KASUS MEDIK
Topik :
Scabies
Presenter :
Tanggal MRS :
Tanggal Periksa :
27 September 2016
Tanggal Presentasi :
14 Oktober 2016
Pendamping :
Bahan
Bahasan :
Cara
Tinjauan Pustaka
Riset
Diskusi
Membahas :
Data Pasien : Sdr. A / laki-laki / 15 tahun
Nama PKM : Puskesmas Bareng
Telp : (0321) 712658
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis/ Gambaran Klinis:
Kasus
EMail
No. Registrasi : 62848
Terdaftar sejak :
Audit
Pos
Laki - laki usia 15 tahun, datang dengan keluhan gatal pada sela sela jari tangan dan sela jari
kaki serta perut sejak ( 7 hari) gatal dirasakan terus menerus terutama malam hari. Awalnya
berupa bintil- bintil isi air.
keluarga yang menderita sebelumnya (-), namun teman pasien ada yang menderita seperti ini.
2. Riwayat penyakit dahulu:
Pasien belum pernah menderita sakit seperti ini
3. Riwayat Pengobatan :
Sudah diberi salep yang dibeli di apotek, pasien tidak mengetahui nama obat
4. Riwayat Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga lainnya yang menderita sakit yang sama
5. Riwayat pekerjaan:
Daftar Pustaka :
Amiruddin MD. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 1. Makassar: Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanudin:2003.5-10
Handoko, Ronny P. Skabies. Prof. Dr. dr. Adhi Juanda. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Jakarta: FK UI. 2008. Hal 122-125.
Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. Ed 1. Jakarta:Hipokrates;2000.109-13
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis scabies
2. Penatalaksanaan scabies
BAB I
LAPORAN KASUS
: Sdr. A
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 15
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Pelajar
Alamat
: Bareng
Tanggal pemeriksaan
: 27 September 2016
1.2 Anamnesis
Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan gatal pada sela sela jari tangan dan sela jari kaki serta perut
sejak ( 7 hari) gatal dirasakan terus menerus terutama malam hari. Awalnya berupa bintilbintil isi air. Pasien baru pertama kali ini mengalami keluhan seperti ini, keluarga yang
menderita sebelumnya (-), namun teman pasien ada yang menderita seperti ini
Riwayat penyakit dahulu:
Pasien belum pernah menderita sakit seperti ini
Riwayat Penyakit Keluarga
: baik
Kesadaran
: Composmentis
Tanda vital :
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Respirasi
: 18 x/menit
Suhu
: 36,2 C
Status generalis
Kepala
Bentuk
: normocephal
Rambut
: hitam, lurus
Mata
Hidung
Mulut
Leher
KGB
Trakea
Thoraks
Paru-Paru:
Inspeksi:
-
Palpasi:
-
Perkusi:
-
Auskultasi:
-
Wheezing -/-
Ronchi -/-
Jantung :
Inspeksi
-
Palpasi
-
Perkusi
-
Batas kanan
Batas kiri
Batas atas
Auskultasi:
-
Bunyi jantung S1, S2, normal, S3 (-), S4 (-), murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi:
-
Auskultasi:
-
Palpasi:
-
Supel
Perkusi:
-
Ekstremitas
Ekstermitas atas:
-
Akral hangat
Tidak sianosis
Ekstermitas bawah:
-
Akral hangat
Tidak sianosis
Lokasi
: Sela jari dan telapak tangan kanan dan kiri, sela jari kedua kaki dan
perut.
Regio
Effloresensi : papul eritema multipel, bentuk bulat berbatas tegas, skuama halus dengan
ekskoriasi eritema dengan batas tegas.
Handuk, sprei dan pakaian penderita harus direndam dengan air panas terlebih
dahuluminimal selama 15 menit sebelum dicuci.
Benda-benda yang tidak dapat dicuci dengan air seperti bantal, guling, dan
kasur dijemur di bawah sinar matahari.
Menghindari kontak langsung dengan penderita lain seperti berjabat tangan dan
tidur bersama.
Semua anggota keluarga yang tinggal di dalam satu rumah juga diobati dengan
obat yang sama dengan pasien.
2.
Farmakologis
-
Obat dioleskan pada malam hari sebelum tidur di seluruh tubuh kecuali wajah,
diamkan selama sekitar 8-10 jam.Apabila terkena air dapat dioleskan kembali.
Bila sudah 8-10 jam bisa langsung dibilas saat mandi. Obat dapat diulangi satu
minggu kemudian.
-
Prognosis
Quo ad vitam
: Dubia ad bonam
Quo ad functionam
: Dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Definisi
Pengetahuan dasar tentang penyakit ini diletakkan oleh VON HEBRA, bapak
dermatologi modern. Penyebabnya ditemukan BENOMO pada tahun 1687, kemudian
MeLLanby dilakukan percobaab induksi pada sukarelawan selama perang dunia II.
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
terhadap Sarcoptes Scabiei varian hominis dan produknya (Handoko, 2007). Penyakit
ini sangat mudah sekali menular dan sangat gatal terutama pada malam hari. Faktor yang
mempengaruhi ialah hygine yang kurang baik.
2.
Sinonim
The itch, gudik, budukan, gatal agogo.
3.
Epidemiologi
Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Banyak faktor
yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain: sosial ekonomi yang rendah,
higiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas, kesalahan diagnosis
dan perkembangan demografik serta ekologik (Handoko, 2007).
Penularan biasanya oleh Sarcoptes scabiei betina yang sudah dibuahi atau kadangkadang oleh bentuk larva. Dikenal pula Sarcoptes scabiei var. animalis yang kadangkadang dapat menulari manusia terutama pada merkea yang banyak memelihara binatang
peliharaan misalnya anjing (Handoko, 2007).
4.
Etiologi
Sarcoptes scabieitermasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Ackarima,
super famili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarccoptes Scabiei var. hominis. Selain itu
terdapat S. scabiei yang misalnya pada kambing dan babi. Seluruh siklus hidup tungau
betina mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari
(Handoko, 2007).
Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya
cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor dan tidak
bermata. Ukurannya, yang betina berkisar antara 330-450 mikron x 250-350 mikron,
sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk
dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat untuk melekat
dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang
jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat
perekat yang dapat dilihat pada gambar berikut (Handoko, 2007).
Patogenesis
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh
penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga
terjadi kontak kulit yang kuat, menyebabkan kulit timbul pada pergelangan tangan. Gatal
yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang
memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit
menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan
garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder (Handoko, 2007)
6.
Gejala Klinis
Ketika seseorang terinfeksi scabies untuk pertama kalinya, gejala biasanya tidak
nampak hingga 2 bulan (2-6 minggu) setelah terinfestasi. Namun demikian, seseorang
yang terinfestasi masih bisa menyebarkan scabies sebelumnya, gejala akan muncul
dengan segera (1-4 hari) setelah terekspos. Seseorang yang terinfestasi scabies juga dapat
menularkan penyakitnya, walaupun mereka tidak memiliki gejala lagi. Hal ini berlaku
sampai scabies pada penderitatersebut diberantas beserta tungau dan telur-telurnya
(Amirudin, 2003).
tungau
tersebut.
Dikenal
keadaan
hiposensitisasi,
yang
seluruh
4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan satu
atau lebih stadium hidup tungau ini(Handoko, 2007).
Skabies norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan krusta,
skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi biasanya kulit
kepala yang berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat
disertai distrofi kuku. Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies
Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang
menginfestasi sangat banyak (ribuan). Skabies norwegia terjadi akibatdefisiensi
imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal membatasi proliferasi tungau dapat
berkembang biak dengan mudah.
8. Skabies pada penderita HIV/AIDS
Bentuk yang sering dijumpai adalah skabies berkusta dan skabies papular atipikal.
Karena manifestsis klinisnya yang atipikal tersebut maka sering sekali mengalami
keterlambatan dalam diagnosis dan meningkatkan resiko penyebaran ke sekitarnya
9. Skabies di daerah kulit kepala
Hal ini sangat jarang terjadi pada orang dewasa, namun jika seandainya terjadi maka
akan menyertai atau memicu terjadinya dermatitis seboroik. Skabies di kulit kepala
dapat terjadi pada bayi anak-anak, orang tua, penderita, AIDS, dan pasien dengan
dermatomiositis.
10. Skabies Bullosa
Gambaran vesikula sering ditemui pada pasien skabies anak-anak, namun sangat
jarang ditemukan pada orang dewasa. Jika terjadi pada orang dewasa, maka
gambarannya sulit dibedakan dengan pemfigiod bulosa.
11. Pembantu Diagnosis
Cara menemukan tungau (Handoko, 2007):
a. Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat papul atau vesikel
dicongkel dengan jarum dan diletakkan di atas sebuah kaca obyek, lalu ditutup
dengan kaca penutup dan dilihat dengan mikroskop cahaya.
b. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar kertas putih dan
dilihat dengan kaca pembesar.
c. Dengan membuat biopsi irisan. Caranya: lesi dijepit dengan dua jari kemudian dibuat
irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan mikroskop cahaya.
d. Dengan biopsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan H.E.
Sebagai diagnosis banding adalah prurigo, pedikulosis korporis, dermatitis dan lain-lain
(Handoko, 2007)
13. Terapi
Syarat obat ideal adalah (Handoko, 2007):
a. Harus efektif terhadap semua stadium tungau
b. Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik
c. Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian
d. Mudah diperoleh dan harganya murah
Cara pengobatannya ialah seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk penderita
yang hiposensitisasi).
Jenis obat topikal (Handoko, 2007):
a. Belerang endap (sulfur presipitatum) dengan kadar 4-20% dalam bentuk salap
atau krim. Preparat ini tidak efektif terhadap stadium telur, maka penggunaannya
tidak boleh lebih dari 3 hari. Kekurangan yang lain adalahberbau dan mengotori
pakaian dan kadang menimbulkan iritasi. Dapat dipakai pada bayi berumur kurang
dari 2 tahun.
b. Emulsi benzil benzoas (20-25%), efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap
malam selama tiga hari. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi dan
kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.
c. Gama benzen heksa klorida (gameksan) kadarnya 1% dalam krim atau lotion
termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan,
dan jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianjurkan pada anak dibawah 6 tahun
dan wanita hamil, karena toksik terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya
cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala diulangi seminggu kemudian.
d. Krotamiton 10% dalam krim atau losio juga merupakan obat pilihan, mempunyai
dua efek sebagai antiskabies dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan
uretra.
e. Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, kurang toksis dibandingkan gameksan,
efektivitasnya sama, aplikasi hanya sekali dan dihapus selama 10 jam. Bila belum
sembuh diulangi setelah seminggu. Tidak dianjurkan pada bayi dibawah umur 2
bulan.
14. Pencegahan
Pencegahan skabies pada manusia dapat dilakukan dengan cara menghindari
kontak langsung dengan penderita dan mencegah penggunaan barang-barang penderita
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Diagnosis
3.1.1 Anamnesis
Dari anamnesis didapatkan gejala gatal dana timbul benjolan isi air serta bercak
kemerahan pada sela jari kaki, tangan dan perut. Keluhan gatal dirasakan semakin memberta
terutama pada malam hari. Pasien tinggal di pondok pesantren dan teman satu pondok pasien
mengalami keluhan yang sama. Pasien dapat didiagnosis menderita penyakit skabies, dimana
hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa dengan diemukannya 2 dari 4 tanda kardinal
skabies maka diagnosis klinis dapat ditegakkan. Dimana tanda kardinal yang ditemukan
adalah pruritus nokturnal dan adanya orang disekitar pasien yang mengalami keluhan yang
sama.
1.1.2
Pemeriksaan Fisik
Dari status dermatologinya kita dapatkan bahwa terdapat lesi didaerah kaki, tangan dan perut
didaman didapatkan papul eritema multiple, bentuk bulat, berbatas tegas. Hal ini sesuai
dengan diagnosis skabies, dimana ini dalam teori dikatakan bahwa perdileksi terjadinya pada
daerah stratum korneum yang tipis, namun karena pada anak-anak lapisan stratum korneum
tubuhnya sebagian besar masih tipis maka penyebarannya dapat bersifat atipikal.
1.1.3
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
1.1.4
Penatalaksanaan
3. Non farmakologis
-
Handuk, sprei dan pakaian penderita harus direndam dengan air panas terlebih
dahuluminimal selama 15 menit sebelum dicuci.
Benda-benda yang tidak dapat dicuci dengan air seperti bantal, guling, dan
kasur dijemur di bawah sinar matahari.
Menghindari kontak langsung dengan penderita lain seperti berjabat tangan dan
tidur bersama.
Semua anggota keluarga yang tinggal di dalam satu rumah juga diobati dengan
obat yang sama dengan pasien.
4.
Farmakologis
-
Obat dioleskan pada malam hari sebelum tidur di seluruh tubuh kecuali wajah,
diamkan selama sekitar 8-10 jam.Apabila terkena air dapat dioleskan kembali.
Bila sudah 8-10 jam bisa langsung dibilas saat mandi. Obat dapat diulangi satu
minggu kemudian.
CTM 3x1 setelah makan
1.1.5
Prognosis
prognosis dari skabies yang diderita pasien pada umumnya baik bila diobati
dengan benar dan juga menghindari faktor pencetus dan predisposisi, demikian
juga sebaliknya. Selain itu perlu juga dilakukan pengobatan kepada teman satu
pondok pasien yang mengalami keluhan yang sama. Bial dalam perjalannya
skabies tidak diobati dengan baik dan adekuat maka Sarcoptes scabei akan tetap
hidup dalam tubuh manusia karena manusi merupakan host definitive dari
Sarcoptes scabiei
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.
2008.
Epididimitis
http://www.urologyhealth.com
and
Orchitis.
American
Urology Association.
(kantung
buah
zakar).
http://www.reocities.com/ResearchTriangle/invention/5332/zakar-nl.html
Reksoprodjo S. 1995. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: Binarupa Aksara, Hal. 331340.
Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 2. Jakarta: EGC. Hal.
933-934.
http://emedicine.medscape.com