OLEH
OSCAR DE MENDONCA
2014520083
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah
kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
softskill MANAJEMEN PROYEK & RESIKO.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini sehinggga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih
kepada Dosen pembimbing yang telah membimbing kami.
Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami sendiri maupun kepada pembaca umumnya
DAFTAR ISI
1. Kata pengantar
2. Pengertian manajamen proyek
3. Tujuan manajemen proyek
4. Contoh manajamen proyek
5. Konsep manajamen proyek
6. Manfaat manajamen resiko
7. Konsep-konsep yang berhubungan dengan manajamen resiko
8. Sumber resiko
PENUTUP
KESIMPULAN
PENGERTIAN MANAJEMEN PROYEK
Manajemen Proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan,keahlian dan ketrampilan,cara teknis
yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja,waktu,mutu dan
keselamatan kerja.Untuk mencapai tujuan,sebuah proyek perlu suatu perencanaan
yang matang.Yaitu dengan meletakkan dasar tujuan dan sasaran dari suatu proyek sekaligus
menyiapkan segala program teknis dan administrasi agar dapat diimplementasikan.
Merupakan implementasi dari perencanaan yang dapat memberikan informasi tentang jadwal
rencana dan kemajuan proyek yang meliputi sumber daya (biaya,tenaga
kerja,peralatan,material),durasi dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek.
Pengendalian mempengaruhi hasil akhir suatu proyek.Tujuan utama dari utamanya yaitu
meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi selama berlangsungnya proyek.
Kontrol terhadap proyek lebih baik, sehingga proyek bisa sesuai dengan scope, biaya,
sumberdaya dan waktu yang telah ditentukan.
Meningkatkan kualitas.
Meningkatkan produktifitas.
Bisa menekan resiko yang timbul sekecil mungkin.
Koordinasi internal yang lebih baik.
Meningkatkan semangat, tanggung jawab serta loyalitas tim terhadap proyek, yaitu dengan
penugasan yang jelas kepada masing-masing anggota tim.
1. Pembangunan cepat, kualitas bagus dan harga murah.
2. Suasana kerja yang menyenangkan, kompak dan adanya sikap salingmenghargai
antara sesama rekan kerja, bawahan dengan atasan serta atasanterhadap bawahan.
3. Para Manager dalam manajemen proyek dapat bertindak sebagai pemimpin.
4. Terpenuhinya hak-hak dan tanggung jawab karyawan dengan baik.
5. Suasana kerja yang menyenangkan, kompak dan adanya sikap saling menghargai
antara
sesama rekan kerja, bawahan dengan atasan serta atasan terhadap bawahan.
6. Para Manager dalam manajemen proyek dapat bertindak sebagai pemimpin.
7. Terpenuhinya hak-hak dan tanggung jawab karyawan dengan baik.
melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko
(manusia, staff, dan organisasi).
Didalam manajemen risiko dikenal beberapa konsep yang berhubungan dengan risiko itu
sendiri diantaranya adalah:
1. Risk is the change of loss, risiko diartikan sebagai kemungkinan akan terjadinya
kerugian.
2. Risk is the possibility of loss, risiko adalah kemungkinan kerugian.
3. Risk is Uncertainty, risiko adalah ketidakpastian.
4. Risk is the dispersion of actual from expected result, risiko merupakan penye-baran
hasil actual
5. Risk is the probability of any outcome different from the one expected, risiko adalah
probabilitas atas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan.
Dari beberapa definisi diatas, maka risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya
akibat buruk (kerugian) yang tak diinginkan atau tidak terduga. Dengan kata lain
kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian. Ketidakpastian itu merupakan
kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko. Dan jika dikaji lebih lanjut kondisi yang tidak
pasti itu timbul karena berbagai sebab, antara lain; jarak waktu dimulai perencanaan,
keterbatasan informasi yang diperlukan, keterbatasan pengetahuan pengambil keputusan dan
sebagainya.
Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan
menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Menurut Smith, 1990 Manajemen Resiko didefinisikan sebagai proses identifikasi,
pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset dan
penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan
atau kerugian pada perusahaan tersebut.
Menurut Clough and Sears, 1994, Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu
pendekatan yang komprehensif untuk menangani semua kejadian yang menimbulkan
kerugian.
Physical Hazard, suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik secara fisik dari
terjadinya peril.
Morale Hazard, suatu kondisi dari orang yang merasa sudah memperoleh jaminan dan
menimbulkan kecerobohan sehingga memungkinkan timbulnya peril.
5. Bencana alam (force majeure), seperti banjir, gempa, angin topan, dan sebagainya.
Dari kedua kategori risiko diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan utama antara
risiko spekulatif dengan risiko murni adalah kemungkinan untung ada atau tidak, untuk risiko
spekulatif masih terdapat kemungkinan untung sedangkan untuk risiko murni tidak dapat
kemungkinan untung.
SUMBER RISIKO
Terdapat beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi,
diantaranya adalah :
1. Risiko suku bunga.
Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Perubahan suku
bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, yang berarti jika suku bunga
meningkat, maka harga saham akan turun. Demikian pula sebaliknya, apabila suku bunga
menurun, maka harga saham akan meningkat.
2. Risiko pasar
Yang dimaksud risiko pasar adalah fluktuasi pasar yang secara keseluruhan mempengaruhi
variabilitas return suatu investasi. Perubahan ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti
munculnya resesi ekonomi, kerusuhan, maupun perubahan politik.
3. Risiko inflasi
Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang telah diinvestasikan.
Maka dari itu, risiko ini juga bisa disebut sebagai risiko daya beli.
4. Risiko bisnis
Risiko bisnis merupakan risiko yang terdapat dalam menjalankan bisnis suatu jenis industri.
Misalnya perusahaan pakaian jadi yang bergerak di bidang industri tekstil, akan sangat
dipengaruhi oleh karakteristik industri tekstil itu sendiri.
5. Risiko finansial
Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan hutang dalam
pembiayaan modalnya. Semakin besar hutang yang digunakan, maka semakin besar pula
risiko yang akan ditanggung.
6. Risiko likuiditas
Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa
diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan, maka
semakin likuid sekuritas tersebut. Dan demikian pula sebaliknya.
7.
Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik dengan nilai mata uang
negara lainnya. Risiko ini juga dikenal dengan nama currency risk atau exchange rate risk.
8. Risiko negara
Risiko ini juga disebut sebagai risiko politik, karena sangat berkaitan dengan kondisi
perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang beroperasi di luar negeri, maka stabilitas
ekonomi dan politik negara bersangkutan akan sangat perlu diperhatikan guna menghindari
risiko negara yang terlalu tinggi.
Pengertian Tentang Risiko
Kata risiko banyak digunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai dalam
percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Misalnya: Bersepeda motor di atas jalan
yang sangat ramai besar risikonya, orang secara intuitif mengerti maksudnya. Tetapi
pengertian yang di pahami secara intuitif ini, hanya memuaskan jika dipakai dalam
percakapan sehari-hari.
Manajemen risiko merupakan pengetahuan yang badan teorinya masih muda. Itulah sebabnya
kita menemukan banyak kontradiksi dalam pengertian tentang konsep risiko.
Istilah (risk) risiko memiliki berbagai definisi. Risiko dikaitkan dengan kemungkinan
kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi.Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut:
Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu.
Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian).
Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective. Subjective uncertainty merupakan
penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap
individu yang bersangkutan. Objective uncertainty akan dijelaskan pada dua definisi risiko
berikut.
Risk is the dispersion of actual from expected results (Risiko merupakan penyebaran hasil
Risk is the probability of any outcome different from the one expected (Risiko adalah
probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan). Menurut definisi di
atas, risiko bukan probabilita dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilita dari beberapa
outcome yang berbeda dari yang diharapkan.
Dari berbagai definisi diatas, risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat
buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata lain, kemungkinan
itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian.
Risiko Spekulatif dan Risiko Murni
Kejadian sesungguhnya kadang-kadang menyimpang dari perkiraan (expectation) ke salah
satu dari dua arah.artinya, ada kemungkinan penyimpangan yang menguntungkan dan ada
pula penyimpangan yang merugikan. Jika kedua kemungkinan itu ada, maka kita katakan
risiko itu spekulaatif. Risiko adalah kemungkinan kerugian tetapi bila disamping itu
kemungkinan kerugian terdapat kemungkinan untung, maka risiko itu dinamakan risiko
spekulatif. Contohnya: judi menimbulkan kemungkinan-kemungkinan ini, mereka berjudi
mungkin menang atau kalah.
Lawan dari risiko spekulatif adalah risiko murni yaitu yang hanya ada kemungkinan
kerugian. Seorang pemilik rumah terbuka terhadap kemungkinan kerugian. Risiko ini
hanyalah mempunyai kemungkinan kerugian dan tidak mempunyai kemungkinan
keuntungan. Risiko ini disebut risiko murni.
Apakah suatu risiko itu spekulatif atau murni, bergantung pada pendekatan yang digunakan.
Risiko spekulatif biasanya tidak dapat diasuransikan. Hanya risiko murni yang dapat
diasuransikan.
Sumber Risiko
Hazard menimbulkan kondisi yang kondusif terhadp bencana yang menimbulkan kerugian.
Dan kerugian adalah penyimpangan yang tidak diharapkan. Walaupun ada beberapa
overlapping (tumpang tindih) di antara kategori-kategori ini, namun sumber penyebab
kerugian (dan risiko) dapat diklasifikasikan sebagai risiko sosial, risiko fisik, dan risiko
ekonomi. Menentukan sumber risiko adalah penting karena mempengaruhi cara
penanganannya.
Risiko Sosial
Sumber pertama risiko adalah masyarakat, artinya tindakan orang-orang menciptakan
kejadian yang menyebabkan penyimpangan yang merugikan dari harapan kita. Contohnya:
Dengan berkembangnya toko-toko swalayan, maka tokowan menghadapi risiko besarnya
pencurian (shoplifting). Akan tetapi tidak semua pencuri itu adalah orang luar melainan juga
penggelapan dan penyalahgunaan oleh pegawainya sendiri.
2.
Risiko Fisik
Ada banyak risiko fisik yang sebagiannya adalah fenomena alam, sedangkan lainnya
disebabkan kesalahan manusia. Contohnya antara lain:
Kebakaran, kebakaran adalah penyebab utama cidera, kematian dan kerusakan harta.
Cuaca, Iklim adalah risiko yang serius. Kadang-kadang hujan terlalu banyak sehingga
mencederai orang.
Tanah longsor, telah umum menjadi sumber kerusakan harta. Semakin padatnya daerah
kota maka semakin banyak rumah dibangun diatas tanah yang labil.
3.
Risiko Ekonomi
Banyak risiko yang dihadapi perusahaan itu bersifat ekonomi.contoh-contoh risiko ekonomi
adalah inflasi, fluktuasi local, dan ketidakstabilan perusahaan individu, dan sebagainya.
Jenis-jenis Risiko yang Ditangani Manajer Risiko
Manajer risiko menangani terutama risiko murni. Ia tidak menangani risiko spekulatif kecuali
jika adanya risiko spekulatif memaksa manajer risiko untuk menghadapi risiko murni
tertentu, misalnya perusahaan ini baru saja mengambil alih pabrik baru, karena itulah tercipta
kerugian potensial untuk kebakaran.
Kerugian potensial yang bersifat ekonomi yang harus ditangani menajer risiko dapat
dikategorikan atas:
1.
2.
3.
kerugian personil.
Mengidentifikasikan Risiko
Sebelum memanajemeni risiko, maka harus dapat diketahui adanya risiko itu, berarti
membangun pengertian tentang sifat risiko yang dihadapi dan dampaknya terhadap aktivitas
perusahaan. Dalam keadaan tidak diidentifikasikan semua risiko, berarti perusahaan yang
bersangkutan menanggung risiko tersebut secara tidak sadar.
Pengidentifikasian risiko merupakan proses penganalisisan untuk menemukan secara
sistematis dan secara berkesinambungan risiko (kerugian yang potensial) Yang menentang
perusahaan. Untuk itu diperlukan:
Pertama: Suatu checklist dari pada semua kerugian potensial yang mungkin bisa terjadi
Kedua: untuk menggunakan checklist itu diperlukan suatu pendekatan yang sistematik
untuk menetukan mana dari kerugian potensial yang tercantum dalam checklist itu yang
dihadapi oleh perusahaan yang sedang dianalisis.
Manajer risiko seharusnya menjalankan sendirikedua langkah itu, kalau tidak, ia harus
percaya saja pada jasa agen asuransi, broker, atau konsultan.
Klasifikasi Kerugian
Salah satu alternatif system pengklasifikasian kerugia dalam suatu checklist adalah sebagai
berikut:
A.
Kerugian langssung yang dihubungkan dengan kebutuhan untuk mengganti atau reparasi atau
kehilangan harta.
Kerugian tidak langsung, seperti keharusan untuk menghancurkan sisa gedung yang rusak
akibat kerugian langsung
Kerugian pendapatan (net income), seperti penghentian kegiatan sementara yang disebabkan
oleh suatu kerugian dimana tidak boleh ditempatinya ruangan kerja.
B.
Karena rusaknya hak milik orang lain atau terlukanya orang lain.
C.
Kerugian bagi keluarga pegawai, yang disebabkan oleh kematian, cacat, atau
pemberhentian.
PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO
a.
pengukuran,
dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah
perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan
tersebut.
b.
Menurut Clough and Sears, 1994, Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu
Menurut William, et.al.,1995,p.27 Manajemen risiko juga merupakan suatu aplikasi dari
manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab
dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi.
Dorfman, 1998, p. 9 Manajemen risiko dikatakan sebagai suatu proses logis dalam usahanya
untuk memahami eksposur terhadap suatu kerugian.
Tindakan manajemen resiko diambil oleh para praktisi untuk merespon bermacam-macam
resiko. Responden melakukan dua macam tindakan manajemen resiko yaitu mencegah dan
memperbaiki. Tindakan mencegah digunakan untuk mengurangi, menghindari, atau
mentransfer resiko pada tahap awal proyek konstruksi. Sedangkan tindakan memperbaiki
adalah untuk mengurangi efek-efek ketika resiko terjadi atau ketika resiko harus diambil
(Shen, 1997).
Manajemen resiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang sebuah resiko dan
menentukan dengan tepat penanganan resiko tersebut. Ini merupakan sebuah sarana untuk
mengidentifikasi sumber dari resiko dan ketidakpastian, dan memperkirakan dampak yang
ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi resiko
(Uher,1996).
Pendekatan sistematis mengenai manajemen risiko dibagi menjadi 3 stage utama, yaitu
(Soeharto, 1999):
1.
Identifikasi resiko
2.
3.
Risiko Operasional
Risiko Hazard
Risiko Finansial
Risiko Strategik
Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi
Korporasi (Enterprise Risk Management).
Manajemen Risiko dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian risiko,
mitigasi,monitoring dan evaluasi.
Risiko dapat terjadi pada pelayanan, kinerja, dan reputasi dari institusi yang bersangkutan.
Risiko yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kejadian alam,
operasional, manusia, politik, teknologi, pegawai, keuangan, hukum, dan manajemen dari
organisasi.
Suatu risiko yang terjadi dapat berasal dari risiko lainnya, dan dapat disebabkan oleh berbagai
faktor. Risiko rendahnya kinerja suatu instansi berasal dari risiko rendahnya mutu pelayanan
kepada publik. Risiko terakhir disebabkan oleh faktor-faktor sumber daya manusia yang
dimiliki organisasi dan operasional seperti keterbatan fasilitas kantor. Risiko yang terjadi
akan berdampak pada tidak tercapainya misi dan tujuan dari instansi tersebut, dan timbulnya
ketidakpercayaan dari publik.
Risiko diyakini tidak dapat dihindari. Berkenaan dengan sektor publik yang menuntut
transparansi dan peningkatan kinerja dengan dana yang terbatas, risiko yang dihadapi instansi
Pemerintah akan semakin bertambah dan meningkat. Oleh karenanya, pemahaman terhadap
risiko menjadi keniscayaan untuk dapat menentukan prioritas strategi dan program dalam
pencapaian tujuan organisasi.
Risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen risiko. Peran dari
manajemen risiko diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan cepat berubah,
mengembangkan corporate governance, mengoptimalkan penyusunan strategic management,
mengamankan sumber daya dan asset yang dimiliki organisasi, dan mengurangi reactive
decision making dari manajemen puncak.
Menurut COSO, risk management (manajemen resiko) dapat diartikan sebagai a process,
effected by an entitys board of directors, management and other personnel, applied in
strategy setting and across the enterprise, designed to identify potential events that may affect
the entity, manage risk to be within its risk appetite, and provide reasonable assurance
regarding the achievement of entity objectives.Definisi risk management di atas dapat
dijabarkan lebih lanjut berdasarkan kata-kata kunci sebagai berikut:
a.
On going process
Risk management dilaksanakan secara terus menerus dan dimonitor secara berkala. Risk
management bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan sesekali (one time event).
b.
Effected by people
Risk management ditentukan oleh pihak-pihak yang berada di lingkungan organisasi. Untuk
lingkungan institusi Pemerintah, risk management dirumuskan oleh pimpinan dan pegawai
institusi/departemen yang bersangkutan.
c. Applied in strategy setting
Risk management telah disusun sejak dari perumusan strategi organisasi oleh manajemen
puncak organisasi. Dengan penggunaan risk management, strategi yang disiapkan disesuaikan
dengan risiko yang dihadapi oleh masing-masing bagian/unit dari organisasi.
d. Applied across the enterprise
Strategi yang telah dipilih berdasarkan risk management diaplikasikan dalam kegiatan
operasional, dan mencakup seluruh bagian/unit pada organisasi. Mengingat risiko masingmasing bagian berbeda, maka penerapan risk management berdasarkan penentuan risiko oleh
masing-masing bagian.
e.
Risk management dirancang untuk mengidentifikasi kejadian atau keadaan yang secara
potensial menyebabkan terganggunya pencapaian tujuan organisasi.
f.
Risiko yang dikelola dengan tepat dan wajar akan menyediakan jaminan bahwa kegiatan dan
pelayanan oleh organisasi dapat berlangsung secara optimal.
g.
Risk management diharapkan dapat menjadi pedoman bagi organisasi dalam mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
Sebagaimana dijelaskan pada Gambar 1, risiko terjadi pada unit-unit dari suatu organisasi
berkenaan dengan aktivitas dari masing-masing unit. Risiko terdapat pada tindakan
manajemen dalam memamfaatkan sumber daya yang dimiliki (asset) dan proses operasi
berikut aktivitas pengendalian yang ada. Risiko-risiko kritis dan signifikan yang tidak
tertangani akan berdampak pada pencapaian tujuan-tujuan dari setiap unit. Kegagalan
pencapaian tujuan pada unit akan berpengaruh langsung pada tidak terpenuhinya tujuan
organisasi.
Manfaat Manajemen Risiko
Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan manajemen resiko antara lain (Mok et al., 1996)
Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah yang rumit.
a.
b.
Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dalam
f.
g.
Menurut Darmawi, (2005, p. 11) Manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap
perusahaan dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori utama yaitu :
a.
b.
c.
d. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan
terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu.
e.
Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur
pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak
langsung menolong meningkatkan public image.
Manfaat manajemen risiko dalam perusahaan sangat jelas, maka secara implisit sudah
terkandung didalamnya satu atau lebih sasaran yang akan dicapai manajemen risiko antara
lain sebagai berikut ini (Darmawi, 2005, p. 13).
a.
Survival
b.
Kedamaian pikiran
c.
Memperkecil biaya
d.
e.
f.
g.
Melalui penilaian rekening seperti rekening piutang, bagian akunting mengukur risiko
Kedua, bagian keuangan menganalisis pengaruh turunnya profit dan cash flow. Karena
menurun profit bias menghalangi tujuan perusahaan, maka kegiatan seprti itu juga tercantum
dalam program manajemen risiko.
Ketiga, dalam menetapkan apakah perusahaan akan membeli peralatan yang mahal atau
gedung baru, maka manajer finansial seharusnya mempertimbangkan risiko murni yang
tercipta karena tindakan itu.
3.
marketing harus selalu awas terhadap risiko yang timbul pada setiap aktivitas marketing, dan
bagian manajemen risiko seharusnya diberi informasi secepatnya.
4.
Kegiatan produksi juga banyak menciptakan risiko. Dalam mendesain atau membuat produk
atau memberikan service, pekerja sering kali diekspos pada kecelakaan kerja. Demikian pula
produk atau service yang dijualnya mungkin juga bisa menciptakan kerusakan atau
kecelakaan badan bagi pemakainya; oleh karena itu perusahaan harus selalu siap sedia
menghadapi tuntutan hukum dari pihak ketiga.
5.
Bagian ini bertanggung jawab untuk desain pabrik, maintenance, dan melaksanakan fungsi
perawatan gedung, pabrik, dan peralatan, yang semuanya sangat vital untuk mencegah,
mengurangi frekuensi dan keparahan kerugian
6.
Bagian personalia mempunyai banyak tanggung jawab dibidang risiko. Contoh yang paling
jelas adalah perancangan, instalasi, dan administrasi program-program kesejahteraan
pegawai. Bagian personalia biasanya bertugas mengadakan perundingan dengan serikat kerja,
menetapkan hak dan kewajiban serta kesejahteraan. Sedangkan Manajemen Risiko
menseleksi asuransi dan merundingkan penutupan asuransi atau memanajeri aspek finansial
daripada program (penenggungan risiko).
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penjelasan di atas adalah sebagai berikut:
Manajemen asset merupakan aktivitas yang dilakukan oleh manajemen yang tidak terlepas
dari resiko. Manajemen asset berbasis resiko lebih menekankan pada proses mengelola asset
fisik yang sangat besar dan berhubungan dengan resiko yang melekat pada proses tersebut
dengan melibatkan penerapan proses manajemen resiko terhadap asset utama perusahaan
untuk mengidentifikasi dan mengelola penyebab utama kegagalan pencapaian sasaran
perusahaan.
Penerapan proses manajemen resiko dapat dilakukan pada seluruh aktivitas bisnis perusahaan
air minum atau secara khusus lebih menekankan pada aktivitas manajemen asset perusahaan
(setiap aktivitas lifecycle asset management).
Walaupun penerapan manajemen resiko pada perusahaan air minum di Indonesia khususnya
perusahaan daerah air minum belum ada peraturan hukumnya, namun karena manajemen
resiko merupakan praktik terbaik (best practice) maka seyogyanya sudah mulai dapat
diterapkan secara sistematis, terintegrasi, dan melekat pada setiap aktivitas bisnis perusahaan
air minum, khususnya pada aktivitas manajemen asset sehingga tujuan manajemen asset
dapat tercapai.