Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

Disusun Oleh :
Nama

: Nirma Chandra Dewi

NIM

: SN161091

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2016 / 2017

LAPORAN PENDAHULUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

A. Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Energi


1. Pengertian
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan
oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas
tubuh (Alimul, 2006, hlm. 52).
Nutrisi adalah substansi organik dan non organik yang ditemukan
dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (
Kozier dalam Mubarak, 2008, hlm. 26)
2. Etiologi
a. Kekurangan nutrisi
1) Efek dari pengobatan
2) Mual/ muntah
3) Gangguan intake makanan
4) Radiasi/ kemoterapi
5) Penyakit kronis
6) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker
7) Disfagia karena adanya kelainan persarafan
8) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit / intoleransi laktosa
9) Nafsu makan menurun ( Wartonah, 2006 dan Alimul, 2006, hlm. 67)
b. Kelebihan nutrisi
1) Kelebihan intake
2) Gaya hidup
3) Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori
4) Penurunan laju metabolic
5) Latihan/ aktivitas yang tidak adekuat (Wartonah, 2006 dan Potter,
2005)

3. Patofisiologi
a. Anatomi
Saluran pencernaan manusia terdiri dari:
1) Mulut
2) Faring
3) Esophagus/ kerongkongan
4) Lambung
5) Usus halus : duodenum dan jejunum
6) Usus besar/ kolon

7) Rectum dan anus


b. Elemen/ zat gizi terdiri dari :
1) Karbohidrat
2) Protein
3) Lemak
4) Mineral
5) Air
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan energy
1) Basal metabolisme meningkat
2) Aktivitas tubuh
3) Faktor usia
4) Penyakit
d. Kegiatan yang membutuhkan energi
1) Vital kehidupan, pernapasan, sirkulasi darah, suhu tubuh
2) Kegiatan mekanik oleh otot
3) Aktivitas otak dan syaraf
4) Absorbs zat-zat gizi disalurkan, pencernaan
5) Sekresi cairan pencernaan
6) Energy kimia untuk membangun sel, jaringan enzim, hormone
7) Pengeluaran hasil metabolisme
(Lynda Juall,2006)

PATHWAY

4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis atau tanda dan gejala nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh menurut buku saku diagnosa keperawatan NIC-NOC antara lain :
a. Subjektif
1) Kram abdomen
2) Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit.
3) Merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan.
4) Melaporkan perubahan sensasi rasa.
5) Melaporkan kurangnya makanan.
6) Merasa kenyang segrav setelah mengingesti makanan.
b. Objektif
1) Tidak tertarik untuk makan.
2) Diare.
3) Adanya bukti kekurangan makanan.
4) Kehilangan rambut yang berlebiahan.
5) Busing usus hiperaktif.
6) Kurangnya minat pada makanan.
7) Luka,rongga mulut inflamasi.
5. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
1) Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan
kecukupan

nutrisi

meliputi

metode

enteral

(melalui

system

pencernaan). Nutrisi enteral juga disebut sebagai nutrisi enteral total


(TEN) diberikan apabila klien tidak mampu menelan makanan atau
mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas dan transport
makanan ke usus halus terganggu. Pemberian makanan lewat enteral
diberikan melalui slang nasogastrik dan slang pemberian makan
berukuran kecil atau melalui slang gastrostomi atau yeyunostomi.
2) Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi parenteral
total (TPN) atau hiperalimentasi intravena (IVH), diberikan jika
saluran gastrointestinal tidak berfungsi karena terdapat gangguan
dalam kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya
terganggu. Nutrisi parenteral diberikan secara intravena seperti melalui
kateter vena sentral ke vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak,
protein, elektrolit, vitamin, dan unsure renik, semuanya ini
memberikan semua kalori yang dibutuhkan. Karena larutan TPN
bersifat hipertonik larutan hanya dimasukkan ke vena sentral yang
beraliran tinggi, tempat larutan dilarutkan oleh darah klien.
( Kozier, 2011, hlm. 784-801)

b. Penatalaksanaan keperawatan
1) Menstimulasi nafsu makan
a) Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien
yang disesuaikan dengan kondisi klien
b) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien
yang anoreksik
c) Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat
sebelum atau setelah makan
d) Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan
dan bau yang tidak enak. Balutan kotor, pispot yang telah dipakai,
set irigasi yang tidak tertutup atau bahkan piring yang sudah
dipakai dapat memberikan pengaruh negative pada nafsu makan
e) Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan sebelum
waktu makan; istirahat bila mengalami keletihan
f) Kurangi stress psikologi
g) Berikan oral hygiene sebelum makan
2) Membantu klien makan
3) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai dengan
kondisi
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya
perubahan nutrisi adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Kadar total limfosi


Albumin serum
Zat besi
Transferin serum
Kreatinin
Hemoglobin
Hematokrit
Keseimbangan nitrogen
Tes antigen kulit
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan resiko status

nutrisi buruk meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai


limfosit, penurunan albumin serum < 3. 5 gr/dl, dan peningkatan/ penurunan
kadar kolesterol ( Mubarak, 2008, hlm. 61).
7. Komplikasi
a. Malnutrisi adalah ekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan
(nutrisi)
b. Obesitas adalah obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan
yang mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya
adalah melebihi kebutuhan metabolism karena kelebihan asupan kalori
dan penurunan dalam pengguanaan kalori.

c. Hipertensi adalah hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga


disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti
penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya
hidup yang berlebihan.
d. Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yangs sering
disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat
ini, gangguan ini sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup
yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
e. Kanker adalah kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan.
f. Anoreksia nervosa . Merupakan penurunan berat badan secara mendadak
dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan
badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energy.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian nutrisi penting khususnya bagi pasien yang beresiko
masalah nurisi berhubungan dengan stres, penyakit, hospitalisasi, kebiasaan
gaya hidup, dan faktor-faktor lain. Pengkajian nutrisi terdiri dari empat area
pokok yaitupengukuran fisik (tinggi dan berat badan), tes laboratorium,
riwayat diet dankesehatan dan observasi klinik (Potter dan Perry, 2005).
a. Pengkuran Fisik
Pengukuran tinggi dan berat badan harus diperoleh ketika pasien masuk
rumah sakit atau lingkungan pelayanan kesehatan apapun. Apabila
memungkinkan, pasien harus ditimbang pada waktu yang sama setiap
hari, padaskala sama dan dengan pakaian atau linen yang sama.
Perubahan berat badanterakhir harus didokumentasikan (Potter dan Perry,
2005).
b. Tes Laboratorium
Tidak satupun tes laboratorium atau biokimia adalah diagnostik untuk
malnutrisi. Tes-tes dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keseimbangan
cairan dan fungsi hati, fungsi ginjal dan adanya penyakit. Tes
laboratorium biasanya digunakan untuk mempelajari status nutrisi
termaksud ukuran protein plasma seperti albumin, transferin, retinol yang
mengikat protein, total kapasitas ikatan
c. Riwayat Diet dan Kesehatan
Selain riwayat keperawatan yang umum, perawat memperoleh riwayat
khusus diet yang lebih untuk mengkaji kebutuhan nutrisi aktual atau
potensial Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan cairan dan

makanan pasien. Sebaliknya informasi pilihan, alergi masalah dan area


yang berhubungan lainnya seperti kemampuan pasien untuk memperoleh
makanan (Potter dan Perry, 2005).
d. Status Kesehatan
Status kesehatan pasien berhubungan dengan nafsu makan yang baik
adalah tanda yang sehat. Anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya gejala
penyakit atau karena efek samping obat. Dan dukungan nutrisi adalah
bagian esensial penyembuhan setiap penanganan medis (Potter dan Perry,
2005).
e. Kultur dan Agama
Pola kultural, etnik, agama dan batasan mengenai makanan harus
diperhitungkan. Makanan dan diet tertentu harus diberikan apabila sesuai
(Potter dan Perry, 2005).
f. Status Sosioal ekonomi
Biaya makanan tidak tetap dan belanja bervariasi tergantung pada uang
yang tersedia (Potter dan Perry, 2005). Pilihan pribadi. kesukaan atau
ketidaksukaan pribadi mungkin berpengaruh terhadap diet. Makanan yang
berhubungan dengan kenangan yang menyenangkan cenderung menjadi
makanan favorit. Makanan yang berhubungan dengan kenangan yang
tidak menyenangkan cenderung untuk dihindari. Makanan mewah dapat
digunakan sebagai simbol status. Pilihan individu harus dipertimbangkan
ketika merencanakan diet terapeutik (Potter dan Perry, 2005).
g. Faktor Psikologis
Motivasi individu untuk makanan yang seimbang dan persepsi individu
tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan yang mempunyai
nilai simbolik yang utama bagi banyak orang (misalnya susu
menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbolkan kekuatan).
h. Alkohol dan obat-obatan
Penggunaan alkohol dan obat yang berlebihan memberikan konstribusi
pada defisiensi nutrisi karena mungkin dibelanjakan alkohol daripada
makanan dan alkohol menggantikan bagian makanan dan menekan nafsu
makan. Alkohol juga memperngaruhi gastrointestinal. Obat-obatan
berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal. Obatobatan yang
menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan gizi esensial.
Obatobatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan mengurangi
absospsi zat gizi didalam intostin(Potter dan Perry, 2005).
2. Diganosa Keperawatan
Pengkajian keperawatan memungkinkan perawat untuk menentukan
apakah masalah nutrisi aktual atau potensial. Defisit dapat terjadi jika

keseluruhan asupan oral menurun atau meningkat secara bermakna atau ketika
satu atau lebih nutrisi tidak diingesti, tidak semuanya didigesti atau tidak
semuanya diabrsobsi.
Diagnosa spesifik yang berhubungan dengan defisiensi nutrisi umum
atau masalah menempatkan pasien pada resiko defisiensi nutrisi seperi trauma
oral, luka bakar atau infeksi berat (Potter dan Perry, 2005).
Diagnosa Keperawatan Nanda Perubahan Status Nutisi
a. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan dengan:
1) Peningkatan laju metabolik
2) Asupan nutrisi yang tidak adekuat dalam diet
3) Peningkatan kehilangan nutrisi melalui cairan gastrointestinal
4) Kebutuhan energi tinggi akibat latihan yang berlebihan
b. Perubahan Nutrisi : Lebih dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan dengan:
1) Penurunan laju metabolik
2) Asupan nutrisi dan kilokalori yang berlebihan dalam diet
3) Latihan atau aktivitas yang adekuat
c. Perubahan Nutrisi Resiko : Lebih dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan
dengan:
1) Pola asupan makanan yang disfungsional
2) Gangguan hubungan dengan orang yang penting atau bermakna
3) Gangguan menelan akibat jalan nafas buat
3. Perencanaan
Perencanaan untuk memelihara status nutrisi yang tepat menyediakan
perawatan kualitas lebih tinggi daripada perbaikan defisit yang telah terjadi.
Identifikasi pasien dengan rencana asuhan keperawatan akan mencegah atau
meminimalkan masalah nutrisi. Pendidikan konseling nutrisi penting bagi
pasien yang diet teratur untuk mencegah penyakit dan meningkatkan
kesehatan. Pasien dengan diet terapeutik yang memahami rasional untuk diet
adalah seperti lebih rela. Untuk kelompok pasien rencana asuhan keperawatan
berdasarkan ada satu atau lebih dari tujuan berikut ini :
a. Klien akan kembali dalam 10% rentang berat badan yang baik.
b. Klien akan memperhatikan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam
batasan normal.
c. Pasien akan ingesti atau telah diberikan diet atau terapi nutrisi yang secara
minimal memenuhi RDA.
d. Tidak ada komplikasi yang dihasilkan dari terapi nutrisi. Dalam
lingkungan kesehatan dan perawatan rumah, maka klien dengan kondisi
fisiologis yang mempengaruhi nutrisi memerlukan nutrisi untuk
memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit dan zat gizi. Jika merencanakan
kebutuhan nutrisi yang kompleks maka konsultasi dengan ahli gizi untuk
membantu meningkatkan sumber makanan yang cukup

NO
DX
1

TUJUAN DAN

INTERVENSI

RASIONAL

KRITERIA
HASIL
Setelah dilakukan Biasakan pasien

Nutrisi enteral secara

tindakan

untuk diet dan

fisiologis

keperawatan

gunakan suplemen

lebih kuat dan lebih

selama x 24 jam

oral yang

murah daripada nutrisi

Pasien akan

diperlukan untuk

parenteral

bertambah berat

mencapai energy dan dan dapat memelihara

badan rata-rata

asupan nutrisi

struktur

sampai 0. 2

yang adekuat

dan fungsi intestine

Instruksikan pasien

Erosi yang terus

untuk minum air dan

menerus dalam

minum nonkafein

status nutrisi

pada waktu makan

menempatakan

dan diantara waktu

pasien pada resiko

makan

komplikasi dengan

Nutrisi

malnutrisi seperti

kg/minggu
Parameter
laboratorium akan
menunjukkan
bukti hidrasi
adekuat dan
meningkatkan
parameter nutrisi

sepsis, dehidrasi dan


ketidakseimbanng
Konsultasikan
dengan ahli gizi
untuk menetapkan
kebutuhan kalori
harian dan jenis
makanan yang sesuai
bagi klien

elektrolit
Dengan konsultasi, kita
dapat menentukan
metode diet yang
memenuhi asupan
kalori dan nutrisi yang
optimal

Jelaskan perlunya
konsumsi

Nutrisi berperan

karbohidrat, lemak,

menyediakan sumber

protein, vitamin,

energi, membangun

mineral dan cairan

jaringan dan mengatur

yang adekuat

proses metabolisme
tubuh.

4. Evaluasi
Diagnosa Keperawatan
a. Menunjukkan peningkatan Berat Badan
b. Menunjukkan perilaku untuk meningkatkan dan atau mempertahankan
c. Berat Badan
d. Membuat pilihan diet untuk memenihi kebutuhan nutrisi

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A Aziz, 2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan
proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Carpenito Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana asuhan keperawatan. Jakarta : EGC
Kozier, Barbara. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan
praktik edisi 7. Jakarta : EGC
Mubarak, dkk. 2008. Buku Ajar KDM. Jakarta: EKG

Potter, P. A, Perry, A. G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,


Proses, dan Praktik. Edisi 4. Volume 2. Alih Bahasa : Renata
Komalasari,dkk. Jakarta : EGC
Tarwoto dan Wartowah. 2004. KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai