Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PENGHAPUSAN PPNBM ATAS GOLONGAN BARANG

ELEKTRONIK TERHADAP DAYA BELI MASYRAKAT PRABUMULIH


ATAS BARANG ELEKTRONIK
(PERIODE 2012-1014)

Proposal Skripsi Oleh:


M.HAFIZH IHSAN
(01031381419167)
AKUNTANSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih
Gelar Sarjana Ekonomi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI
2016/ 2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ekonomi dunia saat ini sudah sangat pesat, banyak sekali
Negara Negara besar melakukan transaksi perdagangan antar benua apalagi
dengan kemajuan transportasi saat ini dapat memungkinkan transaksi antar benua
pun terjadi, hal ini juga telah berpengaruh terhadap perdagangan di Indonesia,
apalagi saat ini Indonesia telah memasuki era perdagangan bebas dimana saat ini
sudah tidak ada lagi hambatan untuk melakukan perdagangan antar Negara.
Dengan adanya perdagangan inilah akan menjadi salah satu pemasukan bagi
Indonesia khususnya dalam penerimaan Negara dan salah satu penerimaan
terbesar Indonesia ialah pemasukan pajak itu sendiri.
Pajak merupakan sumber penerimaan yang terbesar yang digunakan oleh
suatu Negara untuk meningkatkan pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat. Pajak merupakan kewajiban bagi setiap individi atau badan yang
dimana kewajiban tersebut harus dibayar kepada Negara sebagai sumber
penerimaan Negara sebagai salah satu sumber pembangunan tak terkecuali pajak
pertambahan nilai dan penjualan atas barang mewah.
Berdasarkan Undang- UndangRepublik Indonesia No.42 Tahaun 2009 tentang
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah.Pajak Penjualan atas Barang Mewah merupakan pajak yang dikenakan atat
pennyerahan Barang Kena Pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena
Pajak Yang Tergolong Mewah di dalam Daerah Pabean. Barang Kena Pajak yang
Tergolong Mewah ialah barang kebutuhan pokok, yang dikonsumsi oleh
masyarakat tertentu, yang hanya dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan

tinggi , dan yang dikonsumsi hanya untuk menunjukan status atau kelas social.
Meurut Pasal 8 Undang- Undang No.42 Tahun 2009, tarif pajak penjualan atas
barang mewah ditetapkan paling rendah 10% (sepuluh persen) dan paling tinggi
sebesar 200% (dua ratus persen). Jika pengusaha melakukan ekspor Barang Kena
Pajak yang tergolong mewah makan akan dikenai pajak dengan tarif sebesar 0%
(nol persen). Pajak juga telah disesuaikan terhadap kondisi ekonomi dan
perkembangan ekonomi di Indonesia, salah satu penyesuaian pajak juga dilakukan
dalam upaya meningkatkan daya beli masyarakat terhadap barang elektronik yaitu
perubahan Keputusan Mentri Keuangan Nomor 106/ PMK. 010/ 2015 tentang
Jenis Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah Selain Kendaraan Bermotor
Yang Dikenai Pajak Penjualan Ata Barang Mewah

yang telah berubah dari

Keputusan Mentri Keuangan Nomor 130/ PMK. 011/ 2013. Dalam peraturan
mentri tersebut disebutkan bahwa peraturan pembebasan peraturan pembebasan
33 objek barang mewah dari pajak barang mewah (PPnBM) yang salah satunya
ilah pajak terhadap barang elektronik, kemudian berlaku setelah 30 hari peraturan
tersebut berlaku.
Dengan penghapusan PPnBM barang elektronik inilah diharapkan bahwa
tingkat dan minat masyarakat untuk membeli barang elektronik naik sehingga
mampu meningkatkan pendapatan produsen itu sendiri dan mampu menjadi
sumber pendapatan bagi pemerintah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang timbul adalah:

1.2.1.

Apakah dihapusnya PPNBM ini mampu meningkatkan daya saing


investasi, menambah lapangan kerja, dan meningkatkan daya beli

1.2.2.

masyarakat.
Apakah dampak dari pemberian insentif atau penghapusan PPnBM

1.2.3.

bagi perekonomian nasional.


Apakah penghapusan PPnBm itu bertujuan melindungi industri
barang konsumsi dalam negri.

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.3.1.
Untuk mengetahui daya saing investasi dan daya beli masyrakat
1.3.2.

karena adanya penghapusan PPnBM atas barang elektronik.


