Anda di halaman 1dari 3

Peran dan Tanggung Jawab Manusia

Oleh Indira Dwi Larasati. 1306391876

Judul buku

: Pengembangan Kepribadian Pendidikan Agama Islam

Nama Pengarang : Prof. DR. M. Abduh Malik


Data Publikasi : [Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Islam. 2009]

I. Peran Manusia
Manusia, berdasarkan QS. 2 (al-Baqarah) : 30-36, ialah seorang khalifah fil ard atau
seorang pemimpin di muka Bumi. Ini berarti manusia ialah makhluk yang mengemban amanah
dari Allah, oleh karena itu peran manusia ialah sebagai pelaksana ajaran Allah dan menjadi
pelopor dalam pembudayaan ajaran Allah. Khalifah fil ard juga berarti bahwa manusia adalah
mahluk tuhan yang paling sempurna untuk membawa rahmat bagi sesama manusia, rahmat bagi
sesame mahluk hidup, dan rahmat bagi seluruh alam semesta. Rahmat yang dimaksud adalah
rahmat yang sesuai dengan ajaaran Allah
Untuk menjadi pelaksana dan pembudaya ajaran Allah, seseorang dituntut memulainya
dari diri sendiri dan keluarganya dan setelah itu disebar luaskan kepada orang lain.
Peran yang seharusnya dilakukan oleh khalifah Allah sebagaimana yang telah ditetapkan
Allah, diantaranya adalah :
1. Belajar, QS. 27 (an-Naml) : 15-16 :

LTM MPK Agama Islam 19

Artinya : (yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alas an yang
sampai kepada mereka, amat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi orangorang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan
sewenang-wenang.
Ilmu Allah yang telah kita ketahui harus diamalkan oleh diri sendiri terlebih dahulu, baru
disampaikan kepada orang lain. Seperti yang Rasulullah SAW lakukan setelah diri sendiri dan
keluarganya, kemudian teman dekatnya, dan kemudian kepada orang lain. Proses pembudayaan
ilmu Allah berjalan seperti proses pembentukan kepribadian dan proses iman. Kita harus
mengetahui, mau, dan melakukan apa yang diketahui. Untuk mengetahui diawali dengan
perkenalan, mau bermula dari belajar, dan melakukan bermula dari latihan. Wujud pembudayaan
ilmu Allah adalah tercapainya situasi pola kehidupan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Dengan demikian, Sunnah Rasul merupakan contoh perwujudan pembbudayaan ilmu.
Sebagai khalifah Allah, apa yang dilakukan manusia tidak boleh hanya untuk kepentingan
pribadi dan tidak hanya bertanggung jawab pada diri sendiri saja. Oleh karena itu semua yang
dilakukan harus untuk kebersamaan sesama umat manusia, serta mempertanggungjawabkannya
kepada diri sendiri, masyarakat, dan Allah.
Dengan menyadari adanya pertanggungjawaban pada tiga unsur tersebut, maka peran
manusia yaitu sebagai khalifah ialah memelihara semua kepercayaan yang diberikan kepadanya.
II.Tanggung Jawab Manusia
Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah
Makna dari kata abdun (hamba) ialah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan. Ketaatan,
ketundukan, dan kepatuhan manusia hanya layak diberikan kepada Allah, yang dicerminkan
dalam kebenaran dan keadilan berdasarkan ketentuan Allah.
Manusia ialah menempati posisi sebagai ciptaan, dan Tuhan merupakan pencipta. Posisi
ini mengharuskan manusia menghambakan diri kepada Allah, dan tidak menghamba pada dirinya
dan hawa nafsunya. Kesediaan manusia untuk menghampa hanya kepada Allah dengan sepenuh
hatinya dapat mencegah manusia padda penghambaan terhadap sesame manusia. Tanggung
jawab abdullah terhadap dirinya adalah memelihara iman yang dimiliki yang bersifat
fluktuatif (yaziidu wa nyanquushu)
Tanggung jawab terhadap keluarga merupakan lanjutan dari tanggung jawab terhadap diri
sendiri, karena memelihara diri sendiri berkaitan dengan perintah memelihara iman keluarga.
Oleh karena itu, dalam al-Quran dinyatakan dengan istilah quu anfusakum wa ahliikum naara
(jagalah dirimu dan keluargamu dari neraka).
LTM MPK Agama Islam 19

Manusia sebagai hamba-Nya diperintahkan untuk berlaku adil dan ihsan. Oleh karena itu
tangung jawab hamba Allah adalah menegakkan keadilan, baik terhadap diri sendiri maupun
terhadap keluarga. Dengan berpedoman pada ajaran Allah, seorang hamba berupaya mencegah
kekejian moral dan kemungkaran yang mengancam diri sendiri dan keluarganya. Abdullah harus
senantiasa melaksanakan shalat dalam rangka menghindarkan diri dari kekejian dan
kemungkaran. Hamba Allah juga diperintahkan untuk mengajak yang lain untuk berbuat makruf
dan mencegah yang munkar (QS. Ali Imran : 103).
Kesimpulannya ialah manusia sebagai khalifah Allah dan hamba Allah merupakan
kesatuan yang saling menyempurnakan nilai kemanusiaan sebagai makhluk yang memiliki
kebebasan berkreasi dan sekaligus menghadapkannya pada tuntutan korat yang menempatkan
posisinya pada keterbatasan. Perwujudan kualitas kemanusiaan tidak terlepas dari konteks social
budaya, atau dengan kata lain kekhalifahan manusia padda dasarnya diterapkan pada konteks
individu dan sosial yang berporos pada Allah, seperti firman Allah dalam QS. Ali Imran : 112 :

Artinya : Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang
kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat
kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir
kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu
disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas

LTM MPK Agama Islam 19

Anda mungkin juga menyukai