Tabungan (S) merupakan proporsi (s) dari output total (Y), oleh karenanya kita
(K), maka I = K
Akhirnya, karena tabungan total (S) harus sama dengan Investasi total, maka S = I
Dengan mengetahui bahwa S=sY, dan I=K=k. Dengan mengetahui bahwa S=sY, dan
I=K=k
Y, maka dapat di tuliskan S= sY = k. Y = K = I atau sY = k. Y
Y s
=
akhirnya rumus pertumbuhan didapatkan : Y
k
Contoh :
Pendapatan Nasional (Y) suatu negara sebesar 100 m, Tabungan (S) sebesar 20 m, maka rasio
tabungannya (s) adalah sebesar 20 persen, jika rasio modal-output (COR= k) sebesar 4.
maka pertumbuhan output (Y / Y = s / k) negara tersebut sebesar 5 persen.
Semakin banyak tabungan yang kemudian diinvestasikan, maka semakin cepat perekonomian
akan tumbuh, tetapi tingkat pertumbuhan ekonomi yang nyata tergantung pada produktivitas
dari investasi.
Produktivitas investai bisa dihitung dengan kebalikan dari rasio modal-output (COR atau k)
kebalikan dari rasio modal-output (COR atau k) = (1/k) menggambarkan rasio output
investasi. Selanjutnya dengan mengalikan tingkat investasi baru (s) dengan produktivitasnya
(1/k), akan menghasilkan output total.
Pada dasarnya konsep COR dipilah menjadi 2, yaitu :
a. Rasio Modal-Output atau Capital Output Ratio (COR) atau yang sering disebut
sebagai Average Capital Output Ratio (ACOR), yaitu perbandingan antara kapital
yang digunakan dengan output yang dihasilkan pada suatu periode tertentu. COR atau
ACOR
ini
bersifat
statis
karena
hanya
menunjukkan
besaran
yang
data
yang
digunakan
untuk
menghitung
ICOR
bukan
lagi
hanya penambahan barang modal baru atau perubahan stok kapital melainkan Investasi (I)
yang ditanam baik oleh swasta maupun pemerintah sehingga rumusan ICOR dimodifikasi
menjadi:
ICOR = I /Y
Dimana :
I = Investasi
Y = perubahan output
Rumus tersebut dapat diartikan sebagai banyaknya kebutuhan investasi yang diperlukan
untuk mendapatkan 1 unit output. Sebagai contoh, misalnya besarnya investasi pada suatu
tahun dinegara A adalah sebesar Rp 200 miliar, sedangkan tambahan output yang diperoleh
dari hasil penanaman investasi itu adalah sebesar Rp 40 miliar, maka nilai ICOR negara A
adalah sebesar 5 (200 miliar / 40 miliar). Angka ini menunjukkan bahwa untuk menaikkan 1
unit output diperlukan investasi sebesar 5 unit. Pada kenyataannya pertambahan output bukan
hanya disebabkan oleh investasi, tetapi juga oleh faktor-faktor lain di luar investasi seperti :
-
Dengan demikian untuk melihat peranan investasi terhadap output berdasarkan konsep ICOR,
maka peranan faktor-faktor selain investasi diasumsikan konstan (ceteris paribus).
Kesimpulan :
ACOR menunjukkan hubungan antara segala sesuatu yang telah diinvestasikan pada masa
lalu dengan keseluruhan pendapatan. Sedangkan ICOR menunjukkan segala sesuatu yang
saat ini ditambahkan pada modal atau pendapatan. ACOR merupakan konsep statis,
sementara ICOR merupakan konsep dinamis.
https://id.scribd.com/doc/54669519/Incremental-Capital-Output-Ratio-ICOR-by-JhanghizSyahrivar
https://id.scribd.com/doc/94772893/Analisa-COR-ICOR
http://rasiomodal-outputcor-140817084537-phpapp01.pdf