Anda di halaman 1dari 17

DEMAM

Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari yang berhubungan dengan
peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus. Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5-37,5C. Derajat
suhu yang dapat dikatakan demam adalah rectal temperature 38,0C atau oral temperature 37,5C
atau axillary temperature 37,5C.

TIPE-TIPE DEMAM
JENIS DEMAM
PENJELASAN
Demam Septik Pada demam ini, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang
tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di
atas normal pada pagi hari.
Demam Hektik Pada demam ini, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang
tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat yang
normal pada pagi hari
Demam Remitten Pada demam ini, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak
pernah mencapai suhu normal
Demam Intermitten Pada demam ini, suhu badan turun ke tingkat yang normal
selama beberapa jam dalam satu hari.
Demam Kontinyu Pada demam ini, terdapat variasi suhu sepanjang hari yang tidak
berbeda lebih dari satu derajat.
Demam Siklik Pada demam ini, kenaikan suhu badan selama beberapa hari
yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari
yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

PATOFISIOLOGI DEMAM
Demam merupakan akibat dari kenaikan set point (oleh sebab infeksi (pirogen eksogen)) atau
adanya ketidakseimbangan antara produksi panas dan pengeluarannya. Demam pada infeksi terjadi
akibat mikroorganisme merangsang makrofag atau PMN membentuk PE (faktor pirogen endogen)
seperti IL-1, IL-6, TNF (Tumor Necrosis Factor), dan IFN (Interferon). Zat ini bekerja pada
hipotalamus dengan bantuan enzim cyclooxygenase yang juga merupakan pembentuk prostaglandin.
Prostaglandinlah yang selanjutnya meningkatkan set point di hipotalamus.
Pada keadaan lain, misalnya pada tumor, penyakit darah dan keganasan, penyakit kolagen,
penyakit metabolic, sumber pelepasan PE bukan dari PMN tapi dari penyakit itu sendiri.
*Semakin muda usia bayi, semakin kecil kemampuan untuk merubah set-point dan memproduksi
panas, sehingga bayi kecil sering terkena infeksi berat tanpa disertai dengan gejala demam.

PENYAKIT PENYAKIT DENGAN DISERTAI GEJALA DEMAM


NO. PENYAKIT
INFEKSI
1.
Demam Berdarah
Dengue

2.

Difteri

GEJALA KLINIS
- Suhu
-

tiba-tiba - Peteki, purpura, ekimosis


- Hepatomegali
(demam bifasik)
- Uji bendung (+)
Sakit kepala supra/retroorbital
Mual-muntah
Myalgia
Pemeriksaan Tambahan
Uji rumple leede positif
Peningkatan hematokrit
Trombositopenia
Limfosit plasma biru >5%

Demam
- Terdapat secret di hidung
Malaise
- Pseudomembran pada faring
Secret dari hidung
Adanya psudomembran keabuabuan

3.

Leptospirosis

PEMERIKSAAN FISIK

meningkat

pada

faring

dan

sekitarnya
- Takikardi
- Demam mendadak
- Ikterus
- Riwayat terpajan dengan darah - Hepatomegali
- Konjungtival effusion
atau kencing tikus
- Myalgia terutama pada
m.gastrocnemius
- Konjuctival suffusion
- Pemeriksaan tambahan:
leukositosis, proteinuria,
leukosuria, leptospiruri,

4.

Malaria

hematuria
Menggigil
Demam
Keringat
Apireksi
Malaise
Nyeri tulang
Anemia
Pemeriksaan tambahan:
ditemukan plasmodium pada

- Sefalgia
- Myalgia
- Splenomegali

hapusan tebal/tipis darah,


elisa, polymerase chain
reaction
NON-INFEKSI
1.
Leukemia

2.

Sindrom Lupus
Eritematosus

3.

Sindrom Steven
Johnson

Demam
Pucat
Nyeri tulang/sendi
Epistaksis
Muntah
Sakit kepala

- Conjungtiva anemis
- Petekie, purpura, ekimosis
- Pembesaran pada kelenjar limfe

Atralgia
Deformitas sendi
Fotosensitif
Eritema yang meninggi
Demam
Demam
Malaise
Batuk
Pilek
Nyeri dada
Nyeri menelan
Muntah

pada leher dan inguinal


Perdarahan pada gusi
Penurunan kesadaran
Butterfly rash
Discoid rash
Fotosensitivitas

- Adanya edema pada

kelopak

dan sulit membuka


- Eritema
pada kulit hampir
seluruh tubuh.
- Pada
daerah
efloresensi

mulut
berupa

ada
bula,

vesikel dan ekskoriasi


THT KEPALA LEHER
1.
Sinusitis

- Terjadinya

sinusitis

dapat - Sinusitis maksilaris: nyeri pipi

merupakan perluasan infeksi

tepat di bawah mata, sakit gigi

dari hidung (rinogen), gigi dan

dan sakit kepala.


- Sinusitis frontalis: sakit kepala

gusi (dentogen), faring, tonsil


serta penyebaran hematogen
walaupun jarang.
- Sinusitis juga dapat
akibat

trauma

barotrauma,

terjadi

langsung,

berenang

yang

terjadinya

sinusitis

adalah

kelainan

anatomi

hidung,

hipertrofi

konka,

polip

belakang dan diantara mata


serta sakit kepala di dahi.
Peradangan sinus etmoidalis
juga bisa menyebabkan nyeri

menyelam.
- Faktor
predisposisi
mempermudah

atau

di dahi.
- Sinusitis etmoidalis: nyeri di

hidung,

dan

bila pinggiran hidung di tekan,


berkurangnya
penciuman

indera
dan

hidung

tersumbat.
- Sinusitis sfenoidalis: nyeri yang
lokasinya

tidak

dapat

rinitis alergi.
- tidak enak badan
- demam
dan

dipastikan dan bisa dirasakan


menggigil

menunjukkan bahwa infeksi


telah menyebar ke luar sinus.
- letih, lesu
- batuk, yang mungkin semakin

di puncak kepala bagian depan


ataupun belakang, atau kadang
menyebabkan sakit telinga dan
sakit leher.

memburuk pada malam hari


- hidung meler atau hidung
tersumbat.
- Selaput lendir hidung tampak
merah dan membengkak, dari
hidung mungkin keluar nanah
2.

Polip Hidung

berwarna kuning atau hijau.


- Gejala utama yang ditimbulkan - Pada inspeksi hidung luar dapat
oleh polip hidung adalah rasa

ditemukan adanya hidung yang

sumbatan di hidung. Sumbatan

tampak mekar oleh karena

ini tidak hilang timbul dan

pelebaran batang hidung yang

makin lama semakin berat

disebabkan oleh adanya polip

keluhannya.
hidung yang masif.
- Pada sumbatan yang hebat dapat - Dengan pemeriksaan rhinoskopi
menyebabkan gejala hiposmia

anterior biasanya polip sudah

yaitu

dapat dilihat, polip yang masif

berkurangnya

kemampuan untuk mencium

seringkali

bau atau anosmia yaitu tidak

kelainan pada hidung bagian

mampu sama sekali mencium


bau.
- Sering juga ada keluhan pilek
lama

yang

tidak

sembuh-

sembuh, perubahan
pengecapan, sengau,

luar.
- Endoskopi

menciptakan

dilakukan untuk

melihat polip yang masih kecil


dan

belum

keluar

kompleks

dari

osteomeatal.

sakit

memberikan gambaran yang

kepala dan dijumpai lendir

baik dari polip, khususnya

yang

polip

menetes

dari

bagian

belakang

hidung

ke

tenggorokan,

yang

sebagai post-nasal drip

dikenal

berukuran

meatus media.

kecil

di

- Bila penyebabnya adalah alergi,


maka gejala yang utama ialah
bersin dan iritasi di hidung.
3.

Tonsilitis

- 25%

disebabkan

Streptokokus

oleh - Pada umumnya penderita sering

hemolitikus

mengeluh

oleh

karena

yang pada masa penyembuhan

serangan tonsilitis akut yang

tampak adanya kenaikan titer

berulang-ulang, adanya rasa

Streptokokus antibodi dalam

sakit

serum penderita.
- 25%
disebabkan
Streptokokus
yang

kenaikan
antibodi

menerus

titer

pada

yang

terus-

tenggorokan

oleh

golongan

tidak

(nyeri)

(odinofagi)
lain - nyeri waktu menelan atau ada

menunjukkan

sesuatu yang mengganjal di

Streptokokus

kerongkongan bila menelan


- Tenggorokan terasa kering dan

dalam

serum

pernafasan berbau.
penderita.
- Pada
Inspeksi
tampak
- Sisanya adalah Pneumokokus,
pembesaran tonsil oleh karena
Stafilokokus,
Hemofilus
hipertrofi dan perlengketan ke
influenza.
- Tonsil
membesar
dengan
jaringan sekitar, kripte yang
permukaan yang tidak rata
- kemudian kripta terlihat melebar
dan beberapa kripta terisi oleh

melebar, tonsil ditutupi oleh


eksudat yang purulen atau
seperti keju.

debritus
- Terasa ada yang mengganjal di
tenggorokan
- kemudian
pasien

merasa

tenggorokan kering dan nafas

4.

Adenoid Hypertropi

berbau
- Demam
- Obstruksi nasi
- Pembesaran
adenoid

- Pemeriksaan rinoskopi anterior


dapat

menyumbat parsial atau total


respirasi
terjadi

hidung
ngorok,

dengan melihat tertahannya


gerakan velum palatum mole

sehingga

pada waktu fonasi.


percakapan - Pemeriksaan rinoskopi posterior

hiponasal, dan membuat anak

(pada anak biasanya sulit).

akan terus bernapas melalui - Pemeriksaan


mulut.

Beberapa

peneliti

menunjukkan korelasi statistic


antara

pembesaran

adenoid

dan kongesti hidung dengan


rinoskopi anterior.
- Facies Adenoid
- Secara umum telah diketahui
bahwa

anak

dengan

pembesaran

adenoid

mempunyai

tampak

muka

yang karakteristik.
- Tampakan
klasik

tersebut

meliputi :
- Mulut yang terbuka, gigi atas
yang prominen dan bibir atas
yang pendek. Namun sering
juga muncul pada anak-anak
yang

minum

susu

dengan

menghisap dari botol dalam


jangka panjang. Hidung yang
kecil,

maksila

tidak

berkembang/

hipoplastik,

sedut

atas

alveolar

lebih

sempit, arkus palatum lebih


tinggi.
- Efek pembesaran

adenoid

pada telinga
- Hubungan pembesaran adenoid
atau

adenoiditis

rekuren

dengan otitis media efusi telah


dibuktikan

baik

radiologis

dan

tentang

tekanan

Bluestone.

secara
penelitian
oleh

nasoendoskopi

dapat membantu untuk melihat


ukuran

adenoid

secara

langsung.
- Pemeriksaan radiologi dengan
membuat foto polos lateral
dapat
adenoid.

melihat

pembesaran

- Sleep apnea
- Sleep apnea pada anak pertama
kali

diperkenalkan

Gastatut,

berupa

oleh
adanya

episode apnea saat tidur dan


hipersomnolen pada siang hari.
Sering juga disertai dengan
hipoksemia

dan

bradikardi.

Episode apnea dapat terjadi


akibat
5.

OMA

adanya

obstruksi,

sentral atau campuran.


- Sumbatan pada tuba eustachius - Tanda OMA adalah :
- OMA Stadium oklusi tuba
merupakan penyebab utama
Pemeriksaan otoskopik tampak
dari otitis media. Pertahanan
membran
timpani
suram,
tubuh pada silia mukosa tuba
refleks cahaya memendek dan
eustachius terganggu, sehingga
menghilang
pencegahan invasi kuman ke
- OMA
Stadium
hiperemis
dalam
telinga
tengah
Pemeriksaan otoskopik tampak
terganggu juga.
membran timpani hiperemis
- Anak gelisah atau ketika sedang
dan udem serta refleks cahaya
tidur
tiba-tiba
terbangun,
menghilang.
menjerit sambil memegang
- OMA Stadium supurasi Keluhan
telinganya.
dan gejala klinik bertambah
- Demam dengan suhu tubuh yang
hebat. Pemeriksaan otoskopik
tinggi dan kadang-kadang
tampak membran timpani
sampai kejang.
- Kadang-kadang disertai dengan
menonjol keluar (bulging) dan
muntah dan diare

ada bagian yang berwarna


pucat kekuningan.
- OMA Stadium perforasi Anak
yang

sebelumnya

gelisah

menjadi lebih tenang, demam


berkurang. Pada pemeriksaan
otoskopik tampak cairan di
liang telinga yang berasal dari

telinga

tengah.

Membran

timpani perforasi.
- Stadium resolusi Pemeriksaan
otoskopik, tidak ada sekret/
kering dan membran timpani
6.

Faringitis

Gejala

dan

faringitis

akut

nyeri

berangsur menutup.
tanda - Pada
pemeriksaan
adalah

hiperemis, udem dan dinding

sulit

posterior faring bergranular.


- Faring harus diperiksa apakah

tenggorok,

menelan, demam, mual

terdapat tanda-tanda eritem,

dan kelenjar limfe leher


membengkak.
infeksi

virus,

hipertrofi, adanya benda asing,

Pada

eksudat, massa, petechie dan

gejala

disertai

dengan

konjungtivitis,

coryza,

adenopati.
- Juga penting untuk menanyakan
gejala yang dialami pasien

malaise, fatigue, serak,

seperti

dan demam yang tidak

dapat

disertai

anak
dengan

diare, nyeri perut, dan


muntah

demam,

timbulnya

ruam kulit (rash), adenopati

tidak terlalu tinggi (lowgrade fever).


Faringitis pada

tampak

servikalis dan coryza.


Jika dicurigai faringitis yang
disebabkan

oleh

Sterptococcusden

dengarkan

adanya suara murmur pada


jantung

dan

mengevaliasi

apakah pada pasien terdapat


pembesaran lien dan hepar.
PARU JANTUNG
1.
Bronkitis Akut

- Batuk pada awalnya kering, non - Biasanya

tidak

ditemukan

produktif.
- Beberapa hari kemudian batuk

pada

pemeriksaan

produktif

mengeluarkan

kelainan

fisis, kadang ditemukan suara


mengi/wheezing.

mukus/dahak purulen.
- Demam (biasanya ringan).
- Rasa tidak nyaman di dada 3
2.

Bronkiolitis

hari.
- Batuk, pilek disertai demam.

- Frekuensi napas yang meningkat

- Setelah gejala tersebut biasanya


diikuti oleh adanya kesulitan
bernafas
3.

Pneumonia

(sesak)

(takipnea).
- Disertai adanya ekspirasi yang
memanjang bahkan mengi.

yang

umumnya pada saat ekspirasi.


Demam tinggi
Gelisah, rewel
Malaise
Nafsu makan
Batuk
Sesak nafas
Dapat
disertai
keluhan

Retraksi dinding dada


Takipnea
Pernapasan cuping hidung
Merintih (grunting)
Crackles (ronki) pada auskultasi
Sianosis

gastrointestinal seperti mual,


4.

Abses Paru

5.

Tuberkulosis

muntah atau diare.


Demam tinggi mencapai 400 C Lemah, muntah dan BB turun. Batuk berdahak
Nyeri dada
Dispnea
Napas berbau
hemoptisis
Riwayat kontak erat dengan -

Takipnea
Tarikan dinding dada
Pergerakan toraks tertinggal
Pekak pada perkusi
Suara pernapasan
Crackles
Clubbing jari-jari
Tidak ada temuan khusus pada

penderita TB.
pemfis.
- Batuk persisten ( batuk terus - Pemeriksaan status nutrisi pada
menerus tanpa episode sembuh

anak yang dicurigai menderita

> 21 hr dan tidak sembuh

TB.
- Mungkin ditemukan ronki basah

dengan

pengobatan

lini

pertama.
- Demam ( 2 minggu ) tanpa

pada apeks paru.

sebab yang jelas, panas badan


> 380.
- BB menurun atau gagal tumbuh.
- Keringat malam
- Gejala lain : anoreksia, lesu dan
6.

Demam Rematik Akut -

batuk darah (jarang).


Manifestasi Mayor :
Poliatritis
Karditis
Eritema marginatum

subkutan
- Korea Sydenham
- Manifestasi Minor

- Pada

atralgia

biasanya

melibatkan lebih dari 1 sendi


Nodul

besar : lutut, mata kaki, sendi


siku, pergelangan ; bersamaan
atau bergantian.
- Pada karditis dapat ditemukan

- Demam
- Poliatralgia
- Acute phase reactan

bising jantung organic, sering


berupa

apical

murmur

dan

holosytolic
basal

early

diastolic murmur.
- Pada
eritema
marginatum
terdapat

macula/papula

kemerahan
tegas,

yang

menyebar

berbatas
secara

melingkar, tidak sakit atau


gatal, hilang pada penekanan.
- Nodul subkutan berupa nodul
yang bulat, keras, tidak nyeri,
tidak

gatal

dan

mudah

digerakkan dengan diameter


7.

Perikarditis

- Riwayat

0,2-2 cm.
saluran - Gesekan perikard ( pericardial

infeksi

respiratori atas
- Nyeri prekordial
menyengat,

friction rub).
( tumpul, - Kardiomegali
- Bunyi jantung melemah.
menyentak)

dengan penyebaran ke bahu


dan

leher,

menghilang
condong

ke

bertambah

8.

Miokarditis

9.

Endokarditis infektif

ABDOMEN
1.
Demam Tifoid

nyeri

akan

dengan

badan

depan
dengan

atau
posisi

berbaring atau inspirasi dalam


- Febris
- Demam
- Nyeri dada mirip angina pectoris dan perikarditis
- Palpitasi
- Sesak napas
- Demam
- Lemah
- Keringat malam banyak
- BB menurun
- Sakit sendi
Demam

berlangsung

Takikardi
Kardiomegali
Bunyi jantung melemah
Irama gallop
Kelainan katup
Tanda-tanda emboli
Anemis
Peteki
Mungkin ada bising jantung

hari Penurunan

kesadaran

tidak

sampai

remiten,

minggu,

demam seberapa dalam seperti apatis

lesu, nyeri kepala, sampai somnolen. Bibir kering

pusing, mual, muntah.

dan

pecah-pecah

(ragaden),

lidah di ditutupi selaput kotor


(coated tongue), ujung dan tepi
lidah tampak kemerahan,
Perut kembung (meteorismus).
Hepatosplenomegali
2.

Appendisitis

Keluhan

utama

adalah

nyeri

didahului

dari
perut

dengan

diserta

nyeri pada perabaan,


pasien Nyeri pada titik Mc Burneys,
yang Rovsing

sign,

Psoas

Sign,

anoreksia. Blumbergs sign

Demam terjadi pada saat terjadi


proses inflamasi pada apendiks
mencapai 38C. Pada kondisi
perforasi suhu dapat mencapai >
3.

Diare

39 C
Demam, cengeng, gelisah, nafsu Tampak dehidrasi, berat badan
makan menurun atau bahkan menurun, turgor kulit berkurang,
menghilang. Tinja cair dengan mata dan ubun-ubun cekung,
lender dan atau keluar darah, selaput lender bibir dan mulut
lama

kelamaan

kehijauan.
4.

Hepatitis

menjadi serta kulit nampak kering.


Peningkatan

frekuensi defekasi.
Demam
derajat
(subfebris)

disertai

rendah Sklera dan kulit ikterik, nyeri


malaise tekan, hepatomegali,

umum, nyeri otot, nyeri sendi,


mudah lelah, anorexia.
Nyeri

abdomen

pada

epigastrium atau perut kanan


atas. Urin berwarna gelap, feses
5.

Malaria

dempul.
Demam (suhu badan 37.5 C), Konjungtiva dan telapak tangan
menggigil, riwayat berpergian pucat,

hepatosplenomegali,

ke daerah endemis malaria. Trias dehidrasi,

oliguria,

air

seni

malaria : a) Stadium dingin, b) seperti teh.


Stadium demam, dan c) Stadium
6.

ISK

Berkeringat.
Demam, berat badan sukar naik Nyeri suprasimfisis, nyeri ketok
atau

anoreksia,

polyuria,

Leptospirosis

Bisa

terjadi

mengompol, pada bayi atau anak dengan

polakisuria,
7.

dysuria, kosto-vertebral.

urin

menyengat
Panas mendadak,

yang

bau labial

adhesi,

fimosis,

hipospadia, epispadia.
menggigil, Injeksi
konjungtiva,

sklera

diikuti demam remiten, 39-40C, ikterik, penurunan kesadaran.


nyeri otot, nyeri kepala, muntah8.

Disentri Basil

muntah
Demam

disertai

diare

yang Tenesmus,

pada

masa

akut

mengandung lender dan darah. kadang disertai gejala meningeal


Bila berat disertai panas tinggi seperti kaku kuduk.
9.

Glomerulonefritis

dan menurunan kesadaran.


Demam tinggi pada

hari Edema

disekitar

mata

atau

pertama, hari selanjutnya tidak generalisata,


seberapa tinggi, hematuria, pada
edema

berat

dapat

terjadi

oliguria.
TULANG
1.
Osteomielitis

- Berasal dari fraktur terbuka atau - Kolaps vertebra


- Kompresi medulla spinalis
penyebaran hematogen
- Sebagian besar disebabkan oleh
Staphylococcus
- Demam
- Malaise
- Nyeri lokal

KULIT
1.
Selulitis

- Infeksi bakteri daerah subkutan - Daerah yang terkena menjadi


pada orang dengan imunitas
normal
- Demam
- Sering berhubungan
otitis media ipsilateral

edema,

terasa

panas

dan

bengkak
- Terdapat lepuhan-lepuhan dan
dengan

daerah nekrosis
- Demam, tidak enak badan

- Organisme

masuk

dan - Dapat disertai kekakuan dan

menginfeksi lewat luka lecet,


retakan kulit, tinea pedis, dll
- Penyebab:
Streptococcus
pyogenes,

penurunan kesadaran
- Predileksi:
tungkai,

wajah,

bagian tubuh lain (jarang)

Haemophilus

influenza
- Erisipelas: selulitis streptokokus
2.

Herpes Zoster

superficial, berbatas tegas


- Prodormal: rasa sakit dan - Terdapat kelainan kulit, berupa
parestesi pada dermatom yang
-

terkena
Sakit kepala
Malaise
Demam
Erupsi lokalisata dan unilateral

erupsi lokalisata, unilateral


- Kulit mula-mula berupa eritema,
berkembang menjadi papula
dan vesikula, membesar dan
menyatu membentuk bula
- Vesikel berkelompok, dasar
eritematosa,

3.

Roseola Infantum
(Exanthem Subitum)

unilateral,

mengenai satu dermatom


- Etiologi : Human herpes virus - Ruam berwarna merah muda,
tipe 6 (HHV 6)
- Demam
tinggi

makulopapular, diskret, jarang


mendadak

koalesen

sehingga

mirip

mendadak, menetap 3-5 hari

dengan lesi rubella


dan menurun secara mendadak - Lamanya timbul erupsi 1-2 hari,
ke

suhu

normal

disertai

kadang dapat hilang dalam

timbulnya ruam
- Ruam tampak pertama kali di

beberapa jam. Ruam hilang

punggung dan menyebar ke


leher, ekstremitas atas muka,
dan ektremitas bawah
- Anoreksia
- Biasanya
terdapat
4.

Varisela-Zoster

tidak
berupa

meninggalkan

bekas

pigmentasi

atau

deskuamasi

koriza,

konjungtivitis dan batuk


- Etiologi : Varicella zoster
- Eksantema berawal dari lesi
- Masa inkubasi : 14-27 hari
makulopapular yang kemudian
- Masa penularan : 2 hari sebelum
menjadi vesikel berbentuk
dan 5 hari sesudah erupsi
- Masa prodromal 2-3 hari
teardrop dan 2 hari kemudian
ditandai

dengan

demam,

menjadi pustul dan krusta

malaise, batuk, koriza dan


5.

Campak/Morbili

nyeri tenggorokan serta gatal


- Etiologi : Morbillivirus (fam. - Terdapat bercak koplik pada
Paramixoviridae)
- Masa inkubasi : 14 21 hari
- Masa penularan : 2 hari sebelum
gejala prodromal sampai 4 hari
timbulnya erupsi
- Cara penularan melalui droplet
- Masa prodromal antara 2-4 hari

mukosa

bukal

posterior

berhadapan dengan geraham


bawah, berupa papul warna
putih atau abu-abu kebiruan di
atas dasar bergranulasi atau
eritematosa

ditandai dengan demam 38,4


40,6C,

koriza,

batuk,

konjungtivitis, bercak Koplik


- Demam sangat tinggi di saat
ruam merata dan menurun
dengan cepat setelah 2-3 hari
6.

Scarlet Fever
(Scarlatina)

timbulnya eksantema
- Etiologi : Streptococcus beta - Tonsil membesar dan eritem,
hemolyticus grup A
- Masa inkubasi : 1 7 hari, ratarata 3 hari
- Cara penularan: Melalui droplets
dari pasien yang ter infeksi
atau karier
- Fokus infeksi : Faring dan tonsil,
jarang pada luka operasi atau

pada

palatum

dan

uvula

terdapat eksudat putih keabuabuan


- Pada lidah didapatkan eritema
dan

edema

memberikan
strawberry

sehingga
gambaran

tongue

(tanda

patognomonik)
lesi kulit
- Ruam berupa erupsi punctiform,
- Gejala prodromal berupa demam
berwarna merah yang menjadi
panas, nyeri tenggorokan,
pucat bila ditekan
muntah, nyeri kepala, malaise
- Pada dahi dan pipi tampak
dan menggigil. Dalam 12 24
merah dan halus, tapi didaerah
jam timbul ruam yang khas
sekitar mulut sangat pucat
- Ruam timbul pertama kali di
(circumoral pallor).
leher, dada dan daerah fleksor
dan

menyebar

ke

seluruh

badan dalam 24 jam. Erupsi


tampak jelas dan menonjol di

daerah leher, aksila, inguinal


dan lipatan poplitea

Anda mungkin juga menyukai