1. Penalaran Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika
untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang
diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu
kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari
sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus (going from the general to the specific).Struktur
proses deduktif mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) Perumusan tujuan umum dan khusus laporan keuangan
b) Pernyataan mengenai postulat akuntansi yang berhubungan dengan bidang ekonomi,
politik, dan sosial dimana akuntansi harus berperan
c) Seperangkat kendala untuk mengarahkan proses penalaran
d) Suatu struktur, rangkaian simbol, atau kerangka acuan dimana ide-ide dapat dinyatakan
dan diikhtisarkan
e) Pengembangan seperangkat definisi
f) Perumusan prinsip atau pernyataan umum mengenai kebijakan yang diturunkan dari
proses logika
g) Penerapan prinsip-prinsip dalam situasi khusus dan penetapan metode serta aturan
prosedural
Dalam proses deduktif, perumusan tujuan sangat penting karena tujuan yang berbeda
dapat mensyaratkan struktur yang sama sekali berbeda dan menghasilkan prinsip-prinsip
yang berbeda pula. Teori akuntansi harus cukup fleksibel untuk memenuhi berbagai tujuan
yang berbeda, tetapi cukup ketat untuk mempertahankan keseragaman dan konsistensi dalam
laporan keuangan kepada pemegang saham dan masyarakat umum.
Kelemahan metode deduktif adalah jika setiap postulat dan premis ternyata salah, maka
kesimpulannya juga akan salah. Metode ini juga dianggap menyimpang dari kenyataan untuk
bisa menurunkan prinsip yang realistis dan berguna, atau untuk memberikan dasar bagi
aturan-aturan praktis.
2. Penalaran Induktif
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan
berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan
pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum (going from specific to the general).
Keunggulan pendekatan induktif adalah tidak perlu dibatasi oleh model atau struktur yang
ditetapkan terlebih dahulu. Para peneliti bebas mengadakan pengamatan yang dianggap
relevan, generalisasi atau prinsip yang telah dirumuskan harus ditegaskan dengan proses
logis pendekatan deduktif dan pembuktian kesimpulan.
Kelemahan utama prosesi induktif adalah bahan pengamat mungkin dipengaruhi oleh ideide di bawah sadar mengenai hubungan apa yang relevan dan data apa yang harus diamati.
Kesulitan pendekatan induktif dalam akuntansi adalah data mentah mungkin berbeda bagi
setiap perusahaan, yang mungkin hubungannya berbeda sehingga sulit menarik generalisasi
dan prinsip-prinsip dasar.
Teori induktif maupun deduktif bersifat deskriptif atau normatif. Teori deskriptif berusaha
menguraikan dan menjelaskan apa dan bagaimana informasi keuangan disajikan serta
dikomunikasikan kepada pemakai data akuntansi. Teori normatif menjelaskan data apa yang
seharusnya dikomunikasikan dan bagaimana data itu harus disajikan.
Pendekatan induktif dalam penyusunan teori mencakup empat tahap :
1. Pencatatan seluruh pengamatan
2. Penganalisaan dan pengelompokan pengamatan untuk mendeteksi adanya hubungan
yang berulang (kesamaan atau kemiripan)
3. Penginduksian asal mula konklusi-konklusi dan prinsip-prinsip akuntansi dari
pengamatan-pengamatan yang menggambarkan hubungan secara berulang.
4. Pengujian konklusi-konklusi yang dibuat.
Teori Normatif dan Teori Positif
Pengertian
a. Teori Akuntansi Normatif
Teori normatif berusaha untuk membenarkan tentang apa saja yang harus
dipraktekkan, misalnya pernyataan yang menyebutkan bahwa laporan keuangan
seharusnya didasarkan pada metode pengukuran aktiva tertentu. Menurut Nelson (1973)
teori normatif hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi seharusnya
dipraktekkan tanpa menguji hasil hipotesis tersebut. Perumusan akuntansi normatif
mencapai keemasan pada tahun 1950 dan 1960an. Pada periode tersebut teori normatif
lebih berkosentrasi pada penciptaan laba sesungguhnya.dan pengambilan keputusan
a. Teori Akuntansi Positif
Teori akuntansi positif berusaha untuk menjelaskan fenomena akuntansi yang
diamati didalam masyarakat. dengn kata lain positif accounting theory (PAT)
dimaksudkan memprediksi konsekuensi yang terjadi jika manajer menentukan pilihan
tertentu. Penjelasan dan prediksi dalam PAT didasarkan pada proses kontrak atau
hubungan keagenan antara manajer dengan kelompok lain seperti investor, kreditor,
auditor, pihak pengelola pasar modal dan institusi pemerintah.
PAT lebih deskriptif bukan prespektif, tidak seperti teori normatif yang didasarkan
pada permis bahwa manajer akan memaksimumkan laba atau kemakmuran untuk
kepentingan perusahaan, tetapi teori positif didasarkan pada premis bahwa individu
selalu bertindak atas dasar motivasi pribadi (Self seeking motives) dan berusaha
memaksimumkan keuntungan pribadi. Pada saat sekarang teori positif menekankan pada
penjelasan alasan-alasan terhadap praktek yang berjalan dan prediksi terhadap peranan
akuntansi dan informasi terkait dalam kepuasan-kepuasan ekonomi individu, perusahaan,
dan pihak lain yang berperan dalam pasar modal dan ekonomi.
Hubungan Teori Akuntansi Positif dan Normatif
Teori akuntansi berdasarkan tujuan perumusannya ada dua yaitu teori akuntansi normatif dan
positif. dalam penjelasan mengenai akuntansi positif tidak dapat dilepaskan dari adanya teori
ekonomi normatif. teori akuntansi positif merupakan varian dari teori ekonomi normatif. Teori
berkembang seiring dengan kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi realitas praktikpraktik akuntansi yang ada dimasyarakat what it is ( Watts dan Zimmerman).
Pendekatan positif atau empirik berkaitan dengan usaha menguji/ menghubungkan kembali
hipotesis/ teori dengan pengalaman/ fakta-fakta dunia nyata. Penelitian akuntansi positif
difokuskan pada pengujian empirik terhadap asumsi-asumsi yang di buat oleh teori akunansi
normatif. Misalnya menggunakan kuisoner dan teknik survei lainnya, peneliti akan menguji
sikap manajer terhadap manfaat metode atau teknik akuntansi tertentu. Pendekatan khusus dapat
dilakukan dengan cara mensurvei pendapat-pendapat analisis keuangan, manajer bank, aatau
akuntan
terhadap
tugas/kasus
tertentu
yang
dibuat
peneliti
(misalnya
prediksi
kebrangkutan,keputusan membeli/ menjual saham dll). Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa hubungan teori akuntansi normatif dan teori akuntansi positif yaitu teori akuntansi positif
pada dasarnya merupakan alat untuk menguji secara empirik asumsi-asumsi yang dibuat oleh
teori akuntansi normatif. Karena pada dasarnya teori normatiof merupakan pendapat pribadi
yang subyektif yang tidak dapat diterima begitu saja dalam menentukan keputusan, oleh sebab
itu dibutuhkan pengembangan teori akuntansi yang sekarang dikenal dengan teori akuntansi
positif yang bertujuan untuk menguji teori akuntansi normatif secara empiris agar memiliki dasar
teori yang kuat.
Teori Positif
is
descriptive
facts
objective/empirica
l
true/false
science/scientific
Teori Normatif
should/ought to
prescriptive
values/idealism
Subjective/reasonin
g
good/bad
art/judgment
efficient market hypothesis atau hipotesis pasar efisien. Ketika informasi secara cepat
direfleksikan dalam harga sekuritas, maka ada permintaan untuk meningkatkan pengungkapan
akuntansi.
Misalnya karena informasi terefleksi dengan cepat pada harga saham, daya dorong untuk
peningkatan keterbukaan dengan sedikit perhatian pada pilihan alternatif akuntansi tumbuh lebih
kuat. Sejak hipotesa efesiensi market diungkapkan return on risk didasarkan pada resiko, riset
lain mencoba menaksir hubungan akuntansi yang didasarkan pada pengukuran resiko (misalnya
rasio Laporan Keuangan) dan pasar yang didasarkan pada pengukuran resiko. Dampak dari
pilihan kebijakan akuntansi pada security price juga diuji secara luas.
Riset Keperilakuan (Behavioral Research)
Perhatian utama dari riset ini adalah bagaimana pengguna informasi akuntansi membuat
keputusan dan informasi apa yang mereka perlukan. Pendekatannya adalah deskriptif, sedangkan
pendekatan decision model adalah normatif. Kebanyakan penelitian ini menggunakan subyek
situasi percobaan yang terkendalikan dengan seksama. Banyak studi telah memperlihatkan
ketidaksesuaian antara model keputusan normatif dengan proses keputusan aktual dari pengguna
(users). Riset lain menemukan adanya tendensi untuk menggunakan laporan keuangan yang
dipublikasikan untuk tujuan pengambilan keputusan manajerial.
Teori Agensi (Agency Theory sering disebut Contracting Theory)
Teori keagenan atau teori kontrak adalah sebuah topik penting dalam riset akuntansi saat
ini. Teori keagenan bisa merupakan deduktif dan induktif dan merupakan contoh yang istimewa
dari riset perilaku walaupun akar teori keagenan pada keuangan dan ekonomi lebih dari psikologi
dan sosiologi. Asumsi yang mendasari adalah reaksi individu pada saat terjadi konflik antara
kepentingannya dengan kepentingan perusahaan. Asumsi lain yang penting dari teori adalah titik
persimpangan antara banyak tipe kontrak di antara manajemen, pemilik, kreditur dan pemerintah.
Hasilnya teori keagenan memperhatikan variasi cost dari hubungan pemantauan dan pelaksanaan
di antara kelompok yang beragam.
Pada teori ini, individu bertindak sesuai dengan kepentingan terbaik bagi mereka,
perusahaan merupakan titik pertemuan (intersection) berbagai tipe hubungan kontraktual antara
manajemen, pemilik, kreditur, dan pemerintah. Berkaitan dengan biaya pengawasan dan
penguatan hubungan antara berbagai kelompok riset informasi ekonomi, memfokuskan pada
biaya untuk menghasilkan informasi akuntansi.
Informasi Ekonomi
Akuntan menjadi meningkat kesadarannya terhadap cost dan benefit dalam menghasilkan
informasi akuntansi. Riset informasi ekonomi biasanya dasarnya adalah analitis/deduktif.
Informasi ekonomi mutakhir termasuk asumsi teori keagenan dan analisa situasi dalam
analisanya. Hal ini karena pembagian resiko antara prinsip dan agen adalah koneksi dekat
dengan isu apakah keduanya memiliki informasi yang penuh atau apakah akan terjadi informasi
yang timpang pada saat salah satu terpisah (biasanya agen) memiliki informasi yang lebih
banyak dari yang lain. Tujuan dari analisa teori informasi adalah menentukan bagaimana
rancangan kontrak dioptimalkan untuk menegosiasikan insentif dan pembagian resiko. Riset juga
memperlihatkan pentingnya fungsi pelayanan akuntansi (menilai kinerja manajemen relatif
penting untuk menentukan insentif dan reward manajemen).
Riset Critical Accounting
Critical Accounting adalah cabang teori akuntansi yang memandang akuntansi memiliki
peran sebagai poros dalam memutuskan konflik antara perusahaan dan konstituen sosial seperti
buruh, konsumen dan masyarakat umum. Hal ini secara langsung diperhatikan secara aktif dalam
peran sosial akuntan. Critical Accounting merupakan perpaduan gabungan dua area dari
akuntansi yang dikembangkan sejak 1960-an yaitu: akuntansi kepentingan publik dan akuntansi
sosial. Akuntansi kepentingan publik melakukan pekerjaaan bebas dari pajak dan nasehat
keuangan pada individu, kelompok dan usaha kecil yang tidak mampu membayar jasa tersebut.
Akuntansi sosial menyinggung usaha menjelaskan pengukuran untuk mengambil dari perusahaan
beban eksternal, seperti polusi yang menimbulkan kerusakan pada masyarakat. Riset Critical
Accounting meyakini bahwa akuntansi harus lebih ditekankan untuk mencoba menyelesaikan
masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
Logika Ilmiah
1. Pengertian Logika Ilmiah
Berdasarkan berbagai opini :
a. Bustanuddin Agus
Logika ilmiah adalah suatu pendapat,teori atau informasi yang didasarkan pada
penelitian ilmiah,yaitu usaha yang sungguh,yang sistematis untuk mengetahui sebab atau
factor yang mempengaruhi suatu fenomena.
b. Irving M. Copy
Logika ilmiah adalah penelaahan mengenai metode ilmiah dan prinsip-prinsip
yang digunakan untuk membedakan penalaran yang baik dalam arti benar dari penalaran
yang jelek dalam arti tidak benar.
2. Ciri-ciri dan Syarat Logika Ilmiah
Logika ilmiah mempunyai berbagai ciri-ciri yang berbeda dengan pengetahuan
pengalaman yang hanya berdasarkan dari masa lampau dan sejarah.
Logika ilmiah mempunyai ciri-ciri atau sifat yaitu rasional, disengaja, lebih persis,
objektif, terbukti, dan universal. Logika ilmiah bercirikan objektif,lebih persis dan terbuka
untuk diuji kembali (Hoover,1980:6-8). Sedangkan Rescher menambahkan dengan ciri
universal (Rescher,1970:9)
a. Rasional
Dapat dikatakan rasional atau masuk akal karena dalam logika ilmiah telah
adanya akal sehat yang mendasari penelitian ilmiah dengan berbagai alasan yang berasal
dari pemikiran manusia itu sendiri. Dan alasan lain dikatakan rasional atau masuk akal
adalah untuk mengetahui dan kecakapan yang mengacu pada kesanggupan akal budi
untuk mewujudkan pengetahuan kedalam tindakan.
b. Disengaja
Logika ilmiah dikatakan disengaja karena dalam pengetahuannya telah
berdasarkan rencana untuk mencari tahu suatu hal. Terbuka untuk diuji kembali dipenuhi
dengan membuat laporan penelitian yang jelas dan rinci.
c. Lebih persis