DI SUSUN
O
L
E
H
NAMA
:BERNADUS SUKANDI
NIM
:160400062541
DOSEN
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KAPUAS SINTANG
T.A 2016/2017
B. SEJARAH
a. Pengantar ilmu hukum (PHI) merupakan terjemahan dari mata kuliah inleiding tot de
recht sweetenschap yang diberikan di Recht School (RHS) atau sekolah tinggi
hukum Batavia di jaman Hindia Belanda yang didirikan 1924 di Batavia (Jakarta
sek.) istilah itupun sama dengan yang terdapat dalam undang-undang perguruan
tinggi Negeri Belanda Hoger Onderwijswet 1920.
b. Di zaman kemerdekaan pertama kali menggunakan istilah pengantar ilmu hukum .
adalah perguruan tinggi Gajah Mada yang didirikan di Yogyakarta 13 maret 1946.
c. Salah satu bidang studi hukum, yang mempelajari perkembangan dan asal usul
system hukum dalam masyarakat tertentu dan memperbandingkan antar hukum yang
berbeda karena di batasi waktu yang berbeda pula.
d. Sejarah Hukum adalah bidang studi tentang bagaimana hukum berkembang dan apa
yang menyebabkan perubahannya. Sejarah hukum erat terkait dengan perkembangan
peradaban dan ditempatkan dalam konteks yang lebih luas dari sejarah sosial.
e. Di antara sejumlah ahli hukum dan pakar sejarah tentang proses hukum, sejarah
hukum dipandang sebagai catatan mengenai evolusi hukum dan penjelasan teknis
tentang bagaimana hukum-hukum ini berkembang dengan pandangan tentang
pemahaman yang lebih baik mengenai asal-usul dari berbagai konsep hukum.
f. Sebagian orang menganggapnya sebagai bagian dari sejarah intelektual. Para
sejarawan abad ke-20 telah memandang sejarah hukum dalam cara yang lebih
kontekstual, lebih sejalan dengan pemikiran para sejarawan sosial. Mereka meninjau
lembaga-lembaga hukum sebagai sistem aturan, pelaku dan lambang yang kompleks,
dan melihat unsur-unsur ini berinteraksi dengan masyarakat untuk mengubah,
mengadaptasi, menolak atau memperkenalkan aspek-aspek tertentu dari masyarakat
sipil.
g. Para sejarawan hukum seperti itu cenderung menganalisis sejarah kasus dari
parameter penelitian ilmu sosial, dengan menggunakan metode-metode statistik,
menganalisis perbedaan kelas antara pihak-pihak yang mengadukan kasusnya,
mereka yang mengajukan permohonan, dan para pelaku lainnya dalam berbagai
proses hukum.
3. Teori Utilitas = hukum bertujuan mewujudkan apa yng berfaedah, Kebahagian terbesar
untuk jumlah terbanyak. The greatest happiness for the greatest number, hukum bisa
dikatakan berhasil guna apabila sebanyak mungkin dapat mewujudkan keadilan (Jeremy
Betham dalam bukunya the principles of morals and legislation, 1780M).
hukum dengan kekuasaan saling melengkapi, ucapan Prof. Muhtar Khusumahatmadja yang
sangat popular. Hukum tanpa kekuasaan adalah angan-angan, kekuasaan tanpa hukum
adalah kesewenang-wenangan.
Kelemahan teori ETIS & UTILITAS: terlalu berat sebelah, terlalu mengagungkan keadilan
dengan mengabaikan kepastian hukum.
Dengan terabaikannya kepastian hukum akan terganggu ketertiban, padahal dengan
terwujudnya ketertiban maka akan terwujud pula keadilan Kelemahan teori ini memunculkan
teori pengayoman (pendapat menteri kehakiman suhardjo).
Teori ini berpendapat bahwa : tujuan hukum adalah mengayomi kepentingan manusia secara
aktif (mendapatkan kondisi kemasyarakatan yang manusiawi dalam proses yang berlangsung
secara wajar) dan pasip (mengupayakan pencegahan tindakan sewenang-wenang dan
penyalah gunaan hak).
Pengayoman meliputi :
a. Mewujudkan ketertiban dan keteratuaran
b. Mewujudkan kedamaian sejati
c. Mewujudkan keadialan
d. Mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial
J.
K. DEFINISI HUKUM
1. Prof. Meyers: Semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan
kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat yang menjadi pedoman bagi penguasa
Negara dalam melakuakn tugasnya.
2. Leon dubuit: Aturan tingkah laku masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat
tertentu diindahkan masyarakat oleh masyarakat sebagai jaminan diri kepentingan
bersama dan jika dilanggar menimbulkan reaksi bersama.
3. Imanuel kant keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak bebas dari orang-orang
dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang lain menurut asas
kemerdekaan.
4. Utrecht: Himpunan peraturanperaturan yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan
oleh karena itu harus ditaati oleh masyarakat.