Anda di halaman 1dari 4

INOVASI DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN

Januari 11, 2011


1. Konsep Manajemen
a.
Pengertian
Manajemen
Pengertian
Manajemen
Gaffar ( 1989 ) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti
sebagai suatu proses kerja sama yang sistematik, sistemik, dan komprehensif dalam
rangka
mewujudkan
tujuan
pendidikan
nasional.
(Prajudi Atmosudirdjo,1982 : 124), Manajemen itu adalah pengendalian dan
pemanfaatan dari pada semua faktor dan sumberdaya, yang menurut suatu
perencanaan (planning), diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta
atau
tujuan
kerja
yang
tertentu.
Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindsakan-tindakan :
Perencanaan, pengorganisasian, menggerakan, dan poengawasan, yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain (George R. Terry,
1986:4). Terdapat beberapa prinsip yang nampaknya menjadi benang merah tentang
pengertian manajemen yakni :
1) Manajemen merupakan suatu kegiatan
2) Manajemen menggunakan atau memanfaatkan pihak-pihak lain
3) Kegiatan manajemen diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
Setelah melihat pengertian manajemen, maka nampak jelas bahwa setiap organisasi
termasuk organisasi pendidikan seperti Sekolah akan sangat memerlukan manajemen
untuk mengatur/mengelola kerjasama yang terjadi agar dapat berjalan dengan baik
dalam pencapaian tujuan, untuk itu pengelolaannya mesti berjalan secara sistematis
melalui tahapan-tahapan dengan diawali oleh suatu rencana sampai tahapan
berikutnya dengan menunjukan suatu keterpaduan dalam prosesnya, dengan
mengingat hal itu, maka makna pentingnya manajemen semakin jelas bagi kehidupan
manusia termasuk bidang pendidikan.
b. Pengertian Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan ialah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,
mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan


kebangsaan (Biro Perencanaan Depdikbud, 1993:4 ).
Menurut Consortium on Renewing Education (Murphy dan Louis, ed. 1999:515)
Sekolah (lembaga pendidikan) mempunyai lima bentuk modal yang perlu dikelola untuk
keberhasilan pendidikan yaitu :
1) Integrative capital (modal integratif)
2) Human capital (modal manusia)
3) Financial capital (modal keuangan)
4) Social capital (modal sosial)
5) Political capital (modal politik)
2. Ruang Lingkup Inovasi dalam Manajemen Pendidikan
Ruang lingkup inovasi dalam manajemen pendidikan meliputi perencanaan,
pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikandan sumber daya
pendidikan seperti Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Belajar (SB) dan Sumber
Fasilitas dan Dana (SFD).
3. Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada hakikatnya adalah penyerasian sumber
daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua pemangku
kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan
keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional.
Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah peningkatan mutu pendidikan.
Dengan adanya MBS sekolah dan masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah dari
atas. Mereka dapat mengembangkan suatu visi pendidikan yang sesuai dengan
keadaan setempat dan melaksanakan visi tersebut secara mandiri.
Dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) alokasi dana kepada sekolah
menjadi lebih besar dan sumber daya tersebut dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan
sekolah sendiri. Sekolah lebih bertanggung jawab terhadap perawatan, kebersihan, dan
penggunaan fasilitas sekolah, termasuk pengadaan buku dan bahan belajar. Hal
tersebut pada akhirnya akan meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung di kelas. Sekolah membuat perencanaan sendiri dan mengambil inisiatif
sendiri untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan melibatkan masyarakat sekitarnya
dalam proses tersebut. Kepala sekolah dan guru dapat bekerja lebih profesional dalam
memberikan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak di sekolahnya. MBS

merupakan salah satu komponen sekolah dalam rangka meningkatkan mutu


pembelajaran.
MBS yang akan dikembangkan merupakan bentuk alternatif pengelolaan sekolah dalam
program desentralisasi bidang pendidikan, yang ditandai dengan adanya otonomi luas
di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat yang tinggi namun masih dalam kerangka
kebijakan pendidikan nasional. MBS harus mengakibatkan peningkatan proses belajar
mengajar sehingga hasil belajarpun meningkat. Sekolah yang menerapkan prinsipprinsip MBS adalah sekolah yang harus lebih bertanggungjawab, kreatif dalam
bertindak
dan
mempunyai
wewenang
lebih
serta
dapat
dituntut
pertanggungjawabannya oleh pemangku kepentingan.
Dengan diterapkannya Manajemen Berbasis Sekolah, maka diharapkan sekolah bisa:
Menyadari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi sekolah tersebut.
Mengetahui sumber daya yang dimiliki dan masukan pendidikan yang akan
dikembangkan.
Mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk kemajuan lembaganya.
Bertanggungjawab terhadap orangtua, masyarakat, lembaga terkait, dan pemerintah
dalam penyelenggaraan sekolah.
Persaingan sehat dengan sekolah lain dalam usaha-usaha kreatif-inovatif untuk
meningkatkan layanan dan mutu pendidikan.
Meningkatkan peran serta Komite Sekolah, masyarakat, dunia usaha dan dunia
industri untuk mendukung kinerja sekolah.
Menyusun dan melaksanakan program sekolah yang mengutamakan kepentingan
proses belajar mengajar (pelaksanaan kurikulum), bukan kepentingan administratif saja.
Menerapkan prinsip efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya sekolah
(anggaran, personil, dan fasilitas).
Mampu mengambil keputusan yang sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan
kondisi lingkungan sekolah walau berbeda dari pola umum atau kebiasaan.
Menjamin terpeliharanya fasilitas dan sumber daya yang ada di sekolah dan
bertanggung jawab kepada masyarakat.
Meningkatkan profesionalisme personil sekolah.
Meningkatnya kemandirian sekolah di segala bidang.

Adanya keterlibatan semua unsur terkait dalam perencanaan program sekolah (misal:
KS, guru, Komite Sekolah, tokoh masyarakat, dll).
Adanya keterbukaan dalam pengelolaan anggaran pendidikan sekolah.
Tanggapan
Ruang lingkup Manajemen Pendidikan dengan melihat bahwa Sekolah atau Lembaga
Pendidikan lainnya sebagai sebuah sistem menjadikan kita tidak dapat beralasan untuk
tidak berinovasi, karena banyak sekali ranah yang dapat diberlakukannya inovasi.
Apakah itu dari Input, proses, out put atau out come.
Khususnya untuk adpender jadilah sebagai dokter dalam bidang Administrasi
Pendidikan yang Ruang Lingkupnya adalah Manajemen, Organisasi, dan
Kepemimpinan.

Anda mungkin juga menyukai