Anda di halaman 1dari 18

BAB II

DATA UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan


PT. Pelat Timah Nusantara atau disingkat PT. Latinusa pada awalnya
merupakan perusahaan patungan antara PT. Krakatau Steel (persero), PT.
Tambang Timah (persero) dan PT. Nusantara Ampera Bakti yang didirikan
berdasarkan akta notaris Imas Fatimah, S.H pada tanggal 19 Agustus 1982 dan
telah diumumkan dalam berita negara RI No. 73 pada tanggal 13 September 1983
sebagai BUMN dengan tujuan sebagai berikut:
1.

Membangun dan mengesahkan pabrik pelat timah di Cilegon, Banten.


Untuk menghasilkan pelat timah dan produk lainnya yang berhubungan
dengan itu.

2.

Memasarkan dan menjual seluruh hasil produk tersebut baik di dalam


maupun di luar negeri.

3.

Menjalankan kegiatan kegiatan yang berhubungan langsung dengan


kegiatan di atas.
PT. Latinusa merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang

memproduksi tinplate dengan kualitas yang telah diakui secara internasional.


Kontrak pembangunan pabrik pelat timah ditandatangani pada tanggal 4 Oktober
1982 dengan pihak kontraktor (Consortium Mannesmann Demag Sack GMBH
dari Jerman dan Hitachi Zosen Corporation dari Jepang) dengan biaya
pembangunan keseluruhan untuk kapasitas 130.000 ton pelat timah pertahun
sebesar USD 96.200.000.
Di bidang pemasaran, maka sebagai pelaksanaan keputusan menteri
perdagangan No. 480/KP/IV/84 tanggal 23 April 1984 oleh PT. Krakatau Steel
dan PT. Tambang Timah diserahkan pada PT. Nusantara Ampera Bakti, sebagai
pelaksanaan menteri perdagangan tersebut, PT. Kemasinti bekerja sama dengan
PT. Latinusa yang selanjutnya PT. Kemasinti berubah menjadi Divisi Pemasaran.

II-1

PT Latinusa telah mengalami 3 tahap, yaitu:


1. Studi Kelayakan
Tahapan studi kelayakan PT. Latinusa Tbk disajikan dalam tabel berikut ini:
Untuk keperluan itu dirintislah usaha pendirian dan pembangunan PT.
Pelat Timah Nusantara atau PT. Latinusa yang terletak di kota Cilegon, Banten.
Adapun proses berdirinya adalah sebagai berikut:
1.

Tahun 1973 1974: Study kelayakan yang pertama kali mengenai pabrik
pelat timah dilaksanakan oleh PT. Tambang Timah (persero) bersama dengan BHP
Steel Australia dengan kesimpulan pembangunan pabrik pada tahun itu tidak
layak.

2.

Tahun 1980: Study kelayakan dilanjutkan oleh PT. Tambang Timah


(persero) dan PT. Krakatau Steel (persero) bekerjasama dengan Kaiser
Engineering International Corporated USA dengan kesimpulan layak.

3.

Tahun 1981 - 1982: Keputusan untuk melaksanakan proyek.

4.

Maret 1981 sampai 1982: Penyusunan spesifikasi proyek, tender


International, evaluasi penawaran dan pengadaan seleksi.

5.

Maret 1983: Perancangan proyek.

6.

Oktober 1983: Peletakan batu pertama dan dilanjutkan dengan konstruksi


sipil.

7.

15 Juli 1985: Jadual percobaan produksi pertama.

8.

19 September 1985: Jadual untuk produksi komersil.

9.

2 November 1985: Diresmikan oleh Bapak Presiden RI.


Arah pengembangan PT. Latinusa diarahkan menjadi suatu perusahaan
Seiring dengan kemajuan jaman dan didukung dengan SDM yang lebih
kompeten untuk menyesuaikan diri dalam pasar bebas, maka PT.Latinusa Tbk
telah melakukan go public dimana perusahaan Jepang menjadi pemegang saham
terbesar di PT.Latinusa Tbk.
2. Pembangunan Pabrik
Berdasarkan hasil studi kelayakan, maka pembangunan pabrik tin plate dengan
kapasitas produksi 130.000 ton per tahun dilaksanakan. Pekerjaan konstruksi
dilakukan oleh konsorsium yang terdiri dari Mannesmann Demag Sack GmbH
dan Hitachi Zosen Corp. Peresmian pabrik yang telah selesai dibangun

II-2

dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia saat itu pada tanggal 2 November
1985.
3. Pendirian Perusahaan
PT Pelat Timah Nusantara Tbk, disingkat PT Latinusa, didirikan pada 19
Agustus 1982. PT Latinusa merupakan perusahaan PMDN (Penanaman Modal
Dalam Negeri) dengan PT Tambang Timah, PT Krakatau Steel dan PT
Nusamba sebagai pemegang saham perdana.
4. Ekspansi
Ekspansi PT Latinusa bertujuan untuk menjadikannya perusahaan yang kokoh
dengan keunggulan dalam berkompetisi menghadapi berbagai tantangan.
Sebagai fondasi untuk bertumbuh menuju arah tersebut, seluruh sumber daya
yang tersedia akan dimanfaatkan sebaik mungkin dan hubungan baik dengan
seluruh pemangku kepentingan akan dipelihara untuk mendukung perwujudan
perusahaan yang tahan uji dan memiliki daya saing kuat.
2.2 Logo Perusahaan
Berikut ini merupakan logo dari perusahaan PT. Latinusa Tbk :

Gambar 2.1 Logo PT. Latinusa Tbk

2.3 Visi dan Misi Perusahaan


Berikut ini adalah visi dan misi PT Latinusa:
1. Visi
Menjadi perusahaan tin plate terbaik di kawasan AFTA.
2. Misi
Memproduksi tin plate dengan kualitas prima dengan harga yang kompetitif,
pengiriman tepat waktu, dan pengembangan secara terus menerus demi
kepuasan pelanggan.
2.4 Lokasi PT. Latinusa Tbk
Adapun data teknik mengenai PT. Latinusa Tbk adalah sebagai berikut :
II-3

1. Luas area total

: 8.5 Ha

2. Luas area yang dipakai

: 2.45 Ha

3. Penggunaan listrik

: 20 KVA,dari PT Krakatau Daya Listrik

4. Nama

: PT. Pelat Timah Nusantara Tbk

5. Kantor Pusat

: Gedung Krakatau Steel, Lantai 3


Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 54
Jakarta 12950 - Indonesia
Telp : (021) 5209883 (Hunting)
Fax : (021) 5210079. 5210081
E-mail : Info@latinusa.co.id

1. Kantor/Pabrik

: Jl. Australia I-Kav E1 Kawasan Indusrti KIEC


Cilegon, Banten 42443 -Indonesia
Telp (0254) 392353,39357
Fax (0254) 393569,393247

Luas area yang dipergunakan oleh PT. Latinusa Tbk adalah 2.45
Ha.Penentuan lokasi pabrik berdasarkan atas beberapa pertimbangan antara lain :
1.

Tersedianya tanah dengan harga yang relatif murah.

2.

Tersedianya air dan listrik untuk industri.

3.

Letaknya yang strategis dengan pelabuhan Cigading, sehingga memudahkan


untuk transportasi bahan baku.

4.

Letaknya dekat dengan PT. Krakatau Steel yang diharapkan pada masa
mendatang akan memenuhi bahan baku utama Pelat Timah yaitu TMBP (Tin
Mill Black Plate) yang digunakan oleh PT. Latinusa Tbk

2.5 Struktur Organisasi


Struktur organisasi di PT. Latinusa Tbk merupakan struktur organisasi
garis yang digabungkan dengan fungsi staf. Sitem pertanggungjawaban direksi

II-4

dan pimpinan lainnya dari semua tingkatan tertuang dalam struktur organisasi PT.
Latinusa Tbk sebagai berikut:

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Latinusa Tbk


Sumber : Company Profile PT. Latinusa Tbk

2.6 Aktivitas Perusahaan


Aktivitas PT. Latinusa Tbk meliputi alur produksi perusahaan,
2.6.1 Alur Produksi Perusahaan
II-5

Metode pelapisan timah (tin plating) yang dilakukan oleh PT. Latinusa
adalah dengan kontinyus proses yang menggunakan cara vertikal (Ferrostan),
artinya semua proses yang dilakukan di dalam sebuah tanki. Pada proses ini strip
(lembaran pelat baja yang berjalan) dilewatkan melalui conductor roll dibagian
atas dan sink roll di bagian bawah tanki. Pada proses pelapisan timah
digunakanlah prinsip elektrolisis, dimana strip yang akan dilapisi dengan timah
diberikan muatan negatif (sebagai katoda) dan timah itu sendiri sebagai positif
(anoda) yang akan dialiri dengan arus listrik.
2.6.1.1 Bahan Baku Produksi
Bahan baku produksi terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku
penunjang, yaitu:
a. Bahan Baku Utama
Berikut adalah bahan baku utama yang digunakan oleh PT. Latinusa:
.

Tin Mill Black Plate (TMBP)


Bahan baku yang digunakan dalam proses pelapisan timah pada strip

baja dengan metode elektrolisa adalah Tin Mill Black Plate ( TMBP ) yaitu baja
tipis berbentuk lembaran yang pada proses elektrolisis berperan sebagai katoda.
PT. Latinusa Tbk memperoleh bahan baku TMBP dari dalam maupun luar negeri.
Suplai dalam negeri berasal dari PT. Krakatau Steel sedangkan suplai luar negeri
berasal dari beberapa negara, diantaranya jepang yaitu dari perusahaan Nippon
Steel Coorporation ( NSC ), Nippon kohan ( NKK ) dan Kawasaki Steel ( KS )
selain itu juga berasal dari korea dan Australia.
Karateristik dan sifat dari TMBP antara lain sebagai berikut :
1. TMBP adalah baja yang mengandung unsur karbon maksimum kurang dari
2 %.
2. Warna struktur dari material bila dilihat dengan mikroskop electron berupa
hitam serabut.
3. TMBP merupakan salah satu jenis baja canal dingin (cold roll mill).
4. Tidak diperbolehkan adanya karat yang timbul dalam TMBP.
5. Lapisan oil film yang melapisi TMBP mengandung kadar minyak
sebanyak 30 50 mg/m2, sesuai kebutuhan PT. Latinusa Tbk.
Proses produksi akan berjalan dengan baik dan sempurna jika ditunjang
dengan bahan baku yang bermutu. Proses pelapisan timah yang dilakukan di PT.
II-6

Latinusa Tbk merupakan proses lisensi dari USA Corporation yakni United State
Steel ( USS ) dengan prinsip elektrolisa.

Gambar 2.3 Tin Mill Black Plate ( TMBP )


Sumber : Data Primer, 2011
Tabel 2.2 Spesifikasi dan Karateristik TMBP
No
1

Spesifikasi
Ukuran Potong

Ukuran Gulungan Coil

Keterangan
Panjang potong 500 1100 mm
Tebal 0,11m - 0,39
Diameter dalam 508 mm
Diameter luar 1829 mm
Berat maksimal 10 ton

Sumber : Company Profile PT. Latinusa Tbk

Tabel 2.3 Tipe Bahan Baku Baja dan Penggunaanya Dalam Proses Produksi
Aimed Rockwell
Hardness 30 T
Single
Reduce
46 52

T2
T2.5

50 56
52 58

Application
Nozzle, spout, pangkal kaleng minyak berukuran 5
galon dan aplikasi lain yang enggunakan extra
deep drawing
Kaleng kotak kecil, kaleng ikan drawn, kaleng
kornet beef, ring,caps dan aplikasi lain yang
membutuhkan moderate deep drawing dan tingkat
kekerasan tertentu
Crowns, top plugs untuk kaleng cat dan aplikasi
lain yang membutuhkan moderate deep drawing
dan tingkat kekerasan tertentu

II-7

Double
Reduce

T3

54 60

T4

58 64

T5

62 68

DR 8

70 76

DR 9

73 79

Badan kaleng cat minyak ukuran 5 gallon, kaleng


sundry, kaleng besar dan aplikasi lain yang
membutuhkan tingkat kekerasan yang sesuai
Pangkal dan badan kaleng yang membutuhkan
kekuatan komperatif yang tinggi.
Pangkal dan badan kaleng yang membutuhkan
kombinasi kekerasan, kekuatan dan fleksibilitas
yang tinggi.
Badan dan pangkal untuk kaleng berdiameter kecil
namun dengan kekuatan tinggi.
Badan dan pangkal untuk kaleng berdiameter besar
namun dengan kekuatan tinggi

Sumber : Company Profile PT. Latinusa Tbk

2. Timah Putih
Timah putih atau Stannum merupakan bahan baku utama kedua pada
proses palapisan timah pada strip baja dengan menggunakan metode elektrolisa
yang berperan sebagai anoda. Timah yang diperlukan pada proses elektrolisa
adalah timah murni dengan kemurnian 99,99 %. Untuk pengadaan timah putih itu
sendiri PT. Latinusa Tbk mendatangkan dari PT. Tambang Timah Tbk, Bangka
Belitung. Timah putih tersebut dilebur untuk membentuk timah batangan yang
siap pakai pada prose plating. Peleburan ini dilakukan di bagian anode casting.
Untuk pencetakan timah tersebut bagian anode casting dengan bentuk dan ukuran
yang sudah ditentukan menggunakan Tin Melting Furnace. Alat tersebut
bekerja dengan menggunakan sistem burner dengan bahan bakar gas dari PGN.

b. Bahan Baku Penunjang


Bahan baku penunjang dalam proses pembuatan tin plate ada beberapa
jenis yaitu :
1. Asam Sulfat (H2SO4)
Fungsi dari larutan asam sulfat adalah untuk menghilangkan oksida logam
yang menempel pada permukaan strip baja. Selain itu juga berfungsi untuk
mengkasarkan permukaan strip agar pori-pori pada permukaannya terbuka,
sehingga daya lekat dari timah lebih baik. Asam sulfat digunakan pada proses
pickling dengan konsentsasi 5-10%.
II-8

2. Natrium Hidroksida (NaOH)


Larutan ini berfungsi untuk menghilangkan kotoran berupa minyak, grease
dan debu dengan tujuan agar bersih pada saat dilakukan proses pelapisan.
Konsentrasi minimum NaOH adalah 6 oz/gal.
3. Phenol Sulfonic Acid (PSA)
Larutan ini berfungsi untuk meningkatkan konduktifitas larutan serta
mencegah terjadinya oksidasi Sn2+ menjadi Sn4+. Konsentrasi larutan PSA
yang digunakan 12-15 gr/ liter. Bila konsentrasi larutan terlalu rendah, maka
akan menyebabkan turunnya konduktifitas larutan sehingga membutuhkan
daya listrik yang besar. Bila larutan PSA terlalu tinggi, maka dapat
menyebabkan defect berupa bercak noda pada permukaan tin plate (tin pickup).
4. Ethoxylated Napohtol Sulfonic Acid (ENSA)
Manfaat dari larutan ENSA adalah untuk mengkilapkan plate setelah
mengalami proses melting dan berfungsi sebagai penetralisir larutan plating
dan juga meminimalisasi timbulnya defect, seperti: wood grain, high current.
Standard pemakaian ENSA adalah sebesar 3-6 gr/liter.
5. Stannous Sulfat (SnSO4)
Fungsi dari larutan ini adalah sebagai sumber awal adanya ion-ion timah
dalam larutan. Konsentrsi dari ion Sn2+ dalam larutan SnSO4 adalah 24-30
gr/liter.

6. Natrium Dikromat (Na2Cr2O7)


Larutan ini digunakan pada bagian chemical treatment. Fungsi larutan ini
membuat lapisan oksida chrome pada permukaan tin plate agar lebih tahan
terhadap oksidasi dari lingkungan.
7. Sulfonik N 150/N 120
Sulfonik N 150/N 120 merupakan senyawa yang berbentuk busa (foam).
Tujuan pemberian senyawa ini adalah mencegah bau pada waktu proses dan
mencegah terjadinya oksidasi oleh udara luar (karat).
8. Dioctyle Sebacate (DOS)

II-9

DOS merupakan lapisan oil yang berfungsi untuk melapisi timah supaya tahan
terhadap goresan.
2.6.1.2

Proses Produksi

Proses produksi di PT. Latinusa Tbk terbagi menghasilkan 3 produk


yaitu berupa coil/gulungan dengan proses ETL ( Electrolysic Tinning Line ),
sheet/lembaran dengan proses Shearing Line dan scroll line sebagai berikut:
a. ETL ( Electrolytic Tinning Line )
Proses elektrolisis tinning line terbagi menjadi tiga tahap yaitu entry
section, plating section dan exit section. Adapun spesifikasi alat untuk proses ETL
sebagai berikut:
Tabel 2.4 Spesifikasi Alat Proses ETL
No
1
2
3
4
5
6
7

Spesifikasi
Type
Capacity
Line Speed
Reflow
Passivation
Oiling
Licensed

Keterangan
Ferrostan, in soluble anode
160.000 metric tons/ year
315 meter/ minute max
Conduction & resistance melting
CDC type 311
DOS with electrostatic system
US Steel Corporation

Sumber : Divisi Produksi PT. Latinusa Tbk

1. Entry Section
Pada proses ini TMBP ( Tin Mill Black Plate ) yang berbentuk lembaran
baja sebagai bahan baku untuk coil diletakan pada madril pay of reel di posisi
tengah dan digerakan dengan system hidraulik. Lembaran baja akan dilepaskan
dari gulungan kemudian menuju double cut shear yang digunakan untuk
memotong strip sebelum proses pelapisan berlangsung sehingga antara kedua
ujung strip memungkinkan untuk disambung. Kemudian penyambungan di
lakukan overlap welding selama 25-30 detik sedangkan process section tetap
berjalan tanpa mengurangi kecepatan line.
Hal ini disebabkan oleh adanya fasilitas entry looping tower yang
berfungsi sebagai accumulator. Setelah melalui proses tersebut strip akan masuk
ke dalam steering roll untuk menjaga supaya lembaran baja tetap berada di center
roll dan jika bergeser akan segera ditarik kembali menuju center oleh sensor optik
secara otomatis. Dari sini strip akan menuju side timer yang digunakan untuk

II-10

memotong sisi strip sesuai dengan permintaan customer jika bahan baku TMBP
yang akan diproses lebih dari lebar kebutuhan customer dan selanjutnya oleh burr
masher roll, pinggir potongan itu diratakan kembali. Kecepatan entry section dari
jogging 100 335 m/menit.
2. Process Section
Cleaning
Proses ini diawali oleh proses pre cleaning yaitu dilakukan untuk
membersihkan

kotoran-kotoran

yang

menempel

pada

permukaan

strip.

Dilanjutkan dengan proses cleaning yang akan berlangsung secara elektrolisis


dalam NaOH dan additional agent yang disertai oleh adanya arus listrik DC. Arus
ini akan mengalir melalui konduktor rol sementara

sepasang gride akan

memberikan muatan yang berlawanan terhadap larutan elektrolit. Untuk


pembilasan dilakukan proses cleaning rinsing yang berfungsi mencegah
terjadinya kontaminasi dan merupakan proses netralisasi antara larutan cleaning
dengan cara menyemprotkan air pada strip.

Pickling
Proses pickling yaitu proses untuk menghilangkan oksida logam dan

karat yang terdapat pada strip serta mengkasarkan permukaan strip sehingga daya
lekat terhadap pelapisan timah menjadi lebih baik, dalam proses ini digunakan
larutan H2SO4 dengan konsentrasi 5 10 %. Proses pickling rinsing merupakan
proses akhir yang dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan sisa- sisa dari
larutan H2SO4 yang masih menempel pada strip. Apabila masih terdapat larutan
H2SO4 yang masih menempel maka akan menyebabkan proses pelapisan timah
tidak dapat berjalan dengan sempurna yang berpotensi berkurangnya daya
addesive timah terhadap permukaan TMBP/ bahan baku.

Plating, Drag Out, Hot Air Dryer dan Marking Section


Proses plating merupakan proses elektrolisa dimana larutan yang

digunakan akan dialiri arus listrik sehingga terjadi proses pelapisan timah yang
ketebalannya disesuaikan dengan keinginan customer. Setelah plating dilakukan
proses drag out dan pengeringan (hot air dryer) yang dilakukan untuk

II-11

membersihkan sisa- sisa larutan plating yang menempel pada permukaan strip.
Hasil pelapisannya pada permukaan bahan baku berupa endapan kristal timah
abu- abu yang masih belum mengkilap (berupa SnO2, oksida timah). Proses
marking section adalah proses pemberian tanda yang dilakukan pada salah satu
bagian sisi permukaan plat timah sehingga mudah untuk diketahui perbedaan yang
antara bagian top coating dan bottom coating pada lapisan yang berbeda sesuai
pesanan. Dilanjutkan dengan proses reflow melting section yaitu proses yang
dilakukan untuk mengecilkan timah pada permukaan untuk mengkilapkan
permukaan strip dan membentuk SnO atau paduan paduan logam berupa Fe-Sn.

Chemical Treatment dan Oiling


Setelah strip dilapisi dengan timah kondisi strip untuk permukaanya

telah mengkilap. Proses Chemical treatment yaitu proses yang bertujuan untuk
menambah ketahanan produk terhadap korosi yang terjadi sebagai akibat dari
oksidasi udara luar, handling serta untuk mendapatkan hasil pelapisan timah yang
pasif atau yang tahan terhadap goresan. Proses Chemical treatment rinsing
merupakan proses untuk menghilangkan sisa- sisa larutan chemical treatment
yang masih melekat pada plat timah. Proses terakhir dalam tahap ini yaitu proses
oiling yang dilakukan dengan cara memberikan lapisan oil DOS sesuai kebutuhan
pelanggan pada permukaan plat timah.
3. Exit Section
Tahap ini terbagi kedalam delapan proses dimana proses-proses ini
merupakan tahapan akhir produk tinplate.
Exit looping tower yaitu penampung yang ada saat pemotongan coil

pada bagian exit section.


Visual mirror inspection merupakan proses inspeksi untuk memeriksa
cacat yang mungkin terjadi pada tin plate dan dapat dilihat secara

visual.
Tin Coating gauge adalah proses untuk mengukur ketebalan lapisan

timah.
Automatic pinholes detector merupkan proses yang memeriksa cacat
yang mungkin terjadi pada permukaan tin plate secara otomatis dengan
menggunakan sinar .

II-12

Length monitoring merupakan proses untuk mengukur panjang tin

plate.
Cut shear auto dan manual adalah proses untuk memotong tin plate
pada bagian ujung dari coil setelah gulungan strip pada coil mencapai
jumlah panjang tertentu dan apabila suatu waktu system auto
mengalami gangguan maka penggunaan secara otomatis akan

digantikan oleh penggunaan secara normal.


Recoiler 1 dan recoiler 2 merupakan proses penggulungan tin plate
yang telah selesai diproses dalam bentuk coil.

4. Packaging
Pada proses ini merupakan proses pengepakkan (packaging) gulungangulungan hasil dari proses ETL yang sudah di lapis dengan timah (tin plate),
kemudian disimpan di gudang (ware house) sebelum diambil oleh pemesan.
gulungan-gulungan tin plate, pertama-tama dibungkus dengan karton yang dilapis
lilin agar tahan terhadap pengaruh larutan atau yang lainnya. Kemudian dibungkus
dengan plastik dan diisolasi serta diikat dengan pita baja. Penempatan gulungangulungan tersebut diatur dan diletakkan sesuai dengan line sign customer dengan
tujuan untuk memudahkan pada saat pengangkutan dan pengiriman.
b. Shearing Line
Produk pelat timah yang dihasilkan PT. Latinusa Tbk selain
dalam bentuk gulungan (coil) juga terdapat dalam bentuk lembaran
(sheet). Pada bagian ini dilakukan pemotongan strip yang sudah melalui
proses electrolytic tinning line menjadi lembaran-lembaran dengan ukuran
panjang sesuai dengan permintaan konsumen. Adapun rangkaian proses
yang dilakukan, yaitu:
1.

Pay off reel


Berfungsi sebagai uncoiler, yaitu melepaskan gulungan strip
dari coilnya. Pada bagian ini unrecoiler dilengkapi dengan threding belt
yang mengandung magnet permanen yang berfungsi sebagai alat bantu
untuk penghantar strip dari pay off reel ke pinch roll.

2. Visual inspection

II-13

Pada bagian shearing line ini juga dilakukan pemeriksaan cacat


(defect) yang terdapat pada permukaan strip yang berasal dari proses
electrolytic tinning line. Pemeriksaan ini berfungsi untuk menentukan
klasifikasi dari lembaran yang dihasilkan.
3. Automatic inspection (Pin hle detector)
Adanya cacat kecil pada pada strip yang biasanya tidak
terdeteksi atau tidak dapat di deteksi oleh bagian visual inspection, maka
pada bagian ini dapat dapat di deteksi spesifikasi pinhole, pada bagian ini
dilengkapi juga dengan alat pendeteksi ketebalan strip.
4. Drum Shear
Berfungsi untuk memotong lembaran-lembaran dalam ukuran
panjang sesuai pesanan. Pemotong terdiri atas dua buah pisau atas bawah,
untuk mendapatkan potongan yang panjang maka kecepatan putaran drum
5.

shear diperlambat dengan mengatur sesuai setting dan programnya.


Sheet classifier
Berfungsi untuk mengatur masuknya lembaran-lembaran hasil

potongan kedalam piller-piller yang telah ditentukan.


6. Piller Box
Berfungsi untuk menempatkan lembaran-lembaran strip sesuai
dengan mutunya. Piller nomor 1 untuk lembaran-lembaran hasil dari
automatic pinhole, piller nomor 2 untuk lembaran-lembaran yang akan di
sortir kembali dengan manual inspection, dan piller nomor 3 serta piller
nomor 4 khusus untuk lembaran-lembaran yang bermutu paling baik
(prime).
7. Packaging
Pada proses ini merupakan proses pengepakkan (packaging)
lembaran-lembaran yang sudah di lapis dengan timah (tin plate), kemudian
disimpan di gudang (ware house) sebelum diambil oleh pemesan.
Lembaran-lembaran tin plate, pertama-tama dibungkus dengan karton
yang dilapis lilin agar tahan terhadap pengaruh larutan atau yang lainnya.
Kemudian dibungkus dengan plastik dan diisolasi serta diikat dengan pita
baja. Penempatan lembaran-lembaran tersebut diatur dan diletakkan sesuai
dengan line sign customer dengan tujuan untuk memudahkan pada saat
pengangkutan dan pengiriman.

II-14

c. Scroll Line
Produk pelat timah yang dihasilkan PT. Latinusa Tbk selain
dalam bentuk gulungan (coil) dan lembaran (sheet), ada pula yang
berbentuk scroll cut. Pada bagian ini dilakukan pemotongan coil menjadi
bentuk scroll, sudah melalui proses electrolytic tinning line.
1.

Pay off reel


Proses yang dilakukan mulai dari persiapan coil dari proses ETL.

Kemudian coil tersebut diposisikan pada uncoiler untuk melepaskan gulungan


strip dari coilnya. Strip yang telah berjalan keluar dari uncoiler masuk ke dalam
leverell roll yang berfungsi sebagai flatness/ straigthness
2.
Mirror Inspection
Strip yang berasal dari mandrill strip kemudian ditarik secara manual
oleh operator hingga melewati mirror inspection. Mirror inspection berfungsi
untuk melihat cacat (defect) secara visual.
3.
Leverell Roll
Strip melewati leverell roll yang berfungsi untuk melevelkan atau
meluruskan strip tersebut agar sheet tetap flat dan di leverell roll dilengkapi
dengan centering roll yang berfungsi agar sheet tetap di posisi center.
4.

Drum Shear
Strip yang sudah melakukan jogging, kemudian diberi tekanan dari arah

mandrill agar strip tersebut kencang dan tidak kendur saat dilakukan proses
pemotongan. Proses pemotongan dilakukan pada drum shear (tempat pemotongan
strip) dengan pisau khusus yang bisa digunakan untuk dua fungsi pemotongan
yaitu straight dan scr (scroll).
5.

6.

Sheet classifier
Berfungsi untuk mengatur masuknya lembaran-lembaran hasil
potongan kedalam piller-piller box yang telah ditentukan.
Piller Box
Berfungsi untuk menempatkan lembaran-lembaran strip sesuai
dengan mutunya. Piller nomor 1 untuk lembaran-lembaran hasil dari
automatic pinhole, piller nomor 2 untuk lembaran-lembaran yang akan di
sortir kembali dengan manual inspection, dan piller nomor 3 serta piller
nomor 4 khusus untuk lembaran-lembaran yang bermutu paling baik
(prime).

II-15

8.

Pakaging
Pada proses ini merupakan proses pengepakkan (packaging)
lembaran-lembaran yang sudah melalui proses scroll cut, kemudian
disimpan di gudang (ware house) sebelum diambil oleh pemesan.
Lembaran-lembaran tin plate, pertama-tama dibungkus dengan karton
yang dilapis lilin agar tahan terhadap pengaruh larutan atau yang lainnya.
Kemudian dibungkus dengan plastik dan diisolasi serta diikat dengan pita
baja. Penempatan lembaran-lembaran tersebut diatur dan diletakkan sesuai
dengan line sign customer dengan tujuan untuk memudahkan pada saat
pengangkutan dan pengiriman.

2.7 Sistem Manajeman Perusahaan


Kemajuan dari PT Latinusa, Tbk ini tidak luput dari kebijakankebijakan yang diterapkan oleh perusahaan ini. Berikut ini sistem manajemen
perusahaan yang ada di PT Latinusa, Tbk:
1. ISO 9001:2008 (Sistem Manajemen Mutu)
2. ISO 14001 (Sistem Manajemen Lingkungan)
3. OHSAS 18000 (Sisstem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
4. SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
2.8 Divisi Produksi
Tanggung jawab divisi produksi adalah mengatur dan mengurus semua
kegiatan produksi berdasarkan rencana produksi yang ditentukan agar dihasilkan
sesuai dengan jumlah dan kualitas yang ditentukan dengan biaya yang seefisien
mungkin. Menjaga seluruh kegiatan proses produksi agar kegiatan produksi
berjalan sesuai dengan metode pedoman yang telah ditetapkan. Bekerja sama
dengan divisi lainnya yang terkait dalam pengaturan produksi dan penyediaan
bahan dan menerapkan prinsip- prinsip K3 di lingkungan kerja.

II-16

Gambar 2.5 Struktur Organisasi Divisi Produksi PT. Latinusa Tbk


Sumber : Company Profile PT. Latinusa Tbk

2.9 Uraian Pekerjaan Pada Proses ETL


Uraian pekerjaan operator pada proses ETL terbagi menjadi 3 tahapan yaitu
entry section, process section dan exit section. Adapun uraian pekerjaannya
sebagai berikut:

Tabel 2.5 Uraian Pekerjaan Pada Proses ETL


Tahapan Proses ETL

1. Entry Section

2. Process Section

3. Exit Section

Uraian Pekerjaan
Mengendalikan kontrol produksi bagian entry
Menggerakkan hidrolik
Mengawasi bahan baku yang masuk ke dalam proses
Mengingat order konsumen
Menarik ujung strip bahan baku ke dalam mesin
Bertanggung jawab atas semua mesin dalam proses entry
Mengendalikan kontrol proses produksi pelapisan timah
Mengawasi proses pelapisan secara visual
Mengatur kadar bahan kimia sesuai order konsumen
Mengatur semua kendali menggunakan tombol kontrol
Bertanggung jawab atas semua mesin dalam proses pelapisan
Menarik ujung strip hasil pelapisan untuk ke proses selanjutnya
Memeriksa kecacatan secara manual dengan mirror inspection
Mengatur kendali produksi dalam ruangan kontrol

II-17

Mengawasi mesin pemotongan yang sering terjadi kerusakan


Bertanggung jawab akan kualitas produk untuk diserahkan ke bagian QA
Kontrol hasil produksi sesuai order konsumen
Bertanggung jawab atas semua mesin dalam proses section

II-18

Anda mungkin juga menyukai