Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah

ilmiah mengenai regulasi asam nukleat pada

metabolisme protein. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Dr. Ir. Diding Latipudin, M.Si., dan Bapak Dr. Ir. Kurnia A Kamil, M.Agr,Sc, M
Phil., selaku dosen dalam mata kuliah Biokimia Nutrisi yang telah membimbing
dalam menyusun makalah ini.
Makalah

ini kami buat dalam rangka memperdalam pemahaman

mengenai pengaturan asam nukleat yang berperan dalam proses metabolisme


protein. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
mengenai reaksi-reaksi dalam tubuh hewan karena dampaknya yang sangat besar
bagi populasi ternak juga hewan lainnya.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah ilmiah mengenai regulasi asam nukleat pada proses metabolisme
protein ini dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya para peternak.
Terimakasih.

Jatinangor, Oktober 2016

Tim Penulis.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................
1.2 Identifikasi Masalah........................................................................
1.3 Maksud dan Tujuan.........................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................
2.1 Asam Nukleat..................................................................................
2.2 Komponen Asam Nukleat...............................................................
2.3 Fungsi Asam Nukleat......................................................................
BAB III PEMBAHASAN...........................................................................
3.1 Pengertian Asam Nukleat................................................................
3.2 Struktur Penyusun Asam Nukleat....................................................
3.3 Fungsi Asam Nukleat dalam Metabolisme Protein.........................
BAB IV KESIMPULAN............................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................

1
2
3
4
4
4
4
5
5
6
8
11
11
12
13
16
17

DAFTAR GAMBAR
Struktur penyusun Asam Nukleat................................................................
RNA dan DNA.............................................................................................

6
7

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh manusia tersusun atas berbagai macam senyawa organik salah
satunya adalah apa Asam Nukleat. Asam Nukleat terdapat didalam inti sel, hal ini
mengindikasikan pentingnya Asam Nukleat dalam menopang seluruh proses

kehidupan dalam tubuh. Dalam kenyataannya, memang kode genetik yang


tesimpan dalam rantaian DNA digunakan untuk membuat protein, kapan,
dimana dan seberapa banyak.
Asam nukleat memegang peranan sangat penting dalam kehidupan
organisme karena di dalamnya tersimpan informasi genetik. Asam nukleat sering
dinamakan juga polinukleotida karena tersusun dari sejumlah molekul nukleotida
sebagai monomernya. Tiap nukleotida mempunyai struktur yang terdiri atas gugus
fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen atau basanukleotida (basa N). Asam
nukleat memiliki fungsi utama dalam tubuh yaitu antara lain sebagai materi
genetik dan juga koenzim
Asam nukleat perlu dipelajari sebagai upaya memahami proses fisiologis
yang terjadi pada tubuh yang melibatkan asam nukleat. Selain itu, mempelajari
asam nukleat serta regulasinya untuk mencegah kondisi abnormalitas pada semua
yang mengandung asam nukleat tersebut.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Apa itu asam nukleat.
2. Bagaimana struktur asam nukleat.
3. Bagaimana fungsi asam nukleat dalam metabolisme protein.
1.3 Maksud dan Tujuan
1. Mengetahui apa itu asam nukleat.
2. Mengetahui struktur asam nukleat.
3. Mengetahui fungsi asam nukleat pada metabolisme protein.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asam Nukleat


Asam nukleat merupakan suatu polinukleotida, yaitu polimer linier yang
tersusun dari monomer-monomer nukleotida yang berikatan melalui ikatan

fosfodiester. Fungsi utama asam nukleat adalah sebagai tempat penyimpanan dan
pemindahan informasi genetik. Informasi ini diteruskan dari sel induk ke sel anak
melalui proses replikasi. Sel memiliki dua jenis asam nukleat yaitu asam
deoksiribonukleat

(deoxyribonucleic

acid/DNA)

dan

asam

ribonukleat

(ribonucleic acid/RNA).
Asam Nukleat juga merupakan senyawa majemuk yang dibuat dari banyak
nukleotida. Bila nukleotida mengandung ribose, maka asam nukleat yang terjadi
adalah RNA (Ribnucleic acid = asam ribonukleat) yang berguna dalam sintesis
protein. Bila nukleotida mengandung deoksiribosa, maka asam nukleat yang
terjadi adalah DNA (Deoxyribonucleic acid = asam deoksiribonukleat) yang
merupakan bahan utama pementukan inti sel. Dalam asam nukleat terdapat 4 basa
nitrogen yang berbeda yaitu 2 purin dan 2 primidin. Baik dalm RNA maupun
DNA purin selalu adenine dan guanine. Dalam RNA primidin selalu sitosin dan
urasil, dalam DNA primidin selalu sitosin dan timin.
Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan tubuh sebagai nukleoprotein, yaitu
gabungan antara asam nukleat dengan protein. Untuk memperoleh asam nukleat
dari jaringan-jaringan tersebut, dapat dilakukan ekstraksi terhadap nukleoprotein
terlebih dahulu menggunakan larutan garam IM. Setelah nukleoprotein terlarut,
dapat diuraikan atau dipecah menjadi protein-protein dan asam nukleat dengan
menambah asam-asam lemah atau alkali secara hati-hati, atau dengan menambah
NaCl hingga jenuh akan mengendapkan protein.
Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein ialah menggunakan
enzim pemecah protein, misal tripsin. Ekstraksi terhadap jaringan-jaringan dengan
asam triklorasetat, dapat pula memisahkan asam nukleat. Denaturasi protein
dalam campuran dengan asam nukleat itu dapat pula menyebabkan terjadinya
denaturasi asam nukleat itu sendiri. Oleh karena asam nukleat itumengandung
pentosa, makabila dipanasi dengan asam sulfat akan terbentuk furfural. Furfural
ini akan memberikan warna merah dengan anilina asetat atau warna kuning
dengan p-bromfenilhidrazina. Apabila dipanasi dengan difenilamina dalam
suasana asam, DNA akan memberikan warna biru. Pada dasarnya reaksi-reaksi
warna untuk ribosa dan deoksiribosa dapat digunakan untuk keperluan identifikasi
asam nukleat.

2.2 Komponen Asam Nukleat


Asam nukleat biasanya tersusun atas DNA dan RNA yang terdiri dari
monomer nukleotida,dimana nukleotida ini biasanya tersusun atas gugus fosfat,
basa nitrogen,dan gula pentosa serta kelompok basa purin dan piridin seperti:
adenine, guanine, sitosin, timin dan urasil.
2.2.1 DNA (deoxyribonucleic acid)
Asam

ini

adalah

polimer

yang

terdiri

atas

molekul-molekul

deoksiribonukleotida yang terikat satu sama lain sehingga membentuk rantai


polinukleotida yang panjang. Molekul DNA yang panjang ini terbentuk oleh
ikatan antara atom C nomor 3 dengan atom C nomor 5 pada molekul deoksiribosa
dengan perantaraan gugus fosfat.
Secara kimia DNA mengandung karakteri/sifat sebagai berikut:
1

Memiliki gugus gula deoksiribosa.

Basa nitrogennya guanin (G), sitosin (C), timin (T) dan adenin (A).

Memiliki rantai heliks ganda anti paralel


4. Kandungan basa nitrogen antara kedua rantai sama banyak dan
berpasangan spesifik satu dengan lain. Guanin selalu berpasangan dengan
sitosin (GC), dan adenidan adenin berpasangan dengan timin (A - T),
sehingga jumlah guanin selalu sama dengan jumlah sitosin. Demikian pula
adenin dan timin.

2.2.2 RNA (Ribonukleat acid)

Asam ribonukleat adalah salah satu polimer yang terdiri atas molekulmolekul ribonukleotida. Seperti DNA, asam ribonukleat ini terbentuk oleh adanya
ikatan antara atom C nomer 3 dengan atom C nomer 5 pada molekul ribosa
dengan perantaraan gugus fosfat. Dibawah ini adalah gambar struktur sebagian
dari molekul RNA :
Meskipun banyak persamaan dengan DNA , RNA mempunyai
beberapa perbedaan dengan DNA yaitu :
1

Bagian pentosa RNA adalah ribosa, sedangkan bagian pentosa DNA

adalah deoksiribosa.
2

Bentuk molekul DNA adalah heliks ganda. Bentuk molekul RNA


bukan heliks ganda, tetapi berupa rantai tunggal yang terlipat sehingga
menyerupai rantai ganda.

RNA mengandung basa Adenin, Guanin dan Sitosin seperti DNA ,

tetapi tidak mengandung Timin. Sebagai gantinya, RNA mengandung Urasil.


Dengan demikian bagian basa pirimidin RNA berbeda dengan bagian basa
pirimidin DNA.
Jumlah Guanin adalah molekul RNA tidak perlu sama dengan Sitosin,
demikian pula jumlah adenin tidak harus sama dengan Urasil. Ada 3 macam RNA,
yaitu tRNA (transfer RNA), mRNA (messenger RNA) dan r RNA (ribosomal
RNA). Ketiga macam RNA ini mempunyai fungsi yang berbeda-beda, tetapi

ketiganya secara bersama-sama mempunyai peranan penting dalam sintesis


protein.
2.3 Fungsi Asam Nukleat dalam Metabolisme Nutrien
Sejauh ini diketahui bahwa pembawa energi sesungguhnya adalah ATP.
Semua orang memahami dan sepakat bahwa manusia dan ternak dapat bertumbuh
dan berkembang biak karena ada ATP, lebih spesifik jantung biasa berdenyut
karena otot jantung dan system syaraf yang menstimulannya masih mampu
disuplai energi. Metabolisme masih dapat terus berlangsung karena ada support
energi dan enzim (protein yang ditranslasi karena pengkodean dari asam nukleat
yang juga terdiri dari nukleat) (Mushawwir, 2014).
Untuk menghasilkan energi dan enzim, maka sel harus melestarikan
informasi mengenai urutan asam asam amino yang menyusun proteinnya yang
diperlukan untuk sel hidup. Bagaimana sel melestarikan informasi mengenai
urutan asam asam amino dan bagaimana informasi tersebut ditransmisikan ke
sel anak melalui proses reproduktif sangat berkaitan dengan DNA. Berikut adalah
paparan untuk menjawab hal tersebut menurut ahli :
Material genetic yang utama ialah asam deoksiribonukleat (DNA,
deoxyribonucleic acid). Bipolimer ini terbuat dari empat jenis satuan monomer
yang disebut nukleotida. Setiap nukleotida terdiri atas tiga bagian:
1

Satu molekul basa pirimidina atau purina. Keempat basa ini ialah

timina, sitosina, adenine, dan guanina.


Satu molekul gula D-deoksiribosa (C5H10O4). D-ribosa ialah gula

pentose dengan satu cincin beranggota lima.


Satu molekul asam fosfat (H3PO4) (Oxtoby, H.P. Gillis, dan Norman,
2001).

Molekul gula siklik ini mengikatkan basa ke gugus fosfat, mengalami dua
reaksi kondensasi dengan melepas air, membentuk nukleotida. Kunci utama untuk
menemukan struktur DNA ialah hasil pengamatan bahwa, meskipun proporsi
keempat basa dalam DNA dari berbagai organisme sangat beragam, jumlah sitosin
selalu hampir sama dengan jumlah guann, dan jumlah kimia adenin selalu hampir
sama dengan timin. Hal ini menyiratkan bahwa ada semacam pasangan basa

dalam DNA yang mengarah ke asosiasi sitosin dengan guanin, dan adenin dengan
timin (Oxtoby, H.P. Gillis, dan Norman, 2001).
Milyaran informasi genetik (baik sifat biologis yang diturunkan mauun
sifatbiologis terkait dengan metabolisme yaitu hormone, enzim dan protein
lain)disimpan dalam kromosam dalam untaian DNA. Setiap sifat itu
berbedakombinasi basa basa purinnya (Mushawwir, 2014).
Setiap sifat yang diperlukan akan dicetak menjadi untaian baru, karena
transkrip asli DNA sifat tersebut tidak akan dikeluarkan dari nukleus. Cetakan
baru ini yang akan ditanskripsi menjadi RNA messenger (mRNA) yang akan
ditranslasi (diterjemankan) menjadi protein baru (polipetida) di ribosom. Tiga
basa nitrogen atau 1 kodon (dengan urutan tertentu) akan diterjemahkan menjadi
satu protein (peptide) atau satu asam amino (Mushawwir, 2014).
Lingkungan yang tidak nyaman (tempertatur yang tinggi dan transportasi
ternak) telah menstimulasi hormone epinefrin atau adrenalin untuk mengaktifkan
cAMP. kedudukan peranasam nukleat dalam mengaktifkan siklus adenine
monofosfat (cAMP) hingga terjadinya glikogenolisis untuk menyediakan glukosa
sebagai precursor pembentukan energy (ATP) (Mushawwir, 2014).
Epinefrin sebagai produk dari signal hormone protein mampu bekerja
untuk mengaktifkan proses amplifikasi yang berurutan di dalam sel-sel hati (juga
peristiwa yang sama dapat terjadi dalam sel-sel otot apabila perombakan glikogen
dibutuhkan di dalam sel sel otot). Pengikatan sejumlah molekul epinefrin oleh
reseptor spesifiknya pada permukaan sel memulai serangkaian reaksi enzim yang
menghasilkan pelepasan glukosa dalam jumlah yang cukup besar ke system
sirkulasi (darah) (Mushawwir, 2014).
Berdasarkan uraian ini, maka logika metabolisme mengemukakan bahwa
peran nukleat yang dimulai dari protein (hormone) produk hypothalamus bukan
hanya mengatur penyediaan glukosa yang besar di dalam darah untuk
disirkulasikan kepada jariangan yang memburuhkan atau sebagai precursor energy
dan atau untuk mempertahankan kadar glukosa darah agar tekanan osmotic dapat
terus dipertahankan serta menjaga ritme denyut jantung, tapi ketersediaan protein
(hormone) ini menimbulkan aktivitas yang saling berbalasan. Dalam arti disatu

sisi memacu penyediaan glukosa dan di sisi yang lain justru mencegah
glikogenesis atau pembentukan glikogen dari glukosa (Mushawwir, 2014).

10

III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Asam Nukleat
Asam nuklat (Inggris: nucleic acid) adalah makromolekul biokimia yang
kompleks, berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang
mnegandung informasi genetik. Asam nukleat yang paling umum adalah asam
deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan
pada semua sel hidup serta pada virus. (Wikipedia, 2016)
Asam nukleat merupakan pengemban kode genetik dalam sistem kehidupan.
Karena informasi yang terkandung dalam asam-asam nukleat itu, suatu organisme
mempu membiosintesis tipe protein yang berlainan dan memproduksi lebih
banyak organisme dari jenisnya sendiri. Asam nukleat merupakan suatu polimer
yang terdiri dari banyak molekul nukelotida.
Asam nukleat dinamai demikian karena keberadaann umumnya didalam inti
(nukleus) sel. Asam nukleat merupakan biopolimer, dan monomer penyusunnya
adalah nukleotida. Setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen, yaitu sebuah basa
nitrogen heterosiklik (purin atau pirimidin), sebuah gula pentosa, dan sebuah
gugus fosfat. Jenis asam nukleat dibedakan oleh jenis gula yang terdapat pada
rantai asam nukleat tersebut (misalnya, DNA atau asam deoksiribonukleat
mengandung 2-deoksiribosa). Selain itu, basa nitrogen yang ditemukan pada
kedua jenis asam nukleat tersebut memiliki perbedaan: adenina, sitosina, dan
guanina dapat ditemukan pada RNA maupun DNA, sedangkan timin dapat
ditemukan hanya pada DNA dan urasil dapat ditemukan hanya pada RNA.
(Wikipedia,2016).
Asam nukleat dari biologi molekul penting bagi kehidupan dan termasuk
DNA (asam deoksiribonukleat) dan RNA (asam ribonukleat). Bersama dengan
protein, asam nukleat membentuk paling penting makromolekul, masing-masing
ditemukan dalam kelimpahan dalam semua makhluk hidup, dimana merek
berfungsi dalam pengkodean. Transmisi dan mengekspresikan informasi genetik.
Asam nukleat ditemukan oleh Friedrich Miescher pada tahun 1869. Studi
eksperimental asam nukleat merupakan bagian utama modern biologi dan

11

penelitian medis, dan membentuk dasae untuk genom dan ilmu forensik, serta
bioteknologi dan industri farmasi. Kemudian Albrecht Kossel menemukan asam
nukleat yang tersusun oleh suatu gugus pula, gugus fosfat, dan gugus basa.
Tata nama asam nukleat, asam nukleat adalah istilah nama keseluruhan untuk
DNA dan RNA, anggota keluarga biopolimer, dan ini identik dengan
polinukleotida. Asam nukleat dinamai untuk penemuan awal mereka dalam inti
dan untuk gugus fosfat (terkait dengan asam fosfat). Meskipun pertama kali
ditemukan dalam nukleolus dari sel eukariotik, asam nukleat sekarang dikenal
dapat ditemukan dalam semua bentuk kehidupan termasuk dalam bakteri, archaea,
mitokondria, kloroplas, virus, dan viroid. Semua sel hidup dan organel
mengandung DNA dan RNA, sedangkan virus mengandung baik DNA atau RNA,
tetapi biasanya tidak keduanya.
DNA terutama dijumpai didalam inti sel, asam ini merupakan pengemban
kode genetik dan dapat mereproduksi atau mereplikasi dirinya dengan tujuan
membentuk sel-sel baru untuk reproduksi organisme itu, dalam sebagian besar
organisme, DNA suatu sel mengarahkan sintesis molekul RNA. Satu tipe RNA
yakni RNA pesuruh (mRNA) meninggalkan inti sel dan mengarhkan biosintesis
dari berbagai tipe protein dalam organisme itu sesuai dengan kode DNAnya.
Asam nukleat dapat bervariasi dalam ukuran, tetapi pada umumnya molekul
yang sangat besar. Dalam kebanyakan kasus, molekul DNA alami adalah untai
ganda RNA dan molekul untai tunggal. Asam nukelat adalah linear polimer
(rantai) dari nukleotida. Fungsi utama dari asam nukelat adalah menyimpan,
mereplikasi dan mentranskripsi informasi genetika, turut dalam metabolisme,
penyimpan energi dan sebagai koenzim.
Asam-asam

nukleat

terdapat

pada

jaringan-jaringan

tubuh

sebagai

nukleoprotein, yaitu gabungan antara asam nukleat dengan protein. Untuk


memperoleh asam nukleat dari jaringan-jaringan tersebut, dapat dilakukan ekstrasi
terhadap nukleoprotein telebih dahulu menggunakan garam 1M.
3.2 Struktur Penyusun Asam Nukleat
Asam nukleat yang ditemukan dalam setiap oraganisme hidup ada dua jenis
yaitu, DNA singkatan dari asam deoksiribonukleat dan RNA singkatan dari asam

12

ribonukleat. Bersama-sama mereka bertanggung jawab untuk menentukan yang


seperti apa setiap organisme, bagaimana tubuh mereka bekerja, dan sifat-sifat apa
yang diturunkan mereka kepada generasi berikutnya.
Struktur molekul biologis yang penting karena seperti alat-alat pertukaran
apapun, bentuk mereka menentukan fungsi mereka. Sulit untuk membayangkan
bahan kimia dengan memiliki bentuk, khusunya salah satu seperti heliks yang
rumit atau spiral Seperti molekul organik besar lainnya, asam nukleat merupakan
rantai panjang yang terbuat dari individual, unit berulang monomer. Dalam kasus
asam nukleat, bahan bangunan ini disebut nukleotida dan masing-masing berisi
tiga hal yaitu gugus fosfat, gula (deoksiribosa pada DNA dan ribosa pada RNA),
dan basa nitrogen. Ada enam nukleotida yang berbeda nama sesuai dengan basa
nitrogen yang dikandungnya, yaitu: DNA terdiri dari urutan yang berbeda dari
Adenin (A), Guanin (G), Sitosin (C), dan Timin (T), pada RNA juga mengandung
A, G, dan C tetapi T diganti menjadi Urasil (U).
Nukelotida mampu membentuk rantai karena salah satu fosfat dapat
melekatkan ke gula seperti yang diatas itu, menciptakan tulang punggung gula
fosfat dengan basa nitrogen mencuat dari samping. Perbedaan utama antara
struktur 3D dari DNA dan RNA adalah bahwa DNA terdiri dari 2 rantai
nukleotida memutar bersama-sama (membentuk spiral atau heliks) dan RNA
hanya terdiri dari rantai tinggal nukleotida. DNA sebagai tangga (dengan tulang
punggung gula fosfat menjadi sisi tangga dan basa nitrogen anak tangga), maka
RNA akan menjadi tangga dipotong di tengah. (Sridianti,2016)
3.3 Fungsi Asam Nukleat dalam Metabolisme Nutrien
Asam nukleat merupakan salah satu senayawa penyusun jaringan tubuh
sebagai nukleoprotein. Asam nukleat ada dua macam, yaitu DNA (asam
deoksiribonukleat) dan RNA (Asam Ribonukleat). Kedua asaam nukleat ini
memiliki peran penting dalam sintesis protein
Dalam proses sintesis protein urutan basa purin dan pirimidin pada
molekul DNA berfungsi menentukan urutan asam amino (DNA sebagai pembawa
informasi genetik atau sifat-sifat keturunan pada seseorang). Selain itu, molekul
DNA berperan sebagai cetakan bagi terbentuknya RNA. Setelah itu, molekul

13

RNA mengarahkan asam amino dalam pembentukan molekul protein yang


berlangsung dalam ribosom. Asam ribonukleat terdiri dari tiga bagian, yaitu rRNA
(ribosomal RNA), mRNA (messanger RNA), tRNA (transfer RNA).
Dua tahap yang berlangsung dalam pembentukan protein :
1

Tahap transkipsi, yaitu pembentukan RNA sesuai dengan pesan dari


DNA. Pada tahap ini, informasi genetik disampaikan kepada molekul

RNA yang terbentuk selaku perantara dalam sintesis protein.


Tahap translasi, yaitu molekul RNA menerjemahkan informasi genetik
ke dalam proses pembentukan protein. Caranya, asam amino secara
berurutan diikat satu sama lain sesuai pesan dari DNA.

Pada tahap pertama, urutan basa nukleotida dalam molekul DNA, disalin
pada molekul mRNA. Tiga urutan basa disebut kodon. Selanjutnya, dalam
sisntesis protein bagian tRNA yang penting ialah lengan asam amino yang
mempunyai fungsi mengikat asam amino tertentu dan lipatan antikodon. Lengan
asam amino pada ujung 3 selalu berakhir dengan molekul nukleotida CCA
pasangannya dalam mRNA yang terdapat pada ribosom.
Pada sintesis protein, tRNA membawa satu molekul asam amino masuk ke
dalam ribosom. Ikatan asama amino dengan tRNA ini berlangsung dengan
bantuan enzim amino asil tRNA sintetase dan ATP melalui dua tahap reaksi, yaitu
a
b

Asam amino + AMP + enzim aminoasil-AMP-enzim


Aminoasil-AMP-enzim + tRNA tRNA-asam amino

Pada kompleks aminoasil-tRNA, asam amino berikatan dengan nukleotida


adenosin pada ujung RNA, yaitu pada gugus OH atom C nomor 3.
Pada ribosom terdapat rantai asam nukleotida mRNA yang telah siap
menerima tRNA yang membawa atom amino. Tiap molekul aminoasil- tRNA
masuk ke dalam ribosom secara berurutan, membentuk pasangan kodon dan antikodon yang sesuai. Tahap sintesis selanjutnya, tRNA yang mempunyai antikodon
UAC mengikat formil metionin dan masuk ke dalam ribsosm menempati bagian
dari mRNA yang mempunyai kodon AUG. Formil metionin ini terbentuk setelah
tRNA berikatan dengan metionin, kemudian berikutnya dengan formil FH2 dengan
bantuan enzim formilase.
Selanjutnya tRNA kedua yang telah mengikat asam amino, misalnya
tRNA metionin , masuk ke dalam ribosom dan menempati kodon AUG

14

berikutnya. Dengan cara ini formil metionin yang menjadi asam amino awal
membentuk ikatan peptida dengan metionin. Setelah terjadi ikatan peptida ini,
maka tRNA yang pertama dilepaskan dan keluar dari ribosom. Oleh karena
ribosom hanya ditempati oleh dua tRNA maka tRNA ketiga masuk setelah tRNA
yang pertama keluar dari ribosom.
Sebagai contoh tRNA yang ketiga ialah tRNA yang mempunyai antikodon CAC dan berpasangan dengan kodon ketiga pada mRNA yaitu GUG, maka
tRNA akan mengikat valin dan dengan masuknya tRNA-valin ke dalam ribosom,
maka terjadi ikatan antara metionin dengan valin. Demikian selanjutnya proses
pembentukan ikatan peptida ini dapat berlangsung terus sesuai dengan kode
genetika yang terdapat pada mRNA. Reaksi pembentukan ikatan peptida antara
molekul-molekul asam-asam amino ini dapat berlangsung dengan ikut sertanya
guanosintrifosfat (GTF) yang berubah menjadi guanosindifosfat (GDF), dengan
melepaskan suatu gugus fosfat dan energi.
Proses sintesis protein akan berhenti apabila pada mRNA terdapat kodon
UAA, UAG atau UGA, karena dalam sel normal tidak terdapat tRNA yang
mempunyai anti-kodon komplementer terhadap ketiga kodon tersebut. Ketiga
kodon tersebut merupakan tanda berhentinya pembentukan ikatan peptida disebut
stop kodon.
Sebagai tRNA, ada dua jenis protein yang dapat mengikat kodon tersebut.
Protein ini berlaku sebagai faktor pelepas (release factor) ikatan asam amino
terakhir dengan tRNA. Proteinnya adalah RF 1 dan RF2. Kodon UAA dan UAG
akan berikatan dengan RF1, sedangkan RF2 dengan UAA dan UGA. Terbentuknya
ikatan kedua protein tersebut dengan mRNA dapat mengaktifkan enzim
transferase peptidil, sehingga enzim ini dapat bekerja sebagai katalis dalam reaksi
hidrolisis yang mengakibatkan terlepasnya asam amino terakhir dari molekul
tRNA. Dengan demikian proses biosintesis protein dalam ribosom telah selesai.

BAB IV
KESIMPULAN

15

Berdasarkan hal-hal yang telah dibahas dalam makalah mengenai asam


nukleat serta regulasinya dalam metabolisme protein dapat disimpulkan bahwa:
1. Asam Nukleat adalah makromolekul biokimia yang kompleks, berbobot
molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang mnegandung
informasi genetik.
2. Asam nukleat umumnya tersusun atas DNA dan RNA yang terdiri dari
monomer nukleotida,dimana nukleotida ini biasanya tersusun atas gugus
fosfat, basa nitrogen,dan gula pentosa serta kelompok basa purin dan
pirimidin seperti: adenine, guanine, sitosin, timin dan urasil.
3. Peranan serta fungsi asam nukleat pada metabolisme protein (sintesis
protein) yaitu sebagai penyusun basa-basa nitrogen yang akan melakukan
proses transkripsi dan translasi.

DAFTAR PUSTAKA
Berg, Jeremy Mark dkk. 2007. Biokimia. WH Freeman: San Fransisco

16

Campbell, N.A., dkk. 2008. Biologi Edisi 8 Jilid I. Jakarta: Erlangga


Mushawwir, Andi. 2014. Modul Perkuliahan Biokimia Nutrisi Regulasi Asam
Nukleat Dalam

Metabolisme

Nutrien.

Sumedang:

Fakultas

Peternakan Universitas Padjadjaran.


Oxtoby, David W., H. P. Gillis, and Norman H. Nachtrieb. 2001. Kimia Modern.
Edisi Keempat. Jilid II. Jakarta: Penerbit Erlangga
Poedjiaji, Anna; F.M. Titin Supriyanti. 2009. Dasar-dasar Biokimia. UI Press :
Jakarta.
Sridianti.

2016.

Struktur

Fungsi

Asam

http://www.sridianti.com/strukurfungsi-asam-nukleat.html

Nukleat.
diunggah

27

Oktober 2016 pukul 15.33.

17

Anda mungkin juga menyukai