Anda di halaman 1dari 22

TUGAS

MANAJEMEN PROYEK DAN RESIKO

OLEH
OSCAR DE MENDONCA
2014520083

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI


MALANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah
kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
softskill MANAJEMEN PROYEK & RESIKO.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini sehinggga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih
kepada Dosen pembimbing yang telah membimbing kami.
Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami sendiri maupun kepada pembaca umumnya
DAFTAR ISI
1. Kata pengantar
2. Pengertian manajamen proyek
3. Tujuan manajemen proyek
4. Contoh manajamen proyek
5. Konsep manajamen proyek
6. Manfaat manajamen resiko
7. Konsep-konsep yang berhubungan dengan manajamen resiko
8. Sumber resiko

PENUTUP
KESIMPULAN
PENGERTIAN MANAJEMEN PROYEK
Manajemen Proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan,keahlian dan ketrampilan,cara teknis
yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja,waktu,mutu dan
keselamatan kerja.Untuk mencapai tujuan,sebuah proyek perlu suatu perencanaan
yang matang.Yaitu dengan meletakkan dasar tujuan dan sasaran dari suatu proyek sekaligus
menyiapkan segala program teknis dan administrasi agar dapat diimplementasikan.

Merupakan implementasi dari perencanaan yang dapat memberikan informasi tentang jadwal
rencana dan kemajuan proyek yang meliputi sumber daya (biaya,tenaga
kerja,peralatan,material),durasi dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek.
Pengendalian mempengaruhi hasil akhir suatu proyek.Tujuan utama dari utamanya yaitu
meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi selama berlangsungnya proyek.
Kontrol terhadap proyek lebih baik, sehingga proyek bisa sesuai dengan scope, biaya,
sumberdaya dan waktu yang telah ditentukan.
Meningkatkan kualitas.
Meningkatkan produktifitas.
Bisa menekan resiko yang timbul sekecil mungkin.
Koordinasi internal yang lebih baik.
Meningkatkan semangat, tanggung jawab serta loyalitas tim terhadap proyek, yaitu dengan
penugasan yang jelas kepada masing-masing anggota tim.
1. Pembangunan cepat, kualitas bagus dan harga murah.
2. Suasana kerja yang menyenangkan, kompak dan adanya sikap salingmenghargai
antara sesama rekan kerja, bawahan dengan atasan serta atasanterhadap bawahan.
3. Para Manager dalam manajemen proyek dapat bertindak sebagai pemimpin.
4. Terpenuhinya hak-hak dan tanggung jawab karyawan dengan baik.
5. Suasana kerja yang menyenangkan, kompak dan adanya sikap saling menghargai
antara
sesama rekan kerja, bawahan dengan atasan serta atasan terhadap bawahan.
6. Para Manager dalam manajemen proyek dapat bertindak sebagai pemimpin.
7. Terpenuhinya hak-hak dan tanggung jawab karyawan dengan baik.

Tujuan Manajemen Proyek


Efisiensi, baik dari sisi biaya, sumber daya maupun waktu.
CONTOH MANAJEMEN PROYEK
Manajemen proyek merupakan suatu usaha merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, mengkoordinasi, dan mengawasi kegiatan dalam proyek sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan jadwal waktu dan anggaran yang telah ditetapkan. Suatu pekerjaan
rutin biasanya berlangsung secara kontinu, berulang-ulang dan berorientasi ke proses.
Sebagai suatu proses yang terus menerus, pekerjaan yang rutin tidak dianggap suatu proyek.
Atau, manajemen proyek adalah suatu cara mengelola, mengarahkan, dan mengkoordinasikan
sumber daya (manusia/material)disaat mulainya sebuah proyek hingga akhir untuk mencapai
suatu tujuan, yang dibatasi oleh biaya, waktu, dan kualitas untuk mencapai kepuasan.
Pengelola dalam sebuah proyek disebut sebagai Proyek Manager (PM), Proyek Manager
bertanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi semua kegiatan pelaksanaan proyek, agar
sesuai dengan standart kualitas, biaya dan waktu. Dan tentunya selalu bertanggung jawab
untuk selalu berkomunikasi dengan tim, atasan (owner), dan pelanggan (user). Maksudnya
manajer harus mampu memberikan contoh tehnik, mampu mengambil keputusan yang tepat,
dan pemimpin yang dapat memberikan informasi berupa laporan kepada atasan.
Manfaat manajemen proyek :

Mengidentifikasi fungsi tanggung jawab


Meminimalkan tuntutan pelaporan rutin
Mengidentifikasi batas waktu untuk penjadwalan
Mengidentifikasi metode analisa peramalan
Mengukur prestasi terhadap rencana
Mengidentifikasi masalah dini& tindakan perbaikan
Meningkatkan kemampuan estimasi untuk rencana
Mengetahui jika sasaran tidak dapat dicapai/terlampaui

Contoh:manajemen proyek diantaranya adalah : membangun sebuah stadion sepak bola,


megelola penelitian berskala besar, melaksanakan pembedahan transplantasi organ tubuh,
memasang lintas produksi, atau berjuang mendapatkan ijazah strata satu di suatu perguruan
tinggi.

