Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AL-QURAN
Secara bahasa (etimologi) merupakan masdhar (kata benda) dari
kata kerja qoroa atau membaca. Secara syariatn(terminologi) adalah
kalam allah taala yang diturunkan kepada rasul dan penutup para nabinya,
Muhamad SAW, diawali surat alfatiha dan diakhiri dengan surat An-naas.
Maksudnya Al-quran adalah ukuran untukmenentukan benar tidaknya yatayat yang diturunkan dari kitab-kitab sebelumnya.
Menurut Jasman LC (2005:204) al-quran adalah mukjizat yang
diturunkan kehati nabi Muhamad saw, diriwayatkan kepada kita secara
mutawatir dan membacanya merupakan ibadah. Maksud dari defenisi ini
sebagai berikut:
1. Al-quran adalah kalam allah
Hal ini memberikan pengertian bahwa al-quran merupakan ucapan
maupun gubahan nabi muhamad swa, malaikat, maupun manusia dan
makluk lain. Al-quran adalah firman Allah swt yang diturunkan
melalui wahyu. Keberadaan al-quran sebagai wahyu memberikan
jaminan kesempurnaan dan kebebasannya dan kekurangan nya
sebagaiman yang ada pada kitab selainnya. Kenenaran yang ada
didalamnya adalah mutlak.
2. Mukjizat
Mukjizat artinya adalah hal yang luar biasa diberikan kepada para
nabi sebagai bukti kenabianya. Al-quran merupakan mukjizat nabi
muhamad saw yang terbesar dan abadi. Kemukjizatannya dapat dilihat
keorisinalannya. Belasan abad kitrab ini tidak ada yang berubah hatta
satu hurufpun, demikian hingga hari akhir. Allah swt telah menjamin
untuk menjaganya sehingga tidak akan pernah mengalami perubahan.
Kemukjizatan lain dapat dilihat dari kesempurnaan bahasa yang
dikandungnya.
3. Diturunkan kedalam hati nabi Muhamad saw

Keberadaan Al-quran sebagai wahyu yang diturunkan ke hati nabi


Muhamad saw memberikan pengertian bahwa ia bukan sekedar dibaca
atau dihafal dengan lisan. Al-quran akan efektif memberikan manfaat
kalau kita berinteraksi dengannyadan merupakan interaksi qalbiyah.
Interaksi itulah yang akan menggerakkan hingga menciptakan
perubahan. Hubungan lisan akan menghasilkan perubahan lisan, pun
demikian bila hubungan hati, hati yang berubah akan mampu
menggerakkan seluruh sendi kehidupan.
4. Diriwayatkan secara mutawatir
Informasi agama dalam islam harus melalui periwayatan yang
dapat dipertanggungjawabkan validitas dan realibiliasnya. Mutawatir
adalah riwayat yang disampaikan oleh tiga orang atau lebih yang
memiliki

kualifikasi

terbaik

sebagai

orang-orang

yang

adil

(kredebilitas moral), sempurna hapalannya (kapabilitas) dan tidak


mungkin sepakat berbohong. Seluruh ayat Al-quran yang sampai
kepada kita dengan derajat periwayatan yang terbaik.
5. Membacanya merupakan ibadah
Al-quran adalah kalam Allah, maka membacanya merupak ibadah
yang akan memberikan pahala bagi pembacanya. Membacanya
merupakan indikasi keimanan seseorang. Artinya semakin besar
iman seseorang, semakin inten membacanya

maka semakin

meningkat imannya. Pahala besar akan diberikan Allah kepada


mukmin yang membacanya. Satu huruf akan dibalasi Allah dengan
sepuluh pahahala.

B. DALIL AL-QURAN SEBAGAI TERAPI


Terapi Al-quran adalah sebuah terapi yang menggunkan suara
murattal Al-Quran

sebagai sumber suaranya. Terapi Al-quran

menggunakan ayat-ayat tertentu seperti (halnya lagu pada terapi musik)


sebagai sumber suaranya, ayat-ayat tersebut dapat diambil dari berbagai
surat yang berbeda sesuai dengan keperluan dan tujuan dari sesi terapi

yang digunakan. Efektifitas dan efisiensi terapi Al-quran ini menjamin


lebih baik dari terapi-terapi suara lain yang sudah ada bahkan bagi orang
yang tidak mengerti bahasa Al-quran ataupun non muslim sekalipun.
Adapun dalil-dalil yang menujukan al-quran dapat dijadikan
sebagai terapi antara lain terdapat dalam surat Al-isra ayat 82, yang arti
nya :
dan kami turunkan al-quran suatu penawar dan rahmad bagi
orang-orang yang beriman dan al-quran tidaklah menambah pada orang
yang zalim selain kerugian.
Al-qurtubi dalam tafsirnya menyebutkan bahwa ada dua pendapat
dalam memahami term syifa dalam ayat tersebut: pertama terapi bagi jiwa
yang menhilangkan kebodohan dan keraguan, membuka jiwa yang tertutup
serta dapat menyembuhkan jiwa yang sakit. Kedua terapi yang dapat
menyembuhkan penyakit fisik, baik dalam bentuk azimat ataupun tangkal.
Sementara itu al-thabathabai mengemukakan bahwa syifa dalam
al-qura, memiliki makna terapi ruhaniah, yang dapat menyembuhkan
penyaakit batin. Dengan Al-quran maka seseorang dapat mempertahankan
keteguhan jiwa dari penyakit batin dengan al-quran maka seseorang dapat
mempertahankan keteguhan jiwa dari penyakit batin seperti keraguan dan
kegoncangan jiwa, mengikuti hawa nafsu, dan perbuatan jiwa yang rendah
lainnya. Lebih lanjut Al-quran juga bisa menyembuhkan penyakit
jasmani, baik melalui bacaan ataupun tulisan. Sedangkan menuntut AlFaid al Khasyani dalam tafsirnya, mengemukakan lafal-lafal al-quran
dapat menyembuhkan penyakit badan, sedangkan makna-maknanya dapat
menyembuhkan penyakit jiwa.
C. MASALAH YANG DAPAT DITERAPI DENGAN AL-QURAN
Menurut Ibnu Qoyying al jauziyah, bacaan al-quran mampu
mengobati pengakit jiwa dan badan manusia. Sumber pengakit jiwa adalah
ilmu dan tujuan yang rusak. Kerusakan ilmu menyebabkab

penyakit

kesesatan, dan kerusakan tujuan menyebabkan penyakit kemarahan. Obat

yang paling mujarab menyembuhkan ke 2 penyakit tersebut adalah


hidayah al-quran.
Demikian kesimpulan Ibnu Qoyyim ketika membaca iti surat
alfatihah. Ibnu taymiyyah yang dikutip oleh ibnu qoyyim menyatakan
bahwa penyakit kronis jiwa manusia adalah riya dan sombong, penyakit
riya dapat di sembuhkan dengan iyyakanbudu dan penyakit sombong
dapat di sembuhkan dengan iyyaka nastain.
Al-Qura mengandung penyembuhan dan rahmat, ini tidak berlaku
untuk semua orang, namun bagi kaum mukmin yang membenarkan ayatayatNYA dan berilmu dengan nya. Adapun orang-orang Dzalim yang tidak
membenarkan dan tidak mengamalkannya maka ayat-ayat tersebut
tidaklah menambah baginya kecuali kerugian, karena hujjah telah
ditegakkan kepadanya dengan ayat-ayat itu.
Penyembuhan yang terkandung dalam Al-Quran bersifat umum
meliputi penyembuhan hati dari berbagai subhat, kejahilan, berbagai
pemikiran yang merusak, penyimpangan yang jahat, dan berbagai tendesi
yang batil, sebab ia ( Al-Quran ) mengandung ilmu yakni yang dengan
nya akan musnah setiap subhad dan kejahilan . Ia merupakan pemberi
asehat serta peringatan, yang dengan nya akan musnah setiap shalawat
yang menyelisihi perintah Allah Subhanahu wataala.
D. RUQIYAH SEBAGAI TERAPI
Ruqiah syariyyah adalah teknik pengobatan dengan membaca
beberapa ayat al-quran dan doa matsur dari Nabi Muhammad SAW
untuk mengobati penyakit karena gangguan setan, sihir, santet, pelet,
guna-guna, kesurupan, penyakit fisik.
Dalil Ruqiyah Syariyyah yang artinya :
Dan jikalau kami jadikan Al-Quran itu suatu bacaan dalam
bahasa selain arab, tentulah mereka mengatakan : Mengapa tidak
dijelaskan ayat-ayatnya? apakah ( Al-Quran ) dalam bahasa asing
sedang ( rasul adalah orang ) arab ? Katakanlah : Al-Quran itu petunjuk
dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak
beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedangkan Al-Quran itu

suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah ( seperti ) yang dipanggil
dari tempat yang jauh.
Yang dimaksud suatu kegelapan bagi mereka ialah tidak memberi
petunjuk bagi mereka.
Keutamaan Ruqiyyah adalah
1.Pelakunya akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
2.Ruqiyyah merupakan sunnah Rasullah.
3.Ruqiyyah salah satu bentuk dzikir dan doa.
4.Ruqiyya merupakan pengobatan yang bebas dari unsur syirik.
Selain itu masih banyak ayat dan doa-doa lainnya yang
diriwayatkan kepada kita untuk dibaca kepada orang yang kesurupan.
Tetapi apabila orang itu menggunakan cara-cara yang menyimpang apalagi
melanggar syariat dan akidah, tidak boleh dilakukan. Karena tujuan jin
mengganggu manusia tidak lain untuk menyesatkan manusia kepada
pelanggran dan syirik kepada Allah. Ruqiyyah sendiri adalah salah satu
dari banyak jalan untuk mengusir gangguan setan dan sihir. Abdul khalik
al-Athar dalam bukunya menolak dan membentengi diri dari sihir
menyebutkan bahwa untuk bisa terbebas dari pengaruh jahat itu bisa
dilakukan dengan beberapa cara antara lain :
a. Metode isthintaq
Adalah mengajak berbicara setan yang ada dalam tubuh orang
yang terkena sihir.
b. Metode istilham
Adalah memohon ilham dan petunjuk yang besar dari Allah SWT
agar ia berkenan memberikan isyarat lewat mimpi sehingga sihir yang
menimpa seseorang bisa terdeteksi dan kemudian dilenyapkan
c. Metode tahsin
Merupakan pembentengan yaitu dengan membentengi korban sirih
dengan bacaan al-quran, zikir dan ibadah-ibadah tertentu.
d. Obat-obatan
Sihir juga dapat diobati dengan menggunakan obat-obatan yang
mudah ( diperbolehkan ) seperti dengan cara memberikan kurma ajwah
kepada si penderita.
e. Ruqiyyah

Yaitu dengan membacakan ruqiyyah, syariyyah ( pengobatan


mealui membacakan Al-Quran, Dzikir dan Doa ).

E. METODE DAN LANGKAH RUQIYAH


a. klien harus berhadapan langsung dengan pengruqiyyah.
b. terapis dalam keadaan suci ( berwudu ) demikian pula klien.
c.untuk rukyah masal perempuan dan laki-laki dipisahkan, untuk
perempuan berpakaian menutup aurat.
d. menggunakan hijab ketikan merqyah lawan jenis.
e. pengruqyah perempuan hanya meruqiyyah klien perempuan.
f.Hanya denga melantunkan doa-doa yang dicontohkan rasullullah SAW,
dari al-quran dan hadis sahih. Ayat ayatnya bisa dipilih yang pendekpendek , bahkan bisa satu ayat maupun yang penjang sesuai dengan
kebutuhan dan masalah yang dihadapi.
g.pengucapan ruqiyyah dengan tertil ( jelas dan benar ) serta tenang dan
fokus ( khusyu )
h. ruqiyyah bisa dilakukan dengan memanfaatkan CD atau Kaset dan
Pengeras suara.
i. apabila diperlukan bisa dibarengin dengan memijat, memukul dengan
lembut atau dengan rotan khusus.
j. tidak memimta bayaran, dilakukan dengan ikhlas, tetapi tidak menolak
bila klien memberikan tanda terima kasih secara meterial.
k. dikombinasikan dengan terapi rasional lain.
l. ruqiyyah juga bisa dilakukan untuk menterapi non muslim.
m. penruqiyyah tidak membuat hubungan emosi ( cinta ) dengan klien
yang bukan muhkrimnya.1
F. CARA MUSLIM MEMBACA AL-QURAN
Berikut ini penulis akan menguraikan tentang bagaimana adab atau etika
dalam membaca al-Quran. Para Ulama bersepakat mengenai beberapa adab atau
etika dalam membaca kitab al-Quran. Kesepakatan-kesepakatan para Ulama
tersebut antara lain:
1Dr. Kasmuri M.A Psikoterapi pendekatan sufistik hal 79-97 Stain
Batusangkar Press 2014

1.

Agar orang yang akan membaca al-Quran bersuci baik dari

hadas kecil maupun besar, demikian juga harus suci dari najis baik badan,
tempat atau pakaian yang dikenakan, karena al-Quran merupakan sebaikbaik bentuk zikir dan bermunajat kepada Allah Yang Maha Suci,
mengharuskan seseorang untuk suci lahir batin.
2. Agar membaca al-Quran di tempat yang suci dan bersih yang
sesuai dengan kemuliaan al-Quran. Masjid merupakan tempat yang paling
mulia dan utama sebagai tempat untuk membaca al-Quran.
3. Mengenakan pakaian yang sopan, rapi dan bersih.
4. Hendaknya seseorang yang membaca al-Quran agar
menghadap ke arah kiblat, karena membaca al-Quran adalah ibadah yang
semestinya dilaksanakan dengan menghadap kiblat.
5. Bersihkan gigi dan mulut dengan siwak agar bersih dan wangi,
karena mulut merupakan jalan keluarnya suara al-Quran.
6. Ikhlaskan diri dalam membaca al-Quran semata-mata karena
Allah, bukan karena harta, sanjungan manusia, cari pengaruh dan lain-lain.
7. Agar menghadirkan pikiran dan perasaan sepenuhnya terhadap
apa yang sedang dibaca, sebab dia sedang berhadapan dan munajat kepada
Allah SWT ketika membaca al-Quran.
8. Menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak ada
hubungannya dengan membaca al-Quran, seperti tertawa atau berbicara
hal-hal lain seperti dalam keadaan darurat.
9. Menghidari melihat hal-hal yang dapat menyimpangkan
pikiran atau perasaan dari al-Quran yang sedang dibaca.
10. Agar membaca al-Quran dengan tenang, khusuk, dengan sikap
yang sopan dan jauh dari cara-cara yang tidak sesuai dengan kemuliaan alQuran.
11. Mengawali bacaannya dengan membaca istiadzah.
12. Mengawali dengan bacaan basmalah kecuali surat al-Barah.
13. Membacanya denga tartil.
Maulana Muhammad Zakariyya al Kandahlawi menyatakan bahwa
adab sebelum membaca al-Quran yakni, setelah bersiwak dan berwudhu,
hendaknya duduk di tempat yang sepi dengan penuh hormat dan
kerendahan sambil menghadap kiblat. Kemudian dengan menghadirkan

hati dan khusu, kita membaca al-Quran dengan perasaan seperti kita
sedang mendengarkan bacaan al-Quran langsung dari Allah SWT 2. Jika
kita mengerti maknanya, sebaiknya kita membacanya dengan penuh
tadabbur dan tafakkur (merenungkan dan memikirkan maknanya).
Apabila menemui ayat-ayat tentang rahmat, hendaknya berdoa dan
mengharap ampunan serta rahmat-Nya. Apabila menjumpai ayat-ayat
tentang adzab dan ancaman Allah, hendaknya kita meminta perlindungan
kepada-Nya, karena tidak ada penolong selain Allah SWT. Apabila kita
menemukan ayat tentang kebesaran dan kemuliaan Allah SWT, maka
ucapkanlah subahanallah. Apabila kita tidak menangis ketika membaca alQuran, hendaknya kita berpura-pura menangis 3.
Seandainya tidak bermaksud menghafal al-Quran, maka jangan
membacanya terlalu cepat. Hendaknya kita letakkan al-Quran di atas
bangku, bantal, atau di tempat yang agak tinggi. Pada waktu membaca alQuran, kita tidak boleh berbicara dengan siapapun. Apabila ada keperluan
berbicara ketika kita membaca al-Quran, maka kita harus menutupnya
terlebih dahulu. Selesai berbicara, kita awali dengan membaca taawudz.
Jika orang-orang di sekeliling kita sedang sibuk, sebaiknya kita membaca
al-Quran dengan suara pelan. Apabila tidak, lebih baik membaca dengan
suara keras.

2 . Maulana Muhammad Zakariyya al kandahlawi. Himpunan Kitab


fadilah Amal, (Bandung:Pustaka Ramadhan, tanpa tahun), hlm 6-7.
3 Maulana Muhammad Zakariyya al kandahlawi. Himpunan Kitab
fadilah Amal, (Bandung:Pustaka Ramadhan, tanpa tahun), hlm 7

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Al-quran adalah kalam Allah, maka membacanya merupak ibadah
yang akan memberikan pahala bagi pembacanya. Membacanya merupakan
indikasi keimanan seseorang. Artinya semakin besar iman seseorang,
semakin inten membacanya

maka semakin meningkat imannya. Pahala

besar akan diberikan Allah kepada mukmin yang membacanya. Satu huruf
akan dibalasi Allah dengan sepuluh pahala.
Al-Qura mengandung penyembuhan dan rahmat, ini tidak berlaku
untuk semua orang, namun bagi kaum mukmin yang membenarkan ayatayatNYA dan berilmu dengan nya. Adapun orang-orang Dzalim yang tidak
membenarkan dan tidak mengamalkannya maka ayat-ayat tersebut
tidaklah menambah baginya kecuali kerugian, karena hujjah telah
ditegakkan kepadanya dengan ayat-ayat itu.
Penyembuhan yang terkandung dalam Al-Quran bersifat umum
meliputi penyembuhan hati dari berbagai subhat, kejahilan, berbagai
pemikiran yang merusak, penyimpangan yang jahat, dan berbagai tendesi
yang batil, sebab ia ( Al-Quran ) mengandung ilmu yakni yang dengan
nya akan musnah setiap subhad dan kejahilan . Ia merupakan pemberi
asehat serta peringatan, yang dengan nya akan musnah setiap shalawat
yang menyelisihi perintah Allah Subhanahu wataala
B. SARAN
Dalam buku sufistik yang kita gunakan sedikit sekali materi ini, oleh
karena itu pemakalah juga mencari sumber lain di internet. Pemakalah
berharap agar lebih banyak lagi sumber-sumber yang bisa di gunakan
dalam hal ini.

Anda mungkin juga menyukai