BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Ramuan kinang
Ramuan kinang merupakan bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan
menyirih atau nginang, biasanya terdiri atas ramuan pokok dan ramuan
pelengkap. ramuan pokok terdiri dari daun sirih, gambir, kapur sirih, dan buah
pinang, sedangkan ramuan pelengkap terdiri dari tembakau, kapulaga, cengkih,
kunyit, dan daun jeruk. Ramuan pelengkap ini biasanya tidak sama jenisnya,
antara satu orang dengan orang yang lain, ada pula yang menggunakan kinang
secara lengkap, tetapi ada juga yang menggunakan sebagian saja, bahkan tidak
menggunakan pelengkap sama sekali. Kinang ini dinikmati dengan mengunyah
dan memutar-mutarnya di dalam mulut selama beberapa waktu atau langsung
digosok dengan tembakau.
Pada masyarakat desa, menginang atau makan sirih biasanya ditempatkan
dalam suatu tempat yang khusus. Tempat ini biasanya disebut dengan istilah
Penginangan. Perlengkapan menginang seperti tempat sirih, tempat tembakau, alat
penumbuk kinang, alat pemotong pinang, dan tempat ludah merah atau ludah sirih
serta kinangnya ditempatkan dalam satu wadah. Gambar penginangan dapat
dilihat pada Gambar 1.
Sumber :
Universitas Sriwijaya
1.SIRIH
Sirih adalah jenis tumbuhan yang mirip dengan tanaman lada, dan ada
beberapa daerah di Indonesia memberikan nama lain terhadap sirih yaitu Suruh,
Sedah (Jawa), Seureuh (Sunda), Ranup (Aceh), Belo (Batak Karo), Cambai
(Lampung), Uwit (Dayak) Base (Bali), Nahi (Bima), Gapura (Bugis), Meta
(Flores) dan Afo (Sentani), sedangkan nama asing sirih adalah Ju jiang (Cina)
(Muhlisah, 2006). Tanaman Obat Keluarga .Penebar Swadaya, Jakarta. Sirih yang
digunakan dalam formulasi pada penelitian adalah sirih hijau dengan Klasifikasi
lengkap tanaman sirih menurut Koesmiati (1966) adalah sebagai berikut:
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Klas
: Dicotyledonae
Ordo
: Piperales
Familia
: Piperaceae
Genus
: Piper
Spesies
: Piper betle L.
Menurut Darwis (1992) di dalam 100 gram daun sirih segar terkandung
komposisi seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi daun sirih
Komponen
Jumlah
Universitas Sriwijaya
Kadar air
Protein
Lemak
Karbohidrat
Serat
Bahan mineral
Kalsium
Fosfor
Besi
Besi ion
Karoten (dalam bentuk vitamin A)
Tiamin
Riboflavin
Asam nikotinat
Vitamin C
Yodium
Kalium nitrit
85.14%
3.10%
0.80%
6.10%
2.30%
2.30%
230 mg
40 mg
7 mg
3.5 mg
9600 IU
70 g
30 g
0.7 g
5 mg
3.4 g
0.26-0.42 mg
2. BUAH PINANG
Universitas Sriwijaya
Divisi : spermatophyte
Sub divisi : angiospermae
Kelas : monocotyledonae
Bangsa : arecales
Suku : arecaceae/palmae
Marga : areca
Jenis : Areca catechu L.
Biji pinang mengandung alkaloid, tanin, polifenol, gula, dan lemak. Alkaloid
utama pinang yaitu arekolina sedangkan arekeidina, guvasina, guvakolina, dan
arekolidina sebagai alkaloid minor (Awang 1986).Awang M N. 1986. Estimation
of arecoline contents in commersial Areca (betel) nuts and its relation to oral
precancerous lesions. Singapore Medicine Journal 27(4)
Biji pinang memiliki sifat anticacing, antifungi, antibakteri, antiinflamasi,
dan antioksidan (Wetwitayaklung et al. 2006).Wetwitayakyung P, Phaechamud T,
Limmatvapirat C, Keokitichai S. 2006. Thestudy of antioxidant capacity in
various parts of Areca cathecu L. Naresuan University Journal 14 (1): 1-14.
Universitas Sriwijaya
Staphyllocoocus
aureus,
epidermidis,
Salmonella,
E-colli,
tanin
terkondensasi
yang
termasuk
dalam
golongan
flavonoid.
Oligomeric
Structure,
Proanthocyanidin
Complexes:
History,
and
Universitas Sriwijaya
[10
september 2016].
3.GAMBIR
Tanaman gambir (Uncaria gambir roxb.) merupakan tanaman yang memiliki
nilai ekonomi tinggi, ekstrak (getah) daun dan ranting mengandung asam kateku
tanat (tanin), katekin, pirokatekol, florisinlilin, dan lemak (Dhalimi 2006). Gambir
kering dihasilkan dari daun dan tangkai tanaman gambir melalui proses
pengempaan dan pengeringan (Suherdi, 2003)
Selain itu,
gambir juga
: Plantae
Divisio
: Spermatopyta
Class
: Angiospermae
Ordo
: Rubiales
Famili
: Rubiaceae
Genus
: Uncaria
Universitas Sriwijaya
2.2.
Rebung
Rebung adalah tunas muda dari pohon bambu yang tumbuh dari akar
Universitas Sriwijaya
(Winarno, 1992). Pada umunya rebung memiliki kandungan selulosa yang cukup
tinggi. Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1981) dalam (Kencanaet al.,
2012) melaporkan, setiap 100 g rebung mengandung, 27 kkal energi, 2,6 g
protein, 0,3 g lemak, 5,2 g karbohidrat, 13 mg kalsium, 59 mg fosfor, 0,5 mg besi,
20 SI vitamin A, ,15 mg vitamin B1 dan 4 mg vitamin C. Gambar rebung bambu
mayan (Gigantochloa robusta Kurz) disajikan pada gambar 1.
Asinan Rebung
Asinan rebung adalah salah satu produk hasil fermentasi tradisional dari
Universitas Sriwijaya
pada keadaan anaerob. Rebung adalah tunas muda dari pohon bambu yang
tumbuh dari akar pohon bambu (Taruna, 2011). Asinan rebung merupakan salah
satu produk yang mengandung bakteri asam laktat. Asinan rebung umumnya
ditumbuhi beberapa macam bakteri asam laktat (Ali, 2014).
Menurut Ali (2014), hal ini disebabkan karena asinan rebung mengandung
selulosa, selulosa yang terkandung pada rebung ini merupakan sumber gula yang
dapat menunjang pembentukan bakteri asam laktat selama proses fermentasi
asinan rebung. Bakteri asam laktat merupakan salahsatu bakteri yang dihasilkan
selama prosesfermentasi karbohidrat.Bakteri ini dapatmemproduksi asam laktat,
asam asetat,etanol, dan CO2. Selama proses fermentasi selulosa tersebut
dihidrolisa oleh mikroorganisme terutama BAL untuk diubah menjadi gula dan
selanjutnya diubah menjadi asam-asam amino organik terutama asam laktat
(Rachmadi, 2011). Bakteri asam laktat yang terdapat pada asinan rebung adalah
genus Lactobacillus dan genus Streptococcus (Ali, 2014).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2003), pada makanan
fermentasi khususnya asinan rebung, bakteri asam laktat yang berperan dalam
proses fermentasinya adalah Lactobacillus plantarum serta Lactobacillus
plantarum-pentosus. Selain itu, Tamang dan Tamang (2009) menambahkan selain
baktei asam laktat tersebut juga ada beberapa bakteri asam laktat tersebut juga ada
beberapa bakteri asam laktat lain yang berperan dalam proses fermentasi asinan
rebung seperti Lactobacillus brevis, Lactobacillus casei, Lactobacillus fermentum
dan Lactobacillus lactis.
2.4. Fermentasi
Menurut
Nurisva
et
al,.
(2013),
fermentasi
secara
teknik
Universitas Sriwijaya
10
C2H12O6
Proses
fermentasidalampengolahanpanganmerupakan
proses
pengolahanpangandenganmenggunakanaktivitasmikroorganismesecaraterkontrolu
ntukmeningkatkankeawetanpangandengandiproduksinyaasamdan/ataualkohol,
menghasilkanprodukdengankarakteristik
flavor
sertamenghasilkanpangandenganmutudannilai
MenurutKuwakiet
al.,
fermentasidapatmemudahkanpencernaanzatgizi
dan
aroma
bioavailability
(2012),
yang
khas,
lebihbaik.
proses
didalampangansehingganilai
bioavailabilitypangantersebutakanmeninggkat.
Gula seperti glukosa, fruktosa, dansukrosa sebagai bahan dasar
ketikadifermentasi dalam kondisi anaerob akanmenghasilkan etanol, asam laktat,
asambutirat, aseton, dan hydrogen. Sayur-sayuran mengandung gula dan
komponen-komponen nutrisi lain yang cukup sebagai substrat untuk pertumbuhan
bakteri asam laktat (Bukle, et al., 1987dalam Pradani dan Evi, 2009).Seperti
sebagian besar dari fermentasi sayuran, fermentasi sayur asin merupakan
fermentasi spontan yaitu proses fermentasi tanpa digunakan starter dan terjadi
dengansendirinya dengan bantuan mikroflora alami. Karakteristik dari proses ini
adalah adanyabakteri asam laktat yang termasuk bakteri heterofermentatif. Bakteri
asam laktat pentingdalam pencapaian produk yang stabil dengan rasa dan aroma
yang khas. Hasil pertumbuhanbakteri asam laktat menghasilkan asam laktat, asam
asetat, etanol, manitol, dekstran, ester danCO. Kombinasi dari asam, alkohol dan
ester akan menghasilkan rasa yang spesifik dandisukai (Pederson, 1971dalam
Pradani dan Evi, 2009).
Universitas Sriwijaya
11
nilaisehat
difermentasi.Selain
itu,
terhadap
saat
ini
makanan
atau
BALdigunakan
minumanyang
untuk
pengawetan,
dan
Streptococcus.
Bakteri
asamlaktat
yang
Universitas Sriwijaya
12
pentoaceticum(Anton, 2001).
Menurut Reed (1982) dalam Anton (2001), Leuconostoc mesenteroides
dapat memfermentasi glukosa menjadi 45% asam laktat, 25% CO 2 dan 25% asam
asetat dan etil alkohol. Sedangkan menurut Steinkraus (1983) dalam Anton
(2001), Lactobacillus plantarum dapat memproduksi asam laktat tiga sampai
empat kali lebih banyak daripada Leuconostoc. Lactobacillus plantarum dapat
tahan terhadap total asam laktat 1,5-2,0%.
Bakteriasamlaktatmerupakanmikroorganisme
yang
dikategorikanmikroorganismeprobiotikdansudahsejakdahuludigunakanuntukpeng
awetandalamindustripangansertamenguntungkanbagikesehatankarenabakteriasaml
aktatmemilikikemampuanuntukhidupdijalurpencernaan.Probiotikdiartikansebagai
mikroorganisme
yangdapathidupdijalurpencernaan
(usushalus)
manusiasetelahdikonsumsi, sehinggamikroorganismeinisangatbaikuntukkesehatan
(Purwadhaniet al., 2000). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Havenaar (1992)
dalam Setioningsih et al., (2004), probiotik adalah kultur tunggal atau campuran
darimikrobia hidup yang dikonsumsi oleh manusiaatau hewan, bermanfaat bagi
host (hewan ataumanusia) dengan jalan menjaga keseimbanganmikroflora dalam
saluran pencernaan.
Peranan bakteri asam laktat sebagai bakteri probiotik sangat ditentukan
oleh sifatnya yaitu tetap dalam keadaan hidup sejak dikonsumsi hingga mencapai
usus manusia (Setioningsih et al., 2004). Tidak semua bakteri asam laktat
mempunyai sifat demikian.Pada umumnya bakteri asam laktat yang berasal dari
saluran pencernaan manusia seperti Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus
casei Shirota, Bifidobacterium bifidum, Lactobacillus gasseri, dan Lactobacillus
reuteri dapat berperan sebagai probiotik yang baik. Sedangkan Streptococcus
thermophilus, Lactobacillus bulgaricus, Lactococcus lactis, Latococcus cremoris,
dan Lactococcus diacetylactis merupakan kultur fermentasi produk susu yang
tidak dapat mencapai usus manusia dalam keadaan hidup (Anonim, 1989dalam
Setioningsih et al., 2004).
Universitas Sriwijaya
13
berasjenisinidiolahmenjadi
nasiyangmerupakanikonmakanan
di
Indonesia.Sebagaibahanmakananpokok,berasmenghasilkanbeberapakeuntungan.S
elaindenganrasanya
yangnetral,
berassetelahdimasakmemberikankandungankaloriyangcukuptinggi,
sertadapatmemberikanzatgizilain
yangpentingbagitubuh,sepertihalnya
danbeberapajenismineral(Moehyi,
1992).Selain
merupakanmakanansumberkarbohidratyang
negaraAsia.
danAmerikamengkonsumsiberasdalam
utama
itu,
protein
berasjuga
dikebanyakannegara-
Negara-negaralainsepertidiEropa,Australia,
jumlahyangjauhlebihsedikitdaripada
Universitas Sriwijaya
14
negara Asia.
Berasyangmengalami
pengolahanlebihlanjut,akanmelalui
kali
kotoran.Namunpada
sebagai
upaya
untuk
membersihkan
umumnyasaatmemasakberas,
beras
dari
aircuciannyaseringsekali
berupaair
ituoleh
mikroorganismeakandirombakmenjadiprodukyanglebihsederhana.Tetapi,
jikamikroorganismetersebut
menimbulkan
sudahtidak
aroma
sedap.Kandungankarbohidratinimemenuhisyarat
mampumerombaknyamakaakan
yang
kurang
pertumbuhanbakteri
Universitas Sriwijaya
15
Buckle et al., (1987) dalam Anton (2001), mikroba pembusuk dan dan mikroba
pembentuk spora dapat dihambat pertumbuhannya oleh kadar garam 6%,
sedangkan
mikroba
patogen
(Clostridium
botulinum)
dapat
dihambat
pertumbuhannya oleh konsentrasi garam 10% sampai dengan 12%. Garam dalam
larutan suatu substrat bahan pangan dapat menekan kegiatan pertumbuhan
mikroba tertentu yang berperan dalam membatasi air yang tersedia, dapat
mengeringkan protoplasma dan menyebabkan plasmalisis (Anton, 2001).
Penambahan garam dalam fermentasi berfungsi sebagai penghambat
selektif mikroorganisme pencemar tertentu (Buckle et al., 1987 dalam Anton,
2001). Menurut Ali (2014), penambahan garam dalam proses fermentasi dapat
membantu mengurangi kelarutan oksigen di dalam air dan dapat menghambat
aktivitas bakteri proteolitik (bakteri yang menguraikan protein).
Pada proses
BAB 3
PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Kimia Hasil Pertanian, Jurusan
Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya,
Sumatera Selatan. Penelitian ini akan dimulai pada bulan Januari 2015 sampai
dengan selesai.
3.2. Alat dan Bahan
Universitas Sriwijaya
16
dan
cucian
penambahan
beras
garam
(RALF)
(A)
(B)
terdiridari3tarafperlakuansehinggadiperoleh9kombinasiperlakuan.
yang
yang
Perlakuan
Universitas Sriwijaya
17
Yij = + i + j + ()ij + ij
Keterangan :
Yij
= nilai pengamatan
= nilai rata-rata
()ij = pengaruh interaksi penambahan air cucian beras dan penambahan garam
j
DerajatBebas
(db)
JumlahKuadra JumlahKuadr
t
at Tengah
(JK)
Perlakuan
V1 = (n.t-1)
JKP
Faktor P
V2 = n-1
JKP
Faktor T
V3 = t-1
JKT
Interaksi PT
V4 = (n-1)(t-1)
JKPT
Galat
V5 = V6 V1
JKG
Total
V6 = (n.t.r)-1
JKTotal
Sumber : Gomez dan Gomez (1984)
JKP/ V1
JKP/ V2
JKT/ V3
JKPT/ V4
JKG/ V5
JKTotal/ V6
Fhitung
KTP/KTG
KTPKTG
KTT/KTG
KTPT/KTG
Ftabel
5%
1%
(V1, V5)
(V2, V5)
(V3, V5)
(V4, V5)
SignifikansipadaanalisiskeragamandilakukandenganmembandingkanFtabelp
adauji 5% dan 1% dengandasarperbandingansebagaiberikut :
1. JikaFhitunglebihbesardaripadaFtabel 5% danlebihkecilatausamadenganFtabel 1%,
makadinyatakanberpengaruhnyatadandiberitanda*.
Universitas Sriwijaya
18
2. JikaFhitunglebihbesardaripadaFtabel
1%,
makadinyatakanberpengaruhsangatnyatadandiberitanda**.
3. JikaFhitunglebihkecilatausamadenganFtabel
5%,
makadinyatakanberpengaruhtidaknyatadandiberitandans.
BilahasilanalisiskeragamanmenunjukkanbahwaFhitunglebihbesardaripadaFtab
dilanjutkandenganuji
el
BNJ
untukmengetahuibedarerata
yang
= q (p,v) x Sy
Sy P
Sy T
Sy
PT
KTG
3xr
KTS
3xr
KTG
r
Keterangan :
q
= jumlah ulangan
= perlakuanpenambahan garam
PT
KK
KTG
x100%
Y
Keterangan :
KK
= koefisien keragaman
Universitas Sriwijaya
19
Jika nilai keragaman tersebut lebih kecil dari 15% berarti penelitian
inimemiliki ketelitian yang baik.
3.5.
Cara Kerja
Cara kerjapembuatan air cucian beras dan pembuatan asinan
rebungadalahsebagaiberikut.
3.5.1. Pembuatan Air CucianBeras
Pembuatan air cucian beras menurut Wulandari et al., (2011) yang telah
dimodifikasi adalah sebagai berikut :
1. Beraspecahkulitvarietas IR 42disiapkanterlebihdahulu.
2. Beras
yang
sudahdisiapkanditimbangsebanyak
kg
kemudiandimasukankedalamwadah.
3. Air
sebanyak2
Ldimasukankedalamwadah
yang
sudahberisiberastadikemudiandiaduk.
4. Air
cucianpertamadibuangkemudianmasukan
air
lagisebanyak2
diaduksampaiairnyaberwarnaputihsusu.
5. Air cucianberasdisaringdariberas.
6. Didapatlah air cucianberas.
3.5.2. Pembuatan Asinan Rebung
Pembuatan asinan rebung menurut Rahayu (2003) yang telah dimodifikasi
adalah sebagai berikut :
1. Rebung dari bambu mayan (Gigantochloa robustaKurs)disiapkan terlebih
2.
3.
4.
5.
daluhu.
Rebung dikupas dari kulit luarnya dan dicuci hingga bersih.
Rebung yang sudah dibersihkan tadi diiris dengan ketebalan 2-3 mm.
Rebung yang sudah diiris ditimbang sebanyak 100 g
Rebung yang sudah diiris tadi dimasukan kedalam toples selanjutnya
tambahkan air sesuai perlakuan sebanyak 400 mL. Pelakuan pertama 50%
(200 mL air cucian beras + 200 mL air biasa), perlakuan kedua 75% (300 mL
air cucian beras + 100 mL air biasa), perlakuan ketiga 100% (400 mL air
cucian beras).
6. Garam ditambahkan sesuai perlakuan 2,5 % (10 g garam), 3,5% (14 g garam)
dan 4,5% (18 g garam).
Universitas Sriwijaya
20
7. Toples ditutup rapat dan difermentasi pada suhu ruang (270 C - 300 C) selama
96 jam (4 hari).
8. Asinan rebung sudah bisa dianalisa.
3.6.
Parameter
Parameter
yang
diamatimeliputikarakteristikfisikyaituteksturrebungsebelumdansetelahdifermentas
i.
Karakteristikkimiayaitunilai
pH
air
fermentasiasinanrebung,
gulareduksipadarebungdankadar
asampadarebungsebelumdansetelahdifermentasi.
total
Karateristikmikrobiologiyaitu
3.6.2. Nilai pH
Nilai pH yang diukur yaitu nilai pH air asinan rebung, nilai pHditentukan
dengan menggunakan pH meter merek autech (Apriyantonoet al., 1989dalam
Oktaviani, 2009). Pengukuran pH dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Universitas Sriwijaya
21
Universitas Sriwijaya
22
10
sampel
rebung
dihacurkan
kemudian
2.
3.
100%
mL
dariasinanrebungdimasukankedalamtabungreaksisterildantambahkandengan
45 mL larutangaramfisiologissehinggadidapatpengenceran 10-1 (larutan 1).
3. Pengenceran dibuat 10-2 dengan mengencerkan 1 mL larutan 1 ditambahkan 9
mLgaramfisiologis(larutan 2).
4. Pengenceran dibuat 10-3 dengan mengencerkan 1 mL larutan 2 ditambahkan 9
mLgaramfisiologis(larutan 3).
5. Pengenceran dibuat 10-4 dengan mengencerkan 1 mL larutan 3 ditambahkan 9
mLgaramfisiologis(larutan 4).
6. Pengencerandibuat 10-5denganmengencerkan 1 mL larutan 4 ditambahkan 9
mL garamfisiologis(larutan 5).
Universitas Sriwijaya
23
1
koloni volume sampel (mL)
Faktor pengenceran
19. Nilai total BAL dihitung dengan mengunakan log.
Total BAL =
Universitas Sriwijaya
24
DAFTAR PUSTAKA
Ali, A. 2014. Identifikasi dan Uji Aktivitas Antimikrobia Bakteri Asam Laktat
Yang Diisolat Dari Asinan Rebung Kuning Bambu Betung
(Dendrocalmus asper) Yang Difermentasi pada suhu 15 0 C. Skripsi.
Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.
Anton. 2001. Pengaruh Konsentrasi Garam dan Media Serta Lama Fermentasi
Terhadap Karakteristik Asinan Sawi. Skripsi. Jurusan Teknologi
Pertanian Universitas Sriwijaya, Indralaya.
Askar, S., dan Sugiarto. 2005. Uji Kimiawi Organoleptik Sebagai Uji mutu
Yoghurt. Balai Besar Penelitian Pasca Panen Pertanian, Cimanggu
Bogor. Hal : 108-113.
Badan Standarisasi Nasional. 2006. Cara Uji Mikrobiologi Total Plate Count. SNI
No. 01-2332.3-2006. Badan Standarisai Nasional, Jakarta.
Berliana, V.A.N., dan Rahayu, E. 1995. Bambu, Budidaya dan Prospek Bisnis
Bambu. Penabar Swadaya, Jakarta.
Fardiaz, S. 1993. Analisa Mikrobiologi Pangan. PT. Grafindo Persada, Jakarta.
Farida, D.N., Kusmaningrum, H.D., Wulandari N., dan Indrasti, D. 2006. Analisa
laboratorium Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, Bogor.
Universitas Sriwijaya
25
Universitas Sriwijaya
26
Universitas Sriwijaya
27
C.H.
2002.
Panganfungsionaldankontribusinyabagikesehatan.Makalahpada
SeminarOnline
MenjadiRatuDapurProfesional:
MengawalKesehatanKeluargaMelaluiPemilihan
Dan
PengolahanPangan Yang Tepat.Semarang, Mei 14-16, 2002.
Winarno, F.G. 1992. Rebung : Teknologi Produksi dan Pengolahan. Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.
Wulandari, C.G.M., Muhartini, S., dan Trisnowati, S. 2011. Pengaruh Air Cucian
Beras Merah dan Beras Putih Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada
(Lactuca sativa L.). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta.
LAMPIRAN
Universitas Sriwijaya
28
Pencucian 1
Pengadukan
Pemisahan 1
Beras
Air 2 L
Pencucian 2
Pengadukan
Universitas Sriwijaya
29
Pemisahan 2
Beras
Air
Pencucian
Kulit rebung
Air
Pengirisan 3-5 mm
Penimbangan
100 g rebung
Universitas Sriwijaya
30
Konsentrasi garam
(2,5%, 3,5% dam 4,5%)
Penutupan toples
Asinan rebung
Sumber: Rahayu (2003) yang telah dimodifikasi.
Universitas Sriwijaya