Anda di halaman 1dari 4

Capital Output Ratio (COR) &

Incremental Capital Output Ratio (ICOR)


1. Capital Output Ratio (COR) &
Rasio Modal-Output atau Capital Output Ratio (COR) atau yang sering disebut sebagai
Average Capital Output Ratio (ACOR), yaitu perbandingan antara kapital yang digunakan
dengan output yang dihasilkan pada suatu periode tertentu. COR atau ACOR ini bersifat statis
karena hanya menunjukkan besaran yang menggambarkan perbandingan modal dan output.
COR dapat diartikan sebagai banyaknya kebutuhan investasi yang diperlukan untuk
mendapatkan 1 unit output.
Contoh, misalnya besarnya investasi pada satu tahun di negara A adalah sebesar Rp 300
miliar, sedangkandi negara A adalah sebesar Rp 300 miliar, sedangkan tambahan output yang
diperoleh dari hasil penanaman investasi itu adalah Rp 60 miliar, maka COR sebesar 5
(300miliar/60 miliar). Angka ini menunjukkan bahwa untuk menaikkan 1 unit output
diperlukan investasi sebesar 5 unit.
Jika kita menetapkan COR = k, rasio kecenderungan menabung (MPS) = s yang merupakan
proporsi tetap dari output total, dan investasi ditentukan oleh tingkat tabungan, maka kita
bisa menyusun model pertumbuhan ekonomi yang sederhana seperti berikut:
-

Tabungan (S) merupakan proporsi (s) dari output total (Y), oleh karenanya kita

mempunyai persamaan yang sederhana: S = s.Y


Investasi (I) didefinisikan sebagai perubahan stok modal dan dilambangkan dengan

(K), maka I = K
Akhirnya, karena tabungan total (S) harus sama dengan Investasi total, maka S = I
Dengan mengetahui bahwa S=sY, dan I=K=k. Dengan mengetahui bahwa S=sY, dan

I=K=k
Y, maka dapat di tuliskan S= sY = k. Y = K = I atau sY = k. Y
Y s
=
akhirnya rumus pertumbuhan didapatkan : Y
k

Contoh :
Pendapatan Nasional (Y) suatu negara sebesar 100 m, Tabungan (S) sebesar 20 m, maka rasio
tabungannya (s) adalah sebesar 20 persen, jika rasio modal-output (COR= k) sebesar 4.
maka pertumbuhan output (Y / Y = s / k) negara tersebut sebesar 5 persen.
Semakin banyak tabungan yang kemudian diinvestasikan, maka semakin cepat perekonomian
akan tumbuh, tetapi tingkat pertumbuhan ekonomi yang nyata tergantung pada produktivitas
dari investasi.

Produktivitas investai bisa dihitung dengan kebalikan dari rasio modal-output (COR atau k)
kebalikan dari rasio modal-output (COR atau k) = (1/k) menggambarkan rasio output
investasi. Selanjutnya dengan mengalikan tingkat investasi baru (s) dengan produktivitasnya
(1/k), akan menghasilkan output total.
Pada dasarnya konsep COR dipilah menjadi 2, yaitu :
a. Rasio Modal-Output atau Capital Output Ratio (COR) atau yang sering disebut
sebagai Average Capital Output Ratio (ACOR), yaitu perbandingan antara kapital
yang digunakan dengan output yang dihasilkan pada suatu periode tertentu. COR atau
ACOR

ini

bersifat

statis

karena

hanya

menunjukkan

besaran

yang

menggambarkan perbandingan modal dan output.


b. Ratio Modal-Output Marginal atau Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yaitu
suatu besaran yang menunjukkan besarnya tambahan kapital (investasi) baru yang
dibutuhkan untuk menaikkan /menambah satu unit output baik secara fisik maupun
secara nilai (uang).
Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Cor
Besarnya COR tidak tergantung hanya pada jumlah modal yang dipergunakan tetapi juga
pada faktor lain seperti:
a. ketersediaan sumber alam dan pertumbuhan penduduk,
b. tingkat pertumbuhan dan sifat kemajuan teknologi,
c. efisiensi penggunaan faktor produksi,
d. mutu ketrampilan managerial dan organisasional,
e. laju dan komposisi investasi,
f. kebijakan harga faktor produksi,
g. kebijakan ketenagakerjaan,
h. seberapa luas prasarana sosial dan ekonomi,
i. perekembangan industrialisasi

2. Incremental Capital Output Ratio (ICOR)


Rasio Modal-Output Marginal atau Incremental Capital Ratio (ICOR) adalah suatu besaran
yang menunjukkan besarnya tambahan kapital (investasi) baru yang dibutuhkan untuk

menaikkan/menambah satu unit output. Besaran ICOR diperoleh dengan membandingkan


besarnya tambahan kapital dengan tambahan output. Karena unit kapital bentuknya berbedabeda dan beraneka ragam sementara unit output relatif tidak berbeda, maka untuk
memudahkan penghitungan keduanya dinilai dalam bentuk uang (nominal). Pengkajian
mengenai ICOR menjadi sangat menarik karena ICOR dapat merefleksikan besarnya
produktifitas kapital yang pada akhirnya menyangkut besarnya pertumbuhan ekonomi yang
bisa dicapai. Secara teoritis hubungan ICOR dengan pertumbuhan ekonomi dikembangkan
pertama kali oleh R. F. Harrod dan Evsey Domar (1939 dan 1947). Namun karena kedua teori
tersebut banyak kesamaannya, maka kemudian teori tersebut lebih dikenal sebagai teori
Harrod-Domar.
Konsep ICOR ini Iebih bersifat dinamis karena menunjukkan perubahan kenaikan/
penambahan output sebagai akibat langsung dari penambahan kapital.
ICOR bisa diformulasikan sebagai berikut:
ICOR = K /Y
Dimana :
K = perubahan kapital
Y = perubahan output
Dari rumus tersebut didapatkan pengertian bahwa ICOR merupakan statistik yang
menunjukkan kebutuhan perubahan stok kapital untuk menaikkan satu unit output. Dalam
perkembangannya,

data

yang

digunakan

untuk

menghitung

ICOR

bukan

lagi

hanya penambahan barang modal baru atau perubahan stok kapital melainkan Investasi (I)
yang ditanam baik oleh swasta maupun pemerintah sehingga rumusan ICOR dimodifikasi
menjadi:
ICOR = I /Y
Dimana :
I = Investasi
Y = perubahan output

Rumus tersebut dapat diartikan sebagai banyaknya kebutuhan investasi yang diperlukan
untuk mendapatkan 1 unit output. Sebagai contoh, misalnya besarnya investasi pada suatu
tahun dinegara A adalah sebesar Rp 200 miliar, sedangkan tambahan output yang diperoleh
dari hasil penanaman investasi itu adalah sebesar Rp 40 miliar, maka nilai ICOR negara A
adalah sebesar 5 (200 miliar / 40 miliar). Angka ini menunjukkan bahwa untuk menaikkan 1
unit output diperlukan investasi sebesar 5 unit. Pada kenyataannya pertambahan output bukan
hanya disebabkan oleh investasi, tetapi juga oleh faktor-faktor lain di luar investasi seperti :
-

pemakaian tenaga kerja,


penerapan teknologi dan kemampuan kewiraswastaan.

Dengan demikian untuk melihat peranan investasi terhadap output berdasarkan konsep ICOR,
maka peranan faktor-faktor selain investasi diasumsikan konstan (ceteris paribus).

Kesimpulan :
ACOR menunjukkan hubungan antara segala sesuatu yang telah diinvestasikan pada masa
lalu dengan keseluruhan pendapatan. Sedangkan ICOR menunjukkan segala sesuatu yang
saat ini ditambahkan pada modal atau pendapatan. ACOR merupakan konsep statis,
sementara ICOR merupakan konsep dinamis.

https://id.scribd.com/doc/54669519/Incremental-Capital-Output-Ratio-ICOR-by-JhanghizSyahrivar
https://id.scribd.com/doc/94772893/Analisa-COR-ICOR
http://rasiomodal-outputcor-140817084537-phpapp01.pdf

Anda mungkin juga menyukai