range untuk industry sales growth rate berkisar antara -100%
sampai dengan 100% yang didapatkan dengan cara growth rate tahun terakhir dikurangkan
dengan rata-rata growth rate 5 tahun sebelumnya. Rata-rata growth rate dari tahun 2009
2013 sebesar 15.9%, sedangkan pada 2014 sebesar -3.73% sehingga akan menghasilkan
48
industry sales growth rate sebesar -19.6%. Dilihat secara horizontal range ditentukan oleh
posisi perusahaan dalam pangsa pasar, pada tahun 2014 Garuda berada dibawah Lion Air
dengan 37% sedangkan Lion Air sendiri 46% dan sisanya milik maskapai lain.
Relative Market Share Position =
37%
46%
= 0.804
Dari perhitungan diatas didapatkan range Industry Sales Growth Rate sebesar -19.6%
dan range Relative Market Share Position sebesar 0,804 maka dalam matriks BCG tergolong
dalam kolom Cash Cows. Dapat disimpulkan bahwa Garuda Indonesia merupakan unit bisnis
yang memiliki pangsa pasar cukup besar namun memiliki laju pertumbuhan yang yang tidak
begitu signifikan. Pada umumnya pendapatan yang dihasilkan cukup besar akan tetapi
dikarenakan pasar yang tidak begitu bertumbuh secara signifikan pendapatan tersebut
digunakan untuk keperluan perusahaan dibidang lain seperti pengembangan anak perusahaan
dan pembayaran hutang. Strategi yang perlu dikembangkan oleh perusahaan untuk
mempertahankan posisi yang kuat yakni dengan pengembangan layanan di sektor kualitas
dan nilai tambah bagi customer misalnya rute-rute penerbangan baru. Jika terjadi
kemunduran dalam perusahaan, strategi defensif yang dapat digunakan yakni retrenchment.
Garuda Indonesia telah melakukan strategi defensif ini dengan menutup beberapa jalur
penerbangan yang tidak menguntungkan dan menutup beberapa aset.
49
6.5
Strong
Competitive
Position
Posisi perusahaan pada matriks grand strategy bergantung pada Competitive Profile
Matrix (CPM) dan Market Growth dari internal perusahaan.
Sumbu X0 = Rata-rata bobot tertimbang pada CPM
Sumbu Y0 = Rata-rata persentase growth internal perusahaan (data historis)
Garuda Indonesia memiliki bobot tertimbang pada CPM sebesar 3,5 dan persentase growth
tahun 2014 kurang dari rata-rata sebelumnya yakni 16,71 maka jika dimasukkan kedalam
matriks posisi Garuda Indonesia terletak pada kuadran IV. Hal ini menunjukkan bahwa posisi
Garuda Indonesia kuat dalam persaingan namun berada pada pertumbuhan industri yang
lambat. Strategi yang tepat bagi Garuda Indonesia adalah diversifikasi baik itu horizontal,
concentric maupun conglomerate diversification serta dengan kerja sama joint venture.
50
6.6
Matriks QSPM
QSPM 1
Integration Strategy
Intensive Strategy
Diversification Strategy
Defensive Strategy
Joint
Venture
Forward
Backward
Horizontal
Market
Penetration
Weight
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0.08
0.15
0.31
0.08
0.23
0.31
0.31
0.23
0.23
0.31
0.23
0.15
0.31
0.10
0.40
0.40
0.40
0.40
0.20
0.30
0.30
0.30
0.40
0.30
0.20
0.30
0.11
0.44
0.44
0.44
0.44
0.44
0.33
0.33
0.44
0.11
0.00
0.00
0.33
0.09
0.35
0.18
0.26
0.26
0.35
0.35
0.35
0.26
0.09
0.09
0.09
0.26
0.10
0.40
0.10
0.30
0.30
0.10
0.30
0.20
0.30
0.10
0.10
0.10
0.10
0.11
0.22
0.11
0.33
0.00
0.00
0.00
0.11
0.11
0.11
0.00
0.00
0.00
0.11
0.44
0.22
0.33
0.33
0.11
0.33
0.33
0.33
0.33
0.00
0.00
0.33
0.11
0.11
0.44
0.33
0.44
0.44
0.44
0.22
0.44
0.33
0.44
0.44
0.33
0.10
0.30
0.30
0.30
0.40
0.30
0.40
0.30
0.40
0.40
0.40
0.40
0.10
0.10
0.40
0.10
0.30
0.40
0.40
0.30
0.30
0.30
0.40
0.00
0.00
0.30
Opportunities
Pemerintah sebagai
1 pendukung badan-badan usaha
milik negara
Teknologi menggunakan
2
internet
Persaingan antar maskapai
3
penerbangan low-cost
Demand jasa penerbangan baik
4 domestik maupun
internasional
Penurunan harga avtur oleh
5
Pertamina
Threats
Keadaan alam yang sulit
1
diprediksi
Malfungsi jaringan sistem
2
online
Total
Market
Development
Product
Development
Horizontal
Concentric
Conglomerate
Retrenchment
Divestiture
1.00
51
Strength
0.11
0.46
0.46
0.46
0.46
0.46
0.46
0.46
0.46
0.23
0.34
0.34
0.23
Meningkatkan pelayanan
(Imigration on Board )
0.07
0.28
0.07
0.07
0.14
0.28
0.21
0.21
0.14
0.07
0.00
0.00
0.21
0.11
0.46
0.34
0.46
0.46
0.46
0.34
0.34
0.46
0.23
0.46
0.34
0.46
0.11
0.46
0.11
0.34
0.46
0.46
0.34
0.46
0.46
0.46
0.11
0.11
0.46
0.11
0.46
0.23
0.23
0.46
0.46
0.11
0.46
0.46
0.11
0.11
0.11
0.34
Weakness
1
0.07
0.28
0.14
0.21
0.28
0.14
0.14
0.21
0.14
0.21
0.00
0.00
0.21
0.08
0.32
0.16
0.24
0.32
0.32
0.32
0.08
0.32
0.08
0.24
0.24
0.16
0.09
0.37
0.37
0.37
0.37
0.28
0.37
0.28
0.28
0.28
0.37
0.37
0.09
0.11
0.46
0.46
0.46
0.46
0.34
0.46
0.34
0.34
0.34
0.46
0.46
0.11
0.11
0.46
0.34
0.46
0.34
0.34
0.46
0.46
0.46
0.46
0.46
0.46
0.34
Total
1.00
7.20
5.27
6.35
6.93
6.18
6.26
5.96
6.62
5.03
4.11
3.82
4.97
52
Analisis QSPM 1
Dari tabel analisis QSPM 1 yang telah dibuat berdasarkan 5 faktor IFE dan EFE
dengan bobot tertinggi, dibandingkan terhadap rekomendasi strategi yang didapatkan dari IE
Matrix dan SPACE Matrix yaitu Integration Strategi dan Intensive Strategi kemudian juga
rekomendasi strategi yang didapatkan dari BCD Matrix dan Grand Strategy Matrix dalam hal
Attractiveness terhadap masing-masing jenis integrasi dan strategi intensif. Dari ketiga
strategi dapat dilihat bahwa pada Integration Strategi, poin tertinggi ada pada forward
integration, hal ini menunjukkan bahwa integrasi kedepan dan penetrasi pasar akan lebih
tepat untuk di utamakan oleh Garuda Indonesia. Kemudian pada Intensive Strategy poin
tertinggi ada pada market penetration, dimana bagaimana cara perusahaan melakukan
penetrasi pasar akan lebih berpengaruh pada Garuda Indonesia. Pada strategi diversifikasi,
poin tertinggi ada pada concentric diversification dan dalam industri penerbangan, dapat
dilihat bahwa persaingannya cukup sengit di bagian penerbangan low-cost dan PT Garuda
Indonesia sendiri telah melakukan strategi ini dengan adanya anak perusahaannya yaitu PT
Citilink. Pada Defensive Strategy poin tertinggi ada pada strategi retrenchment, dengan
demikian apabila terjadi kemunduran yang cukup parah dan tidak memiliki solusi lain maka
dapat menggunakan strategi retrenchment sebagai contoh penutupan rute penerbangan yang
tidak menguntungkan.
53
Opportunities
Pemerintah sebagai
1 pendukung badan-badan usaha
milik negara
Teknologi menggunakan
2
internet
Persaingan antar maskapai
3
penerbangan low-cost
Demand jasa penerbangan baik
4 domestik maupun
internasional
Penurunan harga avtur oleh
5
Pertamina
Threats
Keadaan alam yang sulit
1
diprediksi
Malfungsi jaringan sistem
2
online
Total
S-O
W-O
S-T
QSPM 2
W-T
Weight
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0.08
4
0.31
2
0.15
2
0.15
1
0.08
3
0.23
2
0.15
2
0.15
1
0.08
1
0.08
1
0.08
2
0.15
0.10
3
0.30
4
0.40
3
0.30
4
0.4
4
0.4
1
0.1
3
0.3
3
0.3
2
0.2
4
0.4
4
0.40
0.11
3
0.33
4
0.44
4
0.44
2
0.22
4
0.44
3
0.33
3
0.33
4
0.44
4
0.44
2
0.22
4
0.44
0.09
3
0.26
3
0.26
3
0.26
3
0.26
4
0.35
4
0.35
4
0.35
3
0.26
3
0.26
3
0.26
3
0.26
0.10
1
0.10
1
0.10
3
0.30
1
0.1
1
0.1
4
0.4
1
0.1
3
0.3
3
0.3
1
0.1
1
0.10
0.11
1
0.11
1
0.11
1
0.11
1
0.11
1
0.11
1
0.11
1
0.11
1
0.11
1
0.11
1
0.11
1
0.11
0.11
1
0.11
2
0.22
1
0.11
3
0.33
1
0.11
1
0.11
1
0.11
2
0.22
2
0.22
3
0.33
3
0.33
4
Pelemahan nilai mata uang
rupiah
0.10
1
0.10
3
0.30
3
0.30
2
0.2
3
0.3
4
0.4
3
0.3
4
0.4
4
0.4
2
0.2
1
0.10
5
Persaingan dalam hal
periklanan
0.10
3
0.30
4
0.40
3
0.30
4
0.4
4
0.4
2
0.2
4
0.4
3
0.3
3
0.3
4
0.4
3
0.30
1.00
54
Strength
Melakukan strategi jangka
pendek "Quick Wins" dan
1
jangka panjang "Quantum
Leap"
0.11
0.46
0.46
0.46
0.46
0.46
0.46
0.46
0.46
0.46
0.46
0.34
Meningkatkan pelayanan
(Imigration on Board )
0.07
0.14
0.28
0.14
0.07
0.07
0.07
0.07
0.14
0.14
0.07
0.21
0.11
0.46
0.34
0.46
0.23
0.46
0.34
0.34
0.46
0.46
0.23
0.46
0.11
0.46
0.34
0.34
0.34
0.46
0.34
0.46
0.46
0.46
0.34
0.46
0.11
0.46
0.34
0.23
0.46
0.46
0.34
0.46
0.46
0.46
0.46
0.34
Weakness
1
0.07
0.21
0.07
0.21
0.28
0.07
0.07
0.07
0.21
0.21
0.28
0.21
0.08
0.24
0.24
0.24
0.08
0.32
0.32
0.24
0.32
0.32
0.08
0.24
0.09
0.28
0.18
0.37
0.18
0.28
0.37
0.28
0.28
0.28
0.18
0.18
0.11
0.34
0.23
0.46
0.23
0.34
0.46
0.34
0.34
0.34
0.23
0.23
0.11
0.46
0.34
0.46
0.23
0.34
0.46
0.23
0.46
0.46
0.23
0.34
Total
1.00
5.64
5.32
5.96
4.76
5.91
5.82
5.21
6.42
6.32
4.76
5.43
55
Analisis QSPM 2
Pada QSPM yang menentukan strategi SWOT yang terpilih diatas, memiliki 4 hasil
strategi yang terpilih antara lain:
Strategi S-O terpilih yakni meningkatkan kualitas pelayanan yang diimbangi dengan
harga yang relatif terjangkau guna meningkatkan pangsa pasar dengan bobot tertinggi
5,96.
Strategi W-O terpilih yakni menggencarkan promosi untuk anak perusahaan Citilink
sebagai salah satu upaya untuk mengurangi hutang perusahaan dengan bobot 5,91
Strategi S-T terpilih yakni mengoptimalkan strategi Quick Wins guna mengatasi
kondisi nilai mata uang rupiah yang melemah serta efisiensi biaya pengeluaran
dengan bobot 6,42
Strategi W-T terpilih yakni mengontrol cashflow untuk mengurangi beban operasional
dengan bobot 6.32
Dari keempat hasil strategi terpilih tersebut, poin terbesar secara umum yaitu pada strategi ST dengan mengoptimalkan strategi Quick Wins guna mengatasi kondisi nilai mata uang
rupiah yang melemah serta efisiensi biaya pengeluaran. Program Quick Wins Garuda
Indonesia meliputi tiga pilar yakni Restrukturisasi Network yang berkaitan dengan
restrukturisasi rute-rute penerbangan, Fleet Management dengan terus mengembangkan
kualitas layanan namun juga menurunkan biaya operasional, Penurunan Overhead dengan
penurunan biaya overhead hingga sebesar 10 persen melalui pemotongan biaya yang tidak
memberikan nilai tambah dan peningkatan produktivitas karyawan. Program Quick Wins
yang diterapkan oleh PT Garuda Indonesia sangatlah baik karena dari sisi ekonomis mampu
menekan biaya operasional yang membengkak, namun tanpa mengurangi sisi kualitas dalam
hal pelayanan, hanya saja perlu dilakukan realisasi untuk mewujudkan hal tersebut. Strategi
tersebut dapat menjadi pertimbangan utama untuk direalisasikan oleh PT Garuda Indonesia,
sementara ketiga strategi lainnya pun tidak terpaut poin yang signifikan sehingga tetap
dianggap sebagai pilihan.
56
BAB VII
KESIMPULAN
7.1
Kesimpulan
Perkembangan industri sangat pesat sebanding dengan persaingan yang semakin ketat.
Sebuah perusahaan akan mampu untuk survive apabila memiliki strategi perusahaan yang
baik. Beberapa langkah dalam perencanaan strategi yang tepat yakni tahap input, tahap
pencocokkan, dan tahap keputusan. Tahap input terdiri matriks Internal Factor Evaluation
(IFE) yang membahas mengenai kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, matriks
External Factor Evaluation (EFE) yang membahas faktor eksternal berkaitan dengan peluang
dan ancaman, Competitive Profile Matrix (CPM) yang membahas posisi perusahaan diantara
para pesaing utamanya, dan analisis jenis strategi yang telah diterapkan oleh perusahaan.
Selanjutnya, pada tahapan kedua yang adalah tahap pencocokkan terdiri dari matriks SWOT
(Strategi S-O yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang
ada, Strategi W-O yang mengurangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada,
Strategi S-T yang menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman, Strategi W-T dengan
taktik defensif untuk mengurangi kelemahan dan menolak ancaman), matriks SPACE yang
membahas dimensi internal dan eksternal, matriks IE yang menggunakan data EFE dan IFE
untuk memperoleh strategi bisnis yang lebih detail, matriks BCG dan matriks Grand Strategy
dengan menggunakan data CPM untuk dimensi posisi kompetitif dan market growth internal
perusahaan. Setiap matriks pada tahap pencocokkan memiliki hasil rekomendasi strategi
masing-masing yang berbeda. Oleh karena itu, pada tahap terakhir atau tahap pengambilan
keputusan dilakukan pemilihan strategi yang tepat untuk diterapkan dengan menggunakan
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM).
Tahap akhir dari penelitian ini, QSPM menghasilkan bahwa strategi yang tepat untuk
dilakukan PT Garuda Indonesia adalah sebagai berikut.
Strategi intensif yakni penetrasi pasar dengan meningkatkan pangsa pasar untuk
produk/jasa saat ini dipasar melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Contoh
57
Strategi defensif yakni retrenchment, apabila terjadi kemunduran terus menerus perlu
melakukan pengelompokkan ulang melalui pengurangan aset dan biaya untuk
membalikkan penjualan dan laba yang menurun,
Strategi kerja sama yakni joint venture, apabila ingin melakukan kerja sama yang
tepat adalah dengan membentuk kemitraan sementara dengan tujuan memanfaatkan
beberapa peluang, dan
Strategi SWOT poin terbesar secara umum yaitu pada strategi S-T dengan
mengoptimalkan strategi Quick Wins guna mengatasi kondisi nilai mata uang rupiah
yang melemah serta efisiensi biaya pengeluaran. Strategi ini sudah diimplementasikan
oleh Garuda Indonesia akan tetapi perlu lebih mengontrol agar tujuan utama dapat
tercapai.
7.2 Saran
Saran penulis sebagai pedoman untuk penelitian sejenis ke arah yang lebih baik yakni
melakukan pengumpulan data yang lebih valid sebagai contoh observasi langsung terhadap
perusahaan, kuesioner, dan wawancara.
58
DAFTAR PUSTAKA
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol8412/terbukti-melakukan-integrasi-vertikalgaruda-dihukum-bayar-denda-rp1-miliar
http://market.bisnis.com/read/20150512/192/432734/ini-kinerja-7-anak-usaha-garudaindonesia-giaa-dalam-3-bulan
https://www.garuda-indonesia.com/id/id/garuda-indonesia-experience/inflight/immigration/index.page
http://beritatrans.com/2014/09/02/tekan-kerugian-garuda-indonesia-tutup-rute-rugi/
https://mustamu.wordpress.com/2009/01/12/tipe-tipe-strategi/
http://economy.okezone.com/read/2015/11/07/320/1245450/peluang-besar-maskapainasional-masih-minim-dukungan
http://ekbis.sindonews.com/read/1060711/34/industri-penerbangan-masih-terbebani-regulasi1447234843
http://finansial.bisnis.com/read/20150729/309/457454/garuda-indonesia-giaa-tingkatkanpangsa-pasar-penerbangan-domestik
http://nasional.sindonews.com/read/1060846/16/keuangan-negara-terancam-1447271859
http://jakartaglobe.beritasatu.com/business/garuda-indonesia-air-france-klm-mulling-jointventurestandard-headline/
https://en.wikipedia.org/wiki/Porter%27s_generic_strategies
http://www.maxi-pedia.com/efe+matrix+external
http://www.maxi-pedia.com/IFE+EFE+matrix+internal+factor+evaluation
59