Untuk mengetahui dampak penghapusan PPnBM bagi perekonomian

1.3.3.

nasional.
Untuk mengetahui tujuan dari penhapusan PPnBM

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini dapat diharapkan bermanfaat:
1.4.1.
Manfaat Teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi refrensi
atau bahan acuan serta menambah informasi dalam
mendalami topik serupa di kemudian hari.
2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan
masukan bagi pemerintah dalam melaksanakan kebjakan
penghapusan pajak pertambahan nilai dan barang mewah.

1.4.2.

Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan
bagi pemerintah dalam menerapkan kebijakan penghapusan
PPnBM terhadap golongan barang elektronik yang dapat
mempengaruhi daya beli masyrakat .

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1
Teori Pajak
Pajak menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH adalah iuran rakyat
kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)
dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat

ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.


Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut:
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk
membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving
yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.
Pajak dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber
daya dari sektor privat kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan
gambaran bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah.
Pertama, berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya
untuk kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya
kemampuan keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa publik yang
merupakan kebutuhan masyarakat.
Pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 6 Tahun 1983 sebagaimana
telah disempurnakan terakhir dengan UU No. 28 Tahun 2007 tentang
Ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah "kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat''.
2.1.2

PPnBM
Menurut Wahyudi, Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

adalah pajak yang dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak Mewah
oleh pabrikan (pengusaha yang menghasilkan) dan pada saat impor Barang
Kena Pajak Mewah.Dari definisi pengertian Pajak Penjualan atas Barang
Mewah yang telah disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa pajak yang

dikenakan atas barang yang digolongkan barang mewah yang diatur sesuai
Undang-undang Perpajakan.
2.1.3
Daya Beli Masyarakat
Menurut Dr. Supawi pawengan adalah kemampuan masyarakat sebagai
konsumen untuk membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. daya beli
masyarakat ini ditandai dengan meningkat ataupun menurun, dimana daya
beli meningkat jika lebih tinggi dibanding periode lalu sedangkan daya beli
menurun ditandai dengan lebih tingginya kemampuan beli masyarakat dari
pada periode sebelumnya.
Menurut Dr. Supawi Pawenang pengukuran daya beli masyarakat dapat
dilakukan dengan dua indeks yaitu indeks harga konsumen dan indeks harga
produsen.
1. indeks harga konsumen
yaitu suatu pengukuran keseluruhan biaya pembelian produk oleh rata-rata
konsumen. dimana dalam pengukuran indeks ini perlu memperhatikan
beberapa hal yaitu harga, kuantitas, tahun dasar, dan tahun pembelian.
2. indeks harga produsen
yaitu pengukuran biaya untuk memproduksi barang yang akan dibeli
konsumen.
2.1.4
Wajib Pajak
Beberapa pendapat menurut para ahli perpajakan untuk pengertian
kepatuhan Wajib Pajak adalah sebagai berikut,
Menurut Gunadi (2005) : pengertian kepatuhan Wajib Pajak (Tax
compliance) adalah bahwa Wajib Pajaknya sesuai dengan aturan aturan
yang berlaku tanpa perlu diadakannya pemeriksaan , investigasi seksama,
peringatan ataupun ancaman dan penerapan sanksi baik hukum maupun
adminitrasi. Menurut Nurmantu, kepatuhan perpajakan di definisikan sebagai
suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan
dan melaksanakan hak perpajakannya.

Dapat disimpulkan pengertian kepatuhan wajib pajak diatas adalah


wajib pajak yang mematuhi kewajiban dan melaksanakan hak perpajakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.2 Hipotesis
Berdasarkan rumusan yang dikemukakan ada di atas, maka hipotesis
pertama, kedua dan ketiga dirumuskan sebagai berikut:
2.2.1.
Terdapat pwningkatan terhadap daya beli konsumen terhadap barang
elektronik yang terdiri dari berbagai golongan masyarakat yang ada
2.2.2.

di Kota Prabumulih
Dengan diberlakukannya kebijakan penghapusan PPnBM ini dapat
pula meningkatkan pendapatan perusahaan perusahaan elektronik
sehingga mampu tercapainya laba yang dapat mampu meningkatkan

2.2.3.

kesejahteraan masyrakat dan pemerintah.


Tidak terdapat peningkatan pendapatan pemerintah yang dengan
adanya penerapan kebjakan penhapusan PPnBM barang elektronik
ini.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai