Anda di halaman 1dari 19

albar lukman

mari bargabung dengan albar lukman,yang memberikan anda semua pengetahuan tentang ilmu
KEPERAWATAN.

Kamis, 25 Juni 2009


ASKEP BURSITIS
Tugas Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah
Dosen Pembimbing : MUIN Z, S.KM
ASKEP PADA KLIEN DENGAN
BURSITIS

KELOMPOK

1. IRWAN B
2. ICE CRISNA ANTASURI
3. KARINA AGAMU
4. LILI FITRIANI
5. LUKMAN ALBAR

AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)


KABUPATEN BUTON
2007/2008
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marylinn. 2001. Rencana Keperawatan. Jakrta : EGC
Junadi, Purnawan, dkk. 1982. Kapita Selekta Kedokteran Edisis II. Jakarta : Media
Aesculapius FKUI
Mengel, Mark B. 2001. Referensi Manual Kedokteran Keluarga, Jakarta : Hipokrates
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and
Suddarth Ed. 8. Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith, M.. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
www. wikipedia.com
www. medikastore. com
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih berkenan
menyatukan roh dan jasad kita. Dan Nabi Muhammad yang telah mengubah sebuah pandangan
menjadi new paradigma sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam hal ini
penyusun mencoba meramu dari berbagai literatur menjadi sebuah makalah, sehingga
tersedianya buku dalam jumlah yang cukup merupakan faktor penting dalam penyusun makalah
ini.
Makalah yang berjudul ASKEP BURSITIS ini bertujuan agar mahasiswa Akademi
Keperawatan Kab. Buton dapat lebih memahami bagaimana proses keperawatan pada klien
bursitis.
Penyusun telah berupaya maksimal agar makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
walaupun demikian tentu masih ada kekurangan. Untuk itu penyusun menerima dengan tangan
terbuka kritik dan saran dari berbagai pihak, terutama dosen pembimbing mata kuliah
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH demi penyempurnaan makalah ini pada tugas berikutnya.
Wassalam
Bau-Bau, April 2008
Kelompok
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
BAB I KONSEP MEDIS .................................................................................
A. Defenisi ........................................................................................
B. Etiologi .........................................................................................
C. Patofisiologi .................................................................................

D. Gambaran Klinis ...........................................................................


E. Pemeriksaan Diagnostik ...............................................................
F. Penatalaksanaan ...........................................................................
BAB II KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian ....................................................................................
1. Pengumpulan Data .............................................................
2. Pengelompokan Data .........................................................
3. Analisa Data..........................................................................
B. Diagnosa Keperawatan .................................................................
C. Intervensi Keperawatan ..................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
KONSEP MEDIS
A. Defenisi
Bursitis

adalah

peradangan

pada

bursa

yang

disertai

rasa

nyeri.

Bursa adalah kantong datar yang mengandung cairan sinovial, yang memudahkan pergerakan
normal dari beberapa sendi pada otot dan mengurangi gesekan.
Bursa terletak pada sisi yang mengalami gesekan, terutama di tempat dimana tendon atau
otot melewati tulang. Dalam keadaan normal, sebuah bursa mengandung sangat sedikit cairan.
Tetapi jika terluka, bursa akan meradang dan terisi oleh cairan.
B. Etiologi

Penyebabnya seringkali tidak diketahui, tetapi bursitis dapat disebabkan oleh:


- Pemakaian berlebihan selama bertahun-tahun :
Pergeseran yang berulang-ulang dapat menyebabkan bursitis akibat gesekan (friction
bursitis) dimana dinding bursa menebal dan dapat terjadi efusi pada bursa.
Bursitis juga dapat berhubungan dengan jenis pekerjaan tertentu seperti prepatela
bursitis pada lutut pembantu rumah tangga, dan alekranon bursitis pada pelajar

- Cedera
- Gout
- Pseudogout
- Artritis rematoid
- Infeksi.

Bagian tubuh yang biasanya terkena bursitis adalah bahu, sikut, pinggul, panggul, lutut, jari
kaki dan tumit.
C. Gambaran Klinik
Bursitis akut terjadi secara mendadak. Jika disentuh atau digerakkan, akan timbul nyeri di
daerah yang meradang. Kulit diatas bursa tampak kemerahan dan membengkak. Bursitis
akut yang disebabkan oleh suatu infeksi atau gout menyebabkan nyeri yang luar biasa
dan daerah yang terkena tampak kemerahan dan teraba hangat.
Bursitis kronis merupakan akibat dari serangan bursitis akut sebelumnya atau karena
cedera yang berulang. Pada akhirnya, dinding bursa akan menebal dan di dalamnya
terkumpul

endapan

kalsium

padat

yang

menyerupai

kapur.

Bursa yang telah mengalami kerusakan sangat peka terhadap peradangan tambahan.
Nyeri menahun dan pembengkakan bisa membatasi pergerakan, sehingga otot mengalami

penciutan

(atrofi)

dan

menjadi

lemah.

Serangan bursitis kronis berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa minggu dan
sering kambuh.
Macam-macam Bursitis
1. Bursitis alekranon
Radang bursa alekranon merupakan penyebab tersering nyeri periartikuler sikron
Penyebab utama bursitis adalah cedera ringan berulang, biasanya berhubungan dengan
kegiatan kerja
Gambaran klinis
- Gerakan sendi sedikit terbatas pada fleksi maksimal karena nyeri
- Bursitis trauma biasanya hanya nyeri ringan maupun dapat sangat bengkak
- Bursitis alekranon sering merupakan radang piogenik
- Gejala dini berupa tanda radang akut dengan hipertemia, edema luas di sekitarnya
tetapi tidak ada tanda arthritis
Diagnosis banding
Arthritis akut, cedera siku dan penyakit pirai yang dapat mengenai bursa alekranon. Pada
penyakit Pirai dapat ditemukan Kristal Urat
Penanganan
Pada bursistis alekranon akibat trauma atau idiopatik perlu perlindungan bursa terhadap
iritasi dan tekannabila perlu dilakukan aspirasi danbeban tekan aspirasi harus dilakukan
secara steril mengingat adanya infeksi bacterial

2. Bursitis panggung / bursitis trokanter


Bursitis trokanter sering dikelirukan dengan penyakit intra artikuler
Penyebab tersering nyeri panggul pada usia pertengahan dan lanjut
Gambaran klinis
Gambaran utama bursitis panggul adalah local yang meliputi trokanter mayor dan nyeri
saat melakukan rotasi ekstrim dan abduksi panggul
Diagnosis banding
Karena nyeri di bokong dan panggul sering berhubungan dengan penyakit tulang
belakang daerah lumbal pada penyakit intra artikuler endorotasi maksimal akan
menimbulkan nyeri tetapi pada bursitis tidak demikian
3. Bursitis kaki
Antara permukaan belakang tulang kalkaneus dan tendo Achilles biasanya terdapat
bursa. Sering ditemukan juga bursa antara Achilles dan kulit. Perbedaan antara kedua
bursitis ini dapat ditentukan karena bursitis retrokalkareus menonjol bilateral
disamping tendon sedangkan bursitis rettendo Achilles menutup tendon tersebut
Penyebabnya adalah pembebanna yang berlebihan atau rangsangan alas kaki yang tidak
cocok misalnya rangsangan pinggir belakang sepatu
Diagnosa banding
Tendinitis tendo Achilles, apofisnis kelkaneus pada insersi tendo Achilles dan eksotosis
kalkaneus
D. Pemeriksaan Diagnostik

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Daerah di sekitar bursa
terasa sakit jika diraba dan pergerakan sendi tertentu menimbulkan nyeri. Jika bursa tampak
membengkak, bisa diambil contoh cairan dari bursa dan dilakukan pemeriksaan terhadap cairan
untuk menentukan penyebab dari peradangan.
E. Penatalaksanaan

Bursa yang terinfeksi harus dikeringkan dan diberikan antibiotik.

Bursitis akut non-infeksius biasanya diobati dengan istirahat, dimana untuk sementara
waktu sendi yang terkena tidak digerakkan dan diberikan obat peradangan non-steroid
(misalnya indometasin, ibuprofen atau naproksen) Kadang diberikan obat pereda nyeri.
Selain itu bisa disuntikkan campuran dari obat bius lokal dan kortikosteroid langsung ke
dalam bursa. Penyuntikan ini mungkin perlu dilakukan lebih dari 1 kali.

Pada bursitis yang berat diberikan kortikosteroid (misalnya prednison) per-oral (ditelan)
selama beberapa hari. Setelah nyeri mereda, dianjurkan untuk melakukan latihan khusus
guna meningkatkan daya jangkau sendi.

Bursitis kronis diobati dengan cara yang sama.

Kadang endapan kalsium yang besar di bahu bisa dibuang melalui jarum atau melalui
pembedahan.

Kortikosteroid bisa disuntikkan langsung ke dalam sendi.

Terapi fisik dilakukan untuk mengembalikan fungsi sendi. Latihan bisa membantu
mengembalikan kekuatan otot dan daya jangkau sendi.

F. Patofisiologi
Pemakaian berlebihan selama bertahun-tahun

Pergeseran yang berulang Robekan terjadi pada insersasi

Rotator cuff ke tulang

Dinding bursa menebal


Pergeseran terganggu

Terjadi proses peradangan

Jaringan parut Gangguan mobilitas fisik

Efusi pada bursa Adanya organisme piogen/

granula matosa di dalam jaringan parut

Nyeri akut
Media berkembangnya kuman

Resiko terhadap infeksi


KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
Klien mengeluh nyeri pada daerah yang bengkak
Klien tampak berhati-hati saat bergerak
Klien mengatakan nyeri bila melakukan gerakan memutar misalnya memutar lengannya
Ekspresi wajah tampak meringis saat bergerak
Klien mengungkapkan sakit bila beraktivitas dalam waktu yang lama.
Nadi meningkat
Adanya bengkak
Gelisah
Tekanan darah meningkat
Pernapasan meningkat
Penurunan kekuatan otot

2. Pengelompokan Data

Data Subyektif

Data Obyektif

Klien mengeluh nyeri pada daerah yang

Klien tampak berhati-hati saat bergerak

bengkak
Ekspresi wajah tampak meringis saat
Klien mengatakan nyeri bila melakukan

bergerak

gerakan memutar misalnya memutar


Nadi meningkat

lengannya

Adanya bengkak

Klien mengungkapkan sakit bila


beraktivitas dalam waktu yang lama.

Gelisah
Pernapasan meningkat
Tekanan darah meningkat
Penurunan kekuatan otot

3. Analisa Data

No Symptom
1

DS :
Klien mengeluh nyeri
pada daerah yang
bengkak
Klien mengatakan nyeri
bila melakukan
gerakan memutar

Etiologi
Pergeseran yang berulang

Problem
Nyeri akut

misalnya memutar
lengannya

Dinding bursa menebal

DO :
Klien tampak berhati-hati
saat bergerak

Terjadi proses peradangan


jaringan parut

Ekspresi wajah tampak


meringis saat bergerak
Adanya bengkak

Efusi pada bursa

Gelisah

Nyeri akut
2

DS :
Klien mengungkapkan
sakit bila beraktivitas
dalam waktu yang
lama.
DO :

Pemakaian berlebihan

Gangguan mobilitas
fisik

selama bertahun-tahun
Robekan terjadi pada insersi
rotator cuff ke tulang

Klien tampak berhati-hati


saat bergerak
Adanya bengkak

Pergerakan terganggu

Penurunan kekuatan otot

Gangguan mobilitas fisik


3

DS : DO : -

Efusi pada bursa

Resiko infeksi

Adanya organisme piogen/


granula matosa dalam
jaringan parut

Media berkembangnya
kuman

Resiko infeksi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya efusi pada bursa yang ditandai dengan :
DS :
Klien mengeluh nyeri pada daerah yang bengkak
Klien mengatakan nyeri bila melakukan gerakan memutar misalnya memutar lengannya
DO :
Klien tampak berhati-hati saat bergerak
Ekspresi wajah tampak meringis saat bergerak
Adanya bengkak
Gelisah

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan robekan yang terjadi pada insersi rotator
cuff ke tulang, ditandai dengan :
DS :
Klien mengungkapkan sakit bila beraktivitas dalam waktu yang lama.
DO :
Klien tampak berhati-hati saat bergerak
Adanya bengkak
Penurunan kekuatan otot
3. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya organisme piogen/ granulamatosa di
dalam jaringan parut.
C. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya efusi pada bursa
Tujuan:
Klien akan menunjukan nyeri berkurang/hilang, dengan kriteria :
Terlihat tenang dan rileks
Tidak ada keluhan nyeri
Menunjukan perilaku penanganan nyeri
Intervensi:
1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang
mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit nonverbal.

Rasional :
Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program.
2. Beri kenyamanan seperti penggunaan kasur/matras yang lembut. Tinggikan linen
tempat tidur sesuai kebutuhan.
Rasional :
Menurunkan tekanan pada daerah yang sakit.
3. Klien diistrahatkan, bedrest di tempat tidur serta berikan masage yang lembut.
Rasional :
Membatasi nyeri serta meningkatkan relaksasi.
4. Dorong teknik manajemen relaksasi dan bimbingan imajinasi.
Rasional :
Meningkatkan relaksasi, mengurangi tegangan otot.
5. Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : Mengurangi nyeri.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan robekan yang terjadi pada insersi rotator
cuff ke tulang.
Tujuan :
Klien memperlihatkan peningkatan kekuatan dan fungsi dalam melakukan aktivitas
fisik, dengan kriteria :
Peningkatan kekuatan otot

Bergerak dengan aktif tanpa nyeri


Tidak adanya keterbatasan gerakan.
Intervensi :
1. Kaji tingkat atau kemampuan untuk beraktifitas
Rasional :
Sebagai data dasar untuk intervensi selanjutnya
2. Berikan lingkungan yang aman.
Rasional :
Menghindari cedera akibat kecelakaan atau jatuh.
3. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif secara bertahap.
Rasional :
Mempertahankan/meningkatkan fungsi sendi..
4. Dorong klien untuk sering mengubah posisi, bantu klien untuk bergerak di tempat tidur.
Rasional :
Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi.
5. Konsul dengan ahli terapi fisik/fisioterapi.
Rasional :
Memformulasikan program latihan.

3. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan adanya organisme piogen/ granulamatosa di


dalam jaringan parut.
Tujuan :
Klien akan menunjukan tidak adanya tanda-tanda infeksi
Intervensi :
1. Kaji tanda-tanda vita dan ada tidaknya tanda-tanda infeksi
Rasional :
Sebagai data dasar untuk intervensi selanjutnya
2. Gunakan teknik antiseptik nila melakukan tindakan kepada klien.
Rasional :
Mencegah infeksi silang.
3. Ajarkan kepada klien untuk selalu membersihkan daerah-daerah yang terdapat
pembengkakan
Rasional :
Mencegah masuknya bakteri lain yang dapat menyebabkan infeksi
4. Berikan antibiotik sesuai intruksi pengobatan
Rasional :
Antibiotik dibutuhkan untuk mengatasi infeksi
Diposkan oleh albar lukman di 20.47
Tidak ada komentar:

Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut
Mengenai Saya

albar lukman
Bau-Bau, Sulawesi
Tenggara, Indonesia
saya adalah seorang
mahasiswa akademi
keperawatan kabupaten
buton
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2011 (3)

2009 (24)
o Oktober (4)
o Juni (20)

ASKEP CARDIA ARREST

ASKEP CARDIA ARREST

ASKEP CARDIA ARREST

ASKEP CARDIA ARREST

ASKEP SPINA BIFIDA

ASKEP GADAR EPISODE MANIA

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis


pa...

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis


pa...

ASKEP BURSITIS

ASKEP HEMATOLOGI

ASKEP HEMATOLOGI

ASKEP HEMATHOTORAKS

Tugas Mata Kuliah : Keperawatan


Maternitas Dose...

Tugas Mata Kuliah : Keperawatan


Medikal Bedah ...

ASKEP OSTEOARTIRITIS

ASKEP DHF

ASKEP TBC

Askep TBC

pengetahuan keluaga terhadap malaria

PROPOSAL: MOTIVASI ROKOK


TERHADAP PARA REMAJA

Lencana Facebook
Albar Lukman | Buat Lencana Anda

Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai