Anda di halaman 1dari 31

BAB II

TINJAUAN TEORI
2.1

Konsep Dasar Perkembangan Anak Prasekolah

2.1.1

Pengertian Perkembangan
Perkembangan dapat diatirkan sebagai pertumbuhan yang progresip dan

kontinyu (berkesinambungan) dari diri oindividu dari mulai lahir sampai mati (the
progressive and continous change in the organism from brith to death). Pengertian
lain dari perkembangan adalah perubahan-perubhan yang dialami individu atau
organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang
berlangsung secara sisitematis, progresif, dan berkesinambungan,baik menyangkut
fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) (Yusuf, 2011).
2.1.2

Prinsip-Prinsip Perkembangan

1. Perkembangan Merupakan Proses Yang Tidak Pernah Berhenti (Never Ending


Process)
Manusia secara terus menerus berkembang atau berubah yang dipengaruhi
oleh

pengalaman

atau

belajar

sepanjang

hidupnya.

berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi

Perkembangan

sampai mencapai

kematangan atau masa tua.


2. Semua Aspek Perkembangan Saling Mempengaruhi
Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik ,emosi, intelegensi maupun
sosial satu sama lain salinya saling mempenagruhi. Terdapat hubungan atau
kolerasi yang positif di antara aspek tersebut. Apabila seorang anak dalam
pertumbuhan fisiknya mengalami gangguan (sering sakit-sakitan), maka dia

akan menagalami kemunduran dalam perkembangan aspek lainnya, seperti


kecerdasannya kurang berkembang dan akan mengalami kelebihan emosional.
3. Perkembangan Itu Mengikuti Pola Atau Arah Tertentu
Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arahan tertentu.
Setiap tahap perkembangan merupakan hasil dari tahap perkembangan
sebelumnya yang merupakan prasyarat untuk perkembangna selanjutnya.
4. Perkembangang Terjadi Pada Tempo Yang Berlainan
Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu
dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat).
5. Setiap Fase Perkembnagn Mempunyai Ciri Yang Khas
Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut :(a) sampai usia
dua tahun, anak memusatkan untuk mengenal lingkungannya menguasi gerakgerak fisik dan belajar berbicara; (b) pada sampai usia tiga sampai enam
tahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadi manusia sosial (belajar
bergaul dengan orang lain).
6. Setiap Individu Yang Normal Akanmengalami Tahapan / Fase Perkembangan
Prinsip ini bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang
individu akan megalami fase-fase perkembangan: bayi, kanak-kanak, anak.
Remaja, dewasa, dan masa tua (Yusuf, 2011).
2.1.3

Tahap-Tahap Perkembangan Anak Prasekolah


Walaupun terdapat variasi yang sangat besar, akan tetapi setiap anak akan

melalui tahapan dari perkembangannya dan setiap tahapan mempunyai ciri-ciri


tersendiri (Nursalam, 2005). Menurut Celicy (dalam Najib, 2009) umur anak

prasekolah masuk dalam rentang antara 3-6 tahun. Perkembangan anak pada usia
prasekolah yaitu :
a. Perkembangan Psikoseksual (Tahap Falik)
Perkembangan psikoseksual pertama kali dikemukakan oleh Sigmund Freud
dalam Wong (dalam Najib, 2009) psikoseksual merupakan proses
perkembangan anak dengan pertambahan kemampuan fungsi struktur dan
kejiwaan yang dapat menimbulkan dorongan untuk mencari rangsangan dan
kesenangan untuk menjadi dewasa. Pada masa kanak-kanak menduga bagian
tubuh paling baik untuk psikologi yang diartikan sebagai tekanan baru dan
konflik baru yang berangsur-angsur berubah dari satu tahap ke tahap
berikutnya. Anak prasekolah menurut Freud masuk dalam tahap falik. Adapun
karakteristik tahap falik adalah :
1) Fokus tubuh : Genital
2) Tugas perkembangan : peningkatan kesadarannya akan organ seks dan
minatnya terhadap seksualitas.
3) Krisis perkembangan : Oedipus dan Elektra kompleks, ketakutan atas
kastrasi, ketakutan akan adanya gangguan pada tubuh, perkembangan
prasyarat untuk identitas laki-laki atau perempuan, identifikasi orang tua
dari jenis kelamin yang sama(pada keluarga dengan hanya satu orang tua,
pemecahan krisis selama krisis ini mungkin lebih sulit).
4) Keterampilan koping umum : pembentukan reaksi, transisi dari perasaan
negatif terhadap orang tua dan jenis kelamin yang berbeda menjadi
perasaan positif, masturbasi selama masa stres dan isolasi.

5) Temperamen : sedikit banyaknya kecemburuan dan perilaku bervariasi


sesuai pengalaman anak di masa lalu dan lingkungan keluarga.
6) Bermain : permainan dramatis, yaitu anak-anak memerankan peran orang
tua dan peran jenis kelamin yang sama.
b. Perkembangan psikososial (Inisiatif vs Rasa Bersalah)
Teori mengenai perkembangan psikososial dikemukakan olek Erikson
dalam Wong (dalam Najib, 2009) yang menyatakan bahwa anak dalam
perkembangannya selalu dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Setiap tahap
psikososial memiliki dua komponen, aspek yang baik dan yang tidak baik dari
konflik inti, dan kemajuan ke tahap berikutnya tergantung pada resolusi atas
konflik tersebut. Anak prasekolah termasuk tahap inisiatif vs rasa bersalah.
Adapun karakteristik dari tahap inisiatif vs rasa bersalah adalah :
1) Tugas perkembangan : perkembangan hati nurani, peningkatan kesadaran
akan diri dan kemampuan berfungsi dalam dunia.
2) Krisis perkembangan : memperagakan peran seks yang sesuai,
memepelajari benar dan salah.
3) Keterampilan koping umum : Keterampilan pemecahan awal, penolakan
(penyangkalan), pembentukan reaksi, somatisasi (umumnya dalam sistem
gastrointestinal), regresi, pemindahan, proyeksi, dan fantasi.
4) Bermain : anak memiliki kehidupan fantasi aktif, menunjukkan
eksperimentasi, dengan keterampilan baru dan permainan, peningkatan
aktivitas bermain, yaitu anak dapat mengendalikan dan menggunakan
dirinya sendiri.

5) Peran orang tua : supervisi dan pengarahan diterimaoleh anak yang


berusia 5 tahun , orang tua adalah model peran bagi anak prasekolah dan
sikap orang tua tersebut mempunyai pengaruh yang lebih besar pada
perilaku dan sikap anak.
6) Rencana : untuk memeberi aktivitas permainan yang sesuai dan
kesempatan merawat diri.
c. Perkembangan Kepercayaan (Tahap Intuitif Projektif)
1) Praktik keagamaan,perhiasan kecil dan simbol mulai memiliki arti praktis
bagi anak prasekolah.
2) Tuhan dilihat dalam istilah manusia
3) Tuhan dipahami sebagai bagian dari alam, seperti halnya pohon, bunga,
dan sungai.
4) Kejahatan dapat dibanyangkan dengan istilah menyeramkan seperti
monster atau setan.
d. Perkembangan kognitif (Tahap Praoperasional)
Perkembangan kognitif pertama kali dikemukakan oleh Piaget dalam Wong
(dalam Najib, 2009) anak berkembangan dari perilaku sensorimotor sebagai
alat pembelajaran dan berinteraksi dengan lingkungan menjadi pembentukan
pikiran simbolik. Anak prasekolah termasuk tahap praoperasional. Adapun
karakteristik tahap praoperasional adalah :
1) Mengembangkan kemampuan untuk memebentuk representasi mental
terhadap objek dan orang
2) Mengembangkan konsep waktu

3) Memiliki perspektif egosentris, memeberi arti sendiri untuk realitas


2.1.4

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan


Ada duafaktor yang mempengaruhi prosestumbuh kembang optimal seorang

akan, yaitu faktor dalam dan faktor luar.


1. Faktor Dalam
Merupakan faktor-faktor yang ada dalam diri akan itu sendiri, baik faktor
bawaan maupun faktor yang diperoleh. Termasuk di sini
a. Hal-hal yang diturunkan dari orang tua maupun generasi
sebelumnya yaitu warna rambut, bentuk tubuh.
b. Unsur berpikir dan kemampuan intelektual yaitu kecepatan
berpikir.
c. Keadaan kelenjar zat-zat dalam tubuh, yaitu kekurangan hormon
yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
d. Emosi dan sifat-sifat (temperamen) tertentu yaitu pemalu,
pemarah, tertutup, dan lainnya.
2. Faktor Luar
Yaitu faktor-faktor yang adadi luar atau berasal dari luar dari anak,
mencakup lingkungan fisik dan sosial serta kebutuhan fisik anak:
a. Keluarga
Pengaruh keluarga adalah pada sikap dan kebiasaan keluarga dalam
mengasuh dan mendidik anak, hubungan orang tua dengan anak,
hubungan antara saudara dan lainnya. Keluarga hendaknya menunjang
proses pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Termasuk

dalam hal ini adalah usia muda ibu atau pengasuh yang tidak
kompeten untuk mengasuh, lingkungan hidup yang kotor dan tidak
teratur, anggota keluarga yang tidak harmonis, kemiskinan dan
ketidakcukupan, prilaku anggota keluarga yang tidak baik.
b. Gizi
Keadaan kesehatan gizi tergantung tingkat konsumsi yaitu kaualitas
hidangan yang mengandung semua kebutuhan tubuh. Ada tingkatan
kesehatan gizi lebih dan kesehatan gizi kurang. Akibat dari kesehatan
gizi yang tidak baik, maka timbul penyakit gizi. Umumnya pada anak
balita (bawah lima tahun) diderita penyakit gizi kurang dan gizi lebih
yang disebut gizi salah (malnutrition). Yang menonjol adalah kurang
kalori dan kurang protein dan kekurangan vitamin A, yodium, zat besi,
vitamin, dan mineral lainnya.
c. Budaya
Faktor lingkungan masyarakat dalam hal ini asuhan dan kebiasaan
suatu

masyarakat

dapat

mempengaruhi

pertumbuhan

dan

perkembangan anak. Misalnya hal kebersihan, kesehatan, dan


pendidikan. Tata cara dan kebiasaan yang diberlakukan masyarakat
tidak selalu sesuai dengan syarat-syarat kebiasaan dan kesehatan.
Demikian juga sikap dan pandangan atau cara berpikir suatu
masyarakat belum tentu sesuai dengan kondisi masyarakat yang lebih
luas.
d. Teman bermain dan sekolah

Lingkungan sosial seperti taman sebaya, tempat dan alat bermain,


kesempatan pendidikan yang diperoleh yaitu bersekolah, akan
memperoleh pertumbuhan dan perkembangan anak.(Santoso dkk,
2009)

2.1.5

Perkembangan Motorik
Perkembangan keterampilan motorik merupakan sangat penting bagi

perkembangan pribadi secara keseluruhan. Elisabeth Hurlock (1956) menctat


beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik bagi konstelasi perkembangan
individu,yaitu:
a. Melalui perkembangan motorik anak dapat menghibur dirinya dan
memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan
memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap
bola atau memainkan alat-alat mainan.
b. Melalui keterampilan, motorik anak dapat beranjak

dari kondisi

helplessness (tidak berdaya) pada bulan-bulan pertama kehidupannya,


ke kondisi yang independence (bebas, tidak bergantung). Anak dari satu
tempat ketempat yang lainny, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya.
Kondisi ini akan menunjang perkekmbangan

self confidence (rasa

percaya diri).
c. Melaui keterampilan motorik, ank dapat menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan sekolah (school adjustement). Pada usia prasekolah (taman

kanak-kanak) atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat
dilatih menulis, menggambar, melukis dan baris-berbaris.
d. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat
bermain dan bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak
normal akan menghambat anak untuk bergaul dengan teman sebayanya
bahkan

dia

akan

terkucil

atau

menjadi

anak

yang

fringer

(terpinggirkan).
e. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan
self-concep atau kepribadian anak.
Seiring dengan perkembangan motorik ini bagi anak usia prasekolah (taman
kanak-kanak) atau kelas rendah SD tepat sekali di ajarkan atau dilatihkan tentang halhal berikut.
a. Dasar-dasar keterampilan untuk menulis (huruf arab, dan latin) dan
mengambar.
b. Keterampilan berolah raga (seperti senam) atau menggunakan alat-alat
olahraga.
c. Gerakan-gerakan permainan, seperti meloncat, memanjat, dan berlari.
d. Baris-berbaris

secara

sederhana

kedisiplinan dan ketertiban.


e. Gerakan-gerakan ibadah sholat
(dalam Yusuf, 2011)
2.1.6

Perkembangan Gerak Motorik Kasar

untuk

menanamkan

kebiasaan

Gerak motorik kasar adalah gerakan anggota badan secara kasar atau keras.
Menurut Laura E. Berk semangkin anak bertambah dewasa dan kuat tubuhnya,maka
gerakan semakin sempurna. Hal ini mengakibatkan tumbuh kembang otot semakin
membesar dan menguat. Dengan membesar dan menguatnya otot tersebut
keterampilan baru selalu bermunculan dan semakin bertambah kompleks (Suyadi,
2010
Tabel perkembangan gerak motorik anak
No
1

usia
Lahir-1 tahun

Perkembangan motorik kasar


Perkembangan motorik halus
Anak
mampu
tengkurap, Meremas-remas
kertas
terlentang,

1-2 tahun

dan

mengangkat menyobek

dan

kepala dalam keadaan berbaring. sembarangan


Anak
mampu
duduk Melipat
kertas
merangkak

,berdiri

mencoret
menyobek,

dengan menempel, menggunting dan

lamabat berjalan pendek, dan melempar dekat


3

2-3 tahun

memanjat
Anak mampu berjalan (mundur Memindahkan
dan

menyamping

serta melektakkan

benda
barang

melipat

berkelok),berlari kecil,melompat, kain mengenakan sepatu dan


melempar,mendorong
4

3-4 tahun

menyetir sepeda
Belajar naik turun

dan pakain
tanggan Melepas dan mengancingkan

memilih makanan berdiri dengan baju mkan sendiri menggunakan


satu kaki melompat berputar gunting dan menggambar wajah
menangkap bola dan mengayuh

4-5 tahun

sepeda beroda tiga


Naik
turuntanggga

tanpa Bisa

berpegang,berjalan dengan ritme dengan

menggunakan
baik

garpu

menggunting

kaki yang sempurna memutar mengikuti garis dan meniru


tubuh melempar dan menangkap gambar segitiga
bola menyetir sepeda roda tiga
6

5-6 tahun

dengan kecepatan cukup luwes


Menunjukan perubahan yang
cepat;

bertamabh

Mampu menggunakan pisau

jauh untuk

memotong

makanan-

melemparkan bola dan cekatan makanan lunak , mengikat tali


menangkapnya
sepeda

denagn

mengendarai sepatu bisa menggambar orang


bergaya

varisai

atau denagn enam titik tubuh

bisa menirukan sejumlah angka


dan kata-kata sederhana

(Dalam Suyadi, 2010)


2.1.7

Pemantauan Perkembangan Motorik Anak


Kegiatan pemantauan perkembangan motorik kasar anak dapat dilakukan di

pusat pelayanan kesehatan, posyandu dan lingkungan keluarga. Pemantauan yang


dilakukan di pusat-pusat pelayanan kesehatan misalnya menggunakan skrining
perkembangan menurut KPSP (Kuesioner Pra Scrining Perkembangan),Depkes 2005.
2.2

Konsep Status Gizi

2.2.1

Definisi Status Gizi

dan

Status gizi adalah keadaan kesehatan individu-individu atau kelompokkelompok yang di tentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat yang di

peroleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antropometri
(Almatsier,2001). Status gizi adalah keaadan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi adalah keadaan seseorang yang di pengaruhi
oleh konsumsi makanan dan absorpsi yang di ukur dari berat badan dan tinggi badan
dengan penghitungan IMT (Indek Massa Tubuh). Penilaian klinis status gizi yaitu
penilaian yang mempelajari dan mengevaluasi tanda fisik yang timbul sebagai akibat
gangguan kesehatan dan penyakit kurang gizi. Gejala dan tanda-tanda fisik yang
tampak dapat menjadi bantuan untuk mengetahui kekurangan gizi. Adanya hambatan
pertumbuhan dan perkembangan yang ditentukan dengan membandingkan individu
atau kelompok dengan nilai normal (Depkes RI, dalam Denny Dwi Wahyuni, 2012).
Gizi merupakan salah satu foktor penting yang menentukan tingkat kesehatan
dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat
keadaan gizi normal tercpai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Tingkat gizi
seseorang dalam suatu masa bukan saja ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada masa
lampau,bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, dalam Denny Dwi Wahyuni,
2012).
2.2.2

Status Gizi Anak Prasekolah


Status gizi anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat

kebutuhan fisik energi dan zat-zat lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang
dampak fisiknya diukur secra antropometri (Suharjo, 1996 dalam Arsad) dan
dikategorikan berdasarkan buku WHO-NCHS dengan indeks BB/U, TB/U, dan
BB/TB.

Indek pengukuran dari variabel ini ditentukan oleh salah satunya


penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran Tnggi Badan (TB) dilakukan oleh
petugas klinik gizi sesuai dengan syarat-syarat penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan yang baik dan benar penggunaan timbangan dan meteran
tinggi badan (mikrotoise). Penentuan umur anak ditentukan sesui tanggal
penimbangan BB dan pengukuran TB, kemudian dikurangi dengan tanggal lahir yang
diambil dari data identitas anak pada sekolah masing-masing, dengan ketentuan 1
bulan adalah 30 hari dan 1 tahun adlah 12 bulan. Kriteria objektifnya dinyatakan
dalam rata-rata dan jumlah Z score simpang baku (SSB)individu dan kelompok
sebagai persenterhadap median baku rujukan (Waterlow.et al, Djumadias, abunain,
1990). Untuk menghitung SSB dapat dipaki rumus:
Skor Buku Rujukan=

NISNMBR
NSBR

Dimana :
NIS

: nilai individual subjek

NMBR

: nilai medial buku rujukan

NSBR

:nilai simpangan baku rujukan

2.2.3

Faktor-Faktor Yang Memmpengaruhi Status Gizi


Faktor yang secara langsung mempengaruhi status gizi adalah asupan

makanan dan infeksi penyakit. Berbagai faktor yang melatar belakangi kedua faktor
tersebut misalnya faktor ekonomi, keluarga produktivitas dan kondisi perumahan
(Suhardjo, dalam Denny Dwi Wahyudi, 2012 ).

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi adalah :


1. Faktor langsung
1. Konsumsi pangan
Penenliataian konsumsi pangan rumah tangga atau perorangan merupakan
cara pengamatan langsung dapat mengggambarkan konsumsi penduduk
menurut daerah, golongan sosial ekonomi dan sosial budaya. Konsumsi
lebih sering digunakan sebagai salah satu teknik untuk memajukan
tiungkat keadaan gizi (suhardjo, dalam Denny Dwi Wahyuni, 2012).
2. Infeksi
Antara status gizi kuarang dan infeksi terdapat interaksi bolak balik.
Infeksi dapat menimbulkan gizi kurang melalui mekanismenya, yang
paling penting adalah efek langsung dari infeksi.sistematik pada
katabolisme jaringan menyebabkan kehilangan nitrogen, infeksi ringan
dapat menimbulkan kehilangan nitrogen (suhardjo, dalam Denny Dwi
Wahyuni, 2012).
2. Faktor tidak langsung
1. Tingkat pendapatan
Tingkat pendapatan sangat mentukan pola makan yang dibeli. Dengan
uang tambahan, sebagian besar pendapatan tambahn itu untuk
pembelanjaan makanan.pendapatan merupakan faktor yang paling penting
untuk

menentukan

kualitas

dan

kuantitas

hubungannya dengan gizi.


Arti pendapatan dan manfaatnya bagi keluarga :

makanan

maka

erat

a) Peningkatan pendapatan berarti meningkatkan pendapatan golongan


miskinuntuk memperbaiki gizinya.
b) Pendapatan

orang-orang

miskin

meningkat

drastis

membawa

peningkatan dalam jumlah pembelanjaan makanan untuk keluarga


(khomsan, dalam Denny Dwi Wahyuni, 2012).
2. Pengetahuan gizi
Pengetahuan tentang gizi

adalah kepandaian memilih makanan yang

merupakan merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandain dalam mengolah


bahan makanan yang akan diberikan. Pengetahuan tentang ilmu gizi
secara umum sangat bermanfaat dalam sikap dan perlakuan dalam
memilih bahan makanan. Dengan pengetahuan tingkat gizi yang rendah
akan sulit untuk menerima informasi dalam bidang gizi, bila dibandingkan
dengan tingkat pengetahun gizi yang baik (Sajogyo, dalam Denny Dwi
Wahyuni, 2012).
3. Pendidikan
Pendidikan itu adalah suatu proses maka dengan sendirinya mempunyai
masukan dan keluaran. Masukan proses pendidikan adalah sasaran
pendidikan atau anak didik yang mempunyai krakteristik, sedangkan
keluaran proses pendidikan adalah tenaga atau lulusan yang mempunyai
kualifikasi tertntu sesui dengan tujuan institusi yang bersangkutan
(Madanijah, dalam Denny Dwi Wahyuni, 2012).
4. Pelayanan kesehatan sekolah (UKS )

Pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah adalah upaya


pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, standar,
berencana,

terarah

dan

bertanggunjawab

dlam

menanamkan,

menumbuhkan, mengembangkan dan membimbing untuk menghayati,


menyenangi dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalah kehidupan
sehari-hari.

5. Sosial Budaya
Nilai sosial budaya adalah merupakan nilai yang dianut oleh suatu
kelompok masyarakat bisa berbeda-beda

menurut kebiasaan, bahkan

mungkin bertentangan. Apanila nilai budaya masyarakat tersebut baik


maka

dapat

menunjang

terhadap

kesehatan

dan

mampu

untuk

diprtahankan. Namun apabila sebaliknya kebudayaan yang sudah


merupakan kebiasaan masyarakat yang bersifat jelek atau buruk tentu sulit
untuk dihilangkan (Depkes, dalam Denny Dwi Wahyuni, 2012).
2.2.4 Penilaian Status Gizi Dengan Menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat)
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan
normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Dengan
KMS gangguan pertumbuhan atau resiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini,
sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum
masalahnya lebih berat (Depkes RI, 2010).
KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan
murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak.

Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu
dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan,
termasuk bidan dan dokter.
KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk
memantau

tumbuh

kembang

anak,

agar

tidak

terjadi

kesalahan

atau

ketidakseimbangan pemberian makan pada anak.


KMS juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan
untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi
anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatan- nya.
KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak,
imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan
anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan
anak dan rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit. KMS juga berisi pesan-pesan
penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tenta ng kesehatan anaknya
(Depkes RI, 2000).
Manfaat KMS adalah :
a) Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara
lengkap,

meliputi

pertumbuhan,

perkembangan,

pelaksanaan

imunisasi,

penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian


ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.
b) Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak
c) Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan
penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.(Depkes RI, 2000)

Cara membaca KMS

Isikan bulan lahir anak pada 0 bulan lahir


Tulis semua kolom bulan penimbangan berikutnya secara berurutan.
Tulis bulan saat penimbangan pada kolom sesuai umurnya.
Tulis semua kolom bulan penimbangan berikutnya secara berurutan

Tulis berat badan di bawah kolom bulan saat penimbangan


Letakkan titik berat badan pada titik temu garis tegak (umur) dan garis datar

(berat badan).
Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu. Jika bulan
sebelumnya anak ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan lalu dengan

bulan ini dalam bentuk garis lurus.


Jika anak bulan lalu tidak ditimbang, maka garis pertumbuhan tidak dapat
dihubungkan.
Cara Memantau Pertumbuhan Balita
Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil

penimbangan dicatat di KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil
penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini dihubungkan dengan

sebuah garis. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik


pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik,
mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya (Depkes RI, 2000).
a) Balita naik berat badannya bila :
(1) Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna, atau
(2) Garis pertumbuhannya naik dan pindah ke pita warna diatasnya.

Gambar 2.1. Indikator KMS bila balita naik berat badannya


b) Balita tidak naik berat badannya bila :
Garis pertumbuhannya turun, atau
Garis pertumbuhannya mendatar, atau
Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna dibawahnya.

Gambar 2.2. Indikator KMS bila balita tidak naik berat badannya

c) Berat badan balita dibawah garis merah artinya pertumbuhan balita mengalami
gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung dirujuk
ke Puskesmas/ Rumah Sakit.

Gambar 2.3. Indikator KMS bila berat badan balita dibawah garis merah
d) Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak nail (3T), artinya balita
mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/
Rumah Sakit.

Gambar 2.4. Indikator KMS bila berat badan balita tidak stabil
e) Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.

Gambar 2.5. Indikator KMS bila berat badan balita naik setiap bulan
f) Balita sehat, jika : Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau
pindah ke pita warna diatasnya.

Gambar 2.6. Indikator KMS bila pertumbuhan balita sehat


Dasar Pembuatan Kurva pada KMS
Kurva / grafik pertumbuhan pada KMS dibuat berdasarkan standar buku
WHO-NCHS yang disesuaikan dengan situasi Indonesia. Batas kurva bagian atas
adalah persentil ke-50 dari berat badan rata-rata anak laki-laki dan garis bawah adalah
persentil ke-3 dari berat badan anak perempuan. Kurva pertumbuhan tersebut dibagi
dalam 5 kelompok (blok) sesuai dengan skala berat dalam kg dan garis datar yang
merupakan skala umur menurut bulan. Kelompok 1 adalah untuk bayi berusia 0-12

bulan, kelompok 2 adalah untuk usia 13-24 bulan, kelompok 3 adalah untuk usia 2536 bulan, kelompok 4 adalah untuk usia 37-48 bulan, dan kelompok 5 adalah untuk
usia 49-60 bulan. Dalam setiap kelompok kurva terdapat garis melengkung yang
menggambarkan pola pertumbuhan berat badan, berupa garis berwarna merah dengan
pita kuning, hijau muda, dan hijau tua. Masing-masing warna tersebut mempunyai
dasar dan makna sebagai berikut :
1. Garis merah dibentuk dengan menghubungkan angka yang dihitung dari 70%
median baku WHO-NCHS.
2. Dua pita kuning yang berada di atas garis merah, berturut-turut merupakan batas
atas 75% dan 80% dari median baku WHO-NCHS.
3. Dua pita warna hijau muda di atas pita kuning, berturut-turut merupakan batas atas
85% dan 90% median baku WHO-NCHS.
4. Dua pita warna hijau tua di atas pita warna hijau muda, berturut-turut merupakan
batas atas 95% dan 100% median baku WHO-NCHS.
5. Dua pita warna hijau muda dan kuning paling atas, masing-masing bernilai 5% dari
median baku adalah daerah di mana anak-anak sudah mempunyai kelebihan berat
badan.
Dari pengukuran kurva pertumbuhan BB, hasil berikut ini dapat di
interprestasikan :
a. Apabila pada pengukuran arah garis meningkat (mengikuti arah kurva), berarti
pertumbuhan anak baik.
b. Apabila pada pengukuran arah garis mendatar,berarti pertumbuhan kurang baik
sehingga anak memerlukan perhatian khusus.

c. Apabila pada pengukuran arah garis menurun, berarti anak memerlukan tindakan
segera.
Dari interprestasi tersebut dapat dijelaskan bahwa pertumbuhan anak baik
apabila mengikuti arah lengkungan kurva. Kedudukan anak pada kurva merupakan
keadaan presentasi atau presentil tertentu Sementara Wijono (2009) membagi
interprestasi pertumbuhan balita dengan KMS sebagai berikut :Tetap pada pita warna
yang sama atau berpindah ke pita warna yang lebih atas.
1. Pertumbuhan tidak baik : bila berat badan bulan ini bertambah tetapi grafik di
KMS berpindah ke pita yang lebih rendah.
2. Pertumbuhan tidak baik bila berat badan ini dibandingkan dengan bulan lalu : sama
nilainya (tetap) atau lebih rendah (berkurang).

Cara Pengisian Kartu Menuju Sehat


Berdasarkan Depkes 2000 menunjukkan bahwa Pertumbuhan balita dapa
diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS, dan
dihubungkan antara titik berat badan pada KMS dari hasil penimbangan bulan lalu
dan hasil penimbangan bulan ini.
Pada penimbangan pertama, sebelum anak ditimbang, kolom-kolom pada KMS yang
berkaitan dengan identitas anak dan orng tua diisi terlebih dahulu. Pada halaman
muka KMS, nama anak dan nomor pendaftaran diisi sesuai dengan nomor registrasi
yang ada di posyandu.
Kolom identitas yang tersedia pada halaman dalam KMS balita diiisi dengan
nama posyandu, tanggal pendaftaran, nama balita, jenis kelamin, tempat dan tanggal

lahir balita, berat badan lahir, nama orang tua, dan alamat. Berat badan lahir yang
diisikan adalah angka hasil penimbangan berat badan anak saat dilahirkan, dalam
satuan gram.Kemudian angka ini
dicantumkan dalam grafik KMS pada bulan 0.Selanjutnya, bulan lahir anak
dicantumkan pada kolom 0, kemudian semua kolom bulan diisi secara
berurutan.Misalnya, bulan lahir anak September 2000, maka dicantumkan bulan
September 2000 di kolom tersebut. Kemudian, semua kolom bulan Oktober 2000,
November 2000, dan seterusnya diisi.
Setelah anak ditimbang, titik berat badannya diletakkan pada titik temu garis
tegak (sesuai dengan bulan penimbangan) dan garis datar (berat badan). Contohnya,
berat badan syila pada penimbangan bulan Agustus adalah 7,5 kg. Apabila ini adalah
peimbangan pertama maka hanya ada satu titik berat badan dan tidak dapat dibuat
garis.Sedangkan apabila ini merupakan penimbangan lanjutan, maka titik berat badan
bulan ini dengan bulan sebelumnya dihubungkan dalam bentuk garis lurus.Jika jarak
antara penimbangan bulan ini dan penimbangan sebelumnya lebih dari satu bulan,
maka titik berat badan bulan ini tidak dapat dihubungkan dengan titik berat badan
sebelumnya
Interpretasi Grafik Pertumbuhan Dan Saran Tindak Lanjut
Tabel 2.1 Interpretasi pada sekali penimbangan
Laku berat Badan
Di bawah garis merah

Interpretasi
Tindak lanjut
Anak kurang gizi tingkat sedang
1. Perlu pemberian makanan
atau berat badan atau
disebut

kurang

energi

tambahan
dan

(PMT)

yang

diselenggarakan oleh orang

protein nyata ( KEP nyata )

tua /petugas kesehatan


2. Perlu
penyuluhan
seimbang
3. Perlu
dirujuk

gizi
untuk

Harus hatihati dan waspada

pemeriksanan kesehatan
1. Ibu
dianjurkan
untuk

warna kuning( di atas karena keadaan gizi anak sudah

memberikan PMT padaanak

garis merah )

balitanya di rumah

Pada daerah dua pita

kurang meskipun tingkat ringan


atau disebut
KEP tingkat ringan

2. Perlu

Dua pita warna hijau Anak mempunyai beraat badan


muda dan

cukup atau disebut gizi baik

penyuluhan

giziseimbang
1. Beri
dukungan

pada

ibuuntuk

tetap

pita warna hijau tua

memperhatikandan

( diatas pita kuning )

mempertahankan

statusgizi

anak

2. Beri
Dua pita warna hijau Anak telah mempunyai berat
muda, dua
pita

warna

penyuluhan

giziseimbang
1. Konsultasi ke dokter

badan yang lebih,semakin keatas


kuning kelebihan

(paling atas).Dsb

berat

badannya

2. Penyuluhan gizi seimbang

semakin banyak
3. Konsultasi ke klinik gizi
/pojok gizi dipuskesmas

Tabel 2.2Interpretasi dua kali penimbangan atau lebih.


Kecenderungan
Interpretasi
Berat badan naik atau Anak sehat, gizi cukup

Tindak lanjut
1. Perlu penyuluhangizi seimbang

meningka
2. Beri dukungan padaorang tua
untuk mempertahankan kondisi
Berat badan tetap

anak
1. Dianjurkan

Kemungkinan terganggu
kesehatannya dan atau
mutu

gizi

untuk

memberi

makanan tambahan

yang

dikonsumsi tidak

2. Penyuluhangiziseimbang
3. Konsultasi ke dokter atau petugas

seimbang
kesehatan
Berat badan berkurang Kemungkinan terganggu

1. Dianjurkan

atau turun

makanantambahan
2. Penyuluhan gizi seimbang
3. Konsultasi ke dokteratau petugas

kesehatannya dan atau


mutu

gizi

dikonsumsi

yang
tidak

kesehatan

seimbang
Titik -titik berat badan Kurang kesadaran untuk
dalam

berpartisipasi

KMS terputus Putus

pemantauan
kembang anak

Keterangan :

untukmemberi

1. Penyuluhan

dalam

dan

pendekatan

untuk meningkatkan kesadaran

tumbuh

berpartisipasi aktif
.

Interpretasi tersebut hanya berlaku bagi balita yang mempunyaiberat badan normal
dan kurang.Bila balita yang sudah kelebihanberat badan sebaiknya secara khusus
dikonsultasikan ke dokter.
2.2.5

Tingkatan Status Gizi


Tabel 2.1 klasifikasi status gizi
Indeks
Status Gizi
Berat Badan Menurut Umur Gizi Lebih

Ambang Batas *)
<+2SD

(BB/U)
Gizi Baik
Gizi Kurang
Gizi Buruk
Tinggi Badan Menurut Umur Normal

>-2SD sampai+2SD
<-2SD sampai >-3SD
<-3SD
>-2SD

(BB/U)
Pendek
Berat Badan Menurut Tinggi Gemuk

<-2SD
>+2SD

Badan BB/TB
Normal
Kurus (wasted)
Kurus sekali
Sumber :Depkes RI,( dalam Denny Dwi Wahyuni, 2012)

>-2SD sampai +2SD


<-2SD sampai >-3SD
<-3SD

Klasifikasi diatas berdasarkan parameter antropotri yang dibedakan atas :


1) Berat Badan/ Umur
Status gizi ini diukur dengan berat badan terhadap umur dalam bualan
yang hasilnya kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel 2.1.

2) Tinggi Badan / Umur

Status gizi ini diukur sesuai dengan tinggi badan terhadap umur dalam
bulan yang hasilnya kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel 2.1.
3) Berat Badan / Tinggi Badan
Status gizio ini diukur berdasarkan berat badan terhadap tinggi badan
yang hasilnya kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel 2.1.
4) Linkar Lengan Atas / Umur
Lingkar lengan atas (LILA) hanya dikategorikan menjadi 2 kategori
gizi kurang dan gizi baik dengan batas indek sebesar 1,5 cm/tahun.
5) Parametr berat badan / tinggi badan banyak digunakan karena
memiliki kelebihan:
a) Tidak memerlukan data umur
b) Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, kurus)
6) Menurut Depkes RI (dalam Denny Dwi Wahyuni, 2012) parameter
berat badan / tinggi badan berdasarkan kategori Z-Score di
klasifikasikan menjadi 4 yaitu :
1) Gizi Buruk (sangat kurus)= <-3 SD
2) Gizi kurang (kurus)

= -3SD s/d <-2SD

3) Gizi Baik (normal)

= -2SD s/d +2SD

4) Gizi Lebih (gemuk)

= >+2SD

2.2.6 Gizi Yang Diperlukan Untuk Pertumbuhan Anak


preses pertumbuhan erat hubungannya dengan maslah konsumsi energi
dan protein, maka ukuran-ukuran tubuh sederhana sebagai refleksi keadaan
pertumbuhan (BB dan TB) dapat digunakan untuk menilai gangguan keadaan

kurang gizi. Berikut ini yang diperlukan untuk pertumbuhan anak yaitu : kalori,
proteein, vitamin A, besi (Fe) dan seng (Zn) (Almatsier, dalam Denny Dwi
Wahyuni, 2012).
2.2.7

Kecukupan Gizi
Tiap negara memiliki standar/baku untuk kebutuhan zat-zat gizi dengan

menggunakan standar Food and Organization (FAO)/Word Health Organization


(WHO) sebagai acuan utama. Indonesia memiliki Angka Kecukupan Gizi (AKG)
yang dianjurkan untuk energi dan zat-zat gizi lainnya yang diperbaharui tiap 5
tahun melalui Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (Darmojo, dalam Denny
Dwi Wahyuni, 2012).
2.3 Hubuhan Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia
Prasekolah
Status gizi mempengaruhi perkembangan motorik anak usia prasekolah. Hal
ini dapat dilihat dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Menurut Anwar (dalam,wiekke 2015), dalam pertumbuhan dan perkembangan anak
memerlukan zat gizi agar proses pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan
baik. Zat-zat gizi yang dikonsumi akan berpengaruh pada status gizi. Perbedaan
status gizi memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap perkembangan anak,
dimana gizi seimbang yang dikonsumsi tidak terpenuhi untuk pencapaian
pertumbuhan dan perkembangan anak (perkembangan motorik) yang baik pada
masa batita maka akan terhambat. Apabila batita mengalami kekurangan gizi akan
berdampak pada keterbatasan pertumbuhan, rentan terhadap infeksi, peradangan
kulit dan akhirnya dapat menghambat perkembangan anak meliputi kognitif,

motorik, bahasa, dan keterampilannya dibandingkan dengan batita yang memiliki


status gizi baik.

2.3 Kerangka Konsep


faktor yang mempengaruhi status gizi :
1. Faktor langsung
Konsumsi pangan
Infeksi
2. Faktor tidak langsung
Tingkat pendapatan
Pengetahuan gizi
Pendidikan
Pendidikan
Pelayanan kesehatan

Penilaian status gizi


Status gizi

menggunakan KMS
balita berdasrkan
BB/U

sekolah (UKS)
Faktor yang
mempengaruhi
Sosial
budaya perkembangan
1. Faktor dalam
Keturunan
Kemampuan intelektual
Hormon
emosi
2. Faktor eksternal
Keluarga
Gizi
Budaya
Teman bermain dan sekolah

skrining
perkembangan
menurut KPSP
Perkembangan

(Koesioner Pra

motorik kasar

Skrining
Perkembangan)

Keterangan :
: variable yang di teliti
: variable yang tidak di teliti
2.5

Hipotesa Penelitian
Hipotesa penelitian ini adalah H1; ada hubungan antara status gizi dengan

perkembangan motorik kasar anak usia prasekolah di Posyandu Kalisongo


Kecamatan Dau

Anda mungkin juga menyukai