Latar Belakang
Latar Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
tinggi , dan yang dikonsumsi hanya untuk menunjukan status atau kelas social.
Meurut Pasal 8 Undang- Undang No.42 Tahun 2009, tarif pajak penjualan atas
barang mewah ditetapkan paling rendah 10% (sepuluh persen) dan paling tinggi
sebesar 200% (dua ratus persen). Jika pengusaha melakukan ekspor Barang Kena
Pajak yang tergolong mewah makan akan dikenai pajak dengan tarif sebesar 0%
(nol persen). Pajak juga telah disesuaikan terhadap kondisi ekonomi dan
perkembangan ekonomi di Indonesia, salah satu penyesuaian pajak juga dilakukan
dalam upaya meningkatkan daya beli masyarakat terhadap barang elektronik yaitu
perubahan Keputusan Mentri Keuangan Nomor 106/ PMK. 010/ 2015 tentang
Jenis Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah Selain Kendaraan Bermotor
Yang Dikenai Pajak Penjualan Ata Barang Mewah
Keputusan Mentri Keuangan Nomor 130/ PMK. 011/ 2013. Dalam peraturan
mentri tersebut disebutkan bahwa peraturan pembebasan peraturan pembebasan
33 objek barang mewah dari pajak barang mewah (PPnBM) yang salah satunya
ilah pajak terhadap barang elektronik, kemudian berlaku setelah 30 hari peraturan
tersebut berlaku.
Dengan penghapusan PPnBM barang elektronik inilah diharapkan bahwa
tingkat dan minat masyarakat untuk membeli barang elektronik naik sehingga
mampu meningkatkan pendapatan produsen itu sendiri dan mampu menjadi
sumber pendapatan bagi pemerintah.
1.2.1.
1.2.2.
masyarakat.
Apakah dampak dari pemberian insentif atau penghapusan PPnBM
1.2.3.
1.3.3.
nasional.
Untuk mengetahui tujuan dari penhapusan PPnBM
1.4.2.
Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan
bagi pemerintah dalam menerapkan kebijakan penghapusan
PPnBM terhadap golongan barang elektronik yang dapat
mempengaruhi daya beli masyrakat .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PPnBM
Menurut Wahyudi, Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
adalah pajak yang dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak Mewah
oleh pabrikan (pengusaha yang menghasilkan) dan pada saat impor Barang
Kena Pajak Mewah.Dari definisi pengertian Pajak Penjualan atas Barang
Mewah yang telah disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa pajak yang
dikenakan atas barang yang digolongkan barang mewah yang diatur sesuai
Undang-undang Perpajakan.
2.1.3
Daya Beli Masyarakat
Menurut Dr. Supawi pawengan adalah kemampuan masyarakat sebagai
konsumen untuk membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. daya beli
masyarakat ini ditandai dengan meningkat ataupun menurun, dimana daya
beli meningkat jika lebih tinggi dibanding periode lalu sedangkan daya beli
menurun ditandai dengan lebih tingginya kemampuan beli masyarakat dari
pada periode sebelumnya.
Menurut Dr. Supawi Pawenang pengukuran daya beli masyarakat dapat
dilakukan dengan dua indeks yaitu indeks harga konsumen dan indeks harga
produsen.
1. indeks harga konsumen
yaitu suatu pengukuran keseluruhan biaya pembelian produk oleh rata-rata
konsumen. dimana dalam pengukuran indeks ini perlu memperhatikan
beberapa hal yaitu harga, kuantitas, tahun dasar, dan tahun pembelian.
2. indeks harga produsen
yaitu pengukuran biaya untuk memproduksi barang yang akan dibeli
konsumen.
2.1.4
Wajib Pajak
Beberapa pendapat menurut para ahli perpajakan untuk pengertian
kepatuhan Wajib Pajak adalah sebagai berikut,
Menurut Gunadi (2005) : pengertian kepatuhan Wajib Pajak (Tax
compliance) adalah bahwa Wajib Pajaknya sesuai dengan aturan aturan
yang berlaku tanpa perlu diadakannya pemeriksaan , investigasi seksama,
peringatan ataupun ancaman dan penerapan sanksi baik hukum maupun
adminitrasi. Menurut Nurmantu, kepatuhan perpajakan di definisikan sebagai
suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan
dan melaksanakan hak perpajakannya.
di Kota Prabumulih
Dengan diberlakukannya kebijakan penghapusan PPnBM ini dapat
pula meningkatkan pendapatan perusahaan perusahaan elektronik
sehingga mampu tercapainya laba yang dapat mampu meningkatkan
2.2.3.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN