PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makluh Allah yang paling sempurna dalam
penciptan-Nya mereka dibekali semuanya untuk bisa hidup di dunia.
Mereka pun diberi tugas yang mulia dan berat oleh Allah Swt yaitu
sebagai Khalifah di muka bumi.
Menjadi manusia meruapakan tugas yang sangat berat,
karena dengan segala kelemahan dan kelebihannya manusia harus
mampu menjalankan amanah yang luar biasa besarnya. Maka dari
itu manusia harus sering mencari informasi dan belajar setiap hari,
sehingga potensi dalam diri bisa berkembang dan bisa menjadi apa
yang diinginkan Allah dalam penciptannya. Manusia diberi potensi
yang sangat luar biasa dalam hidupnya yaitu akal, dan dengan
potensi akalanya lah manusia mampu menjadi khalifah yang
diinginkan oleh Allah swt di muka bumi ini.
Al-Quran adalah petunjuk mereka untuk bisa hidup di muka
bumi ini. Didalam Al-Quran terdapat pesan-pesan yang secara
tekstual maupun kontekstual yang menjawab semua persoalan
mereka dalam kehidupan sehari hari. Namun dalam memahami
ayat Al-quran sangat sulit terlebih banyak ayat yang mutasyabihat
nya. maka dari itu tafsir menjadi alternatif dalam memahami isi
kandungan dari ayat-ayat Al-Quran yang kurang dimengerti. Dan
tidak sembarang orang
B. Rumusan Masalah
1. Apa Arti Tafsir Menurut Para Ahli?
2. Bagaimana Ilmu Tafsir Pada Masa Rasulullah Saw?
3. Bagaimana Ilmu Tafsir Pada Masa Sahabat?
4. Bagaimana Ilmu Tafsir Pada Masa Tabiin?
5. Bagaiman Perekmbangan Tafsir Pada Masa Pembukuan?
6. Bagaimana Syarat Dan Adab Bagi Seorang Mufassir?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Bagaimana Arti Tafsir Menurut Para Ahli
2. Mengetahui Bagaimana Tafsir Pada Masa Rasulullah Saw
3. Mengetahui Bagaimana Tafsir Pada Masa Sahabat
4. Mengetahui Tafsir Pada Masa Tabiin
5. Mengetahui Tafsir Pada Masa Tadwin (Pembukuan)
6. Mengetahui Syarat Dan Adab Bagi Seorang Mufassir
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tafsir an Tawil
1. Pengertian tafsir dan tawil
Al-quran adalah sumber hidayah bagi maunusia. Ia menjadi
pusat kebahagiaan abadi manusia. Ia merupakan sumber pertama
hukum bagi umta manusia. Darinya umat ini mencari bimbingan
dalam menenmpuh kehidupan
yang
memuat
segala
disiplin
ilmu
pengetahuan,
serta
sekalipun
kan
menghadapi
tantangan
kemajuan
ilmu
ilmiah
pengetahuan
yang
mencoba
kemanusiaan
memindahkan
yang
semua
memungkinkan
bidang
kedalam
penafsiran Al-quran.3
Kata tafsir hanya disebut sekali saja dalam Al-quran, yaitu pada
surat Al-furqon ayat 33 yang artinya tidaklah orang-orang kafir itu
datang kepadamu (membawa sesuatu yang ganjil, melainkan kami
datangkan
kepadamu
yang
benar
dan
yang
paling
baik
penjelasannya. 4
Dalam bahasa inggris kegiatan menafsir di istilahkan dengan kata
exegesis yang memiliki arti membawa keluar atau mengeluarkan.
Apabila dikenakan pada tulisan-tulisan maka kata tersebut berarti
membaca atau menggali arti tulisan tersebut. Jadi pada waktu
kita membaca sebuah tulisan atau mendengar suatu pernyataan
yang kita coba pahamidan tafsirkan. Maka kita sebenarnya sedang
melakukan penafsiran. 5
Secara etimologi, tafsir berarti menjelaskan dan mengungkapkan.
Sedangkan menurut istilah, tafsir ialah ilmu yang membahas
tentang cara mengucapkan lafadz-lafadz Al-Quran, makna-makna
yang ditunjukannya dan hukum hukum, baik ketika berdiri sendiri
ataupun tersusun, serta makna-makna yang dimungkinkannya
3 Jansen, J.J.G,1997, Diskursus Tafsir Al-Quran Modern, Yogyakarta: PT
Tiara wacana Yogya. Diterjemahkan oleh Hairussalim. Hlm: 55
4 Ishom El saha, 2005, Sketsa Al-quran,Jakarta: Lista Fariska Putra.
Hlm:715
5 Syibli Syarjaya, 2008, Tafsir Ayat-Ayat Ahkam, Jakarta: PT Raja
Grafindo persada. hlm : 4
dalamnya.
Sedangkan
Taawil
menurut
Al-jurjanzi
adalah
pengertiannya
terhadap
maksud
Allah
sesuai
dengan
ada
yang
berpendapat
bahwa
takwil
adalah murodif
yang
menghilangkan
kesamaran
arti
daripada
lafadz
kunci
yang
membuka
gudang
simpanan
yang
kandungan
dalam
Al-quran
tidak
mungkin
bisa
mencapaidan
meringankan
maksud
kesukaran
itu
yang
bagi
sebenarnya.
Tetapi
hambanyadengan
Allah
perintah
Dengan
terjemah
dan
tafsir
dapatlah
manusia
yang sangat besar bagi masyarakat luas. Ilmu tafsir sangat berguna
bagi kaum muslimin untuk melahirkan berbagai penafsiran yang
benar dan baik, serta menghindarkan mereka dari kemungkinan
terjebak
dalam
kemajuan
masyarakat
muslim
dalam
konteks
hal-hal
yang
membingungkan
kecuali
harus
melibatkan
susunan
kata-katanya
yang
sangat
bijaksana
dan
syariatyang
menjadi
poros
kebahagiaan
yang
berkomunikasi,
baik
dalam
aktifitas
formal
maupun
leksem
dari
kata
sebelumnya.
Misalnya,
dahulu
Secara
umum
metode
tafsir
Nabi
Muhammad
dapat
Perkembngan
sama
beratnya
dengan
memperserikatkan
10
Kemudian
aku
beratnya,
wahai
Jibril,
apakah
memungkinkan
untuk
mengetahui
makna
dan
maksudnya.
15 Rosihon Anwar, 2015, Ilmu Tafsir, Bandung: Pustaka Setia. Hlm 2535
11
timur
dari
majusi.
Untuk
itu,
orang
orang
12
mereka
berpegang
teguh
kepada
periwayatan
dan
13
menganai
kadar
keterpercayaan
dan
kredibilitas
penilaian
trehadap
kredibilitasnya
meskipun
mereka
Pendapat-pendapatnya
menganai
tafsir
banyak
dinukil
tersebut
bersifat
independen,
tidak
diriwayatkan
oleh
14
menerimanya,
tidak
boleh
meninggalkannya
untuk
teresebut
dapat
menjadi
hujjah
di
bidang
tafsir?
15
Daulat
Bani
Abasiah.
Pada
msa
itu
ulama-ulama
baru
dan
Pembukuan
tabiin.
tafsir
Ini
trejadi
apada
dimaksudkanagar
abad
Al-quran
kedua
dapat
hijriah.
dipahami
ini
adalah
orang
yang
diperselisihkan,
yang
16
yahudi
menuduhnya
sebagai
orang
yang
dusta,
sampai
kepada
kita.
Dalam
pada
itu
kebanyakan
isi
dengan
mudah,
adalah
karya
agung
sejarawan
pertama kali di kairo pada 1903 dalam 3 jilid, dan kemudian dicetak
berulang kali. Seperti yang dikesankan judulnya, Jami al-Bayan an
Tawil al-Quran, karya ini merupakan suatu ikhtisar segala jenis
penafsiran terbaik dan tafsir tradisional yang awal.20
F. Syarat Dan Adab Seorang Mufassir
Barang siapa yang bermaksud menafsirkan Al-quran
maka
Apabila
tidak
juga
ditemukan
dalam
sunnah
maka
17
bagi
seorang
mufassir,
pertama
riwayat
dari
yang
agama
dan
moral).
Diantara
syarat
ini
adalah
18
mengubah
nas-nas
dan
berkhianat
dalam
penyampaian berita.
2. Bersih dari hawa nafsu, sebab hawa nafsu akan mendorong
pemiliknya
untuk
membela
kepentingan
madzhabnya
19
9. Pemahaman
yang
mengukuhkan
cermat
sesuatu
sehingga
makna
mufassir
atas
yang
dapat
lain
atau
mufassir
bagaikan
seorang
4.
5.
6.
7.
8.
kahalayak
melalui
ketimbang
mereka
orang
yang
yang
hanya
mengamalkannya
memiiki
ketinggian
berwibawa
9. Bersikap tenang dan mantap
10. Mendahulukan orang yang
Hendaknya
seorang
mufassir
lebih
utama
darinya.
tidak
gegabah
untuk
menempuh
langkah-
asbabul
nuzul,
arti
kosa
kata,
20
BAB III
23 Manna Khalil al-khatan, 1973, Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran, Surabaya: PT
Ramsa Putra. Diterjemahkan oleh Mudzakir AS. Hlm 462-466
21
PENUTUP
A. Simpulan
Tafsir adalah alat bagi kita selaku umat islam untuk bisa memahmi
Al-Quran secara tekstual terlebih kontekstual. Perekmbangan tafsir
dari masa ke masa mengalami perubahan yang sangat sginifikan.
Pada masa Rasulullah saw kegiatan menafsirkan sudah ada namun
belum dijadikan sebgai disiplin ilmu. Setelah Rasulullah wafat maka
para Sahabat lah yang melanjutkan tingkat estapet perjuangan
Rasulullah begitupun dalam hal menafsirkan ayat Al-Quran. Ketika
mereka menemukan masalah maka mereka saling bertanya satu
sama lain untuk menyelesaikan masalahnya termasuk masalah
tafsir. Masa mereka berlalu tanpa ada pembukuan tafsir sedikitpun.
Semua tafsir tersimpan dalam hafalan tertanam dalam jiwa dan
muncul tokoh tokoh seperti khulafaurrasydin, ibnu Abbas, Ibn
Masud, Ubai Ibn Kab, dan lain-lain. Selanjutnya masa Tabiin yang
mana banyak para ahli tafsir pada masa ini diantaranya: Zaid bin
Aslam, Abu Aliyah, dan Muhammad bin Kaab Al-Qurazhi dan lainlain. Sebagaian ulama berpendapat bahwa tafsir mereka tidak harus
dijadikan pegangan, sebab mereka tidak menyaksikan peristiwaperistiwa, situasi atau kondisi yang berkenaan dengan turunnya
ayat-ayat
Al-Quran.
Tapi
sebaliknya,
banyak
mufassir
yang
hadist
dan
tafsir-tafasir
yaitu
pada
akhir
22
23
DAFTAR PUSTAKA
Jansen, J.J.G,1997, Diskursus Tafsir Al-Quran Modern, Yogyakarta: PT
Tiara wacana Yogya. Diterjemahkan oleh Hairussalim
Syafiie, Kencana Inu, 1996, Al-Quran dan Ilmu Politik, Jakarta: PT
Rineka Cipta.
El saha, Ishom 2005, Sketsa Al-quran, Jakarta: Lista Fariska Putra.
Syarjaya, Syibli 2008, Tafsir Ayat-Ayat Ahkam, Jakarta: PT Raja
Grafindo persada.
Hasan, Ali 1992, Sejarah dan metodelogi Tafsir, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Anwar, Rosihon, 2007, Ulumul Al-quran Bandung: Pustaka Setia.
Asy-Shubuny,
1987,
Bandung: Al-Maarif.
Pengantar
Studi
Al-Quran
(At-Tibyan).
24
Persada.
Persada.
Cipta.
25
Diterjemahkan
oleh:
Abdul
Hayyie
al-
kattani.
Shihab , M Quraish, 2013, Kaidah Tafsir. Tangerang: Lentera Hati.
Shihab, Quraish, dkk, 2001, Sejarah & Ulumul Al-Quran, Jakarta:
Pustaka Firdaus.
26