Anda di halaman 1dari 4

Merger/Akuisisi

Merger dan akuisisi merupakan dua cara yang lazim dipakai untuk menjalankan
strategi. Merger terjadi manakala dua organisasi yang berukuran kurang lebih sama
bersatu untuk membangun satu unit usaha. Akuisisi (acquisition) terjadi ketika sebuah
perusahaan yang lebih kecil, atau sebaliknya.
Ketika merger atau akuisisi tidak diinginkan oleh kedua belah pihak, maka dapat
disebut pengambilalihan (takeover) atau pengambilalihan secara sepihak (hostile
takeover). Sebaliknya, jika diinginkan oleh kedua pihak, akuisisi diistilahkan sebagai
merger yang bersahabat (friendly merger). Kebanyakan merger bersahabat.

Strategi Merger
Dalam hal ini ada 3 jenis merger:
1. Merger Vertikal, yaitu perusahaan masih dalam satu industri tetapi beda level atau
tingkat operasional, contohnya adalah perusahaan penerbitan bergabung dengan
perusahaan percetakan;
2. Merger Horisontal, yaitu perusahaan dalam satu industri bergabung dengan
perusahaan di level operasi yang sama. Contohnya seperti pabrik perusahaan
penerbitan bergabung dengan penerbitan lainnya.
3. Merger Konglomerasi, yaitu tidak adanya hubungan industri pada perusahaan yang
diakuisisi yang bertujuan untuk meningkatkan profit perusahaan dari berbagai sumber
atau unit bisnis. Contohnya seperti perusahaan IT bergabung dengan perusahaan
perkebunan.
Kelebihan Merger
Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding pengambilalihan
yang lain. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641)

Kekurangan Merger
Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada persetujuan
dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan
persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.642)
Contoh :
PT.Bank Windu Tbk (MCOR) akan menggabungkan usaha (merger) PT Bank Antardaerah
(Bank Anda) ke dalam bank Windu. Merger ini dilakukan untuk memperkuat permodalan
sehingga mengembangkan ekspansi perseroan ke depan.

Strategi Akuisisi
Kelebihan Akuisisi
Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut:
Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham
sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat
menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.
Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan
pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga tidak
diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.
Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi
saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat (hostile
takeover).
Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas
suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi
pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi.
Kekurangan Akuisisi
Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :
Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan
tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan
menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi agar
akuisisi terjadi.
1

Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.
Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik
nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi. . (Harianto dan Sudomo, 2001,
p.643)
Contoh :
Gojek mengakuisisi startup asal india yang bernama pianta berdasarkan laporan
The Economic Times of India, Rabu (28/9/2016). Sebelum Pianta, Go-Jek pernah
mengakuisisi dua startup India guna meningkatkan teknologinya.
Alasan untuk melakukan merger dan akuisisi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Untuk menyediakan pemanfaatan kapasitas yang lebih baik.


Untuk memanfaatkan secara lebih baik tenaga penjualan yang ada.
Untuk mengurangi staf manajerial.
Untuk mencapai skala ekonomi.
Untuk mengatasi masalah tren musiman pada penjualan.
Untuk memperoleh akses ke pemasok, distributor, konsumen, produk, dan kreditor baru.
Untuk menguasai teknologi baru.
Untuk mengurangi kewajiban pajak.

Ada beberapa alasan mengapa banyak merger dan akuisisi yang gagal :
1. Kesulitan kesulitan integrasi.
2. Evaluasi target yang kurang memadai.
3. Utang yang besar atau luar biasa.
4. Ketidak mampuan untuk mencapai sinergi.
5. Terlalu banyak divestasi.
6. Para manajer terlampau berfokus pada akuisisi.
7. Akuisisi yang terlalu besar.
8. Kesulitan dalam menyatukan budaya organisasi yang beragam.
9. Turunnya semangat kerja karyawan karena pemecatan dan relokasi.

Strategi Kemitraan
Kemitraan biasanya didefinisikan sebagai hubungan sukarela dan bersifat kerjasama
antara beberapa pihak, baik pemerintah maupun swasta, yang semua orang didalamnya setuju
untuk bekerjasama dalam meraih tujuan bersama dan menunaikan kewajiban tertentu serta
menanggung resiko, tanggungjawab, sumberdaya, kemampuan dan keuntungan secara
bersama-sama. Kunci utama terlaksananya kemitraan adalah dengan merapkan koordinasi,
integrasi, dan sinkronisasi seluruh program-program dengan lembaga-lembaga terkait yang
berpartisipasi dalam kemitraan tersebut.
2

Untuk membangun dan memperluas akses pendidikan masyarakat dan menjawab


tantangan pengembangan kemitraan, perlu ditingkatkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
seluruh program, baik secara internal maupun lintas sektoral. Penggalangan kemitraan dan
kerjasama yang baik dilakukan dengan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders),
sehingga seluruh program sampai ke masyarakat dan dapat dilaksanakan tanpa hambatan
berarti.
Dalam sejarah pengembangan manusia tidak terdapat seorangpun yang bisa hidup
sendiri terpisah dari kelompok lainnya, kecuali dalam keadaan terpaksa dan itupun hanyalah
untuk sementara waktu. Aristoteles, seorang ahli Yunani Kuno menyatakan dalam ajarannya,
bahwa manusia itu adalah zoon politicon, artinya bahwa manusia itu sebagai mahluk pada
dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesame manusia lainnya, jadi mahluk
yang suka bermasyarakat. Oleh karena sifatnya yang suka bergaul dengan satu sama lain,
maka manusia disebut makhluk sosial . Adanya hubungan antar manusia tersebut kemudian
melahirkan istilah kemitraan.
Contoh :

Daftar Pustaka
Harianto dan sudomo. 2001. Merger dan Akuisisi. Jurnal Manajemen
https://www.scribd.com/doc/291764832/SAP-7-Manajemen-Strategik

Anda mungkin juga menyukai