Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari yang berhubungan dengan
peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus. Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5-37,5C. Derajat
suhu yang dapat dikatakan demam adalah rectal temperature 38,0C atau oral temperature 37,5C
atau axillary temperature 37,5C.
TIPE-TIPE DEMAM
JENIS DEMAM
PENJELASAN
Demam Septik Pada demam ini, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang
tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di
atas normal pada pagi hari.
Demam Hektik Pada demam ini, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang
tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat yang
normal pada pagi hari
Demam Remitten Pada demam ini, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak
pernah mencapai suhu normal
Demam Intermitten Pada demam ini, suhu badan turun ke tingkat yang normal
selama beberapa jam dalam satu hari.
Demam Kontinyu Pada demam ini, terdapat variasi suhu sepanjang hari yang tidak
berbeda lebih dari satu derajat.
Demam Siklik Pada demam ini, kenaikan suhu badan selama beberapa hari
yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari
yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
PATOFISIOLOGI DEMAM
Demam merupakan akibat dari kenaikan set point (oleh sebab infeksi (pirogen eksogen)) atau
adanya ketidakseimbangan antara produksi panas dan pengeluarannya. Demam pada infeksi terjadi
akibat mikroorganisme merangsang makrofag atau PMN membentuk PE (faktor pirogen endogen)
seperti IL-1, IL-6, TNF (Tumor Necrosis Factor), dan IFN (Interferon). Zat ini bekerja pada
hipotalamus dengan bantuan enzim cyclooxygenase yang juga merupakan pembentuk prostaglandin.
Prostaglandinlah yang selanjutnya meningkatkan set point di hipotalamus.
Pada keadaan lain, misalnya pada tumor, penyakit darah dan keganasan, penyakit kolagen,
penyakit metabolic, sumber pelepasan PE bukan dari PMN tapi dari penyakit itu sendiri.
*Semakin muda usia bayi, semakin kecil kemampuan untuk merubah set-point dan memproduksi
panas, sehingga bayi kecil sering terkena infeksi berat tanpa disertai dengan gejala demam.
2.
Difteri
GEJALA KLINIS
- Suhu
-
Demam
- Terdapat secret di hidung
Malaise
- Pseudomembran pada faring
Secret dari hidung
Adanya psudomembran keabuabuan
3.
Leptospirosis
PEMERIKSAAN FISIK
meningkat
pada
faring
dan
sekitarnya
- Takikardi
- Demam mendadak
- Ikterus
- Riwayat terpajan dengan darah - Hepatomegali
- Konjungtival effusion
atau kencing tikus
- Myalgia terutama pada
m.gastrocnemius
- Konjuctival suffusion
- Pemeriksaan tambahan:
leukositosis, proteinuria,
leukosuria, leptospiruri,
4.
Malaria
hematuria
Menggigil
Demam
Keringat
Apireksi
Malaise
Nyeri tulang
Anemia
Pemeriksaan tambahan:
ditemukan plasmodium pada
- Sefalgia
- Myalgia
- Splenomegali
2.
Sindrom Lupus
Eritematosus
3.
Sindrom Steven
Johnson
Demam
Pucat
Nyeri tulang/sendi
Epistaksis
Muntah
Sakit kepala
- Conjungtiva anemis
- Petekie, purpura, ekimosis
- Pembesaran pada kelenjar limfe
Atralgia
Deformitas sendi
Fotosensitif
Eritema yang meninggi
Demam
Demam
Malaise
Batuk
Pilek
Nyeri dada
Nyeri menelan
Muntah
kelopak
mulut
berupa
ada
bula,
- Terjadinya
sinusitis
trauma
barotrauma,
terjadi
langsung,
berenang
yang
terjadinya
sinusitis
adalah
kelainan
anatomi
hidung,
hipertrofi
konka,
polip
menyelam.
- Faktor
predisposisi
mempermudah
atau
di dahi.
- Sinusitis etmoidalis: nyeri di
hidung,
dan
indera
dan
hidung
tersumbat.
- Sinusitis sfenoidalis: nyeri yang
lokasinya
tidak
dapat
rinitis alergi.
- tidak enak badan
- demam
dan
Polip Hidung
keluhannya.
hidung yang masif.
- Pada sumbatan yang hebat dapat - Dengan pemeriksaan rhinoskopi
menyebabkan gejala hiposmia
yaitu
berkurangnya
seringkali
yang
tidak
sembuh-
sembuh, perubahan
pengecapan, sengau,
luar.
- Endoskopi
menciptakan
dilakukan untuk
belum
keluar
kompleks
dari
osteomeatal.
sakit
yang
polip
menetes
dari
bagian
belakang
hidung
ke
tenggorokan,
yang
dikenal
berukuran
meatus media.
kecil
di
Tonsilitis
- 25%
disebabkan
Streptokokus
hemolitikus
mengeluh
oleh
karena
sakit
serum penderita.
- 25%
disebabkan
Streptokokus
yang
kenaikan
antibodi
menerus
titer
pada
yang
terus-
tenggorokan
oleh
golongan
tidak
(nyeri)
(odinofagi)
lain - nyeri waktu menelan atau ada
menunjukkan
Streptokokus
dalam
serum
pernafasan berbau.
penderita.
- Pada
Inspeksi
tampak
- Sisanya adalah Pneumokokus,
pembesaran tonsil oleh karena
Stafilokokus,
Hemofilus
hipertrofi dan perlengketan ke
influenza.
- Tonsil
membesar
dengan
jaringan sekitar, kripte yang
permukaan yang tidak rata
- kemudian kripta terlihat melebar
dan beberapa kripta terisi oleh
debritus
- Terasa ada yang mengganjal di
tenggorokan
- kemudian
pasien
merasa
4.
Adenoid Hypertropi
berbau
- Demam
- Obstruksi nasi
- Pembesaran
adenoid
hidung
ngorok,
sehingga
Beberapa
peneliti
pembesaran
adenoid
anak
dengan
pembesaran
adenoid
mempunyai
tampak
muka
yang karakteristik.
- Tampakan
klasik
tersebut
meliputi :
- Mulut yang terbuka, gigi atas
yang prominen dan bibir atas
yang pendek. Namun sering
juga muncul pada anak-anak
yang
minum
susu
dengan
maksila
tidak
berkembang/
hipoplastik,
sedut
atas
alveolar
lebih
adenoid
pada telinga
- Hubungan pembesaran adenoid
atau
adenoiditis
rekuren
baik
radiologis
dan
tentang
tekanan
Bluestone.
secara
penelitian
oleh
nasoendoskopi
adenoid
secara
langsung.
- Pemeriksaan radiologi dengan
membuat foto polos lateral
dapat
adenoid.
melihat
pembesaran
- Sleep apnea
- Sleep apnea pada anak pertama
kali
diperkenalkan
Gastatut,
berupa
oleh
adanya
dan
bradikardi.
OMA
adanya
obstruksi,
sebelumnya
gelisah
telinga
tengah.
Membran
timpani perforasi.
- Stadium resolusi Pemeriksaan
otoskopik, tidak ada sekret/
kering dan membran timpani
6.
Faringitis
Gejala
dan
faringitis
akut
nyeri
berangsur menutup.
tanda - Pada
pemeriksaan
adalah
sulit
tenggorok,
virus,
Pada
gejala
disertai
dengan
konjungtivitis,
coryza,
adenopati.
- Juga penting untuk menanyakan
gejala yang dialami pasien
seperti
dapat
disertai
anak
dengan
demam,
timbulnya
tampak
oleh
Sterptococcusden
dengarkan
dan
mengevaliasi
tidak
ditemukan
produktif.
- Beberapa hari kemudian batuk
pada
pemeriksaan
produktif
mengeluarkan
kelainan
mukus/dahak purulen.
- Demam (biasanya ringan).
- Rasa tidak nyaman di dada 3
2.
Bronkiolitis
hari.
- Batuk, pilek disertai demam.
Pneumonia
(sesak)
(takipnea).
- Disertai adanya ekspirasi yang
memanjang bahkan mengi.
yang
Abses Paru
5.
Tuberkulosis
Takipnea
Tarikan dinding dada
Pergerakan toraks tertinggal
Pekak pada perkusi
Suara pernapasan
Crackles
Clubbing jari-jari
Tidak ada temuan khusus pada
penderita TB.
pemfis.
- Batuk persisten ( batuk terus - Pemeriksaan status nutrisi pada
menerus tanpa episode sembuh
TB.
- Mungkin ditemukan ronki basah
dengan
pengobatan
lini
pertama.
- Demam ( 2 minggu ) tanpa
subkutan
- Korea Sydenham
- Manifestasi Minor
- Pada
atralgia
biasanya
- Demam
- Poliatralgia
- Acute phase reactan
apical
murmur
dan
holosytolic
basal
early
diastolic murmur.
- Pada
eritema
marginatum
terdapat
macula/papula
kemerahan
tegas,
yang
menyebar
berbatas
secara
gatal
dan
mudah
Perikarditis
- Riwayat
0,2-2 cm.
saluran - Gesekan perikard ( pericardial
infeksi
respiratori atas
- Nyeri prekordial
menyengat,
friction rub).
( tumpul, - Kardiomegali
- Bunyi jantung melemah.
menyentak)
leher,
menghilang
condong
ke
bertambah
8.
Miokarditis
9.
Endokarditis infektif
ABDOMEN
1.
Demam Tifoid
nyeri
akan
dengan
badan
depan
dengan
atau
posisi
berlangsung
Takikardi
Kardiomegali
Bunyi jantung melemah
Irama gallop
Kelainan katup
Tanda-tanda emboli
Anemis
Peteki
Mungkin ada bising jantung
hari Penurunan
kesadaran
tidak
sampai
remiten,
minggu,
dan
pecah-pecah
(ragaden),
Appendisitis
Keluhan
utama
adalah
nyeri
didahului
dari
perut
dengan
diserta
sign,
Psoas
Sign,
Diare
39 C
Demam, cengeng, gelisah, nafsu Tampak dehidrasi, berat badan
makan menurun atau bahkan menurun, turgor kulit berkurang,
menghilang. Tinja cair dengan mata dan ubun-ubun cekung,
lender dan atau keluar darah, selaput lender bibir dan mulut
lama
kelamaan
kehijauan.
4.
Hepatitis
frekuensi defekasi.
Demam
derajat
(subfebris)
disertai
abdomen
pada
Malaria
dempul.
Demam (suhu badan 37.5 C), Konjungtiva dan telapak tangan
menggigil, riwayat berpergian pucat,
hepatosplenomegali,
oliguria,
air
seni
ISK
Berkeringat.
Demam, berat badan sukar naik Nyeri suprasimfisis, nyeri ketok
atau
anoreksia,
polyuria,
Leptospirosis
Bisa
terjadi
polakisuria,
7.
dysuria, kosto-vertebral.
urin
menyengat
Panas mendadak,
yang
bau labial
adhesi,
fimosis,
hipospadia, epispadia.
menggigil, Injeksi
konjungtiva,
sklera
Disentri Basil
muntah
Demam
disertai
diare
yang Tenesmus,
pada
masa
akut
Glomerulonefritis
hari Edema
disekitar
mata
atau
berat
dapat
terjadi
oliguria.
TULANG
1.
Osteomielitis
KULIT
1.
Selulitis
edema,
terasa
panas
dan
bengkak
- Terdapat lepuhan-lepuhan dan
dengan
daerah nekrosis
- Demam, tidak enak badan
- Organisme
masuk
penurunan kesadaran
- Predileksi:
tungkai,
wajah,
Haemophilus
influenza
- Erisipelas: selulitis streptokokus
2.
Herpes Zoster
terkena
Sakit kepala
Malaise
Demam
Erupsi lokalisata dan unilateral
3.
Roseola Infantum
(Exanthem Subitum)
unilateral,
koalesen
sehingga
mirip
suhu
normal
disertai
timbulnya ruam
- Ruam tampak pertama kali di
Varisela-Zoster
tidak
berupa
meninggalkan
bekas
pigmentasi
atau
deskuamasi
koriza,
dengan
demam,
Campak/Morbili
mukosa
bukal
posterior
koriza,
batuk,
Scarlet Fever
(Scarlatina)
timbulnya eksantema
- Etiologi : Streptococcus beta - Tonsil membesar dan eritem,
hemolyticus grup A
- Masa inkubasi : 1 7 hari, ratarata 3 hari
- Cara penularan: Melalui droplets
dari pasien yang ter infeksi
atau karier
- Fokus infeksi : Faring dan tonsil,
jarang pada luka operasi atau
pada
palatum
dan
uvula
edema
memberikan
strawberry
sehingga
gambaran
tongue
(tanda
patognomonik)
lesi kulit
- Ruam berupa erupsi punctiform,
- Gejala prodromal berupa demam
berwarna merah yang menjadi
panas, nyeri tenggorokan,
pucat bila ditekan
muntah, nyeri kepala, malaise
- Pada dahi dan pipi tampak
dan menggigil. Dalam 12 24
merah dan halus, tapi didaerah
jam timbul ruam yang khas
sekitar mulut sangat pucat
- Ruam timbul pertama kali di
(circumoral pallor).
leher, dada dan daerah fleksor
dan
menyebar
ke
seluruh