Konsep Manajemen Proyek :


Manajemen proyek sistem informasi ditekankan pada tiga faktor, yaitu : manusia,
masalah dan proses. Dalam pekerjaan sistem informasi faktor manusia sangat berperan
penting dalam suksesnya manajemen proyek. Pentingnya faktor manusia dinyatakan dalam
model kematangan kemampuan manajement manusia yang berfungsi untuk meningkatkan
kesiapan organisasi perangkat lunak (sistem informasi) dalam menyelesaikan masalah dengan
melakukan kegiatan menerima, memilih, kinerja manajemen, pelatihan, kompensasi,
pengembangan karier, organisasi dan rancangan kerja serta pengembangan tim
MANFAAT MANAJEMEN RESIKO
Ada kalanya kita dihadapkan dengan sebuah kondisi dimana kita harus mengambil
sebuah keputusan penting yang berhubungan dengan masa depan kita. Sudah semestinya
keputusan yang diambil merupakan keputusan terbaik sehingga kita mendapatkan hasil sesuai
dengan apa yang kita harapkan. Pemikiran yang logis dan strategis tentu merupakan sebuah
keharusan. Artinya, kita sebaiknya tidak terlalu banyak melibatkan emosi dalam mengambil
keputusan. Jika tidak, bisa jadi keputusan yang diambil akan membawa dampak negatif
terhadap masa depan kita sendiri. Dalam hal ini, kita perlu memikirkan semua aspek dan
konsekuensi dari keputusan tersebut termasuk resiko yang mungkin harus kita tanggung
sebagai akibat dari keputusan yang kita ambil. Ini merupakan satu konsep yang kita sebut
sebagai manajemen resiko atau risk management. Lalu, apa manfaat manajemen resiko
tersebut?
Berbicara mengenai manajemen resiko, kita mungkin lebih banyak membahas
mengenai resiko-resiko dalam hal finansial mengingat teori-teori mengenai manajemen
resiko sendiri banyak terkait dengan ilmu ekonomi, terutama manajemen. Salah satu
contohnya adalah definisi mengenai manajemen resiko yang disampaikan oleh Smith (1990),
yaitu proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang
mengancam aset dan penghasilan (income) dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat
menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan. Walaupun teori mengenai hal ini
lebih banyak dibahas di area ekonomi, namun kita dapat mengadopsinya di dalam kehidupan
sehari-hari termasuk keluarga. Apa saja manfaat manajemen resiko yang dapat kita ambil?
Kemampuan dalam Mengidentifikasi Resiko
Ketika kita hendak memutuskan sebuah keputusan penting baik yang berhubungan dengan
keuangan ataupun tidak, kita sebaiknya berpikir mengenai resiko yang mungkin muncul
sebagai dampak dari keputusan tersebut. Pada dasarnya, ketika kita melakukan hal ini, kita

telah menerapkan pengetahuan mengenai manajemen resiko itu sendiri. Dengan


mengidentifikasi resiko yang mungkin muncul, minimal kita akan lebih siap dalam
menghadapi resiko tersebut. Misalnya, ketika kita ingin membeli sebuah mobil bekas, kita
sebaiknya mampu mengidentifikasi bagian mana yang beresiko mengalami kerusakan
sehingga kita harus bersiap untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
Kemampuan dalam Mengukur Resiko
Salah satu manfaat manajemen resiko selain kemampuan dalam mengidentifikasi resiko
adalah mengukur resiko yang mungkin kita hadapi. Maksud dari pengukuran ini adalah
seberapa besar kerugian ataupun kerusakan yang kita dapatkan sebagai konsekuensi dari
keputusan yang telah kita ambil. Contohnya, ketika kita hendak membeli sebuah mobil bekas,
kita dapat mengukur perkiraan biaya perbaikan berdasarkan kondisi riil dari mobil tersebut
sebagai resiko dari pembelian. Atau, kita dapat mengukur berapa kerugian yang harus kita
tanggung jika kita memutuskan untuk menjualnya kembali setelah proses perbaikan tersebut
berdasarkan harga di pasaran.
Kemampuan Mengontrol Resiko
Dengan kemampuan dalam manajemen resiko yang baik, kita dapat mengontrol resiko
tersebut agar tidak membawa dampak yang lebih buruk. Kontrol ini tentu tidak dapat
dilepaskan dari dua hal yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu identifikasi dan pengukuran.
Merujuk pada contoh yang sama, kita bermaksud menjual mobil yang telah kita beli. Setelah
diukur, potensi kerugian dapat ditekan jika kita melakukan perbaikan atas kerusakan yang
terjadi. Jika demikian, kita dapat mengontrol resiko tersebut dengan melakukan perbaikan
terlebih dahulu sebelum menjual mobil tersebut.
Satu hal yang paling penting terkait dengan manajemen resiko adalah setiap keputusan yang
kita ambil tidak akan lepas dari konsekuensi, baik yang bersifat positif maupun negatif.
Dengan kemampuan manajemen resiko, kita tentu dapat menghidar dari munculnya
permasalahan baru yang mungkin lebih besar dan rumit. Oleh karena itu, manajemen resiko
harus didasarkan pada pemikiran yang logis, bukan keputusan emosional.
\
KONSEP-KONSEP YANG BERHUBUNGAN DENGAN MANAJAMEN RESIKO
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbedabeda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh
masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan,
teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko

melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko
(manusia, staff, dan organisasi).
Didalam manajemen risiko dikenal beberapa konsep yang berhubungan dengan risiko itu
sendiri diantaranya adalah:
1. Risk is the change of loss, risiko diartikan sebagai kemungkinan akan terjadinya
kerugian.
2. Risk is the possibility of loss, risiko adalah kemungkinan kerugian.
3. Risk is Uncertainty, risiko adalah ketidakpastian.
4. Risk is the dispersion of actual from expected result, risiko merupakan penye-baran
hasil actual

dari hasil yang diharapkan.

5. Risk is the probability of any outcome different from the one expected, risiko adalah
probabilitas atas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan.
Dari beberapa definisi diatas, maka risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya
akibat buruk (kerugian) yang tak diinginkan atau tidak terduga. Dengan kata lain
kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian. Ketidakpastian itu merupakan
kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko. Dan jika dikaji lebih lanjut kondisi yang tidak
pasti itu timbul karena berbagai sebab, antara lain; jarak waktu dimulai perencanaan,
keterbatasan informasi yang diperlukan, keterbatasan pengetahuan pengambil keputusan dan
sebagainya.
Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan
menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Menurut Smith, 1990 Manajemen Resiko didefinisikan sebagai proses identifikasi,
pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset dan
penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan
atau kerugian pada perusahaan tersebut.
Menurut Clough and Sears, 1994, Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu
pendekatan yang komprehensif untuk menangani semua kejadian yang menimbulkan
kerugian.

Menurut William, et.al.,1995,p.27 Manajemen risiko juga merupakan suatu aplikasi


dari manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan
menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi.
Dorfman, 1998, p. 9 Manajemen risiko dikatakan sebagai suatu proses logis dalam
usahanya untuk memahami eksposur terhadap suatu kerugian.
Konsep lain yang berkaitan dengan risiko adalah Peril, yaitu suatu peristiwa yang dapat
menimbulkan terjadinya suatu kerugian, dan Hazard, yaitu keadaan dan kondisi yang dapat
memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril.
Hazard terdiri dari beberapa tipe, yaitu:

Physical Hazard, suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik secara fisik dari

obyek yang dapat memperbesar terjadinya kerugian.


Moral Hazard, suatu kondisi yang bersumber dari orang yang berkaitan dengan sikap
mental, pandangan hidup dan kebiasaan yang dapat memperbesar kemungkinan

terjadinya peril.
Morale Hazard, suatu kondisi dari orang yang merasa sudah memperoleh jaminan dan
menimbulkan kecerobohan sehingga memungkinkan timbulnya peril.

Legal Hazard, suatu kondisi pengabaian atas peraturan atau perundang-undangan


yang bertujuan melindungi masyarakat sehinga memperbesar ter-jadinya peril.

RISIKO SPEKULATIF DAN RISIKO MURNI


Kejadian sesungguhnya terkadang menyimpang dari perkiraan. Artinya ada kemungkinan
penyimpangan yang menguntungkan maupun merugikan. Jika kedua kemungkinan itu ada,
maka dikatakan risiko itu bersifat spekulatif. Sebaliknya, lawan dari risiko spekulatif adalah
risiko murni, yaitu hanya ada kemungkinan kerugian dan tidak mempunyai kemungkinan
keuntungan. Manajer risiko utamanya menangani risiko murni dan tidak menangani risiko
spekulatif kecuali jika adanya risiko spekulatif memaksanya untuk menghadapi risiko murni
tersebut.
Risiko Spekulatif yang kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis(business
risk)/ speculative risk adalah suatu keadaan dimana jika sesorang menginvestasikan dananya

disuatu tempat akan menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya


menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti ini adalah
risiko spekulatif.Semua risiko spekulatif diambil sebagai pilihan sadar dan tidaknya hanya
diakibatkan oleh situasi yang tidak terkontrol. Contoh resiko spekulatif diantaranya adalah:
1.Risiko Perubahan Harga.
Harga pasar suatu produk, jasa, atau komoditi dapat berubah-ubah. Ini dapat naik maupun
turun. Terkait dengan perubahan harga input, jika harga input naik, maka perusahaan dapat
mengalami kerugian penurunan marjin keuntungan. Sebaliknya, jika harga input turun, maka
perusahaan dapat mengalami keuntungan, yaitu berupa kenaikan marjin keuntungan.
Terkait dengan harga output, jika harga output naik, maka perusahaan akan mengalami
keuntungan karena naiknya marjin keuntungan. Sementara, jika harga output turun, maka
perusahaan akan mengalami kerugian, yaitu berupa penurunan marjin keuntungan.
2.Resiko Kredit.
Resiko kredit adalah resiko yang muncul dari transaksi kredit, seperti utang dagang. Jika
pihak yang kita berikan kredit mengalami gagal bayar, maka kita akan mengalami kerugian.
Sedangkan Risiko Murni adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak
terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah kebakaran,
apabila perusahaan menderita kebakaran,maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian.
kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian kebakaran
hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan
untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu. Risiko murni adalah sesuatu yang hanya
dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan.
Salah satu cara menghindarkan risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian
besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya risiko murni kadang dikenal dengan
istilah risiko yang dapat diasuransikan ( insurable risk ). Beberapa bentuk resiko murni yang
sering muncul diantaranya adalah:
1. Resiko hilang/rusaknya aset yang dimiliki yang diakibatkan kebakaran, pencurian,
penggelapan, dan sebagainya.
2. Kecelakaan kerja pada proses produksi.
3. Resiko akibat tuntutan hukum pihak lain, misalnya keracunan dari makanan yan
Anda jual, tuntutan konsumen akibat kelalaian kita, dan sebagainya.
4. Resiko operasional lainnya.

5. Bencana alam (force majeure), seperti banjir, gempa, angin topan, dan sebagainya.
Dari kedua kategori risiko diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan utama antara
risiko spekulatif dengan risiko murni adalah kemungkinan untung ada atau tidak, untuk risiko
spekulatif masih terdapat kemungkinan untung sedangkan untuk risiko murni tidak dapat
kemungkinan untung.
SUMBER RISIKO
Terdapat beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi,
diantaranya adalah :
1. Risiko suku bunga.
Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Perubahan suku
bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, yang berarti jika suku bunga
meningkat, maka harga saham akan turun. Demikian pula sebaliknya, apabila suku bunga
menurun, maka harga saham akan meningkat.
2. Risiko pasar
Yang dimaksud risiko pasar adalah fluktuasi pasar yang secara keseluruhan mempengaruhi
variabilitas return suatu investasi. Perubahan ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti
munculnya resesi ekonomi, kerusuhan, maupun perubahan politik.
3. Risiko inflasi
Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang telah diinvestasikan.
Maka dari itu, risiko ini juga bisa disebut sebagai risiko daya beli.
4. Risiko bisnis
Risiko bisnis merupakan risiko yang terdapat dalam menjalankan bisnis suatu jenis industri.
Misalnya perusahaan pakaian jadi yang bergerak di bidang industri tekstil, akan sangat
dipengaruhi oleh karakteristik industri tekstil itu sendiri.

5. Risiko finansial
Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan hutang dalam
pembiayaan modalnya. Semakin besar hutang yang digunakan, maka semakin besar pula
risiko yang akan ditanggung.
6. Risiko likuiditas
Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa
diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan, maka
semakin likuid sekuritas tersebut. Dan demikian pula sebaliknya.
7.

Risiko nilai tukar mata uang (valas)

Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik dengan nilai mata uang
negara lainnya. Risiko ini juga dikenal dengan nama currency risk atau exchange rate risk.
8. Risiko negara
Risiko ini juga disebut sebagai risiko politik, karena sangat berkaitan dengan kondisi
perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang beroperasi di luar negeri, maka stabilitas
ekonomi dan politik negara bersangkutan akan sangat perlu diperhatikan guna menghindari
risiko negara yang terlalu tinggi.
Pengertian Tentang Risiko
Kata risiko banyak digunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai dalam
percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Misalnya: Bersepeda motor di atas jalan
yang sangat ramai besar risikonya, orang secara intuitif mengerti maksudnya. Tetapi
pengertian yang di pahami secara intuitif ini, hanya memuaskan jika dipakai dalam
percakapan sehari-hari.
Manajemen risiko merupakan pengetahuan yang badan teorinya masih muda. Itulah sebabnya
kita menemukan banyak kontradiksi dalam pengertian tentang konsep risiko.
Istilah (risk) risiko memiliki berbagai definisi. Risiko dikaitkan dengan kemungkinan
kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi.Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut:

Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian).

Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan


kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas
akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis menolak definisi ini karena terdapat
perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam hal chance of loss 100%,
berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko tidak ada.

Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian).

Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu.
Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian).
Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective. Subjective uncertainty merupakan
penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap
individu yang bersangkutan. Objective uncertainty akan dijelaskan pada dua definisi risiko
berikut.

Risk is the dispersion of actual from expected results (Risiko merupakan penyebaran hasil

aktual dari hasil yang diharapkan).


Ahli statistik mendefinisikan risiko sebagai derajat penyimpangan sesuatu nilai disekitar
suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata.

Risk is the probability of any outcome different from the one expected (Risiko adalah

probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan). Menurut definisi di
atas, risiko bukan probabilita dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilita dari beberapa
outcome yang berbeda dari yang diharapkan.
Dari berbagai definisi diatas, risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat
buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata lain, kemungkinan
itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian.
Risiko Spekulatif dan Risiko Murni
Kejadian sesungguhnya kadang-kadang menyimpang dari perkiraan (expectation) ke salah
satu dari dua arah.artinya, ada kemungkinan penyimpangan yang menguntungkan dan ada
pula penyimpangan yang merugikan. Jika kedua kemungkinan itu ada, maka kita katakan

risiko itu spekulaatif. Risiko adalah kemungkinan kerugian tetapi bila disamping itu
kemungkinan kerugian terdapat kemungkinan untung, maka risiko itu dinamakan risiko
spekulatif. Contohnya: judi menimbulkan kemungkinan-kemungkinan ini, mereka berjudi
mungkin menang atau kalah.
Lawan dari risiko spekulatif adalah risiko murni yaitu yang hanya ada kemungkinan
kerugian. Seorang pemilik rumah terbuka terhadap kemungkinan kerugian. Risiko ini
hanyalah mempunyai kemungkinan kerugian dan tidak mempunyai kemungkinan
keuntungan. Risiko ini disebut risiko murni.
Apakah suatu risiko itu spekulatif atau murni, bergantung pada pendekatan yang digunakan.
Risiko spekulatif biasanya tidak dapat diasuransikan. Hanya risiko murni yang dapat
diasuransikan.
Sumber Risiko
Hazard menimbulkan kondisi yang kondusif terhadp bencana yang menimbulkan kerugian.
Dan kerugian adalah penyimpangan yang tidak diharapkan. Walaupun ada beberapa
overlapping (tumpang tindih) di antara kategori-kategori ini, namun sumber penyebab
kerugian (dan risiko) dapat diklasifikasikan sebagai risiko sosial, risiko fisik, dan risiko
ekonomi. Menentukan sumber risiko adalah penting karena mempengaruhi cara
penanganannya.
Risiko Sosial
Sumber pertama risiko adalah masyarakat, artinya tindakan orang-orang menciptakan
kejadian yang menyebabkan penyimpangan yang merugikan dari harapan kita. Contohnya:
Dengan berkembangnya toko-toko swalayan, maka tokowan menghadapi risiko besarnya
pencurian (shoplifting). Akan tetapi tidak semua pencuri itu adalah orang luar melainan juga
penggelapan dan penyalahgunaan oleh pegawainya sendiri.
2.

Risiko Fisik

Ada banyak risiko fisik yang sebagiannya adalah fenomena alam, sedangkan lainnya
disebabkan kesalahan manusia. Contohnya antara lain:

Kebakaran, kebakaran adalah penyebab utama cidera, kematian dan kerusakan harta.

Cuaca, Iklim adalah risiko yang serius. Kadang-kadang hujan terlalu banyak sehingga

panen kena banjir dan sungai meluap.

Petir, menyebabkan kebakaran yang selanjutnya merusakan harta, membunuh atau

mencederai orang.
Tanah longsor, telah umum menjadi sumber kerusakan harta. Semakin padatnya daerah

kota maka semakin banyak rumah dibangun diatas tanah yang labil.
3.

Risiko Ekonomi

Banyak risiko yang dihadapi perusahaan itu bersifat ekonomi.contoh-contoh risiko ekonomi
adalah inflasi, fluktuasi local, dan ketidakstabilan perusahaan individu, dan sebagainya.
Jenis-jenis Risiko yang Ditangani Manajer Risiko
Manajer risiko menangani terutama risiko murni. Ia tidak menangani risiko spekulatif kecuali
jika adanya risiko spekulatif memaksa manajer risiko untuk menghadapi risiko murni
tertentu, misalnya perusahaan ini baru saja mengambil alih pabrik baru, karena itulah tercipta
kerugian potensial untuk kebakaran.
Kerugian potensial yang bersifat ekonomi yang harus ditangani menajer risiko dapat
dikategorikan atas:
1.

kerugian terhadap harta.

2.

tanggung jawab terhadap pihak lain.

3.

kerugian personil.

Mengidentifikasikan Risiko
Sebelum memanajemeni risiko, maka harus dapat diketahui adanya risiko itu, berarti
membangun pengertian tentang sifat risiko yang dihadapi dan dampaknya terhadap aktivitas
perusahaan. Dalam keadaan tidak diidentifikasikan semua risiko, berarti perusahaan yang
bersangkutan menanggung risiko tersebut secara tidak sadar.
Pengidentifikasian risiko merupakan proses penganalisisan untuk menemukan secara
sistematis dan secara berkesinambungan risiko (kerugian yang potensial) Yang menentang
perusahaan. Untuk itu diperlukan:

Pertama: Suatu checklist dari pada semua kerugian potensial yang mungkin bisa terjadi

pada umumnya pada setiap perusahaan

Kedua: untuk menggunakan checklist itu diperlukan suatu pendekatan yang sistematik

untuk menetukan mana dari kerugian potensial yang tercantum dalam checklist itu yang
dihadapi oleh perusahaan yang sedang dianalisis.
Manajer risiko seharusnya menjalankan sendirikedua langkah itu, kalau tidak, ia harus
percaya saja pada jasa agen asuransi, broker, atau konsultan.
Klasifikasi Kerugian
Salah satu alternatif system pengklasifikasian kerugia dalam suatu checklist adalah sebagai

berikut:
A.

Kerugian Hak Milik (Property losses)

Kerugian langssung yang dihubungkan dengan kebutuhan untuk mengganti atau reparasi atau
kehilangan harta.
Kerugian tidak langsung, seperti keharusan untuk menghancurkan sisa gedung yang rusak
akibat kerugian langsung
Kerugian pendapatan (net income), seperti penghentian kegiatan sementara yang disebabkan
oleh suatu kerugian dimana tidak boleh ditempatinya ruangan kerja.
B.

Kewajiban Mengganti Kerugian Orang Lain (Liability Losses)

Karena rusaknya hak milik orang lain atau terlukanya orang lain.

C.

Kerugian Personaia (Personnel Losses)


Kerugian bagi perusahaan, karena kematian, cacat, atau mengundurkan dirinya pegawai,

langganan atau pemilik.

Kerugian bagi keluarga pegawai, yang disebabkan oleh kematian, cacat, atau

pemberhentian.
PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO
a.

Menurut Smith, 1990 Manajemen Resiko didefinisikan sebagai proses identifikasi,

pengukuran,
dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah
perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan
tersebut.
b.

Menurut Clough and Sears, 1994, Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu

pendekatan yang komprehensif untuk menangani semua kejadian yang menimbulkan


kerugian.
c.

Menurut William, et.al.,1995,p.27 Manajemen risiko juga merupakan suatu aplikasi dari

manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab
dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi.
Dorfman, 1998, p. 9 Manajemen risiko dikatakan sebagai suatu proses logis dalam usahanya
untuk memahami eksposur terhadap suatu kerugian.
Tindakan manajemen resiko diambil oleh para praktisi untuk merespon bermacam-macam
resiko. Responden melakukan dua macam tindakan manajemen resiko yaitu mencegah dan
memperbaiki. Tindakan mencegah digunakan untuk mengurangi, menghindari, atau

mentransfer resiko pada tahap awal proyek konstruksi. Sedangkan tindakan memperbaiki
adalah untuk mengurangi efek-efek ketika resiko terjadi atau ketika resiko harus diambil
(Shen, 1997).
Manajemen resiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang sebuah resiko dan
menentukan dengan tepat penanganan resiko tersebut. Ini merupakan sebuah sarana untuk
mengidentifikasi sumber dari resiko dan ketidakpastian, dan memperkirakan dampak yang
ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi resiko
(Uher,1996).
Pendekatan sistematis mengenai manajemen risiko dibagi menjadi 3 stage utama, yaitu
(Soeharto, 1999):
1.

Identifikasi resiko

2.

Analisa dan evaluasi resiko

3.

Respon atau reaksi untuk menanggulangi resiko tersebut

Jadi, manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola


ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk:
Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan
menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara
lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek
negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen
risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal
(seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko
keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan
instrumen-instrumen keuangan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbedabeda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh
masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan,
teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko
melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko
(manusia, staff, dan organisasi).
Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat
diklasifikasi menjadi

Risiko Operasional

Risiko Hazard

Risiko Finansial

Risiko Strategik

Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi
Korporasi (Enterprise Risk Management).
Manajemen Risiko dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian risiko,
mitigasi,monitoring dan evaluasi.
Risiko dapat terjadi pada pelayanan, kinerja, dan reputasi dari institusi yang bersangkutan.
Risiko yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kejadian alam,
operasional, manusia, politik, teknologi, pegawai, keuangan, hukum, dan manajemen dari
organisasi.
Suatu risiko yang terjadi dapat berasal dari risiko lainnya, dan dapat disebabkan oleh berbagai
faktor. Risiko rendahnya kinerja suatu instansi berasal dari risiko rendahnya mutu pelayanan
kepada publik. Risiko terakhir disebabkan oleh faktor-faktor sumber daya manusia yang
dimiliki organisasi dan operasional seperti keterbatan fasilitas kantor. Risiko yang terjadi
akan berdampak pada tidak tercapainya misi dan tujuan dari instansi tersebut, dan timbulnya
ketidakpercayaan dari publik.
Risiko diyakini tidak dapat dihindari. Berkenaan dengan sektor publik yang menuntut
transparansi dan peningkatan kinerja dengan dana yang terbatas, risiko yang dihadapi instansi
Pemerintah akan semakin bertambah dan meningkat. Oleh karenanya, pemahaman terhadap
risiko menjadi keniscayaan untuk dapat menentukan prioritas strategi dan program dalam
pencapaian tujuan organisasi.
Risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen risiko. Peran dari
manajemen risiko diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan cepat berubah,
mengembangkan corporate governance, mengoptimalkan penyusunan strategic management,
mengamankan sumber daya dan asset yang dimiliki organisasi, dan mengurangi reactive
decision making dari manajemen puncak.
Menurut COSO, risk management (manajemen resiko) dapat diartikan sebagai a process,
effected by an entitys board of directors, management and other personnel, applied in
strategy setting and across the enterprise, designed to identify potential events that may affect
the entity, manage risk to be within its risk appetite, and provide reasonable assurance
regarding the achievement of entity objectives.Definisi risk management di atas dapat
dijabarkan lebih lanjut berdasarkan kata-kata kunci sebagai berikut:
a.

On going process

Risk management dilaksanakan secara terus menerus dan dimonitor secara berkala. Risk
management bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan sesekali (one time event).
b.

Effected by people

Risk management ditentukan oleh pihak-pihak yang berada di lingkungan organisasi. Untuk
lingkungan institusi Pemerintah, risk management dirumuskan oleh pimpinan dan pegawai
institusi/departemen yang bersangkutan.
c. Applied in strategy setting
Risk management telah disusun sejak dari perumusan strategi organisasi oleh manajemen
puncak organisasi. Dengan penggunaan risk management, strategi yang disiapkan disesuaikan
dengan risiko yang dihadapi oleh masing-masing bagian/unit dari organisasi.
d. Applied across the enterprise
Strategi yang telah dipilih berdasarkan risk management diaplikasikan dalam kegiatan
operasional, dan mencakup seluruh bagian/unit pada organisasi. Mengingat risiko masingmasing bagian berbeda, maka penerapan risk management berdasarkan penentuan risiko oleh
masing-masing bagian.
e.

Designed to identify potential events

Risk management dirancang untuk mengidentifikasi kejadian atau keadaan yang secara
potensial menyebabkan terganggunya pencapaian tujuan organisasi.
f.

Provide reasonable assurance

Risiko yang dikelola dengan tepat dan wajar akan menyediakan jaminan bahwa kegiatan dan
pelayanan oleh organisasi dapat berlangsung secara optimal.

g.

Geared to achieve objectives

Risk management diharapkan dapat menjadi pedoman bagi organisasi dalam mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
Sebagaimana dijelaskan pada Gambar 1, risiko terjadi pada unit-unit dari suatu organisasi
berkenaan dengan aktivitas dari masing-masing unit. Risiko terdapat pada tindakan
manajemen dalam memamfaatkan sumber daya yang dimiliki (asset) dan proses operasi

berikut aktivitas pengendalian yang ada. Risiko-risiko kritis dan signifikan yang tidak
tertangani akan berdampak pada pencapaian tujuan-tujuan dari setiap unit. Kegagalan
pencapaian tujuan pada unit akan berpengaruh langsung pada tidak terpenuhinya tujuan
organisasi.
Manfaat Manajemen Risiko
Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan manajemen resiko antara lain (Mok et al., 1996)
Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah yang rumit.
a.

Memudahkan estimasi biaya.

b.

Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dalam

cara yang benar.


c.

Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan

ketidakpastian dalam keadaan yang nyata.


d.

Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak

informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.


e.

Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan.

f.

Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.

g.

Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.

Menurut Darmawi, (2005, p. 11) Manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap
perusahaan dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori utama yaitu :
a.

Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.

b.

Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba.

c.

Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.

d. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan
terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu.
e.

Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur

pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak
langsung menolong meningkatkan public image.
Manfaat manajemen risiko dalam perusahaan sangat jelas, maka secara implisit sudah
terkandung didalamnya satu atau lebih sasaran yang akan dicapai manajemen risiko antara
lain sebagai berikut ini (Darmawi, 2005, p. 13).
a.

Survival

b.

Kedamaian pikiran

c.

Memperkecil biaya

d.

Menstabilkan pendapatan perusahaan

e.

Memperkecil atau meniadakan gangguan operasi perusahaan

f.

Melanjutkan pertumbuhan perusahaan

g.

Merumuskan tanggung jawab social perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat.

Hubungan Manajemen Risiko Dengan Fungsi-fungsi Lain Dalam Perusahaan


Manajemen risiko berkaitan erat dengan fungsi perusahaan lainnya (yaitu dengan fungsi:
akunting, keuangan, marketing, produksi, personalia, engeenering dan maintenance), karena
bagian-bagian itu ada yang menciptakan risiko dan ada yang menjalankan sebagai fungsi
manajemen risiko. Marilah kita analisi satu persatu di bawah ini.
1.

Hubungan Dengan Fungsi Akunting

Bagian akunting menjalankan kegiatan manajemen risiko yang penting, yaitu:


a.

Mengurangi kesempatan pegawai melakukan penggelapan, dengan jalan melakukan

internal control dan internal audit.


b.

Melalui rekening asset bagian akunting mengidentifikasikan dan megukur exposure

kerugian terhadap harta.


c.

Melalui penilaian rekening seperti rekening piutang, bagian akunting mengukur risiko

piutang dan mengalokasikan cadangan dana exposure kerugian piutang.


2.

Hubungan Dengan Fungsi Keuangan

Bagian keuangan melakukan banyak penetapan yang mempengaruhi manajemen risiko.

Pertama, manajer risiko biasanya bawahan Direktur Keuangan.

Kedua, bagian keuangan menganalisis pengaruh turunnya profit dan cash flow. Karena

menurun profit bias menghalangi tujuan perusahaan, maka kegiatan seprti itu juga tercantum
dalam program manajemen risiko.

Ketiga, dalam menetapkan apakah perusahaan akan membeli peralatan yang mahal atau

gedung baru, maka manajer finansial seharusnya mempertimbangkan risiko murni yang
tercipta karena tindakan itu.
3.

Hubungan Dengan Marketing

Kegiatan marketing dapat menciptakan risiko, terutama risiko tanggung-gugat. Misalnya


perusahaan dituntut oleh pihak luar berkenan dengan penggunaan packaging yang tidak
memenuhi syarat. Dalam mengangkut produk ke langganan, mengandung bermacam risiko
yang perlu terlebih dahulu dianalisis oleh manajemen risiko. Itulah sebabnya bagian

marketing harus selalu awas terhadap risiko yang timbul pada setiap aktivitas marketing, dan
bagian manajemen risiko seharusnya diberi informasi secepatnya.
4.

Hubungan Dengan Bagian Produksi

Kegiatan produksi juga banyak menciptakan risiko. Dalam mendesain atau membuat produk
atau memberikan service, pekerja sering kali diekspos pada kecelakaan kerja. Demikian pula
produk atau service yang dijualnya mungkin juga bisa menciptakan kerusakan atau
kecelakaan badan bagi pemakainya; oleh karena itu perusahaan harus selalu siap sedia
menghadapi tuntutan hukum dari pihak ketiga.
5.

Hubungan Dengan Engineering dan Maintenance

Bagian ini bertanggung jawab untuk desain pabrik, maintenance, dan melaksanakan fungsi
perawatan gedung, pabrik, dan peralatan, yang semuanya sangat vital untuk mencegah,
mengurangi frekuensi dan keparahan kerugian
6.

Hubungan Dengan Bagian Personalia

Bagian personalia mempunyai banyak tanggung jawab dibidang risiko. Contoh yang paling
jelas adalah perancangan, instalasi, dan administrasi program-program kesejahteraan
pegawai. Bagian personalia biasanya bertugas mengadakan perundingan dengan serikat kerja,
menetapkan hak dan kewajiban serta kesejahteraan. Sedangkan Manajemen Risiko
menseleksi asuransi dan merundingkan penutupan asuransi atau memanajeri aspek finansial
daripada program (penenggungan risiko).

PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penjelasan di atas adalah sebagai berikut:
Manajemen asset merupakan aktivitas yang dilakukan oleh manajemen yang tidak terlepas
dari resiko. Manajemen asset berbasis resiko lebih menekankan pada proses mengelola asset
fisik yang sangat besar dan berhubungan dengan resiko yang melekat pada proses tersebut
dengan melibatkan penerapan proses manajemen resiko terhadap asset utama perusahaan
untuk mengidentifikasi dan mengelola penyebab utama kegagalan pencapaian sasaran
perusahaan.
Penerapan proses manajemen resiko dapat dilakukan pada seluruh aktivitas bisnis perusahaan
air minum atau secara khusus lebih menekankan pada aktivitas manajemen asset perusahaan
(setiap aktivitas lifecycle asset management).

Walaupun penerapan manajemen resiko pada perusahaan air minum di Indonesia khususnya
perusahaan daerah air minum belum ada peraturan hukumnya, namun karena manajemen
resiko merupakan praktik terbaik (best practice) maka seyogyanya sudah mulai dapat
diterapkan secara sistematis, terintegrasi, dan melekat pada setiap aktivitas bisnis perusahaan
air minum, khususnya pada aktivitas manajemen asset sehingga tujuan manajemen asset
dